Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan pembaharuan Islam merupakan gerakan yang bertujuan untuk
memperbaharui pemikiran atau pemahaman umat Islam yang sudah menyimpang dari
ajaran Islam untukk kembali pada pemahaman agama yang sesuai dengan
pemahaman dan pengamalan Rasulullah saw. dan bersumber pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Terdapat beberapa tokoh pembaharu dunia Islam di belahan dunia ini. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan dipaparkan secara singkat tentang tokoh-tokoh
beserta gagasan atau pemikiran mereka.
Munculnya gagasan-gasan lama untuk mengembalikan kehidupan umat Islam
ke abad-abad yang silam adalah pertanda jelas tantangan pembaharuan dalam Islam
itu. Dalam komunitas umat Islam saat ini, ada bukti yang jelas bahwa di satu pihak
ada keinginan luhur untuk memperluas ruang gerak bagi pemikiran Islam demi
penyelarasan nilai-nilai Islam dalam kehidupan super Modern ini. Di samping tentu
saja dalam rangka menghadapi kelesuan dan kemandulan internal, namun di pihak
lain, ada kekhawatiran yang luar biasa bahwa jika pembaharuan pemikiran dijalankan
tanpa kendali.
Sejarah pembaharuan pemikiran di dunia Islam (Arab, Mesir, India, Turki,
Iran, Indonesia, Syria dan Tunisia) telah bergulir sejak abad 18 atau awal abad 19. Di
tanah Arab ditandai dengan gerakan Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab dengan
semangat pemurnian akidahnya. Gerakan pemurnian ini merupakan respon ‘Abd al-
Wahhab terhadap realitas umat Islam yang menurutnya bertentangan dengan Islam
yang pahaminya.
Pembaharuan Islam juga merupakan proses pemurniaan di mana konsep
pertama atau konsep asalnya dipahami dan ditafsirkan sehingga menjadi lebih jelas
bagi masyarakat pada masanya dan lebih penting lagi penjelasan itu tidak
bertentangan dengan aslinya. Di sini bukan perubahan yang terjadi, tetapi peragaman
makna dan penafsiran. Di samping itu, tajdid ini bisa berarti memperbaharui ingatan
orang yang telah melupakan ajaran agama Islam yang benar, dengan memberi

1
penjelasan dan argumentasi-argumentasi baru sehingga meyakinkan orang yang
tadinya ragu,dan meluruskan kekeliruan atau kesalahpahaman mereka yang keliru
dan salah paham.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Apa pengertian gagasan pembaharuan Islam?
2. Siapa-siapa tokoh-tokoh pembaharuan Islam?

C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk gagasan dan gerakan pembaharuan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gagasan Pembaharuan islam


Harun Nasution cenderung menganalogikan istilah “pembaharuan”
dengan “modernisme”, karena istilah ini dalam masyarakat Barat mengandung
arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha mengubah paham-paham, adat-istiaday,
institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Gagasan ini
muncul di Barat dengan tujuan menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam
agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pngetahuan modern.
Karena konotasi dan perkembangan yang seperti itu, Harun Nasution
keberatan menggunakan istilah modernisasi Islam dalam pengertian di atas.
Revitalisasi menurutpaham ini, “ pembaharuan” adalah “membangkitkan”
kembali Islam yang “urni” sebagaimana pernah dipraktikkan Nabi Muhamad
saw. dan kaum salaf.
Benih pembaharuan dunia Islam sesungguhnya telah muncul sekitar abad
XIII M. ketika dunia Islam mengalami keunduran diberbagai bidang. Saat itu
pula lahirlah Taqiyudin Ibnu Taiiyah, menjadi seorang Muslim yang sangat
peduli terhadap nasib umat Islam dengan mendapat dukungan muridnya Ibnu
Qoyyim al Jauziyah (691-751). Mereka ingin mengembalikan pemahaman
keagamaan umat Islam kepada pemahaman dan pengamalan Rasul saw.
Gerakan salaf ini kemudian menjadi cirri gerakan pembaharuan dalam
dunia Islam yang mempunyai cirri sebagai berikut:1
1. Memberi ruang dan peluang ijtihad di dalam berbagai kajian keagamaan yang
berkaitan dengan muamalah duniawiyah.
2. Tidak terikat secara mutlak dengan pendapat ulama-ulama terdahulu.
3. Memerangi orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf seperti
kemusyrikan, khurafat, bid’ah, taqlid san tawasul.
1 Nasution Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia,
1978), hal. 23

