Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan selalu
menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Memang
pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan
masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka.
Tujuan pendidikan sinkron dengan tujuan hidup bangsa, yaitu melahirkan individu,
keluarga dan masyarakat yang saleh, serta menumbuhkan konsep-konsep
kemanusiaan yang baik diantara umat manusia dalam mencapai suasana saling
pengertian sehingga dapat melahirkan konsep-konsep yang sesuai dengan budaya,
peradaban, dan warisan umat serta pandangannya tentang alam, manusia dan hidup.
Pendidikan tidak berada dalam ruang hampa. Artinya, pendidikan selalu berada dalam
konteks. Pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses serta alat untuk
mentransfer warisan umat dari nenek moyang kepada anak cucu dan dari orang tua
kepada anak.
Pendidikan mengembangkan peradaban melalui pengembangan ilmu dan
pengetahuan secara terus menerus sejalan dengan visi dan misi hidup umat.
Pendidikan juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai masalah sosial
kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berfikir sehat agar segala aktifitas
mereka di dalam masyarakat bersifat orisinal; dalam arti bukan impor atau tentative,
melainkan lahir dari tradisi yang diadaptasi secara koordinatif dengan berbagai
realitas perkembangan zaman. Cara demikian membutuhkan manajemen pendidikan
yang dapat menjamin jati diri dan kepribadian umat termasuk dalam bingkai
pendidikan Islam.
Manajemen Pendidikan merupakan kunci sukses karena sangat menentukan
kelancaran kinerja organisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dengan
demikian, perubahan sosial akan selalu menuju ke arah yang lebih baik, berbagai
rintangan akan dapat diatasi, serta ketergelinciran dan lompatan yang menyimpang
jauh dijamin tidak akan terjadi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis memberikan rumusan dalam
makalah ini meliputi:
1. Bagaimana pengertian manajemen pendidikan Islam?
2. Bagaimana tujuan manajemen pendidikan Islam?
3. Apasaja prinsip manajemen pendidikan islam?
4. Bagaimana fungsi manajemen pendidikan islam?
5. Apasaja unsur unsur-unsur manajemen pendidikan islam?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah adalah
untuk mengetahui :
1. Pengertian manajemen pendidikan Islam
2. Tujuan manajemen pendidikan Islam
3. Prinsip manajemen pendidikan Islam
4. Fungsi manajemen pendidikan Islam
5. Unsur-unsur manajemen pendidikan islam

D. Manfaat Penulisan
Diharapkan penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis
sebagai tambahan ilmu untuk mengetahui dasar-dasar manajemen pendidikan Islam
berdasarkan tuntunan Agama Islam, kepada pembaca diharapkan hendaknya dapat
dijadikan bahan informasi dan bacaan dalam mengetahui permasalahan konsep
manajemen pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam


Manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung
dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan.
Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan
Shadily5 management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan. Manajemen menurut
Hadari Nawawi adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam
memanage organisasi, lembaga, maupun perusahaan6 . Ramayulis menyatakan bahwa
pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan).1 Kata
ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al
Qur’an seperti firman Allah SWT:

‫ي عند مبمعر أٱ ل أللمنر ممنن ٱألمسنما ۥمء اَنل أٱ ل أللرمض ع مث ي نلععرعج اَل نليمه مف ي نلوةم نكنن مملقنداَعرعهۥۥ أألل نف نسسننةة مممماَّ تنععددوُّنن‬
‫إ‬ ‫إ‬
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu (Q.S. As-Sajdah:5)

Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah
pengatur alam (al-Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti
kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang
diciptakan Allah Swt telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus
mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur
alam raya ini. Bila memperhatikan pengertian manajemen di atas maka dapatlah
dipahami bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber
daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama
bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif. Sedangkan Pendidikan Islam
merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik sebagai
bekal untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Dengan
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia, Jakarta, 2008), hal. 362

3
demikian maka yang disebut dengan manajemen pendidikan Islam adalah proses
pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan
atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan
melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Selain ayat tersebut, terdapat pula ayat yang menganjurkan kepada para
manejer atau pemimpin untuk menentukan sikap dalam proses perencanaan
pendidikan. yaitu dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 90:

۞‫حسسمن نوُّاَينتا ۥيميِ مذيِ أٱللعقلر ن ىب نوُّين لننىى نعمن أٱللنفلحنشا ۥمء نوُّأٱللعمننكمر نوُّأٱللنبلغيمي‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫اَمن أ م نل ي نالأعمعر مباللنعلدمل نوُّألل نل‬
‫إ‬ ‫إ‬ ‫إ‬
‫ي نمععظ ع لك ل ننعل م ع لك تننذكمعروُّنن‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat
kebajikan atau kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah
melarang perbuatan yang keji, mungkar dan permusuhan. Dia memberi
pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (An-Nahl:
90)

Ayat-ayat lain yang berkesinambungan dengan perencanaan adalah dalam (al-


Qur’an surat Al Qiyamah: 36)

ً‫لنسسعن أأن ي ع ل نتنك عسدُدى‬‫ل‬ ‫أألنيسب أٱ‬


‫ن ع إ ن‬
Artinya: bahwa “apakah manusia mengira ia dibiarkan saja tanpa pertanggung
jawaban?

