Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber ajaran Islam adalah al Quran dan hadis. Keduanya lalu ditafsirkan,
tafsir itu merupakan hasil pemikiran mufasir. Pemikiran itulah sebenarnya yang
membentuk sikap dan perilaku kaum muslimin. Tatkala suatu pemikiran dimunculkan
dan dianggap sesuai dengan keadaan zaman, pemikiran tersebut diterima oleh
masyarakat Islam masa itu. Tetapi lama kelamaan situasi berubah. Pemikiran tadi
adakalanya tidak sesuai lagi dengan keadaan yang baru. Maka para pemikir
memikirkan kembali hasil pemikiran lama untuk disesuaikan dengan keadaan baru.
Tatkala pemikiran ulang itu dilakukan dan disesuaikan dengan zaman modern, hasil
pemikiran itu disebut modernisasi pemikiran Islam. Pembaruan dalam Islam
dilakukan berdasarkan pemikiran baru tersebut. Jadi, pada hakikatnya, istilah
pembaharuan atau modernisasi itu sama saja, yaitu penerapan pemikiran modern
dalam memajukan Islam dan umat Islam.
Kondisi zaman modern ditandai oleh penggunaan rasio dalam kehidupan.
Karena itu, pada dasarnya, pembaharuan atau modernisasi dalam Islam identik
dengan rasionalisasi. Pemikiran rasional dalam Islam dipengaruhi oleh persepsi
tentang tingginya kedudukan akal dalam Islam. Persepsi ini bertemu dengan persepsi
yang sama dari Yunani yang sudah masuk ke dunia Islam. Tetapi, jika pemikiran
rasional Islam itu bersifat religius, maka pemikiran rasional Yunani bercorak sekuler.
Untuk memahami pemikiran modern dalam Islam, sebaiknya lebih dahulu diketahui
garis besar sejarah umat Islam sejak awal sampai zaman modern.
Dunia Islam telah mengalami masa keemasan dalam sejarah peradaban dunia,
banyak dari sana muncul ilumuan-ilmuan yang mendunia yang melahirkan karya-
karyanya, baik dalam bidang politik, astronomi, filsafat, kedokteran, fisika, biologi.
namun masa keemasan itu berakhir atau mengalami kemunduran setelah perang salib
dan dihancurkannya pusat ilmu atau perpustakan kordoba yang mana pada saat itu
perpustakaan kordoba memiliki 70 perpustakaan dan 400.000 kitab. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern mulai masuk ke dunia islam setelah pembukaan

1
abad ke sembilan belas, yang dalam sejarah Islam di pandang sebagai awal permulaan
abad Modern. kontak dengan dunia Barat selanjutnya menimbulkan ide-ide baru ke
dunia Islam seperti: rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semua
ini menimbulkan permasalahan-permasalahan baru dan pemimpin-pemimpin Islam
pun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan ini.
Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau kembali beberapa aspek yang
memang memerlukan untuk diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin modern yang mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
sekarang ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Apa pengertian pembaharuan dalam Islam?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam?
3. Siapa saja tokoh pembaharuan dalam Islam?
4. Bagaiamana dampak pembaharuan dalam Islam?

C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui pembaharuan dalam Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan Dalam Islam


Hakikat pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian muncul
berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaruan, yaitu
modernisme, reformisme, puritanisme, revivalisme dan fundamentalisme. Di samping
kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau
pembaruan, yaitu ishlah. Kata tajdid biasa diterjemahkan sebagai pembaharuan dan
kata ishlah sebagai perubahan. Kedua kata tersebut secara bersama-sama
mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali
keimanan Islam beserta praktik-praktiknya dalam komunitas kaum muslimin.1
Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang
menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan
Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-
nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih
berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai
dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman.2
Menurut Harun Nasution,3 Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan
untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.

B. Latar Belakang Pembaharuan Islam


Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena
adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban.