3
4. Kembali kepada Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber utama ajaran
Islam.

B. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam


1. Kebangkitan Islam di Arab Saudi
a. Muhammad bin Abdul Wahab
Beliau dilahirkan di Uyainah, sebuah dusun di Najed bagian Timur
Saudi Arabia. Ia di besarkan dalam lingkungan keluarga beragama yang ketat
di bawah pengaruh madzhab Hambali, yaitu madzhab yang memperkenalkan
dirinya sebagai aliran Salafiyah.
Muhammab bin Abdul Wahab menamakan gerakannya, “Gerakah
Muwahidin yaitu gerakan yang bertujuan untuk mensucikan dan meng-Esakan
Allah dengan semurni-urninya yang mudah, gampang dipahami, dan
diamalkan persis seperti Islam pada masa permulaan sejarahnya. Gerakan
yang dipimpin Muhammad bin Abdul Wahab ini disebut “Gerakan Wahabi”
sebagai ejekan oleh lawan-lawannya.
Hal-hal yang ditekankan gerakan ini berkisar pada masalah
memurnikan tauhid, yaitu:2
1) Yang boleh dan wajib disembah hanyalah Allah swt. Barang siapa yang
menyembah selain Allah adalah Musyrik dan boleh dibunuh.
2) Meminta pertolongan kepada wali, syaikh, atau kekuatan ghaib lainnya
adalah Musyrik.
3) Berdo’a dengan menggunakan perantara, baik nabi, wali, atau malaikat
adalah Musyrik.
4) Meminta pertolongan dan bernadzar kepada selain Allah adalah Musyrik.

b. Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha


Gerakan yang mereka pelopori ini muncul sekitar abad XIX. Gerakan
mereka dinamakan “Muhyi Atsais Salaf” atau dikenal dengan gerakan
2 Rahman Fazlur, Gelombang Perubahan Dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001),
hal. 14

4
Salafiyah. Gerakan ini merupakan mata rantai kedua setelah gerakan Wahabi.
Tujuan gerakan ini adalah untuk menegakkan ajaran Islam dengan kembali
kepada Al-Qur’an dab As-Sunnah. Uraian masing-masing tokoh adalah
sebagai berikut:
1) Jamaluddin al Afghani (1838-1897 M)
Lahir di dekat Kabul Afganistan tahun 1839 M dan meninggal di Istanbul
Turki tahun 1897 M. adapun pemikirannya tentang agama adalah:
a) Islam adalah agama yang sesuai untuk segala bangsa dan masa.
b) Pendirian tentang pintu ijtihad tetap terbuka adalah benar, karena
dengan itu Islam dapat menjawab tantangan zaman.
c) Kehancuran umat Islam karena leahnya tali persaudaraan dan
solidaritas Islam.
2) Muhammad Abduh (1849-1905 M)
Lahir di Mesir 1849 M dan meninggal tahun 1905 M. ia menegaskan
umat Islam hanya dapat bangkit jika mau membekali dengan semangat
jihad, bekal berjihad dan berijtihad bersumber pada ajaran Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
3) Rasyid Ridha (1856-1935 M)
Ia merupakan salah satu murid Muhammad Abduh. Lahir tahun 1856 M
di Libanon dan meninggal tahun 1935 M. pemikirannya hampir sama
dengan Jamaluddin al Afghani dan Muhammad Abduh. Namun yang
membedakan ia dengan dua tokoh sebelumnya adalah politik, ia dikenal
sebagai politikus yang cermat.