Selanjutnya dalam ayat lain dijelaskan:

‫ص نوُّأٱللعفنؤاَند ع د‬
‫ك أأووُّل نس ۥمئنك نكنن نعلنعه نم لعأسولل‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫نوُّنل تنلق عف نماَّ ل نيلنس ن نل مبمهۦِ معيللل اَمن ألمسلمنع نوُّأللنب ن ن‬
‫إ‬
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al-
Isra’: 36)

4
Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipil yang tidak boleh
ditawar dalam proses perencanaan pendidikan, agar supaya tujuan yang ingin dicapai
dapat tercapai dengan sempurna. Disamping itu pula, intisari ayat tersebut merupakan
suatu pembeda antara manajemen secara umum dengan manajemen dalam perspektif
Islam yang sarat dengan nilai.2

B. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam


Dilakukan manajemen dalam pendidikan Islam agar pelaksanaan usaha
pendidikan Islam terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar,
akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif
dan efisien.3
1. Produktivitas, merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh
(output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat
dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah
tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumber daya
selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dan sebagainya).
2. Kualitas, menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang
diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services)
tertentu berdasarkan pertimbangan obyektif atas bobot dan/atau kinerjanya.
3. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasiyaitu kesesuaian hasil
yang dicapai suatu organisasi dengan tujuan. Efektivitas institusi pendidikan
terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, guru, tenaga
pendidikan dan personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan
kelas, hubungan sekolah dengan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya
yang hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan.
4. Efisiensi, berkaitan dengan cara; yaitu membuat sesuai dengan betul (doing
things right), sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right
things). Atau dengan kata lain, efektivitas adalah perbandingan antara rencana

2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, hal. 362
3
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2012), hal. 88

5
dengan tujuan yang dicapai, sementara efisiensi adalah perbandingan antara
input/sumber daya dengan output.4

C. Prinsip Manajemen Pendidikan Islam


Douglas (1963) merumuskan prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:
1. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme
kerja.
2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan
sifat-sifat dan kemampuannya.
4. Mengenal secara baik-baik faktor psikologis manusia.
5. Relativitas nilai-nilai.
Prinsip-prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan
praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-
nilai.5

D. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam


Fungsi manajemen pendidikan Islam yaitu planning, organizing, actuatingdan
controlling yang biasa disingkat menjadi POAC. Hubungan di antara fungsi-fungsi
manajerial ini merupakan satu kesatuan sebagai proses yang berkesinambungan
1. Planning(perencanaan) pendidikan Islam
Merupakan kegiatan sistematis merancang sumber daya yang ada, meliputi
apa yang akan dicapai (diidealkan), merumuskan metode dan tata cara untuk
merealisasikannya dengan seoptimal mungkin serta kegiatan yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan dan memilih pelaksana kegiatan yang tepat bagi usaha
pencapaian tujuan pendidikan Islam.6
Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari. Allah
berfirman:

4
Alwi, Hasan,dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 2003), hal. 23
5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, hal. 362
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, hal. 362

6
‫ي نسي ۥاأديناَّ أٱ م ملينن نءاَنمنعوواَ أٱت معقوواَ أٱ م نل نوُّللنتنعظلر ن نلفسس مماَّ قنمدنملت ملنغ ة دد نوُّأٱت معقوواَ أٱ م نيل اَمن أٱ م نل نخمبيعي مبنماَّ تنلعنمعلونن‬
‫إ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dalam perencanaan ada lima kegiatan yang perlu dilakukan, yaitu: (1)
menetapkan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya,
(2) membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk
mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target, (3) mengumpulkan
dan menganalisa informasi, (4) mengembangkan alternatif-alternatif dan (5)
mempersiapkan dan mengomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.7
2. Organizing (pengorganisasian) Pendidikan Islam
Menurut Burhanudin dan Moh, Makin sebagaimana dikutip Mukhamad
Ilyasin, pengorganisasian sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat tuas,tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa mengorganisasikan
berarti: (1) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan; (2) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang-orang
yang mampu membawai organisasi pada tujuan; (3) menugaskan seseorang atau
kelompok dalam suatu wewenang tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu; (4)
mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan
melaksanakan tugas.8
3. Actuating (penggerakan) pendidikan Islam
Actuating sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran, agar sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Oleh karena itu, actuating adalah

