Anda di halaman 1dari 18

PROLOG

Mungkin hidup tak semudah yang kita bayangkan. Pernahkah kau bertanya-
tanya tetang arti kehidupan ini ? kenapa harus ada yang terlahir kaya dan miskin,
yang terlahir hebat dan lemah , dan yang terlahir pintar dan bodoh? Apakah Tuhan itu
maha adil ? entah kenapa aku sempat berpikir seperti itu dulu, tetapi semakin kesini
aku semakin sadar dan tau jawaban nya.

Dahulu aku hanya merupakan anak SMA biasa yang bingung mencari jati diri
nya sendiri, Nama ku Ahmad Damar Maulana Panggil saja aku damar. Aku meresa
tidak hebat di bidang apapun baik itu olahraga, kesenian, bahkan akadami sekalipun
tidak ada yang bisa dibanggakan, masalah pertemanan juga sebenarnya aku sedikit
kesulitan, temanku yah sebatas teman kelas saja itu saja kadang merasa agak
canggung jika berkumpul dengan teman-teman aku seperti penonton saja melihat
mereka asik berbincang-bincang.

Tapi walaupun begitu aku juga seorang sahabat namanya Joko, dia itu orang
yang sangat jahil dan nakal di kelas walaupun begitu dia sebenarnya orang nya baik.
Dia pernah mengajakku untuk bolos sekolah tapi akhirnya kami gagal dan kami
dihukum membersihkan wc kejadian itu sangat memalukan bagi ku, tetapi soal
ibadah dia orang yang sangat taat bahkan jika sudah mau masuk waktu sholat dia
selalu duluan mengajak kami sholat. Memang aneh jadi dia itu seperti iblis dan
malaikat dalam satu tubuh.

Di suatu hari saat jam pelajaran pkn joko tertidur di kelas, sontak hal tersebut
ketahuan oleh guru pkn ku bu siti yang sedang mengajar saat itu, bu siti menghampiri
si joko dan memukul meja joko sambil berteriak.

“Joko BANGUN!!!!”

“Eh iya bu ada apa” joko terbangun dengan wajah panik


“kamu ini yah bukanya belajar malah molor di kelas! Mau jadi kamu hah?“
ucap sang guru dengan keras.

Dengan suara lantang dan penuh keyakinan joko menjawab “jadi Arsitek
bu!!”

Mendengar jawaban joko membuat seisi kelas menjadi tertawa bagaimana


orang yang bodoh dan sering bolos pelajaran seperti Joko bisa menjadi Arsitek,
melihat teman-teman kelas mentertawainya, Joko hanya bisa tertunduk malu,
mungkin saat itu hanya aku yang tidak tertawa. yah mungkin karena joko itu
sahabatku, aku jadi tidak enak ikut mentertawainya.

-0-0-0-

Tak terasa dua bulan lagi kami akan menghadapi ujian nasional, itu artinya
kami akan segera lulus dan mencari kehidupan baru. Saat jam istirahat joko pernah
bertanya padaku “setelah lulus kamu mau kuliah kemana?” aku bingung
menjawabnya aku hanya diam dan melanjutkan makan ku, aku sendiri tidak bisa
mengenali pontensi diriku sendiri saat itu.

Tapi sejak hari itu aku harus mulai berpikir tentang kuliah ku nantinya. Aku
bahkan tidak tau cita-cita ku sebenarnya apa. Mungkin dulu saat aku masih kecil aku
pernah memiliki cita-cita menjadi seorang dokter karena aku pikir aku dapat
membantu banyak orang dengan menjadi dokter. Tapi rasa nya sangat lah tidak
mungkin aku menjadi dokter dengan kemampuan otak ku yang pas-pasan ini.
Terutama saat aku harus berhadapan dengan mata pelajaran kimia, entah kenapa aku
selalu merasa kesulitan dengan mata pelajaran itu.

