Anda di halaman 1dari 12

OLAH VOKAL SENI TEATER

Oleh Rudolf Puspa

Teater Keliling - Jakarta

OLAH VOKAL

Vokal sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi aktor, merupakan


media penyampai informasi melalui dialog. Informasi tentang alur cerita, setting
peristiwa, karakter tokoh, emosi, kondisi, usia tokoh dan lainnya. Dan hendaknya
tersampaikan secara jelas melalui keterampilan pemeran dalam menyampaikan
dialog.

Pencapaian dalam materi ini adalah menciptakan aktor dengan perangkat


vokalnya yang efektif dan elastis sehingga mampu menyesuaikan takaran
volume suaranya dengan kondisi apapun. Ia juga mampu menampilkan variasi-
variasi suara dengan baik seolah berbicara seperti kebiasaan sehari-hari, tetapi
tanpa kehilangan kesan teaterikal.

Melalui vokal seorang aktor harus mampu menggali kedalaman karakter


tokoh dan nuansa dramatik sehingga mampu menggugah imajinasi dan empatik
penonton.

Vokal (Suara) dan Speech (ucapan) amatlah penting di dalam sebuah


pementasan sebuah drama, karena merupakan bagian dari isyarat ataupun
symbol. Ada kalimat Emosional untuk menyatakan perasaan dan ada pula kata-
kata yang dapat digunakan sebagai senjata mencapai kekuatan.

Speech ada lima :

1.Menyalurkan kata-kata kepada penonton.

2.Memberi arti-arti khusus pada kata-kata tertentu melalui odulasi suara.

3.Memuat informasi tentang sifat dan perasaaan pemeranan misal: Tentang


umur, kedudukan social, jabatan, kegembiraan, putus asa, kemarahan.

4.Mengendalikan perasaan penonton.

5.Melengkapi variasi.
I. LATIHAN PERNAFASAN.

Dalam olah vokal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena
merupakan sumber tenaga penggerak atau penggetar pita suara kita. Latihan
pernapasan kita menjadi stabil dan efektif dalam menunjang pembentukan
suara.

a. Pernapasan Diafragma

Posisi diafragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut.


Pernapasan melalui diafragma inilah yang dirasakan menguntungkan dalam
berolah vocal, sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan
pernapasan dan peralatan suara dan juga mempunyai cukup daya untuk
pembentukan volume suara. Keuntungan lain yang diperoleh adalah pada saat
kita menahan napas otot-otot diafragma tersebut tegang, ketegangan otot ini
justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu hati.

Pernapasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun tenaga dalam


yang mengolah vibrasi, karena pernapasan diafragma akan memudahkan kita
dalam mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.

Berlatih pernapasan banyak ragam dan caranya. Latihan pernapasan bisa


dilakukan dengan berbagai cara, dari cabang-cabang beladiri seperti pencak
silat, karate, atau berenang sekalipun. Namun ada beberapa catatan penting
yang harus dilakukan untuk tujuan pernapasan dalam pemeranan (acting), yaitu:

Latihan 1 :

- Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut, rasakan


tubuh betul-betul rileks.

- Berbaring dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan rasa kearah


telapak kaki kita, ke ujung-ujung jari, rasakan seluruh pergelangan kaki terlepas.

- Rasakan seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lutut pun terisi udara
biarkanlah tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu
dengan tulang-tulang.

- Rasakan sendi-sendi pinggang dan tulang paha berisi udara sehingga


seluruh tubuh tidak lagi memberatkan kaki.

- Biarkan otot punggung dan perut kita meleleh seperti air, biarkan
punggung rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung menjadi rata,
biarkan otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang di samping telinga
kita rileks hingga gigi kita tidak terkunci juga lidah tidak lengket pada bagian
atas mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang tidak
saling menyentuh.
- Biarkan wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi,
bibir, pelupuk mata seluruhnya rileks.

- Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah napas secara penuh
untuk merasakan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai
akibat pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.

Latihan 2 :

- Tariklah napas secara mendalam tanpa paksaan, kedua tangan di pundak


untuk merasakan dorongan napas pada diafragma.

- Pada saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau
hidung, masuk ke pusat dan keluar kembali, selalu rasakan kehangatan udara di
dalam tubuh dan dinginnya udara yang kita hisap tersebut.

