Anda di halaman 1dari 15

BIDANG GARAPAN MANAJEMEN

MADRASARAH

DI
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : RIAL ALHARIQ


NIM :
UNIT : I (SATU)
SEMESTER : II (DUA)
JURUSAN : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
MK : MANAJEMEN MADRASAH
DOSEN : NURSALAMI, M.Ag

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
MUHAMMADIYAH ACEH BARAT DAYA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


A. Administrasi dan Manajemen Kesiswaan Tenaga Pendidik dan
Pendidikan
B. Administrasi dan Manajemen Prasarana Serta Manajemen
Keuangan/Pembiayaan
C. Administrasi dan Manajemen Hubungan Sekolah/Madrasah
dan Masyarakat serta Manajemen Layanan Khusus

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12


A. Kesimpulan ................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan semakin merata akan
menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Efisiensi pendidikan menuntut
pengelolaan yang semakin terdesentralisasikan. Aparatur pendidikan di daerah
harus semakin mampu mengelola dan melaksanakan teknis kependidikan secara
otonom. Hal ini diperlukan untuk membangun masyarakat di daerah masing-
masing ke arah kemandirian untuk mencapai kehidupan yang semakin merata dan
sejahtera.
Pendidikan sebagai usaha suatu kelompok masyarakat atau bangsa untuk
mengembangkan kemampuan generasi muda untuk mengenali dan menghayati
nilai-nilai kebaikan dan kemuliaan hidup melalui pembinaan potensi dan
transformasi budaya mereka. Bloom menjelaskan bahwa sekolah diciptakan untuk
memberi bagian penting pendidikan generasi muda. Untuk mewujudkan itu
semua, maka masing-masing bagian penting dalam pendidikan haruslah dikelola
dengan baik terutama pada pendidikan madrasah.
Memperbincangkan mengenai lembaga pendidikan yang bernama
madrasah, agaknya akan selalu menarik dan tidak ada habis-habisnya. Terlebih
yang dibicarakan adalah dari aspek manajemennya. Karena manajemen dalam
suatu lembaga apa pun akan sangat diperlukan, bahkan disadari atau tidak sebagai
prasyarat mutlak untuk tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam lembaga
tersebut. Semakin baik manajemen yang diterapkan, semakin besar pula
kemungkinan berhasilnya lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Demikian
pula sebaliknya.
Realitas di lapangan lembaga-lembaga pendidikan Islam khususnya
madrasah tingkat produktifitas masih jauh dari yang diharapkan. Dalam makalah
ini akan dibahas sekilas mengenai manajemen madrasah terkait dengan
problematika yang ada di dalamnya beserta dan pemecahannya beserta dengan
formulasi dalam pengembangan madrasah.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya ialah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah administrasi dan manajemen kesiswaan tenaga pendidik dan
pendidikan?
2. Bagaimanakah administrasi dan manajemen prasarana serta manajemen
keuangan/pembiayaan?
3. Bagaimanakah administrasi dan manajemen hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat serta manajemen layanan khusus

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Administrasi dan manajemen kesiswaan tenaga pendidik dan pendidikan?
2. Administrasi dan manajemen prasarana serta manajemen
keuangan/pembiayaan?
3. Administrasi dan manajemen hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat
serta manajemen layanan khusus

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama
kepada penulis dalam menambah pengetahuan tentang pelaksanaan manajemen
madrasah, serta juga diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan bacaan
bagi pembaca dalam mengetahui tentang permasalahan garapan manajemen
madrasah agar pelaksanaannya menjadi lebih baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Administrasi dan Manajemen Kesiswaan Tenaga Pendidik Dan