Aku coba membicarakan hal ini kepada ayahku mungkin dia punya solusi dan
saran untuk permasalahanku ini , Apalagi dia kan orang tua pasti dia paham apa yang
harus aku pilih untuk kuliah nantinya.
“Yah sebentar lagi kan ujian kira-kira jika aku sudah lulus SMA nanti,
menurut Ayah Damar harus kuliah Apa nantinya?”

“Oh kalau itu seterah pada kamu, apapun yang kamu pilih ayah akan selalu
mendukungmu,tapi ingat jangan sampai salah pilih jurusan, pililah jurusan yang
sesuai kemampuan dan potensimu juga”

“itu dia yah Damar bingung dengan kemampuan Damar sendiri, perasaan
semuanya biasa-biasa saja bagi Damar”

Smabil tertawa kecil ayah menatap ku sambal menjawab “kamu ini gimana
sih memiliki kemampuan bukan berarti harus memiliki prestasi besar, semua orang
pasti punya kelebihan dan kekurangan kamu belajar saja yang rajin nanti kita bicara
kan hal ini lain waktu “

Mendengar hal itu aku terdiam dan berbalik arah kembali ke kamar ku. Kata-
kata ayah ku barusan keliatannya tidak terlalu membantu tapi mungkin ada benarnya
juga, semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Mungkin aku bisa lihat dari
mata pelajaran favorit ku di sekolah, aku cukup senang dengan mata pelajaran sejarah
apalagi kalau sudah membahas tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia aku
bahkan salah satu peristiwa penting kemerdekaan yaitu peristiwa rengasdengklok
yang merupakan peristiwa penculikan yanag dilakukan oleh sejmlah pemuda
terhadapa Soekarno dan Hatta pada tanggal 16 agustus 1945 pukul 03:00 WIB.

Dulu ketika aku masih kecil aku sering berkunjung ke rumah kakek, ia adalah
seorang veteran perang, beliau sering menceritakan kisah perjuangan ketika ia masih
mudah. Aku sealu sangat antusias cerita tentang kakek ku itu. Dulu setiap kami
berkunjung ke rumah kakek hal pertama yang lakaukan saat sampai disana yaitu
berlari mencari kakekku dan meminta untuk melanjutkan ceritanya yang seakan-akan
terus berkelanjuatan dan tak ada habis-habisnya.

Jika dipikir-pikir kenapa kegemaranku mendengarkan tentang cerita-cerita


sejarah aku kembangkan menjadi potensi ku saja?. Yah mungkin aku selama ini
terlalu banyak mengeluh dan kurang berusaha tidak ada salahnya untuk mencoba.
UJIAN
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba yaitu hari yang dimana
menentukan nasib kami nantinya, Apakah kami lulus atau tidak. Yah tentu hari itu
adalah hari ujian Nasional akan dilakasanakan. Suatu hal menakutkan yang selalu
menhantui pikiran kami siswa siswi SMAN 01 Mempawah Hilir ini, apalagi ujian
nasional tahun ini menjadi penentu kelulusan bagi kami. Tentu kami tidak boleh
gagal dalam ujian kali ini. Tidak ada lagi jalan untuk mundur. Segala bekal ilmu
pengetahuan telah kami persiapkan. Yah walau masih ada sebagian dari mereka
mimilih jalan jalan pintas seperti membeli kunci jawaban meskipun harus
membayarnya dengan harga yang tidak murah. Aku sendiri walau tidak terlalu pintar
aku masih percaya dengan kemampuan diriku sendiri, aku tidak mau menipu diriku
dan keluargaku sendiri apalagi dari kecil selalu ditanamkan arti kejujuran oleh kedua
orang tuaku.

Aku dan joko kebetulan berasal dari jurusan IPA. Kami sama-sama memilih
ujian Biologi untuk ujian kejuruan. Kenapa aku memilih Biologi mungkin karena aku
lebih suka menghafal dari pada harus berurusan hitung-hitungan apalagi aku ini tipe
orang yang tidak teliti dalam menghitung.