- Pada saat merasakan udara yang masuk kedalam tubuh senantiasa


melakukan penghayatan pada udara tersebut, rasakan rasa lega yang mendalam
di dalam tubuh lalu hayatilah udara turun keperut dengan emosi yang selalu
terjaga (konsentrasi).

- Pada tahap ini lakukan latihan dengan menahan napas sambil berjalan,
berlari ini dilakukan berulang kali.

- Bernapas di dalam air, dengan menahan beberapa saat lalu di hembuskan


dengan melalui teriakan

- Latihanlah yang intensif, emosi terjaga, selalu merasakan bahwa saat


latihan kita adalah bagian alam semesta ini.

- Hal yang paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan,


biarkan seluruhnya bergerak secara alami dan teratur.

II. OLAH VOKAL.

1.Pengucapan

Untuk dapat berartikulasi dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat


pengucapan. Artikulasi yang baik, akan dapat dicapai dengan menempatkan
posisi yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga efektif dan terkontrol.

Alat-alat tersebut antara lain:

1.Bibir

Sangat berperan dalam membentuk huruf-huruf hidup dan huruf M-B-P.


Latihan dengan membentuk mulut dengan ruang gerak yang maksimal, otot
bibir berulang membentuk bunyi A-I-U-E-O. Pada saat menyuarakan huruf u bibir
dibentuk mengkerucut tarik semaksimal mungkin kedepan. Pada bentuk O, bibir
membuat bulatan dan jangan lupa tarik bibir kearah depan tetap diperhatikan.
Pada bunyi A, bibir seolah pada posisi menguap membentuk lonjong maksimal.
Pada bentuk bunyi I, bibir seolah ditarik pipi ke samping sehingga mulut nampak
pipih.

Lakukan latihan ini berulang-ulang mulai dengan tempo membentuk


lambang-lambang bunyi, percepatan temponya semakin cepat dan cepat lagi.
Lakukan latihan dengan menyuarakan gabungan huruf mati dengan huruf diatas,
menjadi MA-BA-PA, MI-BI-PI, MU-BU-PU. ME-BE-PE, MO-BO-PO berulang-ulang dari
lambat ke sedang dan cepat. Lakukan juga dengan huruf mati yang lain. Lakukan
dengan diiringi latihan pernapasan.

2.Lidah

Lidah sangat berperan dalam membentuk bunyi huruf-huruf mati seperti C-D-
L-N-R-S-T dan lainnya. Lidah yang lincah akan dapat menentukan pembentukan
lafal yang baik, tepat dan jelas. Latihan-latihan dimaksud untuk mencapai
tingkat kelenturan sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga
mempunyai kekekuatan untuk melatih seseorang yang mengalami kesulitan
dalam membentuk bunyi R dan T.

Latihan lidah:

- Menjulurkan dan menarik lidah berulang-ulang

- Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan
kemudian menjulurkannya untuk membuat gerakan berupa lingkaran.

- Tempelkan ujung pada gigi seriatas lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung
lidah pada gigi seri bawah lalu doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.

- Tutup mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.

3.Rahang

Latihan membantu pembentukan rongga mulut.

- Tutup dan buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.

- Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/
leher lalu tutup mulut, rahang rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan
seterusnya berulang-ulang semakin cepat.

- Gerakan rahang bawah ke kanan dan kiri.

- Buat lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.


- Ucapkan dalam satu helaan napas bunyi: wawawawawawawawa,
yayayayayayayayayaya

4.Langit-langit

Terdiri dari langit-langit keras dan langit-langit lunak, merupakan bagian


penting dalam pembentukan suara maupun pengucapan. Selain itu, langit-langit
berperan juga sebagai dinding resonator pada rongga mulut.

Latihan:

- Tutup mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang berkumur, buka rahang


bawah tetapi bibir tetap rapat, tekan langit-langit ke atas dan ke bawah pula.

- Tutup mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan seolah anda


mengucapkan bunyi M, B, K, N, NG, D, dan lainnya. Saat melakukan ini dapat
dirasakan langit-langit bergerak ke atas dan ke bawah.

Setelah seluruh peralatan pernapasan dan peralatan pengucapan kita latih


dengan baik, barulah kita mencoba dengan membaca dialog.

Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakan pula dorongan napas
diafragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang dirasakan paling
tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.

2.latihan speech (ucapan)

a.Diksi

Ucapan, lafal, menentukan suara yang harus dipergunakan. Diksi, lagu


(gaya) berkata, memberi kualitas kejelasan suara dari sebuah kata yang
diucapkan. Latih agar dapat membedakan dengan jelas membedakan antara
huruf-huruf p dengan b, t dengan d, k dengan g.

