PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas
dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai
literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian
agama Islam, sumber dan ruang lingkup ajarannya serta cara untuk memahaminya.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam
itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat dihasilkan pemahaman Islam yang
komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman keislaman
seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindak keislaman yang
bersangkutan.
Islam adalah wahyu yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai pedoman manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita tau bahwa
itu terdiri dari wahyu yang berbentuk Al-Qur’an, serta wahyu yang berbentuk hadis,
sunnah Nabi Muhammad SAW. Wahyu juga memberi sumbangan intelektual yang
tidak terjangkau oleh kekuatan rasional dan empiris, sehingga wahyu dapat dijadikan
sebagai rujukan pencarian suatu ilmu pengetahuan.
Dalam Islam pendidikan juga tidak terlepas dari kehidupan baik itu masa
lampau sampai sekarang. Dalam Islam pendidikan itu sangat penting karena Allah
Swt. akan mengangkat derajat seseorang jika ia menuntut ilmu. Oleh karena itu Islam
sangat berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan. Masyarakat indonesia khususnya
yang beragama Islam sudah banyak yang mengetahui dan mengerti bahwa betapa
pentingnya ilmu pengetahuan.
Agama merupakan kenyataan yang dapat dihayati. Sebagai kenyataan,
berbagai aspek perwujudan agama bermacam-macam, tergantung pada aspek yang
dijadikan sasaran studi dan tujuan yang hendak dicapai oleh orang yang melakukan
studi. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukim, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
1
Cara-cara pendekatan dalam mempelajari agama dapat dibagi ke dalam dua
golongan besar, yaitu model studi ilmu-ilmu sosial dan model studi budaya. Untuk
yang pertama telah dibahas didalam sub bab yang lalu, sedagkan yang kedua akan
menjadi pembahasan saat ini.
Tujuan mempelajari agama Islam juga dapat dikategorikan ke dalam dua
macam, yang pertama, untuk mengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkan.
Kedua, untuk obyek penelitian. Artinya, kalau yang pertama berlaku khusus bagi
umat Islam saja, baik yang masih awam, atau yang sudah sarjana. Akan tetapi yang
kedua berlaku umum bagi siapa saja, termasuk sarjana-sarjana bukan Islam, yaitu
memahami. Akan tetapi realitasnya ada yang sekedar sebagai obyek penelitian saja.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan
mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah:
1. Apa sebenarnya pengertian Islam sebagai Produk Budaya ?
2. Apa saja Unsur-unsur kebudayaan itu ?
3. Apa fungsi kebudayaan dalam islam ?
4. Bagaimana kelahiran Islam dan sentuhan Budaya Arab Pra-Islam ?
5. Bagaimana Islam antara gejala Sosial dan Budaya itu ?
6. Bagaimana pendekatan pokok dalam studi budaya Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Kebudayaan.dalam Islam
2. Unsur dan fungsi kebudayaan Islam
3. Kelahiran Islam Dan sentuhan Budaya Arab Pra-Islam
4. Gejala Sosial Dan Budala dalam Islam
5. Pendekatan pokok dalam studi Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1Atang Abd. Hakim, Metologi Studi Islam (bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 27
3
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-unsur besar dan
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari satu keutuhan yang tidak dapat
dipisahkan, unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski adalah sebagai
berikut: 2
1. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara para anggota
masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama).
4. Organisasi kekuatan
Ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok
kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah:3
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan
sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan
kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi
dan bersatu.
4. Bahasa
4
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai
lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada
bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula,
sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
g) Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
Didalam kebudayaan terdapat pola-pola perilaku yang merupakan cara-cara
manusia untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat,
artinya kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan
peraturan-peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana
masyarakat melakukkan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang
harus dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.
Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang
nantinya akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk
mengolah alam yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
a. Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan,
Batas perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya
dengan organisasi lainnya.
b. Identitas
5
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
c. Komitmen
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar
daripada kepentingan individu.
d. Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat
sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan.
e. Pembentuk sikap dan prilaku
Budaya bertindak sebagai mekanisme, alasan yang masuk akal (sense-making)
serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku.4
4 Al-Dawrī, ‘Abd al-‘Azīz. Muqaddimah fī Tārīkh Ṣadr al-Islām, (Beirut: Markaz Dirāsah al-
Waḥdah al-‘Arabīyah, 2007), hal. 78
6
Ciri-ciri utama tatanan Arab pra-Islam adalah sebagai berikut :5
1. Mereka menganut paham kesatuan
2. Memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang tebatas
3. Mengenal hierarki sosial yang kuat
4. Kedudukan perempuan cenderung direndahkan
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-
Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang
sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia
muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas
perdagangan mereka kala itu, dan dibawa oleh Muhammad (570-632 M) yang
merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang
di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa generasi, Quraysh. Quraysh
adalah suku penguasa di atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di
dalamnya terdapat bangunan suci tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat-
tempat pemujaan lainnya di daerah Arab.