2. Kebangkitan Islam di Mesir


Hasan al Bana mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada abad XX,
tepatnya tahun 1928 M di Mesir. Ia lahir di Garbiah Mesir tahun 1906 M. hafal
Al-Qur’an usia 14 tahun dan pada usia 16 tahun ia menjadi mahasiswa
Universitas Darul Ulum. Ia mati secara misterius pada 12 Februari 1949 M.

5
Ciri gerakan ini adalah jauh dari sumber pertentangan, pengaruh riya’ dan
kesombongan. Menaruh perhatian pada kaderisasi, mengutamakan amaliah
produktif dan serius pada dunia pemuda. Gerakan ini melahirkan banyak tokoh
pemikir Islam, antara lain Sayyid Qutub, Yusuf Qardhawi, Sai Hawwa,
Muhammad al Ghazali, Musthafa Mansur dan Abdullah Azzam.3

3. Kebangkitan Islam di Turki


a. Tewfik (1867-1915 M) dan Dr. Abdullah Jedwat (1869-1932 M)
Mereka adalah tokoh dari aliran Barat yang ingin mengambil peradaban Barat
sebagai dasar masyarakat Turki.
b. Mehmed Akif (1879-1939 M)
Ia memotori golongan Islam sebagai reaksi dan lawan golongan Barat.
Golongan ini berpendapat bahwa kemunduran dan keterbelakangan
Masyarakat Turki karena tidak menegakkan hukum secara konsekuen.
Menurut golongan ini Islam tidak akan menghalangi kamajuan dan teknologi.
Tetapi mereka tidak boleh mengoper peradaban dan filsafat Islam diganti
dengan peradaban Barat. Kunci kemajuan adalah menjadikan syari’at Islam
untuk segala segi kehidupan.
c. Zia Gokalp (1875-1924 M)
Ia seorang tokoh golongan nasional Turki. Pendapatnya yaitu sebab pokok
kemunduran Islam adalah enggan mengadakan penafsiran baru terhadap
ajaran Islam sesuai tuntutan zaman yang terus berubah.
d. Musthafa Kemal Attaturk
Lahir di Selonika 1881 M dan meninggal tahun 1983 M. dalam
pembaharuaanya banyak dipengaruhi oleh golongan nasional Turki dan
gagasan dari Barat. Dasar pemikirannya dapat disingkat dengan tiga hal, yaitu:
westernisasi, sekulerisme dan nasionalisme.4
4. Kebangkitan Islam di India/Pakistan
a. Syah Waliyullah

3 Ridwan Saidi H, Islam Pembangunan Politik dan Politik Pembangunan, (Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1983), hal. 17-19
4 Ibid, hal. 25-26

6
Pada masa suram kekuasaan Islam dari dinasti Mughal, lahirlah tokoh dan
pemiir besar bangsa India. Dari tokoh inilah pertama kali terpancar pikiran
baru dalam usaha membangun kembali kejayaan Islam. Usahanya meliputi
bidang politik, social dan intelektual.
b. Sir Sayid Ahmad Khan
Lahir di Delhi dan meninggal tahun 1989 M. ia mendirikan lembaga
Mohammedan Anglo Oriental College (MCO) yang berpusat di Aligarh. Oleh
karena itu, gerakan yang dipeloporinya terkenal dengan gerakan Aligarh.
c. Sayid Amir Ali
Lahir dekat Kalkuta India tahun 1849 M dan meninggal tahun 1928 M. ia
masih keturunan Ali bin Abi Thalib. Pendapatnya mengenai pembaharuan
Islam yaitu bahwa Islam adalah agama yang membawa pada kemajuan, bukan
mengajak pada kemunduran.
d. Muhammad Iqbal
Lahir di Sialkot daerah Punjab tahun 1976 M dan meninggal tahun 1938 M. ia
meneriakkan kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menurut
keyakinannya akan mendinamisasikan pergerakan Islam dan menjamin
kemenangannya. Ia pula yang mencita-citakan Negara bagi umat Islam India,
yang terwujud dengan berdirinya Negara Pakistan. Negara ini mendasarkan
Islam sebagai sumber dari segala hukum dan perundang-undangan.
e. Muhammad Ali Jinnah
Lahir di Karachi tahun 1876 M dan meninggal tahun 1948 M setahun lebih
sebulan setelah lahirnya Negara Pakistan. Ia tidak banyak mengeluarkan
gagasan, namun lebih banyak berbuat dan berjuang melaksanakan cita-cita
pendahulunya. Perjuangannya mengahasilkan Negara dan masyarakat modern
yang dibangun berdasarkan agama Islam. Ia mendapat gelar Qaid A’dlam atau
pemimpin besar.

