Anda di halaman 1dari 3

Rumah, Ruang, dan Semesta

(untuk Rudeka)

Kupanggil memori pukul tiga pagi


Aku yang tak bisa masuk rumah
Aku tak enak mengusik penghuni
Sebab aku menumpang disini
Kupaksa betah diriku
Menghadapi dingin dan sunyinya Jombang malam itu

Sekalinya aku sering menumpang


Masih terasa asing tempat itu
Tidak, tidak salah tempatnya
Tapi aku yang tak bisa

Begitu banyak aktifitas yang terlewat olehku


Menjadikanku asing oleh waktu
Setidaknya itu kata Kahlil Gibran
"Tidak bekerja menjadikan musim asing bagimu"

Beruntungnya, aku masih merasa dirindukan


Masih banyak yang ingin berbagi cerita denganku
Sekalipun aku tak tertarik mendengar kisah-kisah metafor penuh dusta
Namun tetap kudengar mereka

Hanya, telingaku masih bisa menyaring


Suara murni dalam rumah itu
Rumah tua di dekat jantung kota
Yang membuat aku, merasa aku
Disitu, kau boleh menjadi siapapun
Penyanyi, penulis, penyair, pelukis bahkan penipu
Menipu orang-orang dengan senyum terpaksa
Agar deritamu tak mengganggu bahagia mereka

Kini, kusampaikan rinduku


Pada kata-kata yang kutulis sebisaku
Untuk tempat istimewa itu
Semesta baru. Ya, semesta baru

Bila semesta adalah ruang


Tapi rumah itu menciptakan semesta
Yang menampung segala pikiran
Yang menerima setiap insan

Sebelum titik terakhir sajak ini


Terima kasih untuk kesekian kali
Tetaplah seperti itu, tetaplah menjadi dirimu
Akan kembali diriku, bila tak mampu menahan rindu.

Surabaya, 07 April 2021


Fiq

Anda mungkin juga menyukai