5 Al-Jābirī, Muḥammad ‘Abid. Madkhal ila al-Qur`ān al-Karīm. Vol.1, (Beirut: Markaz
Dirāsah al-Waḥdah al-‘Arabīyah, 2007), hal. 12
6 Al-Dawrī, ‘Abd al-‘Azīz. Muqaddimah fī Tārīkh Ṣadr al-Islām, … hal. 81
7
wawasan, sulit diatur, menjamu tamu dan tolong-menolong dibanding penduduk kota,
orang Arab juga begitu sehingga wajar saja bila ikatan sosial dengan kabilah lain dan
kebudayaan mereka lebih rendah. Ciri-ciri ini merupakan fenomena universal yang
berlaku di setiap tempat dan waktu. Bila sesama kabilah mereka loyal karena masih
kerabat sendiri, maka berbeda dengan antar kabilah. Interaksi antar kabilah tidak
menganut konsep kesetaraan; yang kuat di atas dan yang lemah di bawah. Ini
tercermin, misalnya, dari tatanan rumah di Mekah kala itu.
Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang Arab pra-Islam. Pagan
adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk
ada di sekitar Ka’bah. Mereka bahwa berhala-berhala itu dapat mendekatkan mereka
pada Tuhan sebagaimana yang tertera dalam al-Quran. Agama pagan sudah ada sejak
masa sebelum Ibrahim. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: ṣanam,
wathan, nuṣub, dan ḥubal. Ṣanam berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu.
Wathan juga dibuat dari batu. Nuṣub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu.
Ḥubal berbentuk manusia yang dibuat dari batu akik. Dialah dewa orang Arab yang
paling besar dan diletakkan dalam Ka’bah di Mekah. Orang-orang dari semua penjuru
jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah melakukan cara-cara
ibadahnya sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa paganisme sudah berumur ribuan
tahun. Sejak berabad-abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik, baik pada
masa kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul
di Syiria dan Mesir.
8
Ilmu budaya hanya dapat diamati dan kadang-kadang tidak dapat diukur
apalagi diverifikasi. Sedangkan ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu alam mengatakan
bahwa ilmu sosial dapat diamati, diukur dan diverifikasi. Oleh karena itu, para ilmuan
sosiologi dari Universitas Chicago mengembangkan sosiologi kuantitatif yang lebih
menekankan pada perhitungan- perhitungan statistik dan juga dikalangan sosiologi
Indonesia berada pada dua posisi tersebut, yaitu kelompok kuantitatif dan kelompok
kualitatif.
Menurut beberapa para ahli, ada lima bentuk gejala agama yang diperhatikan,
apabila kita hendak mempelajari atau meneliti suatu agama, yaitu:
1) Scripture, naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol-simbol agama.
2) Para penganut, pimpinan, pemuka agama, menyangkut dengan sikap, perilaku
dan penghayatan para penganutnya
3) Ritus-ritus, lembaga-lembaga, ibadat-ibadat, seperti shalat, haji, puasa,
perkawinan dan waris.
4) Alat-alat, seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya.
5) Organisasi-organisasi kegamaan, tempat para penganut agama berkumpul dan
berperan, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Gejera Katholik, Protestan,
Syi’ah, Sunni dan sebagainya.7
Mengenai agama sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada
sosiologi agama. Pada zaman dahulu, sosiologi agama mempelajari hubungan timbal-
balik antar agama dan masyarakat. Artinya, mesyarakat mempengaruhi agama dan
agama mempengaruhi masyarakat. Para ahli sosiologi agama, mulai mempelajari
bukan hanya pada soal hubungan timbal-balik saja, melainkan lebih kepada pengaruh
agama terhadap perilaku atau tingkah laku masyarakat, artinya bagaimana agama
sebagai sistem nilai dapat mempengaruhi tingkah laku masayarakat dan bagaimana
pengaruh masyarakat terhadap pemikiuran-pemikiran keagamaan. Lahirnya teologi
Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah wal Jamaah sebagai produk atau hasil pertikaian
politik dan bukan poroduk teologi. Tauhidnya sama, satu dan asli, tetapi anggapan
bahwa Ali sebagai imam adalah produk perbedaan pandangan politik.