5. Kebangkitan Islam di Indonesia

7
Dalam kebangkitan Islam di Indonesia, para tokoh menjadikan
pendidikan sebagai basis pergerakannya.
a. K.H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan lahir di Kauman (Yogyakarta) pada tahun 1968 M dan
meninggal pada tanggal 25 Februari 1921 M. Ia berasal dari keluarga yang
didaktis dan terkenal alim dalam ilmu agama. Ayahnya bernama K.H. Abu Bakar,
seorang imam dan khatib masjid besar Kraton Yogyakarta. Sementara ibunya
bernama Siti Aminah, putri K.H. Ibrahim yang pernah menjabat sebagai
penghulu di Kraton Yogyakarta.
Ia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara, yaitu Katib Harum,
Mukhsin atau Nur, Haji Shaleh, Ahmad Dahlan, ’Abd Al-Rahim, Muhammad
Pakin dan Basir. Semenjak kecil, Dahlan diasuh dan dididik sebagai putera kiyai.
Pendidikan dasarnya dimulai dengan belajar membaca, menulis, mengaji Al-
Qur’an, dan kitab-kitab agama. Pendidikan ini diperoleh langsung dari ayahnya.
Menjelang dewasa, ia mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama kepada
beberapa ulama besar waktu itu. Diantaranya ia K.H. Muhammad Saleh (ilmu
fiqh), K.H. Muhsin (ilmu nahwu), K.H. R. Dahlan (ilmu falak), K.H. Mahfudz
dan Syekh Khayyat Sattokh (ilmu hadis), Syekh Amin dan Sayyid Bakri (qira’at
Al-Qur’an), serta beberapa guru lainya.
Ketika berangkat haji dan bermukim di Makkah tahun 1903 M, Dahlan
mulai berkenalan dengan ide-ide pembaharuan yang dilakukan melalui
penganalisaan kitab-kitab yang dikarang oleh reformer Islam, seperti Ibn
Taimiyah, Ibn Qoyyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abd al-Wahab, Jamal-al-Din
al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan lain sebagainya. Melalui
kitab-kitab yang dikarang oleh reformer Islam, telah membuka wawasan Dahlan
tentang Universalitas Islam. Ide-ide tentang reinterpretasi Islam dengan gagasan
kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah mendapat perhatian khusus Dahlan saat
itu.
Pada tanggal 18 November 1912 M, Ahmad Dahlan mendirikan
organisasi sosial keagamaan Muhamadiyah bersama temannya dari Kauman,

