Anda di halaman 1dari 17

Olah Vokal

SUARA
Penguasaan suara dalam seni acting pada dasarnya adalah penguasaan diri secara utuh, karena
kedudukan suara dalam hal ini hanyalah merupakan salah satu alat ekspresi dan totalitas diri kita
sebagai seorang pemain (actor). Pengertian ‘penguasaan diti secara utuh’ menuntut suatu
keseimbangan seluruh aspek serta alat-alatnya, baik yang menyangkut kegiatan indrawi, perasaan,
pikiran atau yang bisa disebut segi-segi dalam dari seni acting, maupun yang menyangkut segi-segi
luarnya seperti tubuh dan suara. Ketimpangan akan menghasilkan ketimpangan.

Pernafasan Diafragma
Otot-otot akan berkembang dan menegang ketika kita menghisap nafas, hanya bagian inilah yang
tegang. Kemudian otot-otot samping bagian punggung pun ikut pula mengembang lalu mengempis saat
nafas dihembuskan kembali.

Posisi diaphragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut. Pernafasan melalui diaphragma inilah
yang dirasakan paling menguntukan dalam berolah vocal, sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada
peralatan pernafasandan peralatan suara dan juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume
suara. Keuntungan lain yang diperoleh adalah pada saat ita menahan nafas otot-otot diaphragma
tersebut tegang, ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu hati.
Pernafasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun “tanaga dalam” yang mengolah vibrasi, karena
pernafasan diaphragma akan memudahkan kita dalam mengendalikan dan mengatur penggunaan
pernapasan.

1. Diksi

Ucapan, lafal, menentukan suara yang harus dipergunakan. Diksi, lagu (gaya) berata, memberi kualitas
kejelasan suara dari sebuah kata yang diucapkan. Latih aga dapat membedakan dengan jelas
membedakan antara huruf-huruf p dengan b, t dengan d, k dengan g.

Cobalah :

p—– p—– p——

pp—- pp—- pp—–

ppp– ppp– ppp—-

pppp- pp

pp- pppp–

ppppp bbbbb ppppp

b—– b—– b——

bb—- bb—- bb—–

bbb– bbb– bbb—-


bbbb- bbbb- bbbb–

bbbbb ppppp bbbbb

(tanda garis hubung merupakan ketukan jarak)

Ulang-ulangilah latihan ini. Akan sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap pagi atau sore. Tidak usah
lama. Cukup barang sepuluh atau lima belas menit saja.

Coba pula pada huruf-huruf yang lain dengan c

ara yang sama, hingga semua dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir merupakan sesuatu yang amat
penting bagi pengucapan yang jelas. Untuk memperoleh hal itu maka gerazkan bibir sebanyak mungkin.
Aktifkan gerakan bibir.

2. Tekanan

Tekanan dicapai dengan kontras. Suatu kata dapat diberi tekanan dengan mengubah tempo dan
volumenya. Tempo sangatlah penting artinya. Tempo yang terlalu cepat hanya memberi kesan suara
ribut. Saja. Kehilangan kandungan makna yang akan disampaikan Kebiasaan bicara cepat itu bisa
dihilangkan dengan berlatih membiasakan ucapan-ucapan lambat. Mula – mula mengucapkan
serentetan kata atau atau kalimat hanya dengan gerakan bibir saja, lambat tanpa bersuara. Sesudah itu
dengan bersuara. Demikian berulang-ulang dilakukan.

Kata dapat diberi tekanan dengan merendahkan volume. Misalnya mengucapkan kata dengan lemah
dalam saaatu kalimat yang nyaring. Belajarlah memberi tekanan pada suatu kata dengan memberi
sedikit jeda sebelum dan sesudahnya.

Perubahan dalam pikiran dapat diperlihatkan dengan jeda atau dengan perubahan tiba-tia pada nada
serta volumenya.

3. Bentuk Ucapan

Suatu ucapan Panjang atau pendek umumnya membangun klimaks, maka dari permulaan dibangunlah :
(1) volume, (2) intensitas emosi, (3) variasi, (4) jarak, kecepatan.

Membangun satu unsure dari keempat unsure di atas secara teknis amatlah sulit. Biasanya baik
membangun dengan satu unsure, lalu beralih pada yang lain, atau membangun dalam dua atau tiga
unsure sekaligus.

4. Memuncak

Bila dua pemain atau lebih harus bersama-sama membangun satu reka-rekaan yang disebut topping,
memuncak, dipergunakan, maka tiap pemain berkata pada saatu titik tinggi dalam volume, jarak, dan
sebagainya dari kata terakhir pemain sebelumnya. Ini mungkin efektif. Tapi menuntut latihan, sebab
pembangunan cenderung untuk meninggi begitu cepat hingga ucapan ketiga. Maka satu penanjakan agi
sudah tidak mungkin.

Olah Vokal

Sebagai media ucap dalam berakting, melatih organ suara merupakan hal yang paling pokok.
Bagaimana produksi suara kita, dilokalisir dengan baik sesuai dengan kebutuhan peran. Jika actor tekun
melatih perangkat suaranya lewat latihan yang benar dan teratur, dia akan lebih mudah dalam
memainkan perannya.

