Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


taufik dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat dalam
penyelesaian tugas Manajemen Peserta Didik pada Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam. Shalawat dan salam dari Alloh semoga senantiasa
terlimpahcurahkan kepada Baginda Nabi tercinta Muhammad SAW daimaini ila
yaumil qiyamah, dalam hal ini penulis membuat judul ” Manajemen Peserta
Didik Baru dan Pengaturan Peserta Didik Yang Drop Out”.
Penulis menyadari makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, baik itu bantuan moril maupun bantuan materil, sehingga
penulis dapat menutupi segala kekurangan dan kesulitan yang penulis alami. Pada
kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak tehingga
kepada :
1. Bpk Dr. Dedi Arianti M.Pd.I selaku dosen pembimbing dalam tugas makalah
ini.
2. Kepada teman-teman yang sedikit banyaknya membantu dalam penyelesaian
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Demikian semoga dengan adanya penulisan makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................1

C. Tujuan Penulisan................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN I

A. Definisi Manajemen Peserta Didik.....................................................................3

B. Kebijakan Penerimaan Peserta didik...................................................................3

C. Sistem Penerimaan Peserta Didik........................................................................4

D. Kriteria Penerimaan Peserta Didik......................................................................4

E. Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru............................................................5

F. Problematika Penerimaan Peserta Didik Baru...................................................13

PEMBAHASAN II

A. Pengertian Drop Out Peserta Didik dan Sebab-sebab

Drop Out Peserta Didik..........................................................................................14

B. Pengertian Mutasi Peserta Didik dan Sebab-Sebab Mutasi Peserta Didik........14

C. Macam-macam Mutasi......................................................................................17

D. Teknik Pencegahan Mutasi..............................................................................17

BAB III PENUTUP

ii
A. Kesimpulan.......................................................................................................20

B. Saran ................................................................................................................20

DAFTAR RUJUKAN ...........................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen peserta didik termasuk salah satu bagian dari manajemen


sekolah secara keseluruhan. Manajemen sekolah tersebut meliputi: manajemen
pengajaran, manajemen peserta didik, manajemen tenaga kependidikan,
manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen kelas,
manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan manajemen layanan
khusus.

Manajemen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan di lembaga


pendidikan karena merupakan subyek sekaligus obyek dalam proses
transformasi ilmu dan keterampilan. Penerimaan peserta didik baru sebenarnya
adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting.
Dikatakan demikian, karena jika tidak ada peserta didik yang diterima di
sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.

B. Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari manajemen peserta didik?

2. Bagaimana kebijakan penerimaan peserta didik baru?

3. Bagaimana sistem penerimaan peserta didik baru?

4. Apa saja kriteria peserta didik baru?

5. Apa saja prosedur penerimaan peserta didik baru?

6. Apa saja problema dalam penerimaan peserta didik baru?

7. Bagaimana proses penerimaan peserta didik berbasis online dan contoh


proses penerimaan pesesrta didik baru berbasis online kota Malang?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Definisi dari manajemen peserta didk.

1
2. Kebijakan penerimaan peserta didik baru.

3. Sistem penerimaan peserta didik baru.

4. Kriteria peserta didik baru.

5. Prosedur penerimaan peserta didik baru.

6. Problema dalam penerimaan peserta didik baru.

7. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari drop out peserta didik
dan sebab-sebab drop out peserta didik.

8. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari pengertian dari mutasi


peserta didik dan sebab-sebab mutasi peserta didik.

9. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari saja macam-macam


mutasi peserta didik.

10. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari teknik pencegahan,


pengurangan, dan pemecahan masalah mutasi peserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN I

A. Definisi Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatiaan


pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah
(Knezevich, 1961). Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai dengan mereka lulus. Dengan adanya manjemen peserta didik
dapat memberikan upaya untuk layanan yang sebaik mungkin kepada peserta
didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan
lembaga pendidikan (sekolah) karena sudah tamat/lulus mengikuti pendidikan
pada lembaga pendidikan (sekolah) itu.

Jadi dapat disimpulkan penerimaan peserta didik baru adalah proses


manajemen yang bekerja dibidang penerimaan peserta didik mulai dari
pembentukan panitia, rapat penerimaan, pembuatan dan pemasangan
pengumuman, pendaftaran,seleksi, penentuan peserta didik yang diterima,serta
pendaftaran ulang.

B. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik

Peserta didik dapat diterima disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah,


haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan,
tidak secara otomatis mereka dapat diterima disuatu lembaga pendidikan
seperti sekolah, sebab untuk dapat diterima, haruslah terlebih dahulu
memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan.

Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat aturan


mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima disuatu sekola. Penentuan
mengenai jumlah peserta didik, tentu juga didasarkan atas kenyataan-kenyataan
yang ada di sekolah (faktor kondisional sekolah). Faktor kondisional tersebut
meliputi: daya tampung kelas baru, kriteria mengenai siswa yang dapat
diterima, anggaran yang tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga
kependidikan yang tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal dikelas satu, dan
sebagainya.

3
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik, juga memuat sistem
pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan diberikan untuk peserta
didik. Selain itu, kebijakan penerimaan peserta didik, juga berisi mengenai
waktu pendaftaran, kapan dimulai dan kapan diakhiri. Selanjutnya, kebijakan
penerimaan peserta didik harus juga memuat tentang personalia-personalia
yang akan terlibat dalam pendaftaran, seleksi, dan penerimaan peserta didik.

Kebijakan penerimaan peserta didik ini dibuat berdasarkan petunjuk-


petunjuk yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Petunjuk
demikian harus dipedomani karena ia memang dibuat dalam rangka
mendapatkan calon peserta didik sebagaimana yang diinginkan atau diidealkan.

C. Sistem Penerimaan Peserta Didik

Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjuk kepada cara. Berarti,


sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam penerimaan peserta didik baru, yakni:

1. Menggunakan sistem promosi.

Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik,


yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai
peserta didik disuatu sekolah, bisa diterima begitu saja. Sehingga mereka yang
mendaftar menjadi peserta didik tidak ada yang ditolak. Sistem promosi ini
secara umum berlaku di sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang darijatah
atau daya tampung yang telah ditentukan.

2. Menggunakan sistem seleksi.

Sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Yaitu yang
pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai EBTA (DANEM), yang kedua
berdasarkan Penulusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), sedangkan yang
ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.

D. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru

Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan


bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima sebagai peserta didik. Ada tiga
macam kriteria penerimaan peserta didik, antara lain:

1. Kriteria acuan patokan (standart criterian referenced), yaitu suatu


penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sekolah lebih dahulu membuat patokan
bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat dengan sekolah
yang menerima peserta didik.

4
2. Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon
peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik
yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan
berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.keseluruhan prestasi peserta
didik dijumlah, kemudian dicari rata-ratanya. Calon peserta didik yang nilainya
diatas rata-rata, digolongkan sebagai calon yang dapat diterima sebagai calon
peserta didik. Sementara yang berada dibawah rata-rata termasuk peserta didik
yang tidak diterima.

3. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu
menentukan berapa jumlah daya tampungnya, atau berapa jumlah peserta didik
baru yang akan diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian merangking
prestasi siswa mulai dari yang berprestasi paling tinggi sampai dengan prestasi
yang paling rendah. Penentuan prestasi peserta didik yang diterima dilakukan
dengan cara mengurut dari atas ke bawah, sampai daya tampung tersebut
terpenuhi.

E. Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam


manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa
kualitas input yang dapat diterima oleh sekolah tersebut. Adapun prosedur
penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia peserta didik baru,
rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pemasangan, atau pengiriman
pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, selesksi, penentuan peserta didik
yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta
didik yang diterima. Secara lebih jelas, langkah-langkah rekruitmen peserta
didik baru bisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru

Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam


penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia. Panitia ini
dibentuk, dengan matsud agar secepat mungkin melaksanakan pekerjaanya.
Panitia yang sudah dibentuk, umumnya di formalkan dengan menggunakan
Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah. Susunan panitia penerimaan peserta
didik baru dapat mengambil alternatif sebagai berikut:

a. Ketua umum : Kepala Sekolah

b. Ketua Pelaksana : Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

c. Sekretaris : Kepala Tata Usaha atau Guru

d. Bendahara : Bendahara Sekolah

5
e. Pembantu Umum : Guru

f. Seksi-seksi :

- Seksi Kesekretariatan : Pegawai Tata Usaha

- Seksi Pengumuman/Publikasi : Guru

- Seksi Pendaftaran : Guru

- Seksi Seleksi : Guru

- Seksi Kepengawasan : Guru

Adapun deskripsi tugas masing-masing panitia adalah sebagai berikut.