1 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran dan Gerakan, (Jakarta:
Bulan Bintang, 2004), hal. 11-12
2 Fauzi, Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode)
(Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004) hal. 1
3 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, …, hal. 21
3
Sebelum periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat
sebenarnya sudah terjadi, terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah
kekuasaan di daratan Eropa) dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan
kebudayaan Barat ini semakin intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon
Bonaparte dari Perancis, disusul dengan imperialisasi Barat terhadap negara-negara
muslim lainnya. Kondisi itu akhirnya membuka pemikiran pemuka-pemuka
intelektual dan pemerintahan Islam di Mesir untuk segera mengadakan upaya-upaya
pembaharuan.
Di antara hal-hal yang mendorong lahirnyanya gerakan pembaharuan dan
modernisasi Islam adalah:
1. Sifat jumud (stagnan) yang membuat umat Islam berhenti berpikir dan berusaha
Selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir
(berijtihad) maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan
masyarakat hanya akan bisa tercapai melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang
terus menerus untuk kemudian diaplikasikan dalam teknologi terapan dan
kehidupan sosial yang nyata demi kemajuan masyarakat. Untuk itulah maka
perlu diadakan upaya pembaharuan dengan memberantas sikap jumud dan
menggerakkan kembali tradisi ijtihad di kalangan umat Islam.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah
Umat Islam tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak ada persatuan
dan kesatuan yang diikat oleh tali ukhuwah Islamiyah. Karena itu maka lahirlah
suatu gerakan pembaharuan yang berupaya memberikan inspirasi kepada seluruh
umat Islam untuk bersatu dan melawan imperialisme Barat.
3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat
Dengan adanya kontak ini mereka sadar bahwa mereka mengalami
kemunduran dibandingkan Barat. Terutama pasca terjadinya peperangan antara
kerajaan Utsmani dengan kerajaan Eropa, di mana pada masa-masa sebelumnya
kerajaan Utsmani selalu menang dalam peperangan namun saat itu mengalami
kekalahan. Hal ini membuat tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya menyelidiki
rahasia kekuatan militer Eropa.

4
4. Pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam dunia Barat
Jika renaissance Barat muncul dengan cara “menyingkirkan” peran agama
dari kehidupan masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni untuk
tujuan memperkuat prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan
dunia secara lebih luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa
Barat justru mengalami kemajuan dan berhasil melakukan ekspansi wilayah
perdagangan baru. Meski jalur strategis perdagangan yang selama itu menjadi
jalur internasional telahdikuasai oleh umat Islam sehingga bangsa Barat sulit
melakukan transaksi-transaksi perdagangan melalui jalur tersebut, namun dengan
didukung oleh kesuksesan Christoper Columbus (1492M) yang berhasil
menemukan benua Amerika, juga Vasco da Gama yang berhasil menemukan
jalur ke Timur melalui Tanjung Harapan pada tahun 1498M, 4.

C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan dalam Islam


1. Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bin Sulaiman bin
‘Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid
bin Musyarraf.5 Ia dilahirkan di kota ‘Uyainah (sebelah utara kota Riyadh) pada tahun
1115 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 1703 Masehi di tengah-tengah keluarga
Ulama. Ayah, kakek dan paman-paman beliau adalah para Ulama, sehingga sejak
kecil beliau sudah menghafal al-Quran dan belajar fiqh, tafsir dan hadits dari ayah
beliau. Saat sudah mencapai usia baligh beliau berangkat ke Mekkah untuk
menunaikan ibadah haji dan ia bertemuu serta menimba ilmu dari para ulama Mekkah
dan Madinah. Beliau juga berangkat menuju Basrah dan menimba ilmu dari para
Ulama Basrah ketika itu.
Muhammad Ibn Abd al-Wahhab memulai dakwahnya di kota Huraimila`,
yaitu tempat tinggal ayahanda beliau yang menjabat sebagai hakim di sana. Beliau
mulai mengajak untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah swt, dan menjelaskan

4 Muhammad Khalil, Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11. (Jakarta: Rineka Cipta),
hal. 5-6
5 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, …, hal. 24