(Eka Gandra, Bagi Masa Depan Teater)

Kemampuan Vokal bagi seorang actor adalah syarat utama agar bisa memainkan peran dengan baik.
Dengan laku vocal, pemeran dituntut untuk dapat menjadi perwujudan watak-watak yang nyata.

Vokal sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi actor, merupakan media penyampai informasi
melalui dialog. Informasi tentang alur cerita, setting peristiwa, karakter tokoh, emosi, kondisi, usia tokoh
dan lainnya. Dan hendaknya tersampaikan secara jelas melalui keterampilan pemeran dalam
menyampaikan dialog.

Pencapaian dalam materi ini adalah menciptakan actor dengan perangkat vokalnya yang efektif dan
elastis sehingga mampu menyesuaikan takaran volume suaranya dengan kondisi apapun. Ia juga mampu
menampilkan variasi-variasi suara dengan baik seolah berbicara seperti kebiasaan sehari-hari, tetapi
tanpa kehilangan kesan teaterikal.

Melalui vocal seorang actor harus mampu menggali kedalaman karakter tokoh dan nuansa dramatic
shingga mampu menggugah imajinasi dan empatik penonton.

Dalam olah vocal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena merupakan sumber tenaga
penggerak atau penggetar pita suara kita. Latihan pernafasan kita menjadi stabil dan efektif dalam
menunjang pembentukan suara.

(Eka Gandra, Bagi Masa Depan Teater)

Dilakukan dengan sikap berdiri,

duduk atau tidur terlentang. Lemaskan badan selemas-lemasnya, setelah betul-betul lemas aturlah
nafas seenak mungkin. Tarik nafas perlahan sekali (lima detik) lalu tahan => himpun nafas pada
diaphragma dalam tempo yang sama dengan waktu menarik nafas => hembuskan perlahan sama seperti
menarik nafas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang sama dengan menarik nafas, kemudian
tahan kembali dalam tempo yang tetap sama => kemudian tarik dan seterusnya berulang-ulang. Latihan
ini hendaknya dilakukan setiap hari, semakin lama tempo hitungan diperlambat sesuai dengan
kemampuan yang dicapai.

Berlatih dengan menyuarakan a, i, u, e, o pada saat menghembuskan nafas. Pada latihan pertama
biarlah dulu pada nada yang tetap kemudian coba dalam nada-nada yang lain, yang lebih rendah atau
lebih tinggi. Usahakan agar setiap nafas yang keluar benar –benar memproduksi suara sehingga tidak
“over”. Agar ada variasi dan tidak membosankan, gerakan tubuh anda seperti seorang pesilat dengan
gerakan dasar yang mudah saja.

Pengucapan

Untuk dapat berartikulasi dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat pengucapan. Artikulasi yang
baik, akan dapat dicapai dengan menempatkan posisi yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga
efektif dan terkontrol.

Alat-alat tersebut antara lain:


Ø Bibir

Sangat berperan dalam membentuk huruf-huruf hiduo dan huruf M-B-P. Latihan dengan membentuk
mulut dengan ruang gerak yang maksimal, otot bibir berulang membentuk bunyi U-A-U-I-U-A-O-E. Pada
saat menyuarakan huruf u bibir dibentuk mengkerucut tarik semaksimal mungkin kedepan. Pada bentuk
O, bibir membuat bulatan dan jangan lupa tarik bibir kearah depan tetap diperhatikan. Pada bunyi A,
bibir seolah pada posisi menguap membentuk lonjong maksimal. Pada bentuk bunyi I, bibir seolah
ditarik pipi ke samping sehingga mulut nampak pipih. Lakukan latihan ini berulang-ulang mulai dengan
tempo membentuk lambing-lambang bunyi, percepatan temponya semakin cepat dan cepat lagi.
Lakukan latihan dengan menyuarakan gabungan huruf mati dengan huruf diatas, menjadi MU-BA-PU-
MI-BU-PA-MO-BE berulang-ulang dari lambat ke sedang dan cepat. Lakukan dengan diiringi latihan dan
pernapasan.

Ø Lidah

Lidah sangat berperan dalam membentuk bunyi huruf-huruf mati seperti C-D-L-N-R-S-T dan lainnya.
Lidah yang lincah akan dapat menentukan pembentukan lafal yang baik, tepat dan jelas. Latihan-latihan
dimaksud untuk mencapai tingkat kelenturan sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga
mempunyai kemampuan seseorang yang mengalami kesulitan dalam membentuk bunyi R dan T. Latihan
lidah:

– Menjulurkan dan menaril lidah berulang-ulang

– Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan kemudian menjulurkannya
untuk membuat gerakan berupa lingkaran.

– Tempelkan ujung pada gigi seriates lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung lidah pada gigi serri
bawah lalu doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.

– Tutup mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.

Ø Rahang

Membantu pembentukan rongga mulut.