Hari pertama ujian kami harus berhadapan dengan matematika, soalnya sangat
sulit banyak dari temanku bahkan sampai pucat wajahnya. Aku sendiri juga merasa
sangat kesulitan hingga keringatku bercucuran membasahi pakaianku. Tapi untunglah
setidaknya akumasih bisa mengisi setengahnya dengan yakin sisanya aku masih ragu
tapi aku yakin ada yang benar.

-0-0-0-

Hari-hari ujian pun telah berlalu saatnya kami mengetahui hasil perjuangan
kami. Suasana hatiku saat itu seperti antara hidup dan mati. Walaupun begitu tetap
ada kecil yang didalam diriku bahwa aku akan lulus. Dan yang benar saja ternyata
aku dinyatakan lulus tentu aku merasa senang mendengarnya. Rasanya telah
terbalaskan semua perjuangan ku dalam belajar selama ini. Setelah itu tentu aku
mencari teman Joko untuk menanyakan apakah dia lulus atau. Wajar aku khawatir
apalagi sekolah kami katanya tidak lulus seratus persen ada beberapa siswa yang
harus mersakan pahitnya kata tidak lulus tetu akau harap itu bukan Joko yang
menjadi salah satunya.

“Hei Joko lihat aku dinyatakan lulus bagaimana dengan mu!”

Joko terlihat tidak terlalu senang dan kelihatan murung jangan-jangan dugaan
ku tadi ternyata benar bahwa Joko ternyata menjadi salah satu yang tidak lulus.

“hmm” Joko belum juga menjawab

“Ada apa Joko kamu lulus atau tidak ?”

“Ternyata akuuu….LULUS YUHUU” ia melompat-lompat sambil


memelukku dengan sangat erat sampai-sampai aku merasa sesak.

“iya iya sudah kamu ini aku kira kamu tidak lulus, bikin panik saja” sambal
mencoba melepas pelukan si Joko.

Hari itu menjadi hari yang membahagia kan bagi kami. Tapi mungkin
kebahagiaan tak akan bertahan lama karena kami akan menghadapi nasib kami
masing-masing. Apalagi Joko Ingin ikut orang tuanya tinggal ke jawa dan kuliah
disana.
KULIAH
Berminggu-minggu telah berlalu setelah hari kelulusan. Aku sudah mencoba
untuk masuk di berbagai universitas negeri. Dan hasil berhasil masuk di salah satu
sekolah keguruan aku mengambil jurusan mate matematika disana. memang
kedengaranya agak aneh aku sendiri heran kenapa bisa kuliah disana, padahal dulu
ketika masih SMA aku tidak terlalu suka pelajaran tersebut.

Entah ini suatu kebetulan atau memang takdir dari tuhan. Yang jelas ini pasti
menjadi tahun-tahun sulit bagiku. Mau tidak mau aku harus bisa menguasai mata
pelajaran ini.

-0-0-0-

Tak terasa sudah menjelang akhir semester kuliahku. Ini merupakan masa-
masa sulit bagiku. Rasa benar-benar gila seperti tidak ada waktu sedetikpun untuk
diriku istirahat. Selain harus kuliah aku juga haru mengerjakan skripsi dan melakukan
berbagai praktek yang harus aku jalani.

Kalau berbicara soal nilai. Belakangan ini nilai-nilai cukup bagus walau ada
beberapa hala harus aku tingkatkan. Sampai disini pun aku tak ada henti-hentinya
untuk bersyukur, aku tidak menyangkat sudah bisa sampai sejauh ini. Padahal dulu
seingat ku matematika bukanlah mata pelajaran yang aku gemari saat bersekolah
dulu. Tetapi justru bidang ini lah yang ku pilih untuk menentukan masa depanku.