Pendidikan
Administrasi merupakan suatu kegiatan untuk melayani, mengelola,
mengarahkan dan mengatur suatu lembaga, organisasi, ataupun perusahaan.
Peranan administrasi begitu penting, karena dapat menentukan keberhasilan suatu
tujuan yang ingin dicapai.1 Administrasi akan berhasil dengan baik apabila
didasarkan atas prinsip-prinsip yang ada. Lembaga pendidikan merupakan salah
satu tempat yang memerlukan suatu administrasi untuk mensukseskan program-
program kerja yang ingin dicapai.
Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continue terhadap seluruh
peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat
mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Komponen dalam sekolah
yang berhubungan dengan administrasi pendidikan diantaranya ialah kesiswaan,
pegawai dan guru, kurikulum, serta sarana dan prasarana. Dengan banyaknya
komponen yang ada di sekolah, tentunya diperlukan pembagian tugas administrasi
disetiap komponen tersebut agar lebih jelas dan terprogram.
Berdasarkan dari tujuan dan manfaat dari administrasi kesiswaan adalah
dapat dibagi dalam beberapa hal antara lain:
1. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat
murid meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada
sekolah itu, serta menunjang proses pembelajaran sehingga lancar, teratur,
dan memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
2. Dapat mengetahui kuantitas dan kualitas siswa yang ada.
3. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa,
serta setelah lulus kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa
tersebut.

____________
1
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.23

3
4. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya
tata tertib yang tetrulis untuk siswa.2
Administrasi kesiswaan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan
siswa. Administrasi kepegawaian dan guru berhubungan dengan tugas dan
perannya dalam sekolah. Administrasi kurikulum berhubungan dengan sistem
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada, dan administrasi sarana dan
prasarana berhubungan dengan fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Semua
komponen tersebut begitu penting untuk mensukseskan tujuan sekolah yang ingin
dicapai.3
Administrasi kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan pencatatan siswa
atau peserta didik mulai dari siswa mulai masuk sekolah hingga siswa
meninggalkan sekolah karena lulus atau alasan lainnya. Kepala sekolah atau
lembaga pendidikan sebagai leader hendaknya mampu untuk mempersiapkan atau
merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kesiswaan. Kegiatan-
kegiatan yang dimaksud adalah
1. Penerimaan Peserta Didik
Dalam penerimaan siswa baru ini perlu direncanakan dengan baik,
agar penerimaan siswa baru dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dalam hal ini, juga harus memperhatikan hari-hari libur sekolah
atau hari Ahad, agar tidak terjadi tabrakan dengan regristrasi siswa yang
lama.
2. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
Kebijakan penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai
jumlah peserta didik yang dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut
sesuai dengan kondisional lembaga pendidikan tersebut, seperti daya
tampung, kriteria yang dapat diterima, sarana prasarana, tenaga kependidikan
yang ada, jumlah peserta didik yang tinggal kelas, dsb.

____________
2
Ngalim Purwanto, M, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hal.42
3
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, hal.23

4
3. Sistem Penerimaan Peserta Didik
Berbicara mengenai sistem penerimaan, ada dua macam sistem
penerimaan peserta didik baru, yaitu sistem promosi dan sistem seleksi.
Sistem promosi merupakan sistem penerimaan yang tidak menerapkan seleksi
dalam penerimaan peserta didik baru. Sehingga setiap siswa yang telah
mendaftar, akan secara langsung diterima oleh lembaga pendidikan tersebut
sebagai peserta didik baru.
4. Kriteria Penerimaan Peserta Didik
Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya
seseorang untuk diterima sebagai peserta didik. Kriteria penerimaan peserta
didik ada tiga macam, kriteria acuan patokan (standard criterian referenced),
kriteria acuan norma (Norm criterian referenced), dan kriteria berdasar daya
tampung sekolah. Kriteria acuan patokan merupakan penerimaan berdasarkan
syarat atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Pencatatan Peserta Didik
Setelah melalui proses seleksi penerimaan, peserta didik yang
dinyatakan lolos haruslah dicatat sebagai siswa baru di sekolah atau lembaga
pendidikan tersebut. Catatan-catatan yang dimaksud adalah:
a) Buku induk atau buku pokok yang digunakan untuk mencatat data semua
anak yang pernah atau sedang mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.
Buku induk biasanya dicatat dalam buku besar.
b) Buku klapper ini membantu buku induk yang memuat data siswa yang
pentingpenting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk, tetapi tidak
selengkap buku induk.
c) Buku presensi kelas yang setiap hari diisi guna mencatat siswa yang hadir
atau tidak hadir, untuk selanjutnya dihitung persentase kehadiran tiap akhir
bulan.
d) Buku catatan bimbingan dan penyuluhan untuk mancatat siswa yang
meminta bimbingan dan yang telah mengikutibimbingan dan penyuluhan.