Lakukan latihan-latihan seperti ini:

– Tutup dan buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.

– Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/ leher lalu tutup
mulut, rahang rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan seterusnya berulang-ulang semakin cepat.

– Gerakan rahang bawah ke kanan dan kiri.

– Buat lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.

– Ucapkan dalam satu helaan nafas hitung berapa pengulangan bunyi:


wawawawawawawawa, yayayayayayayayayaya

Ø Langit-langit
Terdiri dari langit-langit keras dan langit-langit lunak, merupakan bagian penting dalam pembentukan
suara maupun pengucapan. Selain itu, langit-langit berperan juga sebagai dinding resonator pada
rongga mulut. Latihan:

– Tutup mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang berkumur, buka rahang bawah tetapi bibir
tetap rapat, tekan langit-langit ke atas dank ke bawah pula.

– Tutup mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan seolah anda mengucapkan bunyi M, B, K, N,
NG, D, dan lainnya. Saat melakukan ini dapat dirasakan langit-langit bergerak ke atas dan ke
bawah.Setelah seluruhnya peralatan pernapasan dan peralatan pengucapan kita latih dengan baik,
barulah kita mencoba dengan membaca dialog. Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakann pula
dorongan nafas diaphragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang dirasakan paling tepat.
Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.

Pembentukan Suara

Nafas yang keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara, dank arena
getaran itu timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana terlah
beresonansi pada salah satu resonator, baik rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada. Misalnya,
kalau bentuk rongga mulut bulat maka suara yang diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga
mulut ditarik melebar kesamping maka suara yang diproduksi akan terdengar ‘cempreng’. Seorang actor
harus lebih menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture dan warna suara yang
sesuai dengan peran yang dimainkannya.

Seorang actor juga arus bisa mengolah beberapa warna vocal sesuai tuntutan scenario, seperti:

– Menaikkan dan menurunkan volume suara.

– Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.

– Mengatur atau mengolah tempo pengucapan.

– Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.

Latihan 1:

– Tariklah nafas dan keluarkan seperti angina.

– Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara angina itu sendiri, rasakan efek nafas tersebut pada langit-
langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.

– Tariklah nafas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik, rasakan bagaimana
kandungan nafas dan suara yang keluar.

– Tariklah nafas dan keluarkan dengan teks dan seolah suara itu menyerupai angina.

– Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.

Latihan 2 :

– Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan harimau, ajah, anjing,
kucing dan lain sebainya).
– Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi burung, ayam, bebek,
dan lain sebagainya).

– Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.

Latihan 3 :

– Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.

– Cobalah berdialog improvisasi aa saja keluar dari mulut.

– Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi yang volumenya di
tambah.

– Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am: rasakan sensasi-sensasi
usia yang ditiru pada teknik suara).

– Cobalah acting dengan teks.

– Hindari ketegangan-ketegangan

Berikut ini catatan-catatan yang dibuat oleh Frans Marajinen dari “Institut des Arts Spectaculaires”
(INSAS) di Brussell selama kursus yang diadakan oleh Jerzy Grotowsky dan sahabatnya, Ryszard Cieslak,
pada tahun 1966.

Dengan membandingkan latihan-latihan tahun 1959-1962, memang ada perubahan yang dapat dicatat
yakni dalam orientasi dan objek latihan yang merupakan hasil kerja beberapa tahun sebelumnya.

Dalam pengantarnya, Grotowsky menjelaskan bahwa hubungan antar penonton dan actor adalah
penting. Dengan dasar pemikiran ini, dia memulai pelajaranya dengan semboyan: “Inti teater adalah
actor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat ia capai”. Skema pelajarannya dan pelbagai macam
latihan adalah didasari atas pengalaman secara metodik menuju kepada teknik-teknik actor dan
kehadirannya secara fisik di atas panggung

Latihan-latihan Vokal

Untuk memulainya, Grotowski membuat beberapa tanda tentang sikap yang disesuaikan dengan kerja
seseorang. Ia minta keterangan yang mutlak kepada siapa saja yang hadir dalam ruangan, baik actor
maupun penonton. Ketawa haruslah ditahan pada bagian permulaan latihan nampak seperti permainan
sirkus. Mereka yang tidak biasa dengan metode tersebut hendaknya menerima impresi ini, tapi
secepatnya orang akan memahami apabila ia telah menghadiri beberapa latihan dan melihat hasil yang
dicapai. Penonton dalam hal ini adalah mereka yang tidak ambil bagian aktif dalam latihan, dan mereka
harus “tidak terlihat dan tidak terdengar” oleh murid-murid

Stimulasi atas Suara

Setiap actor memilih teks dan ia bebas untuk membacanya, menyanyikannya atau bahkan dengan teks
itu ia boleh berteriak.

Latihan ini dilakukan secara serempak. Sementara itu Grotowski berjalan keliling diantara mereka,
sekali-sekali meraba dada, punggung, kepala atau perut si murid ketika ketika ia sedang membaca. Tidak
satu bagianpun yang terlewat dari perhatian Grotowski.
Setelah latihan ini selesai, dia menununjuk empat orang. Yang lain kembali ketempat duduknya masing-
masing untuk melihat perkembangan teman-temannya. Mereka tidak boleh bersuara.

