Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan
operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan keuntungan
dan berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai tujuan atau
Pengendalian mutu oleh individu-individu yang menjalankan manajemen yang
dilaksanakan perusahaan.
Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan
manajemen pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat
penting bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan
karyawan. Agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan
demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan
orang-orang untuk mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan
seni, agar orang mau melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat
menghimpun setiap orang, wadah itulah yang disebut dengan organisasi.1
Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur
kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan
tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai
organisasi yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.

B. Rumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian mutu dan manajemen mutu?
2. Apa saja syarat penggunaan manajemen mutu?
3. Bagaimana sistem dalam manajemen mutu?

1 Herujito, Yayat M, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2001), hal. 85

1
4. Bagaimana cara mengendalikan manajemen mutu?
5. Apa saja Dimensi mutu Produk dan Jasa?
6. Bagaimana mendefinisikan mutu yang kita inginkan dalam barang dan jasa?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah manajemen operasional
2. Agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang manajemen mutu dalam
penerapannya di bidang perekonomian dan bisnis.
3. Sebagai sarana penambah wawasan bagi mahasiswa dan seluruh pembaca.

D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan informasi kepada pembaca, agar mengetahui akan pentingnya
penerapan manajemen mutu
2. Dapat memahami fungsi manajemen mutu agar seluruh aktivitas manajemen dapat
dijalankan dengan kualitas yang baik dan berkualitas.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Mutu


Mutu (kualitas) didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu
produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan
karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar
tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk.
Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung
atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi
estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian,
integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan
biaya, serta bebas cacat.2
Manajemen mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam
rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang
hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan
pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud
diatas adalah:3
1. Produk/pelayanan/proses pelaksanaan.
2. Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman, dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak
belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja,
terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.

2 Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal.13
3 Barnawi & Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media,
2014), hal. 31

3
B. Syarat Penggunaan Manajemen Mutu
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam
konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk
memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.
2. Quality control
Pengendalian mutu (quality control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang
digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup
monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan yang
tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

C. Sistem Manajemen Mutu


Sistem manajemen mutu memiliki definisi yaitu sebagai suatu sistem untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu disamping itu juga berguna
sebagai suatu sistem manajemen untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta untuk
mencapai sasaran itu. Terdapat persyaratan umum yang harus diperhatikan oleh suatu
organisasi dalam sistem manajemen mutu yaitu:4
1. Menetapkan sistem manajemen mutu
2. Mendokumentasikan sistem manajemen mutu
3. Mengimplementasikan sistem manajemen mutu
4. Memelihara sistem manajemen mutu dan
Ke empat elemen ini harus selalu diperhatikan dan terus menerus melakukan
perbaikan guna keefektifannya. Adapun fungsi dari manajemen dalam sistem
manajemen mutu yaitu berupa POAC (Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling):5
1. Planning, atau proses perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.

4 Ibid, hal. 49
5 Fandy Tjiptono & Anatasia Diana, Total Quality Manajemen, (Yokyakarta:Andi offset), hal. 72

4
2. Organizing, atau dalam bahasa Indonesia perorganiasasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi
3. Actuating, atau pelaksanaan dan implementasi, perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu
maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap
SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
4. Controlling, proses pengawasan dan pengendalian adalah proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.

D. Cara Mengendalikan Manajemen Mutu


Pengendalian Mutu ada 4 bagian untuk menjadikan Pengendalian Mutu yang
baik Antara lain:6
1. Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kinerja sumber daya Manusia memerlukan pengelolaan yang
sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan, besar atau kecil,
apapun jenis industrinya, aspek manajemen sumber daya manusia menduduki posisi
penting dalam suatu organisasi karena setiap organisasi terbentuk oleh orang-orang,

6 Ibid, hal. 81

5
menggunakan jasa mereka, mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka
untuk berkinerja tinggi, dan menjamin mereka untuk terus memelihara komitmen pada
organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengakuan terhadap
pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat
menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu
memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan
dirinya. Manajemen sumber daya manusia merupakan faktor yang akan menentukan
pada kinerja organisasi, ketepatan memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia serta mengintegrasikannya dalam suatu kesatuan gerak dan arah organisasi akan
menjadi hal penting bagi peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya.
Untuk lebih memahami bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks organisasi
diperlukan pemahaman tentang makna Manajemen SDM itu sendiri, agar dapat
mendudukan peran Manajemen SDM dalam dinamika gerak organisasi.
2. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan
pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan
kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun
tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga
produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran
menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana
membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang
pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang
program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha
Pemasaran.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta
keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang
lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih
rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan
mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan

6
lain kecualimenjalankan manajemen mutu total (total quality management). Konsep
Pemasaran, yaitu:7
a. Kebutuhan, keinginan dan permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia
adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak
diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati
kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.
Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan
adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan
membelinya.
b. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya
tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus
memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
c. Nilai, biaya dan kepuasan
Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk
memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi
kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa
jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.
d. Pertukaran,transaksi dan hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak
cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk
memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah
satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian
sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka
berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut
transaksi. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya
antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan

7 Barnawi & Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,… hal. 23

7
ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu
dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai
dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar
secara kesinambungan.
e. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli
dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
f. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar,
pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin
terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang
mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk
itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak
pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
3. Produksi
Mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan yang diharapkan konsumen
dan mampu bersaing secara global, maka mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-
upaya berikut, khususnya yang menyangkut hubungan antar penjamin mutu
4. Keuangan
Manajemen Keuangan adalah untuk memahami tentang apa yang terjadi
disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dan juga menjelaskan
berbagai fakta dan informasi.

E. Dimensi Mutu Produk dan Jasa


Ada enam dimensi spesifikasi mutu produk secara umum, sebagai berikut :
1) Kinerja (Performance)
Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat,
kekentalan, komposisi, lama hidup penggunaan, dan lain sebagainya yang menunjukkan
keterangan akan produk tersebut. Ini merupakan dimensi suatu produk.
2) Keistimewaan (Types of Features)

8
Produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan dengan
produk lain. Misalnya, konsumen pembeli handphone sering mencari yang mempunyai
keistimewaan seperti touch screen, android, memiliki MP3, memilliki TV dan lain
sebagainya.
3) Kepercayaan dan Waktu (Reliability and Durability)
Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang
konsisten baik dalam batas-batas perawatan normal. Misalnya, radio yang bermutu baik,
secara konsisten dapat menangkap banyak gelombang siaran luar negeri dengan suara
dalam waktu 3 sampai dengan 5 tahun setelah dibeli (durability). Begitu juga dengan
kartu-kartu modem dari berbagai merek yang memiliki kecepatan bagus dalam waktu
pemakaian beberapa lama, dan akan kembali normal setelah habis masa tersebut.
4) Mudah dirawat dan diperbaiki (Maintainability and Serviceability)
Produk bermutu baik harus memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat.
Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat sehingga barang tersebut dapat
beroperasi secara baik. Misalnya, sepeda motor yang baik , salah satu dimensi mutunya
adalah mudah dirawat oleh setiap mekanik karena ketersediaan suku cadangnya di pasar
bebas.
5) Sifat Khas (Sensory Characteristic)
Untuk beberapa jenis produk mudah dikenali dari wanginya, bentuknya, rasanya,
atau suaranya. Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada produk tersebut. Misalnya,
ayam goreng KFC yang memiliki aroma dan rasa yang khas.
6) Penampilan dan Citra Etis
Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu
produk. Misalnya, pelayanan yang cepat dan ramah di salah satu bank. Pelayanan yang
cepat di warung pecel lele Cengger AyaM. Dalam organisasi nonprofit seperti dalam
industri jasa semisal bank dan pendidikan juga memiliki beberapa dimensi pokok yang
menjadi penentu kualitas penyelenggaraan dalam industri jasa tersebut (pendidikan).