5
e) Buku catatan prestasi belajar siswa merupakan buku yang digunakan guru
untuk mencatat nilai mentah yang didapat dari ulangan harian atau ulangan
umum sertanilai lainnya.
f) Buku raport yang memuat laporan hasil belajar siswa yang bersangkutan
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.
g) Buku mutasi yang digunakan untuk mencatat adanya murud-murid yang
pindah.4
6. Tata Tertib Peserta Didik
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal: 1 Mei 1974,
No. 14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengataur
kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap
pelanggarannya. Tata tertib siswa ini merupakan bagian dari tata tertib
sekolah.

B. Administrasi dan Manajemen Prasarana Serta Manajemen Keuangan/


Pembiayaan
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan
misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan
sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan, labolatorium dan sebagainya.
Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana
pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1. Bangunan dan perabot sekolah.
2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan
labolatarium.
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang
menguanakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat
penampil.
____________
4
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah…, hal.45

6
Adapun yang bertanggungjawab tentang sarana dan prasarana pendidikan
adalah para pengelola administrasi pendidikan. Secara mikro atau sempit maka
kepala sekolah bertanggung jawab masalah ini, seperti:
1. Hubungan antara peralatan dan pengajaran dengan program pengajaran.
2. Tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan dan
prosedur
3. Beberapa pedoman administrasi peralatan
4. Administrasi gedung dan perlengkapan sekolah.5
Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses
sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu : mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan.
Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip
yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-
prinsip yang dimaksud adalah:
1. Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud
agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab
itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilaman
fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel
sekolah akan menggunakannya.
2. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana
sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga bisa memperoleh
fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.
3. Prinsif Administratif
Prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan
pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang,
peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah.

____________
5
Rochman Natawijaya, Ilmu Keguruan Pendidikan Nasional, (Jakarta: New Aqua Press,
2013), hal. 47

7
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar
dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak
sehingga manajemennya melibatkan banyak orang.
5. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di
sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang
sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam
pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab
masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja
sama dengan baik.6
Sedangkan manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah
prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu
mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu
transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.7 Berikut ini adalah
penjabarannya:
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di
lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti
adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu
keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggung-jawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan
____________
6
Imam Soepardi, Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, (Jember: FKIP Universitas
Jember, 2010), hal.12
7
Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hal. 106-108

8
seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat
menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang
tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen
keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan
yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah
membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan
yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-
nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input)
dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat
dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, Kegiatan dapat
dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-
kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil, Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-
banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

9
C. Administrasi dan Manajemen Hubungan Sekolah/Madrasah dan
Masyarakat Serta Manajemen Layanan Khusus
Hubungan Masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari
publik. Sasaran hubungan masyarakat adalah menciptakan opini public yang
favourable, menguntungkan semua pihak (lembaga pendidikan islam dan
masyarakat). Hubungan masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam
manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan humas dalam menjalin hubungan dengan masyarakat
memerlukan beberapa strategi, meliputi:
a. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri, termasuk
kegiatan ekstrakurikuler (Pramuka, PMR, karya wisata, berkemah, kerja atau
praktik langsung dilapangan, musyawarah dengan para guru dan karyawan
sekolah, dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat
b. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar, termasuk
meningkatkan hubungan dengan masyarakat (melaporkan keadaan siswa
kepada orang tua, mengeluarkan majalah sekolah sebagai penambah
informasi terhadap masyarakat tentang perkembangan sekolah, melaksanakan
pameran sekolah, open house agar masyarayat dapat bertatap muka.8
Kegiatan humas bisa dilihat jika antara masyarakat dan sekolah menjadi
kesatuan yang saling memberi masukan dan saling mempengaruhi, diantaranya
selalu berkoordinasi dalam setiap permasalahan, segala kebijakan yang diambil
sekolah bermuara pada kepentingan sekolah dan masyarakat, kemudian
masyarakat dilibatkan pengambilan keputusan agar tingkatkan partisipasi
masyarakat terhadap perkembangan sekolah semakin tinggi.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 54 disebutkan bahwa :
1. Partisipasi serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi
____________
8
Wahyu Bagja Sulfemi, Modul Manajemen Pendidikan Non Formal, (Bogor: STKIP
Muhammadiyah Bogor, 2018), hal.47