7 Ibid, hal. 82
9
Berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bersumber atau sedikitnya bernuansa
politis, etnis dan agama seperti terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat
dan Tengah, Maluku Sulawesi Tengah, dan lain-lain. Persoalan lain adalah interaksi
antar pemeluk suatu agama dan antar pemeluk suatu agama dengan pemeluk agama
lainnya, kurukunan antar umat beragama, ”interaksi antara orang-orang Islam ada
yang menggunakan norma-norma Islam, tetapi ada juga yang tidak menggunakannya.
Maka, pengamatan terhadap apakah mereka menggunakan norma-norma Islam atau
tidak, termasuk penelitian ke-Islaman. Demikian juga pengamatan terhadap para
pemeluk Islam dalam interaksinya dengan pemeluk agama lain. Bagaimana
karakteristik interaksi itu, bagaimana mereka memahami dan mengeskpresikan nilai-
nilai Islam dalam interaksi antara pemeluk agama-agama yang berbeda, itu semua
dapat menjadi sasaran penelitian agama”.
8 Ibid, hal. 86
10
Kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia yang menggunakan dan
mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya, selanjutnya digunakan sebagai
kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab masalah yang dihadapinya, sehingga
kebudayaan tampil sebagai pranata yang terus menerus dipelihara para pembentuknya
dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Selanjutnya, pendekatan kebudayaan tersebut digunakan untuk memahami
agama. Ketika kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan maka
yang kita lihat adalah agama sebagai sebuah keyakinan yang hidup dalam
masyarakat, maka agama menjadi corak lokal yang sesuai dengan kebudayaan dari
masyarakat tersebut. Untuk dapat menjadi pengetahuan dan keyakinan dari
masyarakat yang bersangkutan, maka agama harus melakukan berbagai proses
perjuangan dalam meniadakan nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan
keyakinan hakiki dari agama tersebut dan untuk itu juga harus dapat mensesuaikan
nilai-nilai hakikinya dengan nilai-nilai budaya serta unsur-unsur kebudayaan yang
ada. Dengan demikian maka agama akan dapat menjadi nilai-nilai dari kebudayaan
tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-
unsur yang berbeda- beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
istiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi. Kebudayaan adalah cara, aturan dan
jalan hidup manusia. Fungsi-Fungsi Budaya Budaya berperan sebagai penentu batas-
batas; artinya, budaya menciptakan. Batas perbedaan atau yang membuat unik suatu
organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya. Identitas Budaya memuat
rasa identitas suatu organisasi. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap
sesuatu yang lebih besar. Komitmen daripada kepentingan individu. Budaya
meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah. Stabilitas perekat sosial
yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai
apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan. Budaya bertindak sebagai mekanisme.
Pembentuk sikap dan prilaku alasan yang masuk akal (sensemaking) serta kendali
yang menuntun dan5 membentuk sikap dan perilaku.
Kelahiran Islam dan Sentuhan Budaya Arab-Pra Islam Ciri-ciri utama tatanan
Arab pra-Islam adalah sebagai berikut :
1. Mereka menganut paham kesatuan
2. Memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang tebatas.
3. Mengenal hierarki sosial yang kuat.
4. Kedudukan perempuan cenderung direndahkan
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah
ini, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari rekan dan dosen
pembimbing sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah ini kedepan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jābirī, Muḥammad ‘Abid. Madkhal ila al-Qur`ān al-Karīm. Vol.1, Beirut: Markaz
Dirāsah al-Waḥdah al-‘Arabīyah, 2007
13
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kepada nabi Besar Muhammad SAW
yang telah berhasil merobah pola pikir manusia untuk lebih islami dan berakhlakul
karimah. Makalah ini membahas tentang: “Menjelaskan Posisi Islam Sebagai
Budaya”. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
ii
MENJELASKAN POSISI ISLAM
SEBAGAI BUDAYA
DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 6
NAMA : RIKA ARMILA
MELLY ERLIZA
UNIT : III (TIGA)
SEMESTER : II (DUA)
MK : METODELOGI PENDIDIKAN ISLAM
DOSEN : HERMANITA, MA