Cobalah :

1. p p p

pp- pp- pp

ppp ppp ppp-

pppp- pppp- pppp

ppppp bbbbb ppppp

2. b b b

bb- bb- bb
bbb bbb bbb-

bbbb- bbbb- bbbb

bbbbb ppppp bbbbb

(tanda garis hubung merupakan ketukan jarak)

Ulang-ulangilah latihan ini. Akan sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap
pagi atau sore. Tidak usah lama. Cukup barang sepuluh atau lima belas menit
saja.

Coba pula pada huruf-huruf yang lain dengan cara yang sama, hingga semua
dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir merupakan sesuatu yang amat penting
bagi pengucapan yang jelas. Untuk memperoleh hal itu maka gerakan bibir
sebanyak mungkin. Aktifkan gerakan bibir.

b.Artikulasi

Yang dimaksud dengan artikulasi pada teater adalah pengucapan kata melalui
mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga
pendengar/penonton dapat mengerti pada kata-kata yang diucapkan.

Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang


mengakibatkan terjadinya artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :

Cacat artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara
gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya r,
dan sebagainya.

Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi
sewaktu-waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.

Misalnya:

o Kehormatan menjadi kormatan

o Menyambung menjadi mengambung, dan sebagainya.

Artikulasi jelek disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan


terlalu cepat, gugup, dan sebagainya.

Artikulasi tak tentu : hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat,
seolah-olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.

Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan

Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap


pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada-nada tinggi, rendah, sengau,
kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb

Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga


bentuk mulut.

b. Getikulasi.

Getikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada
kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, getikulasi
pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda.

Getikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata
dengan satu kalimat kadang-kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata
Pergi !!!! dengan kalimat Angkat kaki dari sini !!!. Juga dalam drama bisa saja
terjadi sebuah dialog yang berbentuk Lalu ? , Kenapa ? atau Tidak ! dan
sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata
pada sebuah dialog.

Getikulasi harus dilakukan sebab kata-kata yang pertama dengan kata


berikutnya dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya:
Tuan kelewatan. Pergi!. Antara Tuan kelewatan dan Pergi harus dilakukan
pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda.

Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya Tuan kelewatan. (mendapat tekanan), Pergi. (mendapat
tekanan).

d.Intonasi.

Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi,
maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di
sini adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog.
Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu :

Tekanan Dinamik (keras-lemah)

Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-penekanan pada


setiap kata yang memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat Saya
membeli pensil ini Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda.

- SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)

- Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)

- Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)


Tekanan nada (tinggi)

Cobalah mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya


tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah
membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan
berubah-ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang
tinggi rendahnya suatu kata.

Tekanan Tempo

Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan


ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan.
Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda-beda.
Lambat atau cepat silih berganti.

Warna suara

Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia
sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda
warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna
suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki-laki dengan perempuan,
akan sangat jelas perbedaan warna suaranya.

Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain
harus memperhatikan artikulasi, getikulasi dan intonasi, harus memperhatikan
juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba merubah-rubah warna suara
dengan menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dsb.

3.Bentuk Ucapan

Suatu ucapan Panjang atau pendek umumnya membangun klimaks, maka


dari permulaan dibangunlah : (1) volume, (2) intensitas emosi, (3) variasi, (4)
jarak, kecepatan.

Membangun satu unsur dari keempat unsur di atas secara teknis amatlah
sulit. Biasanya baik membangun dengan satu unsur, lalu beralih pada yang lain,
atau membangun dalam dua atau tiga unsur sekaligus.

4.Memuncak

Bila dua pemain atau lebih harus bersama-sama membangun satu reka-
rekaan yang disebut topping, memuncak, dipergunakan, maka tiap pemain
berkata pada satu titik tinggi dalam volume, jarak, dan sebagainya dari kata
terakhir pemain sebelumnya. Ini mungkin efektif. Tapi menuntut latihan, sebab
pembangunan cenderung untuk meninggi begitu cepat hingga ucapan ketiga.
Maka satu penanjakan lagi sudah tidak mungkin.

5.Pembentukan Suara

Napas yang keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan


menggetarkan pita suara, dan karena getaran itu timbulah suara. Namun
demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana telah beresonansi
pada salah satu resonator, baik rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada.

Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka suara yang diproduksinya
akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik melebar kesamping maka
suara yang diproduksi akan terdengar cempreng. Seorang aktor harus lebih
menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture dan warna
suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.

Seorang aktor juga harus bisa mengolah beberapa warna vokal sesuai
tuntutan skenario, seperti:

- Menaikkan dan menurunkan volume suara.

- Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.

- Mengatur atau mengolah tempo pengucapan.

- Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.

Latihan 1:

- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara angin itu sendiri, rasakan efek napas
tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.

- Tariklah napas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik,
rasakan bagaimana kandungan napas dan suara yang keluar.

- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan
harimau, gajah, anjing, kucing dan lain sebagainya).

- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi
burung, ayam, bebek, dan lain sebagainya).

Latihan 2 :

- Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.


- Cobalah berdialog improvisasi apa saja keluar dari mulut.

- Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi
yang volumenya di tambah.

- Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am:
rasakan sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik suara).

- Cobalah acting dengan teks.

- Hindari ketegangan-ketegangan.

6.Stimulasi atas Suara

Setiap aktor memilih teks dan ia bebas untuk membacanya, menyanyikannya


atau bahkan dengan teks itu ia boleh berteriak.Latihan ini dilakukan secara
serempak. Setelah latihan ini selesai, maka dilakukan hanya dengan empat
orang . Satu orang di tengah-tengah. Tiap aktor membaca bergantian tiap
kalimat dengan suara yang secara berangsur-angsur ditambah volumenya.

Selama latihan pikiran harus dikosongkan. Membaca teks tanpa berpikir dan
tanpa pause.

Suara dilatih, secara berurutan:

1.Suara kepala (menghadap kelangit-langit).

2.Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)

3.Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas aktor).

4.Suara dada (diproyeksi di depan aktor)

5.Suara perut (menghadap kelantai)

Suara keluar dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas aktor).

The small of the back (menghadap ke dinding di samping aktor).

Bagian lumbar (menghadap kelantai, dinding dan ruang disampingnya)

Ritme latihan sangat cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya
untuk latihan vokal saja. Suara relax dari improvisasi percakapan dengan
tembok, sepenuhnya bebas dari tensi. echo harus selalu ditangkap.

7.Latihan Macan
Latihan ini untuk membuat si aktor secara penuh tampil dan dalam waktu yang
bersamaan, menyusun suara parau dalam akting. Salah seorang memainkan
seekor macan yang sedang menyerang mangsanya. Yang lain bereaksi, meraung
seperti macan.

Itu bukanlah sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan
mempertahankan terus seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini.
Latihan vokal sekarang dibarengi dengan gerak mengendap-endap, jumpalitan,
melompat dan mencakar-cakar.

Diperlukan waktu jeda untuk vokal relaxation karena sangat penting , terutama
bagi mereka yang berlatih untuk pertama kalinya. Organ-organ ini suara belum
terbiasa digunakan dengan cara ini.

8.Latihan King-kong

Inti dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata King dan kong pada
nada yang sangat tinggi dan tempo yang sangat cepat, dengan seluruh rentetan
variasi dari nada rendah ke nada tinggi.

Setelah kira-kira lima menit, akan mencapai skala vokal yang tinggi dan nampak
sebagai sesuatu yang baru.

9.Latihan La-La

Latihan dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan la-la kemudian


merebahkan diri, terlentang di atas lantai. Lalu la-la di ulang dengan
menghadap ke langit-langit, dinding dan lantai sebagai alternatip suara kepala,
perut dan diafragma. Longgarkan perut dan mendorong resonator yang terletak
di perut. Setelah latihan ini, tetap terlentang di atas lantai untuk beberapa saat,
istirahat secara penuh.

10.Latihan kucing

Meong kucing dengan daya penyampaian yang paling luas dari:

a.Intonasi

b.nuansa-nuansa

c.pitch

Karena pemain drama memiliki daya kreatifitas yang tinggi maka dalam hal
mengolah setiap bentuk latihan vokal dna pernafasan tentu akan mampu
mengembangkan sendiri tehnik2nya yang barangkali lebih praktis dengan hasil
lebih maksimal. Melalui disiplin latihan pribadi pasti akan melahirkan tehnik
tehnik baru dan setrusnya akan menemukan lagi dan lagi.
Perlu disadari bahwa hubungan antara penonton dan aktor adalah penting. Maka
Inti teater adalah aktor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat ciptakan
di panggung.

Anda mungkin juga menyukai