5
bahaya syirik serta bahaya beribadah kepada selain Allah. Tetapi sepeninggal
ayahanda, beliau kembali ke ‘Uyainah dan kembali berdakwah di sana. Lantaran
terjadi berbagai tekanan, akhirnya beliau meninggalkan kota ‘Uyainah menuju
Dir’iyah.
Di kota Dir’iyah inilah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bertemu dengan Amir
Muhammad bin Su’ud sebagai pemimpin kota Dir’iyah ketika itu, yang akhirnya
mereka berdua sepakat untuk menyebarkan dakwah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab,
yaitu untk memurnikan ajaran Islam dari segala bentuk syirik, bid’ah dan khurafat,
serta mengembalikan kaum Muslimin kepada ajaran Islam yang benar sesuai yang
dibawa oleh Rasulullah saw dan telah dipraktekkan oleh para sahabat. Kerjasama
yang penuh berkah inilah yang merupakan cikal bakal Kerajaan Saudi Arabia yang
kita kenal sekarang.6
Pada masa itu, negeri-negeri Islam benar-benar mengalami kemerosotan dari
segala aspek, kaum Muslimin mengalami kemunduran moral dan akhlak, praktek
kesyirikan tersebar dimana-mana, berdoa kepada selain Allah, meminta pertolongan
kepada pohon serta batu-batu keramat, serta praktek sihir dan perdukuna hampir
merata di tegah-tengah kaum Muslimin.7 Dengan munculnya dakwah Muhammad Ibn
Abd al-Wahhab ini di tengah Jazirah Arab, dan dibantu oleh kekuatan pedang Amir
Muhammad bin Su’ud yang kemudian menyebar ke negeri-negeri Islam lainnya,
maka pantaslah jika beliau dijuluki sebagai pembaharu abad kedua belas Hijriyah.
Masa kecil Muhammad Ibn Abd al-Wahhab lebih banyak dipergunakan untuk
mempelajari al-Quran, tidak banyak dipergunakan untuk bermain-main bersma teman
sebayanya, shingga beliau telah hafal al-Quran sebelum umurnya mencapai 10 tahun.
Beliau memiliki ketajaman pemahaman yang kuat biasa, cerdas, cepat menghafal dan
fasih pengucapan kata-katanya.
Sebelum beliau melakuka perjalanan jauh ke berbagai negeri untuk menuntut
ilmu, hal yang pertama kali beliau lakuka adalah menyibukkan diri dengan sungguh-
sungguh menggali ilm agama dari ayahnya sendiri. Maka dasar-dasar ilmu yang kuat

6 Ibid, hal. 26
7 Syaikh Shalih, Aqidah Syaikh Muhammad Ibn Abd al-Wahhab dan Pengaruhnya di Dunia
Islam, (Bandung: Rosda karya), hal. 23