a. Ketua umum

Bertanggung jawab secara umum atas pelaksanan peserta didik baru,


baik yang sifatnya ke dalam, maupun keluar.

b. Ketua Pelaksana

Bertanggung jawab atas terselenggaranya penerimaan peserta didik


baru sejak awal perencanaan sampai dengan yang di inginkan.

c. Sekretasis

Bertanggung jawab atas tersusunya konsep menyeluruh mengenai


penerimaan peserta didik baru.

d. Bendahara

Bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran anggaran


penerimaan peserta didik baru dengan sepengetahuan ketua pelaksana

e. Pembantu Umum

Membantu ketua umum, ketua pelaksana, sekretasis dan bendahara


jika sedang dibutuhkan

f. Seksi Kesekretariatan

Membantu sekretaris dalam hal pencatatan, peyimpanan,


pengadahan, pencarian kembali dan mengirim konsep-konsep, keterangan-
keterangan dan data-data yang diperlukan dalam penerimaan peserta didik
baru.

g. Seksi Pengumuman/Publikasi

6
Mengumumkan penerimaan peserta didik baru sehingga dapat
diketahui oleh sebanyak mungkin calon peserta didik yang dapat
memasuki sekolah.

h. Seksi Pendaftaran

- Melakukan pendaftaran calon peserta didik baru berdasarkan ketentuan


dan persyaratan yang telah di tentukan.

- Melakukan pendaftaran ulang atas peserta didik yang telah dinyatakan


diterima.

i. Seksi Pengawasan

Mengatur pada pengawas sehingga mereka melaksanakan tugas


kepengawasan ujian secara tertib dan disiplin.

j. Seksi Seleksi

Mengadakan seleksi atas peserta didik berdasarkan ketentuan yang


telah dibuat bersama.

2. Rapat Penerimaan Peserta Didik

Rapat penerimaan peserta didik dipimpin oleh wakil kepala sekolah


urusan kesiswaan. Yang dibicarakan dalam rapat ini adalah keseluruhan
ketentuan penerimaan peserta didik baru. Walaupun penerimaan peserta
didik merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun, tetapi
ketentuan-ketentuan yang berkenan dengan penerimaan harus senantiasa
dibicarakan agar tidak dilupakan oleh mereka yang terlibat. Dalam rapat ini,
keseluruhan anggota penitia dapat berbicara sesuai dengan kapasitas mereka
masing-masing. Aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dibicarakan
setuntas mungkin sehingga setelah rapat selesai, seluruh anggota panitia
tinggal menindak lanjuti saja. Apa yang sudah diputuskan dalam rapat
hendaknya tidak dimentahkan, melainkan diikuti dengan langkah
selanjutnya. Hasil rapat panitia penerimaan peserta didik baru disebut,
dicatat dalam buku notulen rapat. Buku notulen rapat merupakan buku
catatan tentang rapat yang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk
membuat keputusan-keputusan sekolah. Dalam rapat banyak sekali pikiran-
pikiran dan gagasan-gagasan cemerlang yang perlu didokumentasikan.
Bahan untuk mendokumentasikannya melalui buku catatan rapat.

Hal-hal yang tercantum dalam buku notulen rapat adalah:

- Tanggal rapat.

7
- Waktu rapat.

- Tempat rapat.

- Agenda rapat.

- Daftar hadir peserta rapat.

- Hal-hal yang menjadi keputusan rapat.

3. Pembuatan,Pengiriman/Pemasangan Pengumuman

Setelah rapat mengenai penerimaan peserta didik baru berhasil


mengambil keputusan-keputusan penting, seksi pengumuman membuat
pengumuman yang berisi hal-hal sebagai berikut:

a. Gambaran singkat mengenai sekolah. Gambaran singkat ini, bias meliputi


sejarahnya, kelengkapan gedung yang dimiliki, fasilitas-fasilitas sekolah
yang dimiliki serta tenaga-tenaga kependidikan: guru, pustakawan, laboran,
dan sebagainya. Dengan gambaran demikian, bisa juga dikemukakan
prospektif sekolah tersebut.

b. Persyaratan pendaftaran peserta didik baru yang meliputi:

- Lulusan ujian yang ditunjukan dengan Surat Tanda Tamat Belajar


(STTB) atau Surat Keterangan Kepala Sekolah yang menyatakan lulus.

- Berkelakuan baik yang ditunjukan dengan Surat Keterangan


Berkelakuan Baik dari POLRI atau Kepala Sekolah.

- Berbadan sehat yang ditunjukan dengan Surat Keterangan dari Dokter.

- Selain STTB/Surat Keterangan Lulus dari Kepala Sekolah dengan


daftar nilai yang dimiliki.

- Salinan raport peserta didik disekolah sebelumnya.

- Membayar uang pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- Melampirkan pas foto ukuran 4x6 sesuai yang diminta oleh sekolah.

- Batasan umur (yang ditunjukan dengan Surat Keterangan Kelahiran).

c. Cara pendaftaran meliputi, pendaftaran secara kolektif melalui kepala


sekolah tempat dimana peserta didik tersebut sebelumnya sekolah. Kedua,
pendaftaran secara individu oleh masing-masing calon peserta didik.
Hendaknya dijelaskan, apakah pendaftaran selain secara kolektif oleh kepala
sekolah tersebut, dapat diwakilkan oleh orang lain atau tidak.

8
d. Waktu pendaftaran, yang memuat keterangan kapan waktu pendaftaran
dimulai dan kapan pendaftaran diakhiri. Waktu pendaftaran ini meliputi:
hari, tanggal dan jam pelayanan.

e. Tempat pendaftaran yang menyatakan dimana saja calon peserta didik


tersebut dapat mendaftarkan diri. Tempat pendaftaran ini disarankan agar
berada ditempat yang mudah dijangkau oleh peserta didik.

f. Berapa uang pendaftarannya, dan kepada siapa uang tersebut harus


diserahkan (melalui petugas pendaftaran atau bank yang yang ditunjuk),
serta bagaimana cara pembayarannya (tunai atau mengangsur)

g. Waktu dan tempat seleksi dilakukan (hari, tanggal, jam, dan tempat).

h. Kapan pengumuman hasil seleksi diumumkan, dan dimana calon peserta


didik tersebut dapat memperolehnya.

Pengumuman yang telah dibuat hendaknya ditempelkan pada tempat-tempat


yang strategis agar dapat dibaca oleh para calon peserta didik. Selain itu,
pengumuman dapat juga dikirimkan kesekolah tempat konsentrasi peserta
didik berada. Dengan cara demikian, calon peserta didik akan mengetahui
tentang adanya penerimaan peserta didik di suatu sekolah.

4. Pendaftaran Calon Peserta Didik

Yang harus disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru adalah
loket pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran. Sedangkan
yang harus diketahui oleh calon peserta adalah kapan formulir boleh
diambil,bagaimana cara pengisian formulir tersebut, dan kapan formulir
yang sudah terisi dikembalikan. Loket pendaftaran haruslah dibuka
secukupnya sehingga para calon tidak terlalu lama antrenya. Selanjutnya
jangan sampai dibuka terlalu banyak karena akan memboroskan tenaga.
Yang harus disiapkan diloket pendaftaran ini adalah seorang petugas yang
mengatur antrean calon peserta didik. Jangan sampai mereka berebutan
ketika akan mengambil. Khusus mengenai pengambilan formulir
pendaftaran, hendaknya diatur, mereka yang dating lebih dahulu didepan,
menyusul yang datang kemudian. Loket informasi disediakan untik peserta
didik yang menginginkan informasi mengenai hal-hal yang belum jelas
dalam pengumuman. Loket ini juga memberikan keterangan dan informasi
kepada calon peserta didik yang mengalami kesulitan, baikkesulitan dalam
hal pengisian formulir maupun kesulitan teknis lainya. Formulir hendaknya
disediakan secukupnya berdasarkan antisipasi awal. Semakin banyak
formulir yang distribusikan berarti semakin besar peluang tersebut untuk
mendapatkan siswa sesuai dengan yang diinginkan. Sangat ideal,jika semua
calon peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut, mendapatkan

9
formulir semua. Dengan cara demikian, mereka mendapatkan peluang yang
sama untuk mengikuti tes. Jika pengisian formulir tersebut memang
membutuhkan penjelasan, maka sekolah dapat menerbitkan petunjuk
pengisian formulir. Batas waktu pengambilan formulir juga harus jelas, dan
diterapkan secara kongsisten. Harus disebut dengan jelas, konsekuensinya
jika calon pesrta didik terlambat mengembalikan formulir.

5. Seleksi Peserta Didik Baru

Seleksi peserta didik baru, sebagaimana dikemukakan diatas, selain


dengan menggunakan nilai raport (jika menggunakan sistem PMDK) dan
nilai ebtanas murni (jika menggunakan sistem danem ), juga menggunakan
tes. Jika yang digunakan sebagai alat seleksi adalah tes, maka berapa hal
yang perluh diperhatikan adalah mengatur pengawas tes, dan peserta tes.
Pengawas tes perlu diatur, agar mereka dapat mengerjakan tugasnya sesuai
dengan yang ditentukan. Para pengawas ini, sehari sebelum melaksanakan
tugasnya, perlu diberikan pengarahan terlebih dahulu mengenai apa yang
boleh mereka lakukan dan apa yang tidak pada saat pelayanan tes. Mereka
juga diberitau, kapan atau jam berapa harus datang pada hari pelaksanaan
tes. Untuk itu, perlu ditetapkan tata tertib pengawas dalam pelaksanaan tes.
Adapun tata tertib pengawas ini meliputi sebagai berikut:

a. Datang satu setengah jam sebelum pelaksanaan tes dimulai.

b. Menandatangani daftar hadir pengawas di sekretariat lokasi tes

c. Menerima naskah soal tes dan lembar jawabannya, daftar presensi


peserta, album foto peserta, dan berita acara pelaksanaan tes.

d. Memakai tanda pengawas yang di sediakan oleh panitia di saku baju kiri.

e. Datang di ruang pengawasan setengah jam sebelum tes di mulai.

f. Mempersilahkan calon peserta didik masuk ruangan dengan antre satu


persatu sambil menunjukan tanda peserta tes, dan pengawas mencocokan
foto calon dengan wajahnya.

g. Pengawas memberi tahu kepada peserta tes, bahwa yang boleh di bawa ke
ruang tes hanyalah alat-alat tulis.

h. Memeriksa apakah calon peserta didik telah menempati tempat sesuai


dengan nomor yang tertempel pada kursi peserta.

i. Membacakan tata tertib peserta tes secara jelas dan pelan, sehingga semua
peserta dapat menangkap tata tertib yang di bacakan dengan baik.

10
j. Membagikan buku soal tes kepada peserta dengan posisi tertelungkup dan
terbalik. Sambil membagikan, pengawas menginformasikan, bahwa buku
soal tes tidak boleh di jamah sebelum ada perintah dari pengawas.

k. Setelah waktu menunjukan bahwa pengerjaan tes harus mulai, pengawas


memberikan aba-aba bahwa pengerjaan tes dapat di mulai.

l. Ketika peserta sedang mengerjakan soal tes, pengawas mengedarkan


daftar presensi.

m. Pengawas membuat berita acara, tentang jumlah peserta tes yang hadir
dan tidak hadir serta jalannya pelaksanaan tes.

n. Ketika waktu penyeleseian pengerjaan soal tes kurang 10 menit,


pengawas mengingatkan kepada peserta bahwa waktu pengerjaan tes kurang
10 menit.

o. Setelah waktu habis, pengawas memberi aba-aba bahwa waktu tes telah
habis dan setiap peserta harus meletakan alat-alat tulis. Pengawas memberi
aba-aba bahwa peserta tidak boleh meninggalkan tempat sebelum
mendapatkan perintah dari pengawas.

p. Pengawas mengambil satu persatu lembar jawaban dari peserta jawaban


dari peserta dan mengurutkannya dari nomor urut kecil sampai besar.

q. Pengawas memberi aba-aba bahwa peserta sudah boleh meninggalkan


ruang tes.

r. Pengawas menyerahkan lembar jawaban pada saksi pengawas berikut


daftar presensi, berita acara pelaksanaan tes, buku album peserta dan
menendatangani serah terima lembar jawaban.

Peserta tes juga perlu diatur, agar selain mereka dapat mengikuti
seleksi dengan baik, tenang dan tertib, juga sekolah bisa mendapatkan calon
peserta yang unggul sesuai dengan yang di tentukan. Untuk itu ketika
mengikuti tes, yang bersangkutan harus mengetahui tata tertibnya. Tata
tertib mengikuti tes demikian, hendaknya di berikan kepada peserta pada
saat peserta mengembalikan formulir yang telah terisi. Meskipun demikian,
pada saat sebelum tes berlangsung, pengawas perlu membacakan tat tertib
tes tersebut, agar diingatkan kembali oleh para peserta tes. Adapun tata
tertib yang harus dibacakan oleh pengawas kepada peserta adalah sebagai
berikut :

a. Sehari sebelum pelaksanan ujian peserta telah mengetahui ruangan dan


tempat tes.

11
b. Peserta sudah ada di lokasi ujian lima belas menit sebelum tes di mulai.

c. Peserta tidak boleh masuk ruangan sebelum mendapatkan aba-aba dari


pengawas.

d. Peserta dapat berpakaian bebas asalakan tetap rapi dan sopan.

e. Pada saat akan masuk ruangan, pesserta harus menunjukan kartu pesrta
kepada pengawas.

f. Peserta tidak boleh menjamah buku soal sebelum mendapat aba-aba dari
pengawas.

g. Peserta tidak boleh keluar ruangan sebelum pelaksanaan tes berlangsung.


Peserta tes hanya dapat keluar setelah mendapatkan ijin dari pengawas.

h. Ketika mengerjakakan tes peserta tidak boleh saling meminjamkan alat-


alat tulis kepada peserta lainnya.

i. Peserta harus mengerjakan sendiri soal-soal tes dan tidak boleh berbuat
curang.

j. Waktu mengerjakan tes peserta tidak boleh menoleh, melirik dan


membantu peserta lainnya.

k. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum mendapatkan aba-aba


dari pengawas.

l. Setelah pengawas menyatakan bahwa waktu mengerjakan tes habis,


semua peserta harus berhenti bekerja.

m. Pelanggaran diatas tata tertib berakibat tidak diikutsertakannya peserta


dalam seleksi peserta didik.

Adakalanya jumlah mereka yang mendaftar melebihi tempat yang dapat di


sediakan untuk menyelenggarakan tes. Jika hal demikian terjadi, sekolah
dapat meminjam atau menyewa gedung sekolah lain ketika bermaksud
menyelanggarakan tes. Tetapi jika hal tersebut juga masih belum memenuhi,
tes dapat dilakukan ke dalam beberapa gelombang, dengan catatan tidak
melebihi waktu yang telah di tentukan berkenaan dengan penerimaan
peserta didik baru.

6. Penentuan Peserta Didik Yang Diterima

Pada sekolah-sekolah yang sistem penerimaannya bedasarkan DANEM,


ketentuan siswa yang di terima berdasarkan atas ranking DANEM yang
dibuat. Sedangkan pada sekolah yang menggunakan sistem PMDK,

12
ketentuan penerimaannya di dasarkan atas hasil ranking nilai rapot peserta
didik. Sementara pada sekolah yang menggunakan sistem tes, dalam
penerimaanya di dasarkan atas hasil tes. Walaupun demikian, umumnya
yang terlebih dahulu yang di pertimbangkan sekolah adalah berapa daya
tamping kelas baru tersebut, sebab apapun jenis seleksi yang di pergunakan,
ketentuan penerimaannya masih berdasarkan atas daya tamping kelas baru.
Sementara itu, daya tamping kelas baru kelas baru juga masih
mempertimbangkan jumlah peserta didik yang tinggal di kelas satu. Hasil
penerimaan penerimaan peserta didik berupa tiga macam kebijaksanaan
sekolah, yakni peserta didik yang di terima, peserta didik di cadangan,
peserta didik yang tidak di terima. Hasil penentuan demikian kemudian
diumumkan.

7. Pendaftaran Ulang

Calon peserta didik yang dinyatakan terima di haruskan mendaftar ulang


dengan memenuhi persyaratan dan kelengkapan yang di minta oleh sekolah.
Sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran ulang dimulai dan di
tutup. Jika pendaftaran ulang sudah dinyatakan di tutup maka calon pesert
didik yang tidak mendaftar dinyatakan gugur, terkecuali yang bersangkutan
memberi keterangan yang sah mengenai alasan keterlambatan mendaftar
ulang, kehilangan haknya sebagai peserta didik di sekolah tersebut, dan
kemudian dapat diisi dengan cadangan.

F. Problema Penerimaan Peserta Didik Baru

Ada banyak problema penerimaan peserta didik baru yang harus di


pecahkan. Pertama, adanya peserta didik yang nilai tesnya, jumlah danem dan
kecakapannya sama, dan mereka sama-sama berada pada batas bawah
penerimaan. Guna menentukan peserta didik mana yang diterima, hal demikian
tidaklah mudah. Kedua, adanya colan peserta didik yang dari segi kemampuan
masih kalah di bandingkan dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan
mendapatkan nota dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tinggi di
daerah mana sekolah