Grotowski menempatkan satu orang di tengah-tengah.Aktor membaca semuanya dengan suara yang
secara berangsur-angsur ditambah volumenya. Kata-kata disuarakan kembali dengan mantap, langit-
langit seakan-akan tengkorak bagian depanlah yang sedang berbicara. Kepala jangan terkulai kebelakang
sehingga menyebabkan laring tertutup. Melalui echo langit-langit menjadi kawann berdialog yang akan
mengambil bentuk pertanyaan maupun jawaban (selama latihan Grotowski memimpin murid-muridnya
dengan aba-aba tangan, mengelilingi ruangan). Selanjutnya, dimulailah percakapan dengan tembok,
juga secara improvisasi. Di sinilah bukti bahwa echo adalah jawaban. Seluruh badan merespon terhadap
echo . Suara asli masuk dan keluar melalui dada.

Kemudian suara ditempatkan di perut. Dalam acara ini percakapan dilangsungkan dengan lantai.
Kedudukan badan: “seperti seekor sapi gemuk”

Catatan: Grotowski menekankan bahwa selama latihan pikiran harus dikosongkan. Murid-murid
membaca teks tanpa berpikir dan tanpa pause. Grotowski akan menyetop setiap kali ia melihat ada
murid sedang berpikir dalam latihan.

Suara latihan diperlihatkan, secara berurutan:

1. Suara kepala (menghadap kelangit-langit).

2. Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)

3. Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas actor).

4. Suara dada (diproyeksi di depan actor)

5. Suara perut (menghadap kelantai)

Suara keluar dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas actor); the small of the back
(menghadap ke dinding di samping actor); bagian lumbar (menghadap kelantai, dinding dan ruang
disampingnya)

Grotowski tidak membiarkan actor beristirahat sebentarpun. Ketika actor sedang membaca, ia
berkeliling membaca stimulasi dan “mremas” bagian tertentu badan murid, sehingga melepaskan
impuls-impuls yang terbawa oleh suara.

Ritme latihan sangan cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya untuk latihan vocal saja.
Suatu latihan relaxation terdiri dari improvisasi percakapan dengan tembok, sepenuhnya bebas dari
tensi. Murid harus secara tetap menyadari bahwa echo harus selalu ditangkap.

Sungguh menakjubkan bagaimana Cieslak pemain utama dan teman dekat Grotowski selalu
memberikan contoh dan melihat banyak latihan serta mengikuti perkembangan murid-murid dengan
penuh latihan

Latihan “Macan”

Latihan ini untuk membuat si actor secara penuh tampil dan dalam waktu yang bersamaan, menyusun
suara parau dalam acting.
Grotowski ikut serta dalam latihan ini. Ia memainkan seekor macan yang sedang menyerang
mangsanya. Murid-murid (mangsanya) bereaksi, meraung seperti macan.

Itu bukanlah sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan mempertahankan terus
seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini.

Grotowski : “Sini, lebih dekat …teks…teriak… saya adalah seekor macan, bukan kau…. Saya akan
menelan kau….”

Dalam hal ini ia mendorong murid-murid untuk memasuki permainan secara penuh. Sungguh hebat
bagaimana murid-muridnya kemudian mengikuti latihan ini. Sekarang semua perasaan malu-malu
menjadi lenyap. Kekurangannya hanyalah karena belum terbiasa dengan teks, dan memang dalam
improvisasi, kata-kata tidak timbul secara mudah.

Tiba-tiba Grotowski menginterupsilatihan (tidak disadari beberapa murid dalam hal ini menunjukan
bahwa mereka benar-benar secara total adalah jelas dimaksudkan untuk “mengistirahatkan” organ-
organ suara. Grotowski menganggap bahwa “vocal relaxation” adalah sangat penting , terutama bagi
mereka yang berlatih untuk pertama kalinya. Organ-organ ini suara belum terbiasa digunakan dengan
cara iin. Cara pendidikan Grotowski yang keras nampak dalam kenyataannya bahwa murid-murid
mengalami kesulitan menahan latihan. Mereka tidak memperhatikan penonton yang mana hal itu
merupakan suatu yang luar biasa dalam keseluruhan proses latihan.

Latihan “King-Kong”

Inti dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata “King” pada nada yang sangat tinggi dan tempo
yang sangt cepat, dengan seluruh rentetan variasi dari nada rendah ke nada tinggi.

Akhirnya suara ke luar dari occiput yang sementara adalah Grotowski memperoleh hasil yang luar biasa
dengan improvisasi kata ini pada nada yang lebih tinggi. Setelah kira-kira lima menit, atas petunjuk
Grotowski, murid-murid mencapai skala vocal yang tinggi dan nampak bagi mereka sebagai sesuatu yang
baru. Kami mendapatkan keadaan itu karena banyak wajah-wajah murid yang nampak surprise.

