Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam mempelajari seluk beluk seni pertunjukan teater atau drama, maka salah satu
yang harus dikuasai adalah mengenai olah tubuh. Lalu apakah sesungguhnya olah tubuh
itu? Pada dasarnya olah tubuh hanyalah sebuah konsep latihan bergerak atau
memaksimalkan tubuh beserta organ-organnya dalam menunjang akting seorang
aktor/aktris.
Olah tubuh memiliki pengertian dasar yang sama dengan makna yang terkandung
dalam kata Olahraga. Hanya tujuannya yang sedikit berbeda.
Jika olahraga mengutamakan tujuan kesehatan, maka dalam seni pertunjukan lebih
bertujuan mempersiapkan kemampuan gerak tubuh aktor/aktris. Dengan berolah tubuh,
kita akan mendapat keadaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga
mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur, luwes
dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh kita yang kaku selama memerankan sebuah
karakter atau tokoh.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih
luas, teateradalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan,
penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public
atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau
peneliti).
Kita tentunya perlu memiliki ilmu tentang teknik-teknik teater kan, kita perlu
mengolah tubuh kita supaya lentur, mengolah suara supaya suara kita bagus
saat bernyanyi, mengolah pikiran kita supaya kita bisa berfikir dengan baik. Seni
teater berhubungan erat dengan seni peran. Tubuh merupakan sumber peran
yang tidak terbatas. Misalnya, dengan wajah, dapat mengekspresikan
kesedihan; dengan mulut, kamu bisa berteriak; dan dengan tangan, bisa menari.
Agar segala tuntutan dari sutradara ataupun naskah dapat diperankan, seorang
pemain teater mutlak harus menguasai teknik latihan peran.

A. Teknik Olah Tubuh


Setiap orang memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda. Ada tubuh yang
bentuknya tipis, kekar, persegi, dan sebagainya. Ada yang beranggapan bahwa
orang yang bertubuh ramping lebih lentur daripada orang yang bertubuh gemuk.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yang bertubuh
gemuk lebih lentur daripada orang yang bertubuh ramping. Bagi pelaku teater,
tubuh harus diolah atau dilatih agar tidak kaku saat berperan di atas

2
panggung. Sebelum melakukan latihan, sebaiknya perhatikan denyut nadi
terlebih dahulu untuk mengetahui kerja jantung dalam memompakan darah ke
seluruh tubuh. Kamu dapat menghitung denyut nadi yang ada di leher atau di
pergelangan tangan dalam. Penghitungan denyut nadi yang ada di pergelangan
tangan lebih dianjurkan untuk menghasilkan perhitungan yang tepat. Cara
menghitung denyut nadi yang ada di pergelangan tangan yaitu dengan
meletakkan jari tengah di atas pergelangan tangan dalam dengan ibu jari atau
jari jempol Penghitungan dilakukan selama enam detik dan hasilnya dikalikan
sepuluh, atau penghitungan dilakukan selama sepuluh detik dan hasilnya
dikalikan enam. Perhitungan denyut nadi ini disebut dengan perhitungan denyut
nadi sesuai umur peserta latihan. Adapun denyut nadi maksimal yang dapat
dicapai dapat diketahui dengan mengurangi angka 220 dengan jumlah umur.
Apabila denyut nadi kurang dari 100 denyut per menit, sebaiknya melakukan
jalan cepat atau loncat-loncat selama lima menit sampai mencapai denyut nadi
100 denyut per menit yang merupakan batas terendah denyut nadi yang aman
untuk melakukan latihan. Setelah mencapai denyut nadi latihan, latihan olah
tubuh siap dilaksanakan dengan latihan pemanasan. Pola-pola latihan yang bisa
pelajari dari pola yang telah ada. Misalnya, pola olahraga atau bisa kamu buat
sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan.

1. Latihan Olah Tubuh


Pertama sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap panca
indera yang kita punyai. Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita,
mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

3
Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita. Jatuhkan kepala ke depan.
Kemudian jatuhkan ke belakang, ke kiri, ke kanan. Ingat kepala/leher dalam
keadaan lemas, seperti orang mengantuk.
Putar kepala pelan pelan dan rasakan lekukan-lekukan di leher, mulai dari
muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya dan
lakukan berkali kali. Ingat, pelan pelan dan rasakan!
Putar bahu ke arah depan berkali kali, juga ke arah belakang. Pertama
satu-persatu terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar
serentak. Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah
belakang. Demikian pula sebaliknya.
Rentangkan tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas siku,
putar tangan keseluruhan. Lakukan berkali kali, pertama tangan kanan dahulu,
kemudian tangan kiri, baru bersama sama.
Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya.
Ambil posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan tumpuan
pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar pergelangan kaki
kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan. Kerjakan juga pada kaki kiri
sesuai dengan cara di atas.
Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan lari-lari di tempat dan
meloncat loncat.
2. Macam Macam Gerak :
Setiap orang memerlukan gerak dalam hidupnya. Banyak gerak yang
dapat dilakukan manusia. Dalam latihan dasar teater, kita juga harus mengenal
dengan baik bermacam macam gerak. Latihan-latihan mengenai gerak ini harus
diperhatikan secara khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam bidang
teater.
Pada dasarnya gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Gerak teaterikal, adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang
lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam
naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan
naskah teater/drama.

4
b. Gerak non teaterikal, adalah gerak kita dalam kehidupan sehari hari.
Gerak yang dipakai dalam teater (gerak teaterikal) ada bermacam macam,
secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan
gerak kasar.
1) Gerak Halus
Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik,
atau yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena
pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dan
sebagainya.
2) Gerak Kasar
Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita.
Gerak ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari
dalam. Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu:
a) Business, adalah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh
kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa
terpikirkan (refleks). Misalnya:
- Sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak
sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti
irama musik.
- Sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit
nyamuk. Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang
tergigit nyamuk tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar.
b) Gestures, adalah gerak gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini
adalah gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi
setelah mendapat perintah dari diri/otak kita untuk melakukan
sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb.
c) Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang
satu ke tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada
berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung gulung,
melompat, dsb.
d) Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-
macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara

5
berjalan seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan
orang yang sedang mabuk, dsb.
Setiap gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan dasar.
Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini benar-benar oleh
seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan gerakan yang
demikian itu. Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan "gerak-gerak dasar".
Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
- Gerak Dasar Bawah: posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini kita
hanya boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak sampai
pada batas kepala kita.
- Gerak Dasar Tengah: posisi kita saat ini dalam keadaan setengah
berdiri. Di sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai di
atas kepala.
- Gerak Dasar Atas: di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa
ada batas.
Dalam melakukan gerak-gerak dasar di atas kita dituntut untuk
berimprovisasi/ menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik.

3. Latihan-latihan gerak yang lain


- Latihan Cermin. Dua orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain.
Salah seorang lalu membuat gerakan dan yang lain menirukannya,
persis seperti apa yang dilakukan temannya, seolah-olah sedang
berdiri di depan cermin. Latihan ini dilakukan bergantian.
- Latihan Gerak dan Tatap Mata. Sama dengan latihan cermin, hanya
waktu berhadapan mata kedua orang tadi saling tatap, seolah kedua
pasang mata sudah saling mengerti apa yang akan digerakkan nanti.
- Latihan Melenturkan Tubuh. Seseorang berdiri dalam keadaan lemas.
Kemudian seorang lagi membantu mengangkat tangan temannya.
Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum dijatuhkan
lengan / tangan tersebut diputar-putar terlebih dahulu.

6
- Latihan Gerak Bersama. Suatu kelompok yang terdiri dari beberapa
orang melakukan gerakan yang sama seperti dilakukan oleh
pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri di depan mereka.
- Latihan Gerak Mengalir. Suatu kelompok yang terdiri beberapa orang
saling bergandengan tangan, membentuk lingkaran. Kemudian salah
seorang mulai melakukan gerakan (menggerakkan tangan atau tubuh)
dan yang lain mengikuti gerakan tangan orang yang menggandeng
tangannya. Selama melakukan gerakan, tangan kita jangan sampai
terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan dengan
memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga akan terbentuk
gerakan yang artistik

B. Teknik Olah Suara


Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Suara yang baik
akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkan. Jenis suara tiap
orang berbeda-beda, tetapi di dalam teater dituntut untuk bisa menirukan suara
sesuai tokoh yang diperankan.
Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya,
suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan
membentak saja. Akan tetapi, berolah suara dalam teater lebih kompleks lagi.
Seorang pemain juga dituntut untuk bisa menirukan dialek (logat bicara), harus
benar dan tepat dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, dan harus pandai
mengolah suarasuara alam. Semua kemampuan vokal itu memerlukan latihan
yang keras dan disiplin yang tinggi karena akan bermanfaat ketika bermain teater
kelak. Pengucapan kata dengan baik dan benar sesuai konteks sehingga setiap
huruf, kata, dan kalimat yang diucapkan dapat didengar dan dimengerti dengan
jelas oleh penonton. Hal ini akan memberi nilai tambah pada keberhasilan
pementasan teater. Sebagaimana latihan olah tubuh, latihan olah suara pun
memerlukan pemanasan terlebih dahulu. Fungsi pemanasan ini yaitu
mengendorkan otot-otot organ produksi suara. Latihan pemanasan olah suara
diawali dengan senam wajah, senam lidah, dan senam rahang. Pedoman latihan
olah suara yaitu sebagai berikut.

7
a. Konsentrasi dan sadar pada pekerjaan. Kesadaran ini akan memicu
kepada ingatanmu.
b. Santai dan lakukan pengulangan-pengulangan dalam latihan ini karena
otototot organ tubuh bukan suatu hal yang mekanis, melainkan lebih
bersifat ritmis.
c. Hindari ketegangan dan lakukan segala sesuatu dengan wajar secara
alami.
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jangan lakukan latihan secara
terburu-buru. Beri kesempatan otot-otot dan persendian untuk
menyesuaikan perintahmu.
e. Lakukan semua latihan ini secara bertahap, mulai dari tempo lambat
sampai dengan tempo cepat.

C. Teknik Olah Pikir


Seorang pemain teater memiliki kecerdasan tersendiri. Ia harus mampu
memerankan suatu peran yang kontradiktif dengan dirinya. Contohnya, peran
orang gila. Dengan peran tersebut, pemain harus menunjukkan bahwa ia tidak
normal, cara bertingkah laku orang gila, bertutur kata sekenanya, gerakan tubuh
sedang berdiri, duduk, mimik wajah sedih, bingung, dan marah.
Peran suatu tokoh itu membutuhkan sebuah pendalaman jiwa, yaitu
konsentrasi. Konsentrasi dapat dikuasai dengan cara memusatkan seluruh
pikiran dan perasaan pada peran tersebut.

8
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang
diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur
gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang
kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di
Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda,
tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana
teater tradisional lahir.

Teater juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah
tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi
pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa
yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari
seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang
sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu
contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian
segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu
kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater)
dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni
teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus
bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang
hebat dalam dunia seni.

Anda mungkin juga menyukai