Bulan-bulan pertama ketika kuliah entah kenapa waktu itu benar benar terasa
sanga berat bagiku. Aku bahkan sempat berpikir untuk menyerah saja. Tetapi
untungnya dulu aku memiliki seorang dosen yang pernah berkata kepada ku “ Jangan
mudah menyerah dalam menghaddapi hidup ini karena Les Brown pernah berkata
Terlalu banyak dari kita tidak menghidupkan impian karena kita menghidupkan
ketakutan “ mkasud dari perkataan dosenku itu adalah Alasan kenapa impian hanya
sekedar menjadi harapan tergambar dari kata kata motivasi sukses di atas. Kita lebih

fokus ke hambatan, daripada impian yang akan dikejar. Sayangnya, setelah tahu
hambatan tersebut, kita hanya bisa takut.

Cara terbaik untuk menghentikan “kebiasaan” buruk ini adalah dengan


mengubah cara berpikir. Jadikan hambatan sebagai teka-teki yang membuat

penasaran untuk dipecahkan. Bukan beban.

Kata-kata dosenku itu pun seakan-akan telah mengubah cara pandangku

dalam menggapai kesuksesan. Karena aku yakin ini merupakan jalan yang terbaik
yang diberikan Tuhan kepada ku.
KERJA
Masa-masa telah berlalu cukup lama sampai saat ini aku terus berusaha
berjalan sambal memegang map yang berisikan lampiran-lampiran untuk melamar
perkejaan. Aku sudah mengajukan diri untuk menjadi guru honorer di berbagai
sekolah di dalam maupun luar kotaku. Tetapi sepertinya belum ada yang
membutuhkan jasaku disana.

Hingga pada akhirnya aku mencoba untuk melamar di suatu SMP yang
terletak di suatu desa yaitu SMP 03 Sungai Burung. Sekolah tersebut bukanlah yang
besar, malah keliatan banyak fasilitas yang kurang memadai disana seperti wc yang
kumuh, dinding yang rusak hingga gentengnya seakan-akan ingin runtuh saja.

Tapi tentu aku tidak punya pilihan lain. Aku segera mencari ruang kepala
sekolah dan meminta interview untuk melamar kerja barang kali mereka butuh
jasaku.

Saat bertatapan langsung dengan kepala sekolah aku mulai gugup dan jantung
berdetak keras. Lidahku seperti hilang semangat untuk berbicara. Tapi kali ini aku
harus berhasil aku mulai berbicara “ Perkenalkan pak nama saya Ahmad Damar
Maulana Saya ingin melamar kerja disini.”

Wajah sang kepala sekolah yang tadinya seram tiba-tiba tersenyum


mendengar perkataanku samabil berkata “oh benarkah apakah kamu ingin menjadi
guru honorer disini”

Sepertinya kepala sekolah meresepon baik perkataanku aku pun menjawab


dengan semangat “ iya benar pak saya ingin menjadi guru disini !!!.”

“kalau begitu kamu basicnya di mata pelajaran apa”

“kebetulan saya basic saya di matematika pak”

Mendengar perkataan ku wajah sang kepala sekolah kembali datar sambil


melihat-lihat lempiran-lampiran yang ku bawa lalu ia berkata “waduh kalau untuk
guru matematika kami belum butuh tapi dilihat dari lempira-lampiran yang kamu
bawa seperti kamu bisa jadi guru IPS disini kebetulan kami belum punya penggati
guru IPS yang lama, ia sudah pindah ke kota bagaiamana kamu bersedia?.”

Mendengar perkataan kepala sekolah tersebut jelas membuat aku menjadi


kebingungan. Bagaimana bisa orang yang terbiasa menghitung ini mengajar Ilmu
Pengetahuan Sosial. Tapi memang kalau dipikir-pikir aku sudah tidak memiliki
pilihan lain. Tidak ada lagi sekolah yang bisa ku kujungi disekitar sini. Aku juga
tidak ingin terlalu jauh dengan keluargaku. Lagipula dulu gemar pelajar sejarah aku
harap masih ada yang kuingat, siapa tau itu berguna.

Aku telah memutuskan untuk menerimanya. Akub mulai bekerja minggu


depan. Hal kedua yang harus aku lakukan yaitu mencari kos-kosan disekitarnya sana
tapi sayangnya sepertinya tidak ada yang menyediakan kost disana sehingga aku
terpaksa sehingga aku harus mengambil kost yang agak jauh yaitu di daerah Siantan.

