Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hanifah Nur Azizah

Kelas : XI - 1 Mipa

Review halaman 138-144


1. Latihan Teknik Pemeranan
Salah satu usaha untuk itu ialah olah suara dan olah vokal. Sikap pemeran
terhadap suara dan tubuhnya adalah seperti seniman keramik melihat tanah liat.

a. Olah Suara
Suara pemeran teater sangat penting karena harus terdengar oleh seluruh
penonton agar penonton dapat menangkap jalan ceritanya. Untuk itu, pemeran
harus melatih;

1) Kejelasan ucapan, agar setiap suku kata cukup terdengar.

2) Tekanan ucapan, agar isi pikiran & perasaan kalimat yang diucapkan bisa
ditonjolkan.

3) Kerasnya ucapan, agar kalimat yang diucapkan cukup terdengar.


Sebelum melatih ketiganya, sebaiknya lakukan pemanasan dengan mengendurkan
urat pembentuk suara, urat leher, dan merilekskan tubuh.
a.1. Melatih kejelasan ucapan

1) Latihan berbisik: Dua orang berhadapan dengan jarak 2 atau 3 meter dan
membaca naskah dengan berbisik.

2) Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat atau
lambat.
a.2. Melatih tekanan ucapan
Tekanan ucapan sendiri ada 3 macam:

1) Tekanan Dinamik (keras-pelannya ucapan), gunanya untuk menggambarkan


isi perasaan dan isi pikiran dari kalimat.

2) Tekanan Tempo (cepat-lambatnya ucapan), gunanya sama dengan tekanan


dinamik.

3) Tekanan Nada (lagu dari ucapan)


a.3. Melatih kerasnya ucapan
Ucapan pemeran dalam pertunjukan menempuh jarak yang lebih jauh
dibandingkan pemeran film atau sinetron. Adapun cara melatihnya bisa dengan
berbagai macam cara:

1) Mengucapkan kata/kalimat tertentu dalam jarak 10-20 meter. Yang harus


diperhatikan adalah kejelasan, apakah sudah menggambarkan isi pikiran dan
perasaan, dan yang paling penting sudah wajarkah.

2) Latihan menggumam. Harus stabil dan konstan. Bayangkan gumaman


dikeluarkan ke cakrawala.

b. Olah Tubuh
Kepribadian kita dapat dilihat dari bentuk tubuh dan cara-cara kita berdiri,
duduk atau berjalan. Sumber fisikal/badaniah, emosional/perasaan, mental/pikiran,
dan tindakan/action kita berasal dari satu atau dua desakan hati/impuls yang
memotivasi kita untuk melakukan gerak lahir.
Pengalaman badaniah kita memberi petunjuk pada pikiran dan perasaan kita.
Seorang pemeran tidak akan bergerak demi gerak itu sendiri dan tidak membuat
gerak indah demi keindahan. Latihan olah tubuh bagi seorang pemeran adalah suatu
proses pemerdekaan.
Tulang punggung menggambarkan kondisi yang kita alami, dan juga membantu
keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis,
tulang punggung dirinci menjadi leher, baguan bahu dan dada tulang punggung,
tulang punggung bagian tengah, serta bagian akar (dasar atau ekor tulang
punggung).
b.1. Latihan kepala dan leher

1) Jatuhkan kepala ke depan dengan seluruh bobotnya dan ayunkan.

2) Jatuhkan kepala ke kanan, ayunkan ke kiri melalui bagian depan, dan ke kanan
melalui punggung.

3) Lakukan latihan yang sama untuk bahu.

4) Untuk tangan dan kaki, gunakan variasi rentangan.


b.2. Latihan tubuh baguan atas

Berdiri dengan kaki sedikit direnggangkan (±60 cm), sedikit tekukkan lutut,
benamkan seluruh tubuh bagian atas ke depan di antara kedua kaki selama beberapa
saat. Tegakkan kembali seluruh tubuh melalui gerakan ruas demi ruas. Dengan cara
yang sama, coba bongkok kan tubuh ke kiri, kanan dan belakang.
b.3. Latihan pinggul, lutut dan kaki

1) Berdiri tegak dan rapatkan kaki.Turunkan badan dengan menekuk lututdan


kembali tegak.

2) Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain julurkan ke depan. Turunkan
badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak. Ganti kaki.
3) Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buat berbagai variasi dengan konsentrasi
pada lutut.
b.4. Seluruh batang tubuh

1) Berdiri dan angkat tangan ke atas setinggi-tingginya, regangkan diri seperti


sedang menguap keras merasuki seluruh tubuh. Ketika kita mengendurkan
regangan tubuh, berdesahlah dan lemaskan diri sehingga bobot tubuh kita
sedikit demi sedikit luruh ke lantai/ke bawah.

2) Pantulkan diri dan goyangkan seluruh alat gerak ketika berada di udara.
Keluarkan teriakan singkat ketika kita memantul.
b.5. Berjalan

1) Kakukan tulang punggung, rasakan betapa langkah satu terpisah dari langkah
lainnya.

2) Mendorong leher ke depan.

3) Mengangkat dagu.

4) Menunduk/menjatuhkan kepala ke depan.

5) Mengangkat bahu tinggi-tinggi.

6) Menarik bahu ke belakang.

7) Menjatuhkan bahu ke depan. Sambil menggerakkan tangan pada sikunya.

8) Memantulkan diri dari kaki ke kaki. Dengan membengkokkan telapak kaki ke


atas dan bertumpu pada tumit-tumit kaki.

9) Mencondongkan seluruh tubuh ke belakang.

b.6. Berlari
Berlari dan tarik napas. Hembuskan napas ke depan sambil mengeluarkan suara "haaas
sepanjang kemampuan napas yang dikeluarkan. Kemudian, berbalik ke tempat ketika berhenti,
lalu tarik napas dan ulangi gerak lari yang sama. Gerakan dan suara akan membentuk ungkapan
atau ucapan yang selaras. Tarik napas dalam-dalam, ketika mengeluarkan napas larilah mundur
mbil membungkukkan fubuh bagian atas ke depan. b.7. Melompat
Berlari menuju ke suatu lompatan. Rasakan betapa sifat memantulnya berat tubuh mengangkat
kita..
ayunkan kedua kaki sebebas-bebasnya dan lompatlah lebih tinggi lagi
Seluruh rangkaian latihan olah tubuh ini dilakukan dengan menggunakan imajinasi (pikir dan
rasa), dan bisa diberi variasi dengan membunyikan musik instrumentalia.
2. Improvisasi
Improvisasi adalah penciptaan spontan atau pertunjukan yang dilakukan tanpa persiapan/
dirancang terlebih dahulu. Adegan-adegan berlangsung tanpa direncanakan sebelumnya. Latihan
improvisasi ini penting bagi pemeran untuk melatih daya inisiatif, daya inovatif, dan daya kreatif.
Atau setidak-tidaknya dapat membantu menghilangkan rasa malu dan keraguan terhadap diri
pemeran.
Dengan melaksanakan lätihan-latihan improvisasi, pemeran nantinya juga dapat mengatasi
berbagai persoalan yang terjadi saat pertunjukan berlangsung, Misalnya,, ketika pemeran atau
lawan main lupa dialog, pemeran dapat mengatasinya, sehingga penonton tidak tahu, bahwa
telah terjadi kesalahan. Latihan improvisasi ada bermacam-macam. Ada improvisasi perorangan,
ada improvisasi dengan pasangan, ada improvisasi dengan rangka cerita, dengan benda-benda/
perabotan, dan lain-lain.
a. Improvisasi solo
Di dalam latihan improvisasi pemeran tidak mempunyai naskah, dan tidak ada yang
menyutradarai. Pemeran benar-benar sendiri. Tidak ada persiapan. Improvisasi sendiri ini disebut
improvisasi solo "Bayangkan, Pemeran sedang berada di sebuah pemberhentian bus, sendirian, di
tengah hujan lebat, angin bertiup kencang.
Informasi ini tidak lengkap. Tidak dikatakan karakter yang harus diperankan, waktunya jam
berapa?, tempat pemberhentian busnya di tempat yang rawan atau yang aman? Apakah
pemeran ketakutan, kebingungan atau patah semangat? Apakah pemeran akan menggumamkan
doa? Dan berbagai informasi lainnya.
Ya, di dalam improvisasi, informasi yang diberikan memang minim. Daya khayal atau imajinasi
pemeranlah yang akan mengisi kekurangan itu.
b. Improvisasi Dengan pasangan
Mainkan adegan, "Dua orang pelajar yang berbeda sekolah, bertemu di sebuah taman"
c. Improvisasi Dengan perabotan
Mainkan adegan, "Seorang pelajar merapikan kamarnya yang berantakan"

Anda mungkin juga menyukai