7
Ma’ruf, M., Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist, (Didaktika
Religia, Volume 3, No, 2 Tahun 2015), hal. 45
8
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen..., hal.94

7
bagian yang sangat penting dalam proses manajemen pendidikan Islam. Berbeda
dengan ketiga fungsi sebelumnya, fungsi actuating dianggap sebagai intisari
manajemen pendidikan Islam, karena secara khusus berhubungan dengan orang-orang
yang akan mengaktualisasikan kegiatan-kegiatan pendidikan Islam.
Fungsi actuating akan sukses dalam pendidikan Islam jika sebagian besar
faktor-faktor berikut terpenuhi, di antaranya: (1) mendapatkan orang cakap; (2)
menjelaskan secara detail tujuan pendidikan Islam yang hendak dicapai kepada
seluruh komponen yang terlibat dalam pendidikan Islam; (3) memberikan ruang yang
luas terutama otoritas penuh kepada seluruh komponen tersebut, dan (4) memberikan
inspirasi yang kuat serta keyakinan kepada seluruh komponen tersebut untuk meraih
sukses dalam mencapai sasaran dan tujuan pendidikan Islam.
4. Controlling (pengawasan) pendidikan Islam
Sering juga disebut sebagai pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang
dilakukan komponen lembaga pendidikan islam dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan islam yang telah digariskan
semula.
Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap yaitu:(1) menetapkan standar
pelaksanaan:(2) dua mengukur pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar;
dan (3) menentukan kesenjangan (deviasi)antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana. Dengan demikian pengawasan pendidikan Islam adalah proses penentuan
apa yang dicapai yaitu standar apa yang sedang dipakai wujud apa yang dihasilkan
berupa pelaksanaan yang sesuai dengan standar menilai pelaksanaan performance
idan bilamana perlu mengambil tindakan kolektif sehingga pelaksanaan dapat
berjalan sesuai rencana yakni sesuai dengan standar untuk mencapai tujuan
pendidikan islam.9
Dari deskripsi definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan
adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas
yang direncanakan proses pengawasan dapat melibatkan beberapa elemen yaitu:(1)
menetapkan standar kinerja;(2) mengukur kinerja;(3) membandingkan unjuk kerja
9
Ma’ruf, M., Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam…, hal. 45

8
dengan standar yang telah ditetapkan; dan (4) mengambil tindakan korektif saat
terdeteksi penyimpangan.

E. Unsur-Unsur Manajemen Pendidikan Islam


Secara umum ada beberapa hal yang menjadi unsur unsur dari manajemen
pendidikan Islam, yaitu: manajemen pembelajaran dan kurikulum pendidikan Islam,
manajemen personalia, manajemen peserta didik, manajemen administrasi,
manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan atau pembiayaan serta
manajemen partisipasi masyarakat.
1. Manajemen pembelajaran dan kurikulum pendidikan Islam
Pada sisi subyektif, kurikulum bukan merupakan substansi pendidikan islam
akan tetapi ia merupakan suatu metode (manhaj) atau alat untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam. Karena sebagai metode atau alat maka suatu kurikulum sejatinya
berisi uraian tentang jenis program apa yang harus diselenggarakan, lalu siapa yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraannya, dan apa yang dibutuhkan pada saat
diselenggarakan.
2. Manajemen personalia dalam pendidikan Islam
Tujuan utama dari manajemen personalia atau sumber daya manusia adalah
untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam
rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dipahami
bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah seorang
tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu, sumber
daya manusia tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna dan
berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia atau personalia dalam pendidikan Islam
secara garis besar memiliki fungsi dan aktivitas pokok sebagai berikut, yaitu:(1)
perencanaan kebutuhan sumber daya manusia;(2) pengadaan staf atau sumber daya
manusia;(3) penilaian dan kompensasi;(4) pelatihan dan pengembangan; dan (5)
penciptaan dan pembinaan hubungan kerja yang efektif.10
3. Manajemen peserta didik dalam pendidikan Islam