-0-0-0-

Ini adalah hari pertama aku mengajar. Aku telah mencoba untuk melakukan
sedikit persiapan tadi malam seperti membaca kembali buku-buku IPS lamaku dulu
saat aku masih SMP.

Kelas yang akan aku ajar kali ini adalah kelas VII D. aku sudah merasa
kebisingan kelas dari kejauhan persis seperti aku dulu saat SMP kami tidak akan
berhenti menggila sebelum ada guru yang melangkahi pintu kelas kami.

Ketika aku melangkah masuk aku bisa melihat sekumpulan anak-anak yang
kocar kacir terkejut melihat ku. Mereka berusaha kembali ke tempat mereka masing-
masing dan duduk rapi. Sejujurnya aku cukup salut melihat sikap mereka walaupun
aku ini orang baru disini mereka sepertinya bisa menaruh hormat kepada ku.

Saat itu bibirku terasa sedikit kelu walau hanya untuk mengatakan salam saja.
Tetapi aku tak bisa mundur aku harus memaksa diriku untuk berbicara.
“ assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh perkenalkan nama bapak
Ahmad Damar Maulana panggil saja pak Damar saya disini akan mengajar mata
pelajaran IPS”

Seluruh siswa dikelas serentak menjawab “ hallo pak damar” sejauh ini
keliatanya respon mereka cukup bagus aku harap bisa mengajar dengan baik disini.

Mereka kelihatan cukup antusias dan bersemangat dalam belajar meskipun


mengingat kondisi sekolah mereka yang kurang baik. Banyak kursi dan bangku rusak
yang jelas mengganggu proses belajar mengajar. Untuk ketersedian buku saja kadang
mereka harus berbagi satu buku untuk 3 orang.

Memang miris sekali jika mengingat kalau diluar sana banyak sekali sekolah
yang memiliki fasilitas lengkap tetapi siswa siswi masih saja untuk malas belajar.
Kalau begitu mereka harus melihat anak-anak disini mereka memiliki semangat yang
luar biasa hebat. Mungkin aku aku akan menjadi orang paling merasa bersalah jika
anak-anak dihadapanku ini tidak menjadi orang hebat.
BERUBAH
Telah beberapa minggu mengajar disini entah mengapa aku seperti ambisi
baru dalam hidupku. Aku ingin sekali melihat ini maju walaupun aku sadar diriku ini
hanya seorang guru honorer memangnya aku bisa apa? Yang jelas aku dalam
beberapa tahun ini aku akan terus mengapdi di sekolah ini paling tidak sampai aku
punya kesempatan jadi PNS nantinya. Sanyangnya mungkin pemerintah tidak akan
melakukan penerimaan calon PNS dalam waktu dekat ini.

Mungkin aku harus mencari orang yang mau membantu merenovasi sekolah
ini. Pihak sekolah sepertinya tidak bisa terlalu berharap dengan bantuan dari
pemerintah. Sekolah-sekolah di daerah sepertinya kurang diperhatikan oleh
pemerintah daerah itu sendiri. Yah mau diapakan lagi system pindidikan dan
pemerataan pembangunan oleh pemerintah memang harus banyak dibenahi.

-0-0-0-

Suatu ketika pada hari itu aku yang harusnya berangkat pagi-pagi untuk
menuju sekolah tempat aku mengajar tiba-tiba bangun kesiangan. Aku jelas panik
ketika melihat jam dinding menunjukan waktu pukul 05:45 itu kelihatan nya masih
pagi untuk sebagian orang tapi perlu diingat tempat aku mengajar ini cukup jauh dari
kost yang aku tempati.

Aku sangat terburu-buru hingga mungkin aku mandi asal siram saja tadi, roti
sisa semalampun ku sikat sekedar mengganjar perut ku. Aku lantas mengeluarkan
sepeda motor lalu ku Tarik gas sedalam mungkin aku tidak ingin terlambat nantinya.