8
seperti Haji Sujak, Haji Fachruddin, haji Tamim, Haji Hisyam, Haji syarkawi,
dan Haji Abdul Gani. Dengan tujuan untuk mendalami agama Islam di kalangan
anggotanya sendiri dan menyebarkan agama Islam di luar anggota inti. Untuk
mencapai tujuan ini, organisasi itu bermaksud mendirikan lembaga pendidikan,
mengadakan rapat-rapat dan tabligh yang membicarakan masalah-masalah Islam,
mendirikan wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-
brosur, surat kabar dan majalah.
Ide pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan mulai disosialisasikan ketika
menjabat khatib di Masjid Agung Kesultanan, yaitu menggarisi lantai Masjid
Besar dengan penggaris miring 241/2 derajat ke Utara. Menurut ilmu hisab yang
ia pelajari, arah Kiblat tidak lurus ke Barat seperti arah masjid di Jawa pada
umumnya, tapi miring sedikit 241/2 derajat. Selain itu masih ada beberapa
pemikirannya yang lain, yaitu:
1) Ia menolak taqlid
2) Upacara selametan merupakan perbuatan bid’ah dan pengkeramatan kuburan
Orang Suci dengan meminta restu dari roh orang yang meninggal akan
membawa kemusyrikan (penyekutuan Tuhan).
3) Mengenai tahlil dan talqin, menurutnya, hal itu merupakan upacara mengada-
ada (bid’ah).
4) Kepercayaan pada jimat yang sering dipercaya oleh orang-orang Keraton
maupun daerah pedesaan, akan mengakibatkan kemusyrikan.
5) Mendirikan sekolah dengan sistem gubernemen dan disempurnakan dengan
penambahan mata pelajaran agama. Ia berusaha untuk mengislamkan berbagai
segi kehidupan yang tidak Islami.5

b. K.H. Hasyim Asy’ari


Nama lengkap K.H. Hasyim Asy’ari adalah Muhammad Hasyim Asy’ari
ibn ‘Abd Al-Wahid. Ia lahir di Gedang, sebuah desa di daerah Jombang, Jawa

5 Nasution Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, …hal. 27-29

9
Timur, pada hari selasa kliwon 24 Dzu Al-Qa’idah 1287 H. bertepatan dengan
tanggal 14 Februari 1871 M dan meningal tahun tahun 1947 M di Tebuireng,
Jombang Jawa Timur. Asal-usul dan keturunan K.H M.Hasyim Asy’ari tidak
dapat dipisahkan dari riwayat kerajaan Majapahit dan kerajaan Islam Demak.
Salasilah keturunannya, sebagaimana diterangkan oleh K.H. A. Wahab Hasbullah
menunjukkan bahawa leluhurnya yang tertinggi ialah neneknya yang kedua iaitu
Brawijaya VI. Ada yang mengatakan bahawa Brawijaya VI adalah Kartawijaya
atau Damarwulan dari perkahwinannya dengan Puteri Champa lahirlah Lembu
Peteng (Brawijaya VII).
Semasa hidupnya, ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya sendiri,
terutama pendidikan di bidang ilmu-ilmu Al-Qur’an dan literatur agama lainnya.
Setelah itu, ia menjelajah menuntut ilmu ke berbagai pondok pesantren, terutama
di Jawa, yang meliputi Shone, Siwilan Buduran, Langitan Tuban, Demangan
Bangkalan, dan Sidoarjo, ternyata K.H. Hasyim Asy’ari merasa terkesan untuk
terus melanjutkan studinya. Ia berguru kepada K.H. Ya’kub yang merupaka kiai
di pesantren tersebut. Tidak cukup sampai disitu, setelah menikah ia berhaji dan
menuntut ilmu di Makkah dengan guru Syekh Ahmad Amin Al-Athar, Sayyid
Sultan ibn Hasyim, Sayyid Ahmad ibn Hasan Al-Athar, Syekh Sayyid Yamani,
Sayyid Alawi ibn Ahmad As-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayid ‘Abd Allah Al-
Zawawi. Syekh Shaleh Bafadhal, dan Syekh Sultan Hasyim Dagastani.
Pada tahun 1926 M K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan partai Nahdatul
Ulama (NU). Selain itu ia juga membentuk badan semacam koperasi yang
bernama Syirkatul Inan li Murabathati Ahli al- Tujjar. Adapun ide-ide
pembaharuannya antara lain:
1) Membuka sistem pengajaran berjenjang
2) Tetap mempertahankan ajaran-ajaran mazhab untuk menafsirkan al-Qur’an
dan hadis dan pentingnya praktek tarikat.
3) Tujuan utama ilmu pengetahan adalah mengamalkan.
4) Belajar merupakan ibadah untuk mencari ridha Allah, yang mengantarkan
manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