Latihan “La-La”

Latihan dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan “la-la” kemudian Grotowski merebahkan
diri, terlentang diri, terlentang di atas lantai. Lalu “la-la” di ulang dengan menghadap ke langit-langit,
dinding dan lantai sebagai alternatip suara kepala, perut dan dada.

Grotowski berpesan agar mereka melonggarkan perut dan mendorong resonator yang terletak di perut.

Setelah latihan ini, murid-murid tetap terlentang di atas lantai untuk beberapa saat, istirahat secara
penuh.

(Catatan: Hasilnya sunggu luar biasa. Bahkan setelah pelajaran pertama suara murid-murid bisa
mencapai intonasi yang sebelumnya tidak pernah mereka sangka dapat mereka miliki).

Grotowski memulai lagi dengan serangkaian latihan-latihan sama seperti yang diberikan kepada murid
yang pertama.

1. Simulasi vocal keluar dari resonator-resonator yang berbeda

2. Suara kepala (menghadap kelangit-langit).


3. Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)

4. Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas actor).

5. Suara dada (diproyeksi di depan actor)

6. Suara perut (menghadap kelantai

Suara-suara yang keluar dari:

a. sepasang bahu (menghadap kelangit-langit di samping actor)

b. the small of the back (menghadap dinding disamping actor)

c. the lumber region (menghadap lantai, dinding dan ruangan di sampingnya

Latihan Berikutnya

Meong kucing dengan daya penyampaian yang paling luas dari:

a. Intonasi

b. nuanasa-nuansa

c. pitch

Tiba – tiba grotowski kembali kepembicaraan teks secara normal/ bias

Macan

Ekspresi suara dalam bentuk ruangan macan. Ada tanda-tanda kemajuan yang nampak kalau
dibandingkan dengan yang sebelumnya. Latihan vocal sekarang dibarengi dengan gerak mengendap-
endap, jumpalitan dan mencakar-cakar. Grotowski tidak ragu-ragu mempelajari dari pengalaman
tentang kebutuhan murid-murid sehingga memungkinkan penyerahan diri mereka secara penuh dalam
latihan.

Olah Tubuh
1. Pengertian Olah Tubuh

Body Movement dan spiritual merupakan sebuah program latihan untuk meningkatkan
kemampuan, keseimbangan dan kesehatan fisik, mental dan spiritual. Body Movement dan spiritual
bersumber dari ilmu gerak (olahraga, yoga, modern ritmic dance, gymnastic, capoeira, body contact,
parkour, free style, dll) dan pernafasan (Putut Budi Santosa, sebuat tulisan singkat)

Pengertian pengolahan tubuh bagi seorang penari atau sering disebut dengan olah tubuh adalah suatu
kegiatan manusia mengolah tubuh yang dengan sengaja menjadikan barang mentah menjadi barang jadi
sehingga siap untuk dipergunakan. Kegiatan ini mengandung maksud yaitu sebagai usaha
mempersiapkan organ tubuh dalam keadaan stabil atau normal menjadi kondisi yang labil (lentur atau
mudah bergerak). Perkataan olah tubuh menunjukkan bahwa tekanan aktifitas pada pengolahan tubuh
manusia seutuhnya meliputi jiwa dan raga yang menjadi satu kesatuan (Sumedi, sebuah artikel dari
internet)
Olah tubuh adalah cara melakukan sesuatu organisasi gerakan terhadap segenap gerakan bagian
manusia atau binatang dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (Ami.R ; 12)

Olah tubuh adalah melatih ketahanan fisik, ketahanan otot, tulang dan nafas. Latihan koordinasi nafas
dan gerak bagi penari bermanfaat untuk menyeimbangkan keduanya. Keseimbangan nafas dan gerak
menghasilkan ekspresi dan kekuatan yang kuat. Latihan olah tubuh juga penting untuk latihan sikap.
Sikap diatas panggung berbeda dengan sikap diluar panggung. Sikap ini dibutuhkan untuk kesadaran
penuh dalam memberikan energi kepada penonton. Juga menarik energi dari penonton. Olah tubuh
pasti penting dan bermanfaat untuk kelenturan. Tubuh memiliki memori, jadi seorang penari apabila
banyak latihan olah tubuh sama dengan menabung gerak. Tubuh yang terbiasa bergerak dengan
sendirinya akan mudah mengungkapkan apa yang diangankan oleh pikiran (Dwi Windarti, Wawancara
01 Desember 2013). Belajar olah tubuh bisa memiliki rentang gerak yang luas (wide range of motion).
Misalnya mengolah jari kaki tidak hanya nylekenthing(jari kaki ke atas) tetapi juga lurus (point) akan
memperluas kelenturan dan kosa gerak otot-otot kaki (Sri Susilowati, M.FA wawancara 10 Desember
2013).

Olah Tubuh akan membentuk :

Fleksibilitas tubuh meningkat sehingga tubuh dapat menerimaperintah apapun. Artinya menerima
gerak tari

Memiliki kemampuan gerak yang semakin besar

Rangsangan untuk selalu bergerak semakin meningkat karena daya tahan tubuh optimal.