Hari itu dimana aku serasa menjadi Valentino Rossi sehari aku benar-benar
cepat. Sudah setengah perjalanan lagi aku sampai kesekolah. Ditengah perjlanan ada
sebuah mobil didepanku tiba-tiba mobil itu melakuakan rem secara mendadak. Itu
jelas sangat mengejutkan ku aku segera menekan kedua rem sekuat mungkin tapi
nasib buruk tak bisa kuhindari. Aku menabrak bagian belakang dari mobil tersebut
lalu aku terjatuh dan menjerit kesakitan

“ AAH TOLONG AKU” aku berteriak sekencang mungkin memintan


pertolongan, pandangan ku buyar dan tubuh ku tak bisa bergerak

Tak lama kemudian sang pemilik mobil turun dan sepertinya berusaha
menggotongku masuk ke mobil dan membawa ku ke rumah sakit. Ketika aku masuk
ke mobil tiba-tiba aku tak sadarkan diri.

-0-0-0-

Ketika aku membuka mata sudah berada ditempat yang berbeda dan aku
sudah ada diatas ranjang bersamaan tangan ku yang diimpus sepertinya aku berada di
rumah sakit. Jika dilihat-lihat ini bukan kamar biasa ini aku berada di kamar kelas
VIP aku jadi sedikit khawatir bagaimana nanti bisa membayar biayanya nanti.

Tak berselang lama tiba-tiba masuk seorang pria yang tampak gagah dan
menggunakan jas dia jelas orang kaya dia pasti membawaku kesini.

“ternyata kamu sudah sadar Damar bagaiaman apa kamu baik-baik saja”

Ada yang aneh perkataan orang ini bagaiaman dia bisa tau namaku apa dia
melihat tanda pengenal ku. Hmm bisa jadi, tapi wajah sepertinya taka sing bagi ku.

“iya saya kelihtan baik-baik saja”

“sudah sekarang kamu istirahat saja kata dokter kamu hanya mengalami
memar-memar saja tidak ada yang patah tapi kamu masih harus diberiksa, jangan
pikirkan soal biaya semuanya saya yang tanggung”

Kelihatanya orang benar-benar orang yang sangat baik aku jadi merasa tidak
enak kepadanya aku lantas meminta maaf “ waduh terima kasih banyak pak, saya
juga mintak maaf karena sudah menabrak mobil bapak kalau saya ada uang pasti saya
ganti”
Mendengar perkataan ku pria itu malah tersenyum dan berkata “aku sudah
memaafkan mu kamu juga gak perlu mengantinya, ngomong-ngomong apa kabar
keluarga mu apa mereka sehat?”

Lagi-lagi ada yang aneh dengan perkataan pria ini sepertinya aku memang
mengenalinya di suatu tempat tapi entah dimana.

“mohon maaf ngomong-ngomong nama bapak ini siapa yah?”

“astaga sepertinya kamu benar-benar lupa ini aku Joko temanmu saat SMA”

Aku sempat terdiam tak percaya mendengar perkataannya apakah ini benar-
benar dia Joko temanku. Tapi dilihat-lihat dari wajahnya aku sadar dan yakin kalau
ini memang Joko temanku.

“Joko ini benar-benar kau”

“tentu saja memangnya siapa lagi, ini aku”

Aku langsung memeluk erat temanku itu sudah bertahun tahun kami tidak
bertemu tidak kusangka dia masih bisa mengenaliku denagn baik. Sepertinya ia telah
menjadi orang sukses karena penasaran aku bertanya apa pekerjaanya sekarang. Lalu
dia menjawab dia sudah menjadi seorang arsitek dan bekerja untuk salah satu
perusahaan yang sangat besar di Indonesia.

Rasa tidak percaya bercampur bahagian aku mendengar hal tersebut.


Bagaimana tidak dulu banyak orang yang meragukan dan bahkan mentertawainya
karena ingin menjadi seorang arsitek tapi kenyataanya ia berhasil menggapai
mimpinya itu, aku sungguh bangga melihatnya.