10
kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan
pendidikan.
2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan pengguna
hasil pendidikan.9
Pada kenyataanya komite yang merupakan wadah organisasi perwakilan
dari masyarakat, sebagai lembaga otonom menunjukan indikasi kurang berfungsi
sesuai dengan perannya yang telah ditentukan dan hanya berfungsi saat adanya
bantuan dari pemerintah dan input (dana), juga adanya indikasi humas kurang
berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Tugas humas dalam meningkatkan partisipasi masyarakat untuk peduli
terhadap sistem pendidikan di sekolah adalah: 1) Melakukan kunjungan kepada
masyarakat, 2) Memberikan informasi tentang keadaan dan perkembangan
sekolah, 3) Berdikusi dengan masyarakat tentang bagaimana meningkatkan sistem
pendidikan di sekolah, selain itu juga mengundang masyarakat untuk melihat
langsung perkembangan pendidikan di sekolah.
Peningkatan manajemen humas dalam perkembangan mutu pendidikan di
sekolah dapat tercermin dari uraian tugas humas itu sendiri. Pertimbangan
mengenai sarana dan prasarana sekolah dalam pengembangan sekolah menjadi
perhatian rutin bagi humas. Setelah mengadakan pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang dihubungkan dengan kondisi fisik, ditindak lanjuti dengan
memberi pertimbangan kepada sekolah tentang sarana dan prasarana sekolah.

____________
9
Undang-Undang No.20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:
Citra Umbara, 2006), hal.104

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Administrasi kesiswaan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
siswa. Administrasi kepegawaian dan guru berhubungan dengan tugas dan
perannya dalam sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah: (1)
Penerimaan peserta didik, (2) Kebijakan penerimaan peserta didik, (3) Sistem
penerimaan peserta didik, (4) Kriteria penerimaan peserta didik, (5)
Pencatatan peserta didik, dan (6) Tata tertib peserta didik.
2. Manajemen prasarana pengelolaan terhada[ semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah,
seperti: (1) Bangunan dan perabot sekolah, (2) Alat pelajaran, peraga dan
labolatarium, (3) Media pendidikan. Sedangkan manajemen keuangan
merupakan pertanggung jawaban yang harus diselesaikan dan dengan prinsip:
transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
3. Pelaksanaan kegiatan manajemen humas memang harus dilaksanakan dengan
baik, dan dengan strategi tertentu termasuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat (melaporkan keadaan siswa kepada orang tua, mengeluarkan
majalah sekolah sebagai penambah informasi terhadap masyarakat tentang
perkembangan sekolah, melaksanakan pameran sekolah, open house agar
masyarayat dapat bertatap muka.

B. Saran
Dari uraian yang sudah dijelaskan di atas maka saran kami kepada instansi
terkait yang mengelola sistem pendidikan, diharapkan untuk berkontribusi
meningkatkan kerja sama yang baik dalam mengelola seluruh administrasi
pendidikan agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan, baik dari segi sarana
maupun pertanggungjawaban keuangan, kemudian kami juga mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca sekalian untuk kesempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Imam Soepardi, Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jember: FKIP Universitas


Jember, 2010

Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2000

Ngalim Purwanto, M, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2010

Rochman Natawijaya, Ilmu Keguruan Pendidikan Nasional, Jakarta: New Aqua


Press, 2013

Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Undang-Undang No.20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Bandung: Citra Umbara, 2006

Wahyu Bagja Sulfemi, Modul Manajemen Pendidikan Non Formal, Bogor:


STKIP Muhammadiyah Bogor, 2018

13

Anda mungkin juga menyukai