Daya tangkap akan masukan gerak semakin tinggi

Tidak akan menjadi pemalas dan selalu kreatif

Dengan olah tubuh, otak akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya (tari). Otak secara tidak
langsung akan ikut termotivasi atau berolah otak (Drs. Tri Irianto, wawancara 10 Desember 2013

Olah tubuh memberikan aksi-reaksi dan interaksi bagi tubuh itu sendiri dan juga memberi efek bagi
kepekaan, ketubuhan bagi obyek atau subyek, dengan catatan harus dilakukan secara kontinyu dan
benar maka berdampak tubuh menjadi lebih mudah melakukan gerak. (Setyastuti, wawancara 2
Desember 2011).

Dari pernyataan beberapa nara sumber, maka betapa pentingnya latihan olah tubuh dalam rangka
memberikan energi, kekuatan, stamina, keseimbangan, serta mencerdaskan tubuh , melatih daya ingat
dan pernafasan yang baik.

Selanjutnya disimpulkan bahwa olah tubuh adalah suatu proses kegiatan yang harus dilampaui seorang
penari, dengan cara latihan yang teratur, disiplin tinggi untuk melatih otot-otot, persendian, daya ingat,
memberikan kekuatan, ketahanan, stamina, kelenturan agar menghasilkan kekuatan fisik dan ekspresi
dalam tarian.

2. Beberapa Unsur Materi Olah Tubuh

Teknik Pemanasan. Teknik pemanasan adalah teknik gerakan peregangan otot untuk mempersiapkan
tubuh agar melakukan gerak olah tubuh yang lebih berat dan sebagai pencegah terjadinya kecelakaan
atau cidera dalam menjalankan aktivitas berolah tubuh.
Teknik Pendinginan. Teknik pendinginan dilakukan setelah latihan inti. Tujuannya adalahuntuk
mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum latihan atau kondisi normal sehingga tubuh dapat
melakukan aktivitas lain. Pendinginan ini dititikberatkan pada relaksasi, artinya tubuh dikembalikan
dalam posisi rileks, dengan memilih gerak-gerak yang lembut.

Persendian. Persendian adalah gerak yang dilakukan dengan menggerakkan sendi-sendi dengan cara
diulang-ulang.

Kelenturan. Kelenturan adalah gerak yang bertujuan untuk melenturkan tubuh, dapat dicapai dengan
melakukan aktifitas akrobatik seperti kayang, melompat, roll depan, roll belakang, dan sebagainya,
Untuk mendapatkan hasil kelenturan yang maksimal, maka harus diadakan pengulangan gerak, artinya
penari tidak hanya berhenti sampai pada bisa melakukan gerakan, akan tetapi gerak yang sudah bisa
dilakukan secara kontinyu sehingga otot menjadi lentur.

Kekuatan. Kekuatan berarti gerak latihan yang dilakukan untuk menguatkan tubuh atau anggota tubuh,
sehingga kualitas kemampuan tubuh menjadi meningkat.

Stamina.Kemampuan tubuh dalam melakukan kegiatan fisik yang berat,.

Ketahanan. Melatih otot tertentu agar memiliki daya tahan tubuh yang maksimal, terutama otot perut,
tangan, dan kaki.

Keseimbangan. Adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh baik yang
dilakukan dalam gerak statis atau gerakan di tempat biasanya gerakan dengan satu kaki , atau
kesetimbangan dalam gerakan dinamis misalnya gerakan dengan berpindah tempat.

Intensitas gerak. Latihan olah tubuh ini untuk dapat merasakan keras lemahnya gerakan sesuai dengan
kebutuhan karakter gerak.

Melatih Eksplorasi. Proses penjajagan gerak untuk mendapatkan ide atau gagasan gerak yang mengarah
ke tema gerak.

Melatih Improvisasi. Proses ini dilakukan setelah eksplorasi. Proses ini dilakukan secara spontan, untuk
mendapatkan gerak yang orisinil tetapi sesuai dengan tema yang telah terstruktur. Sehingga gerak yang
dihasilkan menjadi gaya khas penari tersebut.

Proses Pembentukan. GerakProses untuk mewujudkan rangkaian gerak secara tepat.

Latihan Gerak di Tempat. Motif gerak yang dilakukan di tempat.

Latihan Gerak berpindah tempat. Motif gerak yang dilakukan berpindah tempat, misalnya dari dead
centre menuju down right.

Latiihan Gerak dalam tempo cepat, sedang, lambat. Tempo adalah waktu atau kecepatan dalam
memperbandingkan gerak. Gerak dalam tempo lambat adalah gerakan yang lebih lambat dari tempo
sedang. Tempo sedang adalah gerakan yang dilakukan seperti tempo normal penari. Sementara tempo
cepat adalah gerak yang dilakukan lebih cepat dari tempo sedang.

Latihan Gerak dalam level tinggi. Latihan yang melakukan gerakan dalam ruang diatas atau jinjit.