6
sudah belaiu miliki semenjak umur beliau berkisar antara sepluh tahun di ‘Uyainah,
salah satu daerah di Najed.
Beliau mencapai usia baligh sebelum usianya genap 12 tahun. Pada usia itu,
sesudah usianya baligh, beliau sudah disuruh menjadi imam shalat oleh ayahnya, dan
ayahnya pun menikahkannya. Setelah itu,, pada usia yang sama, beliau pergi haji
memnuhi rukun Islam yang kelima dan selanjutnya beliau mengunjungi kota
Madinah dan menetap di sana selama dua bulan, baru sesudah itu beliau kembali ke
kampung halamannya. Itu adalah perjalanan ibadah haji pertama beliau. Dan
tampaknya, selama dua bulan beliau tinggal di Madinah beliau sempat menghadiri
beberapa pelajaran dari beberapa Ulama di Masjid Nabawi. Tetapi yang paling
berpengaruh bagi beliau adalah ketika bertemu dengan dua Ulama besar yang kelak
menjadi guru-gurunya pula pada pengembaraan ilmiah berikutnya, yaitu Syaikh
Abdullah bin Ibrahim bin Saif dan Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi.
2. Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani adalah salah seorang tokoh penting penggerak
pembaruan dan kebangkitan Islam abad ke-19. Ia dilahirkan pada 1838 M. Ayahnya
bernama Sayyid Syafdar, seorang penganut mazhab Hanafi. Menuru L. Stoddard,
Jamaluddin dilahirkan di Asadabad dekat Hamazan di Persia, namun ia
berkebangsaan Afganistan, bukan Persia seperti dinyatakan dalam namanya. Sejak
kecil, Jamaluddin telah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman, seperti tafsir,
Hadits, tasawuf, dan filsafat Islam. Ia juga belajar bahasa Arab dan Persia. Sejak
remaja ia mulai menekuni filsafat dan ilmu eksakta menurut sistem pelajaran Eropa
modern.
Dalam sebuah konspirasi, Inggris berhasil menghasut penguasa Mesir untuk
mengusir al-Afghani. Akhirnya ia dibuang ke India dan ditahan di sana pada 1879.
Dari India ia menjalani kehidupa yang mobile, seperti di London, Paris, Teheran, dan
Istanbul. Jamaluddin wafat pada usia 59 tahun pada 9 Maret karena penyakit kanker.
3. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh dilahirkan pada 1849 M di sebuah desa pertanian di
lembah Sungai Nil. Ayahnya, Abdul Hasan Khairullah, adalah seorang keturunan
Turki yang telah lama menetap di Mesir. Adapun ibunya dalah seorang Arab yang
7
masih mempunyai hubungan dengan keluarga Umar ibn al-Khattab, khalifah kedua
dalam Islam setelah Nabi Muhammad saw wafat.
Pendidikan dasar Abduh ditangani langsung oleh ayahnya yang mengajarkan
membaca dan menulis setra ilmu-ilmu keislaman. Selanjutnya, ia belajar menghafal
Al-Quran di bawah bimbingan seorang hafiz. Selama dua tahun, Abduh berhasil
menghafal Al-Quran dengan sempurna. Selanjutnya, dalam usia lima belas tahun ia
ikirim ayahnya ke Madrasah al-Ahmadi di Thantha untuk belajar ilmu agama. Pada
usia 16 tahun, ayahnya menikahkannya. Namun pendiikan masih tetap berlanjut
hingga ia menyelesaikan studinya di al-Azhar pada 1877. Selanjutnya, ia
mengembangka ilmunya dengan mengajar di Dar al-`Ulum, di samping juga
mengajar di rumahnya sendiri. Di rumahnya, ia mengajarkan buku tentang akhlak
berjudul Tahdzib al-Akhlaq karangn Ibn Miskawaih, yang sudah diterjemahkan oleh
al-Thanthawi.
Abduh wafat pada 11 Juli 1905. Jenazahnya diiringi oleh ribuan orang yang
mencintainya. Bukan hanya orang Muslim, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun ikut
berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir kepada tokoh penggerak
pembaruan Islam ini.
4. Muhammad Rasyid Rida
Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Rida bin Muhammad
Syamsuddin bin Muhammmad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa. Ia lahr di al-
Qalamun,sebuah desa dekat Tripoli di tepi Pantai Mediteranian sebelah utara Lebanon
(Syiria), pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H /23 september 1865 M dan meninggal
pada 23 Jumadil Ula 1354 H/22 Agustus 1935. Secara geneologis, ia masih memeliki
pertalian darah dengan al-Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad dari
garis Fatimah. Pendidikannya dimulai pada kuttab di Qalamun, lalu kesekolah
nasional Usmani, sekolah nasional Islam Tripoli (al-madrasah al-Wataniah al-
Islamiah) tahun 1882, dan Sekolah Agama di Tropoli.8
Pemikiran pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

8 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, …, hal. 32

8
a. Keagamaan, menurut Rasyid Rida bahwa kemunduran yang diderita umat islam
karena mereka tidak mengamalkan ajaran islam yang sebenarny, mereka telah
menyeleweng dari ajaran tersebut. Untuk itu, umat islam harus dikembalikan
pada ajarn islam yang semestinya,bebas dari segala bid’ah, sederhana dalam
ibadah dan muamalah. Ia juga menganjurkan pembaharuan dalam bidang hokum
yakni penyatuan madzhab.
b. Pendidikan, Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum
dengan ilmu-ilmu agama islam di sekolah-sekolah. Maka kurikulum yang ada
perlu dimasukkan teologi,pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah,
ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa asing, dan ilmu kesejahteraan
keluarga, disamping ilmu-ilmu agama seperti tfsir, fikih, hadis, dan sebagainya
yang biasa diajarkan di sekolah-sekolah tradisional
c. Politik, menurut Rasyid Ridha bahwa faham nasionalisme bertentangan dengan
ajaran peersaudaraan seluruh umat islam.persaudaraan dalam islam tidak
mengenal adanya perbedaan bahasa, tanah air dan bangsa.9
Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika masih berada
di Suria, tetapi usaha-usahnya mendapat tantangan dari pihak kerajaan Usmani. Ia
merasa terikat dan tidak bebas dan oleh karena itu memutuskan pindah ke Mesir,
dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898 ia sampai di negeri
gurunya ini.
Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah termasyhur, Al-
Manar. Didalam nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan al-manar antar lain
mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, social dan ekonomi, memberantas
tahayul dan bid’ah yang masuk kedalam tubuh islam, menghilangkan faham fatalism
yang terdapat dalam kalangan umat islam, serta faham-faham salah yang dibaw
tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat islam
terhadap permainan politik Negara-negara barat.10

9 Ibid, hal. 142


10 Ibid, hal. 70

9
5. Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876. Ia berasal dari keluarga
Kasta Brahmana Khasmir. Ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal saleh
adalah guru pertamanya. Untuk meneruskan studinya ia kemudian pergi ke Lahore
dan belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Dikota inilah ia
berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis, yang menurut keterangan
mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia pergi keNegara
ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. 2 tahun
kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilahn ia memperoleh gelar Ph.D,
Dalam tasawuf. Tesis doctoral yang diajukannya berjudul; The development of
metaphysic in Persia ( perkembangan metafisik di Persia).11
Pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal secara garis besar terdiri dari tiga
bidang,12 :
a. Keagamaan, Muhammad Iqbal memandang bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan oleh kebekuan umat islam dalam pemikiran dan ditutupnya pintu
ijtihad. Islam menurutnya mengajarkan dinamisme, al-Qur’an senantiasa
menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat dalam
alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang malam, dan sebagainya. Oleh
karena itu, ijtihad dianggap sebagai prinsip yang dipakai dalam soal gerak dan
perubahan dalam hidup social manusia sehingga ijtihad mempunyai kedudukan
penting dalam pembaharuan Islam
b. Pendidikan, Muhammad Iqbal tidak menjadikan Barat sebagai model
pembaharuannya karena menolak kapitalisme dan imperialise yang dipengaruhi
oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil
umat islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
c. Politik, Muhammad Iqbal memandang bahwa India pada hakekatnya tersusun
dari dua bangsa, Islam, dan Hindu. Umat islam India harus menuju pada
pembentukan Negara sendiri, terpisah dari negara Hindu di India sehingga beliau
dipandang sebagai bapak Pakistan

11 Ibid hal.190
12 Ratu Suntiah, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Insan Mandiri, 2017), hal.9

10
Pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal mempengaruhi dunia islam pada
umumnya, terutama dalam pembaharuan di India. Ia menimbulkan paham dinamisme
di kalangan umat islam india dan menunjukn jalan yang harus mereka tempuh untuk
masa depan agar umat islam minoritas di anak benua itu dapat bertahan hidup dari
tekanan luar dengan terwujudnya republic Pakistan.13

D. Dampak Pembaharuan dalam Islam


Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di
lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-
pengaruh dari pembaharuan tersebut antra lain: 14
1. Gema pembaharuan yang dilakukan oleh JaWahab maludin Al-Afghani dan
Syekh Muhammad Abdul samapai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-
tokoh seperti Haji Muhammad Miskin , Haji Abdul Rahman dan Haji Salman
Faris , mereka sepulang dari tanah suci terilhami oleh syekh Abdul Wahab.
Pengaruh pemikiran pembaharu Timur Tengah tersebut adalah timbulnya gerakan
Paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran islam yang telah tercampur
baur dengan perbuatan yang bukan Islam. Hal itu menimbulakn pertentangan
antara golongan adat dan golongan paderi.
2. Pada tahun 1903 M, Murid-murid dari syekh Ahmad Khatib , seorang ulama
besar bangsa Indonesi di Mekkah yang mendapat kedudukan mulia dikalangan
masyarakat dan pemerintah Arab, kembali dari tanah Suci. Merekalah yang
menjadi pelopor gerakan pembaruan Minangkabau dan akhirnya berkembang ke
seluruh Indonesia. Diantara mereka itu adalah Buya Hamka, syekh daud rasyid
dan K.H Ahmad Dahlan.
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam Modern Indonesia pada
awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik, maupun ekonomi.
Organisasi tersebut ialah Sarekat Islam, PNI, Partai Muslimin Indonesia dan lain-
lain.

13 Ibid, hal. 89
14 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam…, hal. 59

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Periode pemikiran pembahruan Islam terbagi menjadi dua, yaitu; periode pra
modern dan periode modern. Timbulnya pemikiran pembaharuan lebih disebabkan
kekalahan umat Islam dengan Negara Barat, baik militer, ekonomi, pendidikan dan
politik. Hal inilah yang membuat para pemikir muslim gerah dan berusaha berfikir
dengan menggunakan metode Barat.
Pembaruan Islam adalah upaya upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan
Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Maka pembaruan Islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau
menambahkan teks Al Quran maupun teks alhadist. Melainkan hanya menyesuaikan
paham atas keduanya sesuai dengan perkembangan zaman. Pembaruan Islam dapat
pula berarti mengubah keadaan umat agar mengikuti ajaran yang terdapat didalam Al
Quran dan al-sunnah.
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena
adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban. Tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam diantaranya : Muhammad Ibn
Abd al-Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhmmad Abduh, Rasyid Rida, dan
Muhammad Iqbal. Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar
di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia, antara lain
dengan munculnya organisasi-organisasi keagmaan, politik, ekonomi, dan lain-lain.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami bukanlah makalah yang sempurna
maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bermanfaat serta
membangun agar kelak dikemudian hari kami dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode)


Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran dan Gerakan,


Jakarta: Bulan Bintang, 2004

Moch. Sya’roni Hasan, Upaya Pembaruan Oleh Para Modernis Islam Pada Bidang
Agama, Pendidikan, Politik Dan Ekonomi, Bandung: Rosda karya, 2011

Muhammad Khalil, Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11, Jakarta: Rineka
Cipta

Ratu Suntiah dan Maslani, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Insan Mandiri, 2017.

Syaikh Shalih, Aqidah Syaikh Muhammad Ibn Abd al-Wahhab dan Pengaruhnya di
Dunia Islam, Bandung: Rosda karya, 2001

Usman Basyir, ‘Unwanul Majd fi Tarikhi Najd, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

13
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga tugas makalah yang berjudul “Pembaharuan
Dalam Islam” ini dapat kami selesaikan. Shalawat pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman islamiah.
Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas kelompok 1 dalam
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pembaharuan Islam.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah pembaharuan dalam islam. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Blangpidie, Agustus 2019


Penulis

Yesi Munawari
NIM. 18020554

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3


A. Pengertian Pembaharuan dalam Islam........................................... 3
B. Latar Belakang Pembaharuan Islam.............................................. 3
C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan dalam Islam...................................... 5
D. Dampak Pembaharuan dalam Islam.............................................. 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12


A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

DI
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : YESI MUNAWARI


NIM : 18020554
UNIT : III (TIGA)
SEMESTER : II (DUA)
MK : SEJARAH PEMBARUAN ISLAM
JURUSAN : MPI
DOSEN : SAMSUL ANWAR, MA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

TAHUN 2019
MUHAMMADIYAH ACEH BARAT DAYA

ii

Anda mungkin juga menyukai