F. Defenisi Mutu Dalam Barang Dan Jasa

9
Mendefenisikan mutu dalam barang dan jasa dapat kita lihat dalam Karakteristik
mutu di bidang jasa yang dimana berbeda dengan produk yang cenderung lebih sulit
disebabkan oleh subjektifitas para pelanggan (pengguna) jasa. Perbedaan antara mutu
produk (barang) dan mutu jasa adalah:8
a) Metode: Mutu jasa ditentukan oleh pelanggan dan pemberi jasa, karena jasa
diberikan secara langsung dari orang ke orang. Produk tidak mempunyai
karakteristik kedekatan pelanggan dengan produsen, tidak terdapat nilai konsistensi
atau terjebak dalam persamaan jenis yang absolut dalam pemberian jasa
b) Waktu: Jasa harus diberikan tepat waktu dan jasa digunakan atau dikonsumsi tepat
pada saat jasa diberikan, maka kontrol mutu selalu datang kemudian. Untuk menilai
pelanggan terpuaskan apa tidak dilakukan dengan memanfaatkan interaksi personal
yang akrab dalam pemberian jasa sehingga pemberi jasa akan mendapatkan umpan
balik dan evaluasi.
c) Pada jasa tidak bisa ditambal atau diperbaiki, sehingga standar jasa adalah baik
sejak awal. Standar ini memang sulit tercapai, tapi harus selalu menjadi tujuan
utama.
d) Jasa lebih cenderung mirip proses dari pada produk. Cara jasa sampai ke tempat
tujuan lebih penting dari pada apa jasanya.
e) Staf senior pada jasa biasanya jauh dari pelanggan. Kebanyakan pelanggan tidak
pernah memiliki akses kepada manajer senior (kepala sekolah). Mutu merupakan
pandangan awal yang mewarnai pandangan pelanggan terhadap keseluruhan
organisasi, dan kemudian organisasi harus menemukan cara untuk memotivasi
pekerja garis depan agar selalu menyampaikan hal terbaik kepada pelanggan.
f) Keberhasilan produktifitas dalam jasa sulit diukur. Satu-satunya indikator prestasi
yang penting dalam jasa adalah kepuasan pelanggan. Indikator lunak(Soft) seperti
kepedulian, kesopanan, perhatian, keramahan, dan suka membantu merupakan hal
terpenting dalam pikiran pelanggan. Indikator ini tidak bisa diraba, sehingga
mempersulit jasa dalam melakukan evaluasi. Pelanggan akan menilai mutu dengan
cara membandingkan apa yang mereka harapkan dengan apa yang mereka terima.
Karakteristik di atas merupakan beberapa ciri ketika seseorang ingin menilai
apakah barang atau produk itu bermutu atau tidak. Penulis melihat bahwa karakteristik

8 Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kulitas, (Yokyakarta: Andi offset), hal. 27

10
di atas merupakan bagaimana melihat kualitas dalam sebuah organisasi atau industri
jasa, karena lebih menekankan pada pelayanan yang diberikan kepada pelanggan demi
memuaskan para pelanggan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepuasan merupakan satu kata yang cukup representatif ketika kita berbicara
tentang mutu atau kualitas. Mutu adalah barang atau jasa yang memiliki nilai sangat
bagus dan berharga. Secara fisik barang yang bermutu dicerminkan dengan kata-kata
baik, indah, benar, istimewa, dan lain sebagainya. Dalam sebuah organisasi nonprofit
biasanya mutu dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada pelanggan oleh
seseorang atau sebuah organisasi sehingga pelanggang merasa puas, tanpa adanya
keluhan atas pelayanan yang didapat dari organisasi tersebut.
Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-masing. Hal ini
dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga para pakar masih
mengartikan mutu sesuai persepsi dan bidangnya. Manajemen mutu sangat di perlukan
di dalam Perusahaan, Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan
teratur kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam
mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak
mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang
penulis tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang penulis
sajikan ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang
budiman sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang penulis
tulis bermanfaat bagi sumua pihak yang membutuhkan. Amin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013

Barnawi & Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruz
Media, 2014

Fandy Tjiptono & Anatasia Diana, Total Quality Manajeme, Yokyakarta:Andi offset

Herujito, Yayat M, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Grasindo, 2001

Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kulitas, Yokyakarta: Andi offset

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tuga manajemen
mutu ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang Evaluasi Rencana
Manajemen Mutu Proyek. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam
penyusunan dan pembuatan makalah ini. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada segenap pihak yang telah banyak membantu, mendorong dan membina
kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa
“tak ada gading yang tak retak“ seperti pula makalah ini tentu banyak kekurangan dan
kesalahan. Karena itu para pembaca khususnya pembimbing mata kuliah ini, dimohon
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.

Blangpidie, Agustus 2019


Penulis

DARSINA
NIM. 17020422

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 3


A. Pengertian Manajemen Mutu ........................................................ 3
B. Syarat Penggunaan Manajemen Mutu........................................... 4
C. Sistem Manajemen Mutu............................................................... 4
D. Cara Mengendalikan Manajemen Mutu........................................ 5
E. Dimensi Mutu Produk dan Jasa..................................................... 8
F. Defenisi Mutu Dalam Barang Dan Jasa......................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12


A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
EVALUASI RENCANA MANAJEMEN
MUTU PROYEK

DI SUSUN

OLEH
NAMA : DARSINA
NIM : 17020422
UNIT : II (DUA)
SEMESTER : IV (EMPAT)
MK : MANAJEMEN PROYEK PENDIDIKAN
DOSEN : ISMAIL US, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

1440 H / 2019 M
MUHAMMADIYAH ACEH BARAT DAYA

ii

Anda mungkin juga menyukai