10
Ma’ruf, M., Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam…, hal. 52

9
Salah satu persoalan utama dalam pendidikan Islam yang sangat mendasar
adalah masalah manajemen peserta didik. Maka salah satu terobosan yang harus
dilakukan adalah penataan manajemen peserta didik dalam pendidikan Islam. Tujuan
utama pengelolaan peserta didik akan berbentuk pengaturan kegiatan-kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar tertib dan teratur
sehingga dapat mencapai apa yang menjadi tujuan tujuan pendidikan Islam.
Sedangkan pada tataran institusional, manajemen peserta didik diarahkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan Islam secara individual yaitu output lembaga
pendidikan Islam.
4. Manajemen hubungan lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat
Pendidikan Islam perlu menempatkan humas humas sebagai jembatan
komunikasi antara dirinya sebagai institusi jasa pendidikan dengan lingkungan
sebagai pengguna jasa pendidikan tersebut.Pada kerangka ini fungsi kegiatan dari
lembaga pendidikan terutama humas adalah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta menentukan struktur kerjanya atas dasar kebutuhan-kebutuhan
dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam
Manajemen sarana prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan
mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, manajemen sarana prasarana
pendidikan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam manajemen sarana prasarana
pendidikan ini diantaranya adalah: prinsip pencapaian tujuan, prinsip efisiensi, prinsip
administratif, prinsip penjelasan tanggung jawab, dan prinsip kekohesivan (kerja
sama yang kompak).
6. Manajemen partisipasi masyarakat pada pendidikan Islam
Hubungan lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat seharusnya
merupakan suatu proses komunikasi yang harmonis dengan tujuan untuk terpelihara

10
dan terbentuknya sikap saling pengertian (aspek kognisi), menjaga dan membentuk
sikap saling percaya (aspek afeksi) dan memelihara serta menciptakan kerjasama
(aspek psikomotorik) antara kedua belah pihak.
Partisipasi masyarakat dalam prakteknya dapat diidentifikasi ke dalam dua
varian sesuai dengan tipologinya, yaitu partisipasi kuantitatif dan partisipasi
kualitatif. Partisipasi kuantitatif menunjuk pada frekuensi keikutsertaan masyarakat
terhadap implementasi kebijakan yang ada pada lembaga pendidikan sedangkan
partisipasi kualitatif menunjuk pada tingkat dan derajatnya.11

11
Ma’ruf, M., Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam…, hal. 52

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian yang sudah dijelaskan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupun
bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan
organisasi secara produktif efektif dan efisien.
2. Prinsip-prinsip manajemen merupakan nilai yang tidak dapat diabaikan dalam
praktek manajemen. Bahwa praktik manajemen harus didasari prinsip
berorientasi pada tujuan dengan memikirkan kemampuan sumber daya yang
dimiliki, senantiasa memperhatikan aspek psikologis manusia dan nilai-nilai
yang berkembang di masyarakat.
3. Fungsi manajemen adalah membuat kerja organisasi berjalan lancar dengan
fokus pada penerapan kemampuan manajemen manajerial dalam merencanakan
pengorganisasian mengimplementasikan rencana mengawasi mengevaluasi dan
melaporkan kinerja organisasi.
4. Proses manajemen merupakan langkah sistematis yang dilakukan dalam menata
mengelola mengatur dan mengembangkan organisasi melalui aktivitas
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengoordinasikan, memantau
mengendalikan dan mengevaluasi, evaluasi dan melaporkan kinerja.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah
ini, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari rekan dan dosen
pembimbing sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah ini kedepan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan,dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: balai Pustaka, 2003

Ma’ruf, M., Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist,
Didaktika Religia, Volume 3, No, 2 Tahun 2015

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung:


Alfabeta, 2012

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang
diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang
lurus. Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Abdul Kahar, M.Pd.I yang telah memberikan bimbingan dan arahan demi
terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas perkuliahan manajemen sarana
dan prasarana. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan
sehingga kami sangat berharap akan adanya kritik dan saran guna perubahan yang
lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas
segala kekurangan dalam makalah ini.

Blangpidie, Oktober 2019


Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Pengertian manajemen pendidikan Islam ................................... 3
B. Tujuan manajemen pendidikan Islam.......................................... 5
C. Prinsip manajemen pendidikan Islam.......................................... 6
D. Fungsi manajemen pendidikan Islam.......................................... 6
E. Unsur-unsur manajemen pendidikan islam................................. 9

BAB IIIPENUTUP ......................................................................................... 12


A. Kesimpulan.................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG KONSEP DASAR
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

DI
S
U
S
U
N

OLEH

KELOMPOK 1

NAMA : MELLY ERLIZA


NURHALIMAH
UNIT : III (TIGA)
SEMESTER : III (TIGA)
JURUSAN : MPI
DOSEN PEMBIMBING : ABDUL KAHAR, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
MUHAMMADIYAH ACEH BARAT DAYA
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai