Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN I
PEMBAHASAN II
C. Macam-macam Mutasi......................................................................................17
ii
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran ................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
2. Kebijakan penerimaan peserta didik baru.
7. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari drop out peserta didik
dan sebab-sebab drop out peserta didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN I
3
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik, juga memuat sistem
pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan diberikan untuk peserta
didik. Selain itu, kebijakan penerimaan peserta didik, juga berisi mengenai
waktu pendaftaran, kapan dimulai dan kapan diakhiri. Selanjutnya, kebijakan
penerimaan peserta didik harus juga memuat tentang personalia-personalia
yang akan terlibat dalam pendaftaran, seleksi, dan penerimaan peserta didik.
Sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Yaitu yang
pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai EBTA (DANEM), yang kedua
berdasarkan Penulusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), sedangkan yang
ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
4
2. Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon
peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik
yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan
berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.keseluruhan prestasi peserta
didik dijumlah, kemudian dicari rata-ratanya. Calon peserta didik yang nilainya
diatas rata-rata, digolongkan sebagai calon yang dapat diterima sebagai calon
peserta didik. Sementara yang berada dibawah rata-rata termasuk peserta didik
yang tidak diterima.
3. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu
menentukan berapa jumlah daya tampungnya, atau berapa jumlah peserta didik
baru yang akan diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian merangking
prestasi siswa mulai dari yang berprestasi paling tinggi sampai dengan prestasi
yang paling rendah. Penentuan prestasi peserta didik yang diterima dilakukan
dengan cara mengurut dari atas ke bawah, sampai daya tampung tersebut
terpenuhi.
5
e. Pembantu Umum : Guru
f. Seksi-seksi :
a. Ketua umum
b. Ketua Pelaksana
c. Sekretasis
d. Bendahara
e. Pembantu Umum
f. Seksi Kesekretariatan
g. Seksi Pengumuman/Publikasi
6
Mengumumkan penerimaan peserta didik baru sehingga dapat
diketahui oleh sebanyak mungkin calon peserta didik yang dapat
memasuki sekolah.
h. Seksi Pendaftaran
i. Seksi Pengawasan
j. Seksi Seleksi
- Tanggal rapat.
7
- Waktu rapat.
- Tempat rapat.
- Agenda rapat.
3. Pembuatan,Pengiriman/Pemasangan Pengumuman
- Melampirkan pas foto ukuran 4x6 sesuai yang diminta oleh sekolah.
8
d. Waktu pendaftaran, yang memuat keterangan kapan waktu pendaftaran
dimulai dan kapan pendaftaran diakhiri. Waktu pendaftaran ini meliputi:
hari, tanggal dan jam pelayanan.
g. Waktu dan tempat seleksi dilakukan (hari, tanggal, jam, dan tempat).
Yang harus disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru adalah
loket pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran. Sedangkan
yang harus diketahui oleh calon peserta adalah kapan formulir boleh
diambil,bagaimana cara pengisian formulir tersebut, dan kapan formulir
yang sudah terisi dikembalikan. Loket pendaftaran haruslah dibuka
secukupnya sehingga para calon tidak terlalu lama antrenya. Selanjutnya
jangan sampai dibuka terlalu banyak karena akan memboroskan tenaga.
Yang harus disiapkan diloket pendaftaran ini adalah seorang petugas yang
mengatur antrean calon peserta didik. Jangan sampai mereka berebutan
ketika akan mengambil. Khusus mengenai pengambilan formulir
pendaftaran, hendaknya diatur, mereka yang dating lebih dahulu didepan,
menyusul yang datang kemudian. Loket informasi disediakan untik peserta
didik yang menginginkan informasi mengenai hal-hal yang belum jelas
dalam pengumuman. Loket ini juga memberikan keterangan dan informasi
kepada calon peserta didik yang mengalami kesulitan, baikkesulitan dalam
hal pengisian formulir maupun kesulitan teknis lainya. Formulir hendaknya
disediakan secukupnya berdasarkan antisipasi awal. Semakin banyak
formulir yang distribusikan berarti semakin besar peluang tersebut untuk
mendapatkan siswa sesuai dengan yang diinginkan. Sangat ideal,jika semua
calon peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut, mendapatkan
9
formulir semua. Dengan cara demikian, mereka mendapatkan peluang yang
sama untuk mengikuti tes. Jika pengisian formulir tersebut memang
membutuhkan penjelasan, maka sekolah dapat menerbitkan petunjuk
pengisian formulir. Batas waktu pengambilan formulir juga harus jelas, dan
diterapkan secara kongsisten. Harus disebut dengan jelas, konsekuensinya
jika calon pesrta didik terlambat mengembalikan formulir.
d. Memakai tanda pengawas yang di sediakan oleh panitia di saku baju kiri.
g. Pengawas memberi tahu kepada peserta tes, bahwa yang boleh di bawa ke
ruang tes hanyalah alat-alat tulis.
i. Membacakan tata tertib peserta tes secara jelas dan pelan, sehingga semua
peserta dapat menangkap tata tertib yang di bacakan dengan baik.
10
j. Membagikan buku soal tes kepada peserta dengan posisi tertelungkup dan
terbalik. Sambil membagikan, pengawas menginformasikan, bahwa buku
soal tes tidak boleh di jamah sebelum ada perintah dari pengawas.
m. Pengawas membuat berita acara, tentang jumlah peserta tes yang hadir
dan tidak hadir serta jalannya pelaksanaan tes.
o. Setelah waktu habis, pengawas memberi aba-aba bahwa waktu tes telah
habis dan setiap peserta harus meletakan alat-alat tulis. Pengawas memberi
aba-aba bahwa peserta tidak boleh meninggalkan tempat sebelum
mendapatkan perintah dari pengawas.
Peserta tes juga perlu diatur, agar selain mereka dapat mengikuti
seleksi dengan baik, tenang dan tertib, juga sekolah bisa mendapatkan calon
peserta yang unggul sesuai dengan yang di tentukan. Untuk itu ketika
mengikuti tes, yang bersangkutan harus mengetahui tata tertibnya. Tata
tertib mengikuti tes demikian, hendaknya di berikan kepada peserta pada
saat peserta mengembalikan formulir yang telah terisi. Meskipun demikian,
pada saat sebelum tes berlangsung, pengawas perlu membacakan tat tertib
tes tersebut, agar diingatkan kembali oleh para peserta tes. Adapun tata
tertib yang harus dibacakan oleh pengawas kepada peserta adalah sebagai
berikut :
11
b. Peserta sudah ada di lokasi ujian lima belas menit sebelum tes di mulai.
e. Pada saat akan masuk ruangan, pesserta harus menunjukan kartu pesrta
kepada pengawas.
f. Peserta tidak boleh menjamah buku soal sebelum mendapat aba-aba dari
pengawas.
i. Peserta harus mengerjakan sendiri soal-soal tes dan tidak boleh berbuat
curang.
12
ketentuan penerimaannya di dasarkan atas hasil ranking nilai rapot peserta
didik. Sementara pada sekolah yang menggunakan sistem tes, dalam
penerimaanya di dasarkan atas hasil tes. Walaupun demikian, umumnya
yang terlebih dahulu yang di pertimbangkan sekolah adalah berapa daya
tamping kelas baru tersebut, sebab apapun jenis seleksi yang di pergunakan,
ketentuan penerimaannya masih berdasarkan atas daya tamping kelas baru.
Sementara itu, daya tamping kelas baru kelas baru juga masih
mempertimbangkan jumlah peserta didik yang tinggal di kelas satu. Hasil
penerimaan penerimaan peserta didik berupa tiga macam kebijaksanaan
sekolah, yakni peserta didik yang di terima, peserta didik di cadangan,
peserta didik yang tidak di terima. Hasil penentuan demikian kemudian
diumumkan.
7. Pendaftaran Ulang
13
PEMBAHASAN II
A. Pengertian Drop Out Peserta Didik dan Sebab-sebab Drop Out Peserta Didik
Menurut Imron (2012:159) drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Pencegahan drop out harus dilaksanakan karena
dapat menyebabkan pemborosan selain itu menunjukkan bahwa produktivitas
pendidikannya rendah. Untuk mencegah terjadinya drop out maka perlu
kerjasama antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat agar dapat menekan
terjadinya drop out agar tidak mengakibatkan hal yang negatif pada peserta
didik.
Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik yang drop out ini antara lain
akan dijelaskan sebagai berikut. Menurut Imron (2012:159) yaitu:
3. Sakit parah.
7. Peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah.
14
“Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain
yang sejajar, dan atau dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar” (Imron,
2012:152). Sedangakan menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP
Malang (1989:118) mutasi adalah “Perpindahan siswa bisa juga disebut istilah
mutasi siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu:
perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis dan
perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program yang lain”.
Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat.
Jenis sekolah, tingkat/kelas dan jurusan atau program studi di sekolah baru
sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa mutasi adalah perpindahan peserta didik baik antar sekolah
yang sejajar maupun antar kelas atau jurusan yang sejajar.
- Malas,
15
- Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di
sekolah tersebut,
-Sekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bonafid atau tidak sesuai.
- Semua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya.
16
C. Macam-macam Mutasi
1. Mutasi Intern, adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik dalam data
sekolah. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas yang
tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama
jurusannya atau yang berbeda jurusannya. Contoh: di suatu sekolah menengah
atas ada tiga tingkatan yaitu tingkat satu, dua dan tiga. Pada tingkat dua dibagi
lagi menjadi tingkat 2A dan 2B. Tingkat 2A sendiri ada beberapa program
yaitu A1, A2, A3, dan A4. Jumlah A1 ada 3 kelas yaitu A1A, A1B, dan A1C.
jika peserta didik mutasi dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tingkatan
di wilayah sekolah ini disebut mutasi intern. Katakanlah, bahwa siswa tersebut
sebelumnya berada di program A1A ke A1B atau ke A1C. Bahkan tidak
jarang, peserta didik juga dapat mutasi (selama masih baru pemilihan program)
dari A1A ke A2A.
Jika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka
langkah preventif yang harus dilakukan adalah memberikan semacam
jaminan kepada peserta didik, bahwa kalau dapat menyelesaikan studi di
17
sekolah tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai prospek tertentu
sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar mereka yakin
benar dengan kebaikan sekolahnya.
Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada
alternatif lain kecuali memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja
sarana dan prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah
secara keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses dan metode
belajar pembelajaran dibuat sevariatif mungkin, fasilitas dan sarana yang
ada difungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang ada
di sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta didiknya.
18
Adapun, jika peserta didik memilih alasan untuk mutasi maka
hendaknya mereka diberi keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak boleh
dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab, bagaimanapun juga, mutasi ke
sekolah lain adalah hak peserta didik sendiri. Keterangan-keterangan yang
lazim diberikan berkaitan dengan peserta didik yang mutasi misalnya
identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di sekolah, kelakuan dan
kerajinan dan alasan-alasan yang bersangkutan mutasi. Dengan demikian,
sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut, mendapatkan gambaran
yang senyatanya mengenai anak tersebut.
Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi,
hendaknya juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan
menerima. Untuk itulah, sekolah harus meneliti mengenai identitas,
kelakuan/kerajinan, prestasi akademiknya, jurusan atau program asalnya,
dan alasan-alasan yang berangkutan mutasi. Peserta didik dapat diterima
tidaknya sekolah tersebut, juga harus didasarkan atas ketersediaan fasilitas
dan kesejajaran sekolah tersebut. Ini sangat penting, karena tidak mungkin
sekolah dapat menerima peserta didik tanpa fasilitas dan menerima peserta
didik yang kemampuannya tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di
sekolah tersebut. Sebab kalau ini terjadi, akan memberatkan peserta didik
itu sendiri.
7. Mencatat mutasi
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya atau sebelum lulus.
B. Saran
1. Tenaga Kependidikan
20
2. Peserta Didik
Drop out dan mutasi ini tidak hanya ditangani oleh pihak sekolah, namun juga
perlu adanya persetujuan serta pertimbangan dari pihak keluarga. Hal tersebut
mampu mengoptimalkan peran serta orang tua murid, sehingga nantinya
terdapat suatu kerjasama yang saling menguntungkan dalam menunjang daya
kembang kepada para peserta didik. Dan diharapkan kepada kita sebagai
mahasiswa atau generasi muda agar bisa nantinya mengatur siswa-siswa dan
memahami setiap masalah siswa agar tidak terjadi Mutasi dan Drop Out.
21
DAFTAR RUJUKAN
http://badrunalwafi.blogspot.com/2016/05/pengaturan-drop-out-dan-mutasi-
peserta.html
http://akucintamanajemen.blogspot.com/2016/04/penerimaan-peserta-didik-baru-
ppdb.html
22