Latihan Gerak dalam level rendah. Latihan yang melakukan gerak dengan ruang gerak dibawah lantai.
Latihan Gerak dalam level sedang. Latihan yang melakukan gerak dengan ruang penari berdiri.

Latihan Gerak Loncatan. Gerakan yang dilakukan tubuh sama sekali tidak ada yang menumpul.

Gerak Putaran. Bergerak dengan memutar tubuh atau anggota tubuh.

Gerak mengecil dan gerak tumbuh. Gerak mengecil dan tumbuh ini saling ketergantungan. Dimulai dari
tubuh di rapatkan sampai mengecil dengan tumpuan kaki sesedikit mungkin, kemudian secara perlahan
membuka dan kedua kaki berdiri seperti tumbuhnya pohon, biasanya bertempo lambar.

Gerak bergetar. Biasanya disebut vibrasi yaitu dengan menggetarkan seluruh tubuh atau anggota tubuh.

Gerak Patah-patah. Biasanya Stacato, menggerakkan badan atau tubuh dengan mematah-matahkan
persendian.

Gerak mengulur. Gerakan dengan membuka dan memanjangkan anggota tubuh.

Latihan Birama. Latihan gerak dengan hitungan 2/4, ¾, 4/4/ Latihan dengan 2 hitungan, 3 hitungan atau
4 hitungan dan diulang beberapa kali. Tujuannya adalah melatih konsentrasi dan daya ingat.

Latihan Koordinasi Gerak. Menggabungkan motif satu dengan motif yang lain mejadi satu kesatuan yang
harmonis.

Latihan Pengembangan Gerak. Materi gerak uang diberikan dikreasikan sesuai dengan kemampuan
pemain atau penari sehingga akan menciptakan gerak-gerak kreatif.

Latihan Gerak dengan Irama Musik Eksternal. Latihan ini berarti Gerak dalam olah tubuh diiringi musik
dari luar pemain atau penari misalnya suara audio, tabuhan jimbe, kendang, dan sebagainya.

Latihan Gerak dengan Irama Musik Internal. Gerak dalam olah tubuh yang diiringi music yang
dimunculkan dari pemain atau penarinya, misalnya dari hentakan kaki, tepukan tangan, jeritan, dan
sebagainya..

Latihan Desain Garis Lurus. Memiliki sifat sederhana tapi terkesan kuat, misalnya segitiga, segiempat,
dll.. Latihan Desain Garis Lengkung

Garis lengkung memiliki sifat lembut dan lemah contohnya lingkaran, setengah lingkaran, huruf S, dan
sebagainya.

Desain Lantai. Desain Lantai adalah garis-garis dilantai yang dilalui oleh penari.

Keterampilan. Bentuk latihan olah tubuh yang difokuskan pada ketrampilan menggunakan berbagai.
Misalnya menggunakan alat dalam bentuk berubah, misalnya kain panjang, rambut panjang, pita,
sampur dll, kemudian alat dengan bentuk tidak berubah, misalnya tombak, ketis, payung, meja, kursi,
dll.

Olah Pikir
Seorang pemain haruslah cerdas, cerdik, cendekia, dan tangkas. Hal itu hanya mungkin dipunyai bila ia
terlatih menggunakan pikiran. Pikiran adalah tenaga rohani yang paling tinggi. Dalam bersikap, ia akan
bekerja sama dengan hati. Dan dari kerja sama itu, akan menciptakan kolaborasi cipta, rasa, dan karsa
(kehendak) yang sangat erat Kebiasaan mengolah pikiran membuat seseorang kritis menghadapi
berbagai persoalan yang pelik. Latihan mengolah pikiran dilakukan dengan membaca, berimajinasi, dan
memunculkan tenaga jiwa.

a. Membaca. Membaca bukan sembarang membaca. Membaca harus dengan memindai dan
sistematis. Seorang pemain haruslah memiliki wawasan dan kepekaan terhadap persoalan zaman
sehingga ketika di panggung pertunjukan, ia akan berubah menjadi tokoh yang sesuai dengan yang
diperankan dan memerankan peran dengan lebih kritis dan tanggap.

b. Imajinasi. Setelah membaca sebuah bacaan dengan sistem memindai dan sistematis, otomatis di
alam pikiran kita akan muncul tafsiran tentang peristiwa yang kita baca. Nah, proses tafsiran inilah yang
dimaksud dengan imajinasi. Apa gunanya imajinasi? Imajinasi merupakan api dalam akting. Ia yang
menyalakan drama. Mendatangkan imajinasi dalam diri, bisa dilakukan lewat latihan-latihan menggauli
diri dengan puisi dan lukisan.

c. Tenaga jiwa. Setelah memiliki imajinasi terhadap tokoh yang akan kita perankan, langkah dalam
latihan olah pikir adalah tenaga jiwa. Fungsi tenaga jiwa adalah memberikan ruh peran tokoh pada
imajinasi yang telah pemain tafsirkan. Kekuatan dari dalam seorang pemain pertunjukan panggung
terletak pada kekuatan jiwa. Pemain panggung tanpa penjiwaan adalah setali tiga uang dengan sayur
tanpa garam. Latihan-latihan dasar untuk menggalang tenaga jiwa adalah ingataningatan yang
direncanakan dari hasil pengamatan terhadap perasaan bawah sadar dan naluri. Latihan ini memang
memakan waktu lama. Tetapi memang harus begitu. Membentuk diri sebagai aktor memang tidaklah
mudah.