-0-0-0-

Beberapa hari di rumah sakit ada sebagian datang jauh-jauh untuk


menjengukku dan bahkan mereka membawakan ku makanan. Aku meminta ku untuk
segera cempat sembuh agar bisa mengajar lagi nantinya. Memang sungguh manis
melihat ada muridku yang peduli padaku. Itu memberi aku semangat untuk kemabli
mengajar.

Setelah keluar dari rumah sakit Joko mengajak ku kerumahnya sebentar.


Memang bukan main, rumah keliatanya sangat besar dan mewah. Melihat sekolah
rumah Joko aku jadi teringat dengan keadaan sekolah tempat aku mengajar yang
sangat bertolak belakang.

Sampai disana kami mulai berbincang-bincang. Aku mencoba menceritakan


pekerjaan ku dan sekolah tempat ku mengajar. Sepertinya Joko tertarik untuk
memberi bantuan terhadap sekolah tempat aku mengajar bahkan dia bilang akan
turun langsung untuk merancang bangunan sekolah tersebut. Tidak sampai disitu dia
juga memilki kenalan yang bisa mencarikan donasi buku-buku pelajaran untuk
sekolah tersebut.

Aku jelas mendengar hal tersebut. Tidak ku sangka dibalik musibah yang ku
alami ada hikmah yang luar biasa ju dapatkan memang kita tidak apa yang
sebenarnya Tuhan rencanakan.

-0-0-0-

Setelah beberapa bulan berlalu akhirnya sekolah selesai direnovasi. Untuk


merayakannya aku mencoba mengajak murid murid ku untuk study tour ke tugu
Khatulistiwa sekaligus mereka akan belajar observasi dan wawancara disana.
kebetulan Joko mau mencarikan kami kendaraan untuk pergi kesana.

Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa,


Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari
pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat


terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat
berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas
kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi.
Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik
saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di
sekitar tugu.

Sesampainya kami disana aku memberi sedikit pengarahan kepada mereka


setelah itu aku membebaskan mereka untuk mengeksplore temapt tersebut sambil
duduk dan mengawasi mereka dari kejauhan. Entah mengapa aku bisa merasakan
kebahagiaan hanya dengan melihat senyeman-senyuman mereka.

Disaat itu aku berusaha untuk menatap langit sambil mengucap ras syukur
sebanyak mungkin kepada Tuhan yang maha esa. selama ini aku merasa kehindupan
ku penuh dengan rintangan dan hambatan. Banyak hal duniawi yang gagal kucapai.
Tapi aku sadar terkadang keinginan kita belum tentu itu yang terbaik untuk kita, ingat
lah kalau Allah swt. Itu maha tau apa yang baik dan buruk untuk kita.

mungkin sekarang aku sudah mengerti maksud perkataan ayah ku dulu. Tidak
perlu menjadi hebat untuk dikatakan luar biasa tapi jadilah orang yang peduli akan
sesama itu lebih dari luar biasa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
berupa novel sejarah. Dalam penyusunan novel sejarah penulis telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis.
Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.

Kami menyadari tanpa arahan dari guru pembimbing serta masukan –


masukan dari berbagai pihak tidak mungkin kami bisa menyelesaikan
novel sejarah ini. Novel sejarah ini dibuat sedemikian rupa semata-mata
untuk membangkitkan kembali minat baca siswa/i dan sebagai motivasi
dalam berkarya khususnya karya tulis. Untuk itu penulis hanya bisa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat,
sehingga kami bisa menyelesaikan novel sejarah ini.

Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis


khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Mempawah, 22 November 2018

Fiqri Saputra
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Fiqri Saputra

Tempat,tanggal lahir : 8 Desember 2000

Nama ayah : Safrani

Nama Ibu : Suherniwati

Alamat : BTN Sebukit Indah blok C3

Status :Pelajar

Hobi : Multimedia dan Komputer

No hp : 089616777577

Instagram : @fiqri81200

Email : fiqrisaputra81200@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai