Aku yang tak bisa masuk rumah Aku tak enak mengusik penghuni Sebab aku menumpang disini Kupaksa betah diriku Menghadapi dingin dan sunyinya Jombang malam itu
Sekalinya aku sering menumpang
Masih terasa asing tempat itu Tidak, tidak salah tempatnya Tapi aku yang tak bisa
Begitu banyak aktifitas yang terlewat olehku
Menjadikanku asing oleh waktu Setidaknya itu kata Kahlil Gibran "Tidak bekerja menjadikan musim asing bagimu"
Beruntungnya, aku masih merasa dirindukan
Masih banyak yang ingin berbagi cerita denganku Sekalipun aku tak tertarik mendengar kisah-kisah metafor penuh dusta Namun tetap kudengar mereka
Hanya, telingaku masih bisa menyaring
Suara murni dalam rumah itu Rumah tua di dekat jantung kota Yang membuat aku, merasa aku Disitu, kau boleh menjadi siapapun Penyanyi, penulis, penyair, pelukis bahkan penipu Menipu orang-orang dengan senyum terpaksa Agar deritamu tak mengganggu bahagia mereka
Kini, kusampaikan rinduku
Pada kata-kata yang kutulis sebisaku Untuk tempat istimewa itu Semesta baru. Ya, semesta baru
Bila semesta adalah ruang
Tapi rumah itu menciptakan semesta Yang menampung segala pikiran Yang menerima setiap insan
Sebelum titik terakhir sajak ini
Terima kasih untuk kesekian kali Tetaplah seperti itu, tetaplah menjadi dirimu Akan kembali diriku, bila tak mampu menahan rindu.