Metode latihan tenaga jiwa yang kita pakai adalah metode empiris (menurut pengalaman) dan metode
observasi (menurut pengamatan).

a. Metode empiris. (i) observasi, (ii) pengumpulan, (iii) klinis, (iv) percobaan.

Olah Rasa
olah rasa di dalam seni teater biasanya di gunakan pemain teater untuk memperdalam karakter yang
akan di mainkan oleh seorang aktor dan aktris teater. hal ini menjadi sala satu latihan yang wajib untuk
memperdalam karakter agar mendapat hasil yang baik dan di harapkan dapat membawakannya dengan
dramatis sesuai tuntutan naskah.

Mungkin sudah banyak artikel-artikel yang membahas mengenai olah rasa di dalam seni teater, oleh
karena itu di Rumah Teater kita menghadirkan sebuah definisi sedikit di berbeda namun memiliki arti
yang sama di dalamnya. Olah rasa di tujukan untuk melahir jiwa kita sebagai aktor, dimana ketika jiwa
kita terlatih dalam pembawaan peran yang di haruskan, kita mampu untuk menampilkannya dengan apa
yang di harapkan seorang sutradara.

Di dalam melatih olah rasa kita harus berkonsetrasi, mengapa demikian? Konsentrasi beari fokus,
sehingga dalam konsentrasi kita dapat melatih jiwa dengan kepekaan yang mengalir bebas menuju
suatu titik atau bentuk tertentu. Dalam melakukan latihan olah rasa kita tidak menbutuhan properi
untuk melakukannya hanya cukup fokus dan memikirkan katakter yang akan kita perankan.

Melatih Rasa

Kegiatan ini wajib di lakukan di sanggar ketika saya masih mengikuti sangga di sekolah. Saya masih ingat
dan akan membagikan ilmu yang saya dapat kepada pembaca. Sebelum melakukan olah rasa sebaikanya
pilih lokasi yang tenang dan jauh dari keramaian. Ketika kita berada di tempat yang tenang dan sejuk
predaran darah di yakini akan mengalir dengan lancar dan di saat itu lah kita baik melakukan olah rasa.
Mulai menggambil nafas untuk menenangkan fikira, buat hitungan satu dampai tiga untuk memberikan
aba-aba ketika anda memejamkan mata. Tidak perlu terburu-buru untuk memejamkan mata, tunggu
sampai anda rileks dan melepaskan beban yang menggangu. Setelah merasa nyaman tutuplah mata
anda.

Tarik nafas dengan alunan yang sedang seperti biasa untuk melatih konsentrasi dan ketenangan jiwa
anda. Perlahan bayangkan anda berada di tempat yang sangan sejuk dan indah dan mulai lah untuk
membayangkan sebuah karakter yang akan anda perankan, contohnya peran yang akan anda mainkan
adalah seorang penyair yang memiliki imajinasi yang tinggi. Bersyairlah seorang anda seorang penyair
yang sudah berpengalam. Dan buat diri anda merasanyaman. Mulai berimajinasi di dalam renungan
anda. disini anda dapat membuat sebuah pengembangan sesuai olah rasa yang anda inginkan dan anda
butuhkan.

Selain cara di atas anda bisa mencoba cara yang berikutnya. Masih sama seperti cara yang sebelumnnya
sudah saya ceritakan di atas. Hanya memiliki perbedaan di pemberi sugesti maksudnya ketika anda
melakukan renungan atau olah rasa anda meminta teman atau di dampingi oleh guru sanggar anda
untuk mengiringi olah rasa anda. Cara ii biasanya di gunakan secara bersamaan dengan satu intruksi
saya. Anda hanya perlu fokus dan memikirkan sesuatu sesuai intruksi yang di sebutkan, intruksi yang di
berikan harus lah memiliki alur yang jelas dan tidak menyulitkan peserta latihan olah rasa. Buatlah
sebuah cerita dengan alur yang ingin di jadikan intruksi seperti suasana yang akan di timbulan adalah
suasana berduka, sedih, senang atau tugas memerankan seseorang. Itulah materi yang dapat saya
berikan di kesempatan kali ini, semoga bermanfaat dan salam budaya.
Tugas Seni Budaya
Tugas A

Nama : Fiqri Saputra


Kelas : XI IPA 2
Laporan Tugas Seni Budaya
Tugas A

Nama : Dhea Radika


Kelas : XI IPA 2
Makalah Tugas Seni Budaya

Nama : Rafli Firmansyah Harahap


Kelas : XI IPA 2

Anda mungkin juga menyukai