10
5) Etika dalam pendidikan, dimana guru harus membiasakan diri menulis,
mengarang dan meringkas, yang pada masanya jarang sekali dijumpai.6
c. Ahmad Surkati
Nama lengkap Ahmad Surkati adalah Ahmad bin Muhammad Surkati al-
Kharraj al-Anshari. Beliau lair pada tahun 1872 M di Afdu Donggala Sudan.
Berasal dari keluarga yang taat beragama. Mempunyai ayah yang konon masih
ada hubungan dengan Jabir Abdullah al-Anshari, nama ayahnya adalah
Muhammad. Masa kecil Amad surkati berada dalam keluarga yang taat
beragama, sehingga secara tidak langsung ia mendapatkan dasar-dasar agama
dari orang tuanya. Ia didik dengan cara Islami, Ia belajar agama, membaca,
menulis, menghafal al-Quran.
Pada usia 22 tahun Ahmad Surkati menunaikan ibadah haji, kemudian
menetap di Madinah selama 4 tahun. Di Madinah Amad Surkati belajar berbagai
disiplin ilmu, seperti fiqh, tafsir, hadis. Setelah 4 tahun berlalau Ahmad Surkati
pindah ke Makkah, Ahmad Surkati berada di makkah selama 11 tahun, Amad
Surkati belajar kepada seorang guru yang bernama Yusuf al-khayyat. Pada saat
berumur 34 tahun, Ahmad Surkati telah memperoleh ijazah tertinggi guru agama
dari pemerintah Istanbul Turki, bahkan Ahmad Surkati menjadi pelajar pertama
di Sudan yang memperoleh ijazah tersebut. Di Arab, Ahmad Surkati masuk
empat besar.
Untuk mendukung perombakan dan reformasi pendidikan Islam
Indonesia, ia mendirikan pendidikan berjenjang. Ia mendirikan lembaga
pendidikan al-Irsyad tanggal 6 September 1914 (15 Syawwal 1332 H) yang
mempunyai prinsip gerakan sebagai berikut:
1) Untuk mengukuhkan doktrin persatuan dengan membersihkan shalat dan doa
dari kontaminasi unsur politheisme.
2) Untuk mewujudkan kesetaraan di antara kaum muslim dan mencari dalil yang
shahih dalam al-Quran dan sunnah serta mengikuti jalan yang benar untuk
semua solusi masalah agama yang diperdebatkan.

6Ibid, hal. 32-33

11
3) Untuk memerangi taqlid am (penerimaan membabi buta) yang bertentangan
dengan dalil aqli dan naqli.
4) Untuk mensyiarkan pengetahuan alam sesuai Islam dan menyebarkan
kkebudayaan arab yang sesuai dengan ajaran Allah.
5) Mencoba untuk menciptakan pemahaman dua arah antara dua muslim yaitu
Indonesia dan Arab.
Inti dari prinsip-prinsip al-Irsyad adalah untuk menumbuhkan budaya
ilmiah pada kalangan umat Islam, dengan merujuk kepada Al-Quran dan sunnah.
Ketika budaya ilmia tumbuh subur dalam masyarakat Islam maka secara tidak
langsung akan membentuk sebuah pola pikir yang berkarakter Islam dengan
merujuk kepada al-Quran dan sunnah.
Ahmad Syurkati menyerap pemikiran Muhammad Abduh dalam basis
perjuangannya, yaitu:
1) Pemurnian Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang merusak (the purification
of Islam from corrupting influence and practices).
2) Penyusunan kembali pendidikan tinggi bagi umat Islam (the reformation of
muslim higher eduvation).
3) Mempertahankan Islam dari pengaruh Eropa dan serangan orang Nasrani (the
defence of Islam againt European influence and Christian attack).7

7Ibid, hal. 36

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan menjadi beberapa poin, yaitu:
1. Pembaharuan Islam menurut Harun Nasution dapat diartikan “membangkitkan”
kembali Islam yang “murni” sebagaimana pernah dipraktikkan Nabi Muhamad
saw. dan kaum salaf.
2. Cirri gerakan pembaharuan dunia Islam adalah: (a) member ruang dan peluang
ijtihad di dalam berbagai kajian keagamaan yang berkaitan dengan muamalah
duniawiyah; (b) tidak terikat secara mutlak dengan pendapat ulama-ulama
terdahulu; (c) memerangi orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf
seperti kemusyrikan, khurafat, bid’ah, taqlid dan tawasul; (d) kembali kepada Al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam.
3. Tokoh-tokoh pembaharu Islam antara lain: (a) Arab Saudi: Muhammad bi Abdul
Wahab, Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha; (b) Mesir:
Hasan al Bana; (c) Turki: Tewfik dan Dr. Abdullah Jedwat, Mehmed Akif, Zia
Gokalp dan Musthafa Kemal Attaturk; dan (d) India/Pakistan: Syah Waliyullah,
Sir Sayid Ahmad Khan, Sayid Amir Ali, Muhamad Iqbal dan Muhammad Ali
Jinnah; dan (e) Indonesia: K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy’ari dan Ahmad
Surkati.

B. Saran
Setelah menyimpulkan hasil penulisan makalah di atas penulis mencoba
mengemukakan beberapa saran:
1. Sebaiknya mahasiswa harus mempelajari dengan baik tentang sejarah
pembaharuan Islam, semoga kelak bisa menjadi pengetahuan untuk disampaikan
kepada generasi di masa yang akan datang
2. penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca sekalian agar makalah ini
dapat disempurnakan di masa yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. 1999.Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana &


Kekuasaan. Bandung: Rosdakarya

Nasution Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Universitas


Indonesia, 1978

Rahman Fazlur, Gelombang Perubahan Dalam Islam, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2001

Ridwan Saidi H, Islam Pembangunan Politik dan Politik Pembangunan, Jakarta:


Pustaka Panjimas, 1983), hal. 17-19

14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa


menganugerahkan kepada kita limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita masih
beraktifitas dan terus berkreasi dari segala apa yang telah dianugerahkan sebagai
bukti kongkrit bahwa kita menyukuri rahmat yang telah dikaruniakan. Sholawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada pembela kebenaran yakni Rasulullah SAW.
Alhamdulliah karena berkat rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah
ini yang diberi judul “Gagasan dan Gerakan Pembaharuan Dalam Islam” sebagai
salah satu tugas mata kuliah Sejarah Pembaharuan Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun tersebut masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharap dari rekan-rekan kritik sekaligus saran
yang bersifat membangun. Ungkapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Dosen
Pembimbing dan rekanrekan yang selalu memotivasi penulis. Demikian, semoga
bermanfaat. Amin.

Blangpidie, Agustus 2019


Penulis

RIKA ARMILA
NIM. 18020515

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3


A. Gagasan Pembaharuan islam......................................................... 3
B. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam................................................. 4
1. Kebangkitan Islam di Arab Saudi ............................................. 4
2. Kebangkitan Islam di Mesir....................................................... 5
3. Kebangkitan Islam di Turki....................................................... 6
4. Kebangkitan Islam di India/Pakistan......................................... 7
5. Kebangkitan Islam di Indonesia................................................ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12


A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
GAGASAN DAN GERAKAN PEMBAHARUAN
DALAM ISLAM

DI
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA : RIKA ARMILA


NIM : 18020515
UNIT : III (TIGA)
SEMESTER : II (DUA)
MK : SPI
JURUSAN : MPI
DOSEN : SAMSUL ANWAR, MA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
MUHAMMADIYAH ACEH BARAT DAYA
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai