OLAH VOKAL
5.Melengkapi variasi.
I. LATIHAN PERNAFASAN.
Dalam olah vokal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena
merupakan sumber tenaga penggerak atau penggetar pita suara kita. Latihan
pernapasan kita menjadi stabil dan efektif dalam menunjang pembentukan
suara.
a. Pernapasan Diafragma
Latihan 1 :
- Rasakan seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lutut pun terisi udara
biarkanlah tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu
dengan tulang-tulang.
- Biarkan otot punggung dan perut kita meleleh seperti air, biarkan
punggung rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung menjadi rata,
biarkan otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang di samping telinga
kita rileks hingga gigi kita tidak terkunci juga lidah tidak lengket pada bagian
atas mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang tidak
saling menyentuh.
- Biarkan wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi,
bibir, pelupuk mata seluruhnya rileks.
- Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah napas secara penuh
untuk merasakan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai
akibat pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.
Latihan 2 :
- Pada saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau
hidung, masuk ke pusat dan keluar kembali, selalu rasakan kehangatan udara di
dalam tubuh dan dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
- Pada tahap ini lakukan latihan dengan menahan napas sambil berjalan,
berlari ini dilakukan berulang kali.
1.Pengucapan
1.Bibir
2.Lidah
Lidah sangat berperan dalam membentuk bunyi huruf-huruf mati seperti C-D-
L-N-R-S-T dan lainnya. Lidah yang lincah akan dapat menentukan pembentukan
lafal yang baik, tepat dan jelas. Latihan-latihan dimaksud untuk mencapai
tingkat kelenturan sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga
mempunyai kekekuatan untuk melatih seseorang yang mengalami kesulitan
dalam membentuk bunyi R dan T.
Latihan lidah:
- Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan
kemudian menjulurkannya untuk membuat gerakan berupa lingkaran.
- Tempelkan ujung pada gigi seriatas lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung
lidah pada gigi seri bawah lalu doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.
3.Rahang
- Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/
leher lalu tutup mulut, rahang rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan
seterusnya berulang-ulang semakin cepat.
4.Langit-langit
Latihan:
Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakan pula dorongan napas
diafragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang dirasakan paling
tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.
a.Diksi
Cobalah :
1. p p p
pp- pp- pp
2. b b b
bb- bb- bb
bbb bbb bbb-
Ulang-ulangilah latihan ini. Akan sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap
pagi atau sore. Tidak usah lama. Cukup barang sepuluh atau lima belas menit
saja.
Coba pula pada huruf-huruf yang lain dengan cara yang sama, hingga semua
dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir merupakan sesuatu yang amat penting
bagi pengucapan yang jelas. Untuk memperoleh hal itu maka gerakan bibir
sebanyak mungkin. Aktifkan gerakan bibir.
b.Artikulasi
Yang dimaksud dengan artikulasi pada teater adalah pengucapan kata melalui
mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga
pendengar/penonton dapat mengerti pada kata-kata yang diucapkan.
Cacat artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara
gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya r,
dan sebagainya.
Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi
sewaktu-waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
Artikulasi tak tentu : hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat,
seolah-olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan
b. Getikulasi.
Getikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada
kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, getikulasi
pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda.
Getikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata
dengan satu kalimat kadang-kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata
Pergi !!!! dengan kalimat Angkat kaki dari sini !!!. Juga dalam drama bisa saja
terjadi sebuah dialog yang berbentuk Lalu ? , Kenapa ? atau Tidak ! dan
sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata
pada sebuah dialog.
Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya Tuan kelewatan. (mendapat tekanan), Pergi. (mendapat
tekanan).
d.Intonasi.
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi,
maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di
sini adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog.
Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu :
Tekanan Tempo
Warna suara
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia
sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda
warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna
suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki-laki dengan perempuan,
akan sangat jelas perbedaan warna suaranya.
Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain
harus memperhatikan artikulasi, getikulasi dan intonasi, harus memperhatikan
juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba merubah-rubah warna suara
dengan menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dsb.
3.Bentuk Ucapan
Membangun satu unsur dari keempat unsur di atas secara teknis amatlah
sulit. Biasanya baik membangun dengan satu unsur, lalu beralih pada yang lain,
atau membangun dalam dua atau tiga unsur sekaligus.
4.Memuncak
Bila dua pemain atau lebih harus bersama-sama membangun satu reka-
rekaan yang disebut topping, memuncak, dipergunakan, maka tiap pemain
berkata pada satu titik tinggi dalam volume, jarak, dan sebagainya dari kata
terakhir pemain sebelumnya. Ini mungkin efektif. Tapi menuntut latihan, sebab
pembangunan cenderung untuk meninggi begitu cepat hingga ucapan ketiga.
Maka satu penanjakan lagi sudah tidak mungkin.
5.Pembentukan Suara
Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka suara yang diproduksinya
akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik melebar kesamping maka
suara yang diproduksi akan terdengar cempreng. Seorang aktor harus lebih
menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture dan warna
suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Seorang aktor juga harus bisa mengolah beberapa warna vokal sesuai
tuntutan skenario, seperti:
Latihan 1:
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara angin itu sendiri, rasakan efek napas
tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.
- Tariklah napas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik,
rasakan bagaimana kandungan napas dan suara yang keluar.
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan
harimau, gajah, anjing, kucing dan lain sebagainya).
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi
burung, ayam, bebek, dan lain sebagainya).
Latihan 2 :
- Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi
yang volumenya di tambah.
- Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am:
rasakan sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik suara).
- Hindari ketegangan-ketegangan.
Selama latihan pikiran harus dikosongkan. Membaca teks tanpa berpikir dan
tanpa pause.
Suara keluar dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas aktor).
Ritme latihan sangat cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya
untuk latihan vokal saja. Suara relax dari improvisasi percakapan dengan
tembok, sepenuhnya bebas dari tensi. echo harus selalu ditangkap.
7.Latihan Macan
Latihan ini untuk membuat si aktor secara penuh tampil dan dalam waktu yang
bersamaan, menyusun suara parau dalam akting. Salah seorang memainkan
seekor macan yang sedang menyerang mangsanya. Yang lain bereaksi, meraung
seperti macan.
Itu bukanlah sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan
mempertahankan terus seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini.
Latihan vokal sekarang dibarengi dengan gerak mengendap-endap, jumpalitan,
melompat dan mencakar-cakar.
Diperlukan waktu jeda untuk vokal relaxation karena sangat penting , terutama
bagi mereka yang berlatih untuk pertama kalinya. Organ-organ ini suara belum
terbiasa digunakan dengan cara ini.
8.Latihan King-kong
Inti dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata King dan kong pada
nada yang sangat tinggi dan tempo yang sangat cepat, dengan seluruh rentetan
variasi dari nada rendah ke nada tinggi.
Setelah kira-kira lima menit, akan mencapai skala vokal yang tinggi dan nampak
sebagai sesuatu yang baru.
9.Latihan La-La
10.Latihan kucing
a.Intonasi
b.nuansa-nuansa
c.pitch
Karena pemain drama memiliki daya kreatifitas yang tinggi maka dalam hal
mengolah setiap bentuk latihan vokal dna pernafasan tentu akan mampu
mengembangkan sendiri tehnik2nya yang barangkali lebih praktis dengan hasil
lebih maksimal. Melalui disiplin latihan pribadi pasti akan melahirkan tehnik
tehnik baru dan setrusnya akan menemukan lagi dan lagi.
Perlu disadari bahwa hubungan antara penonton dan aktor adalah penting. Maka
Inti teater adalah aktor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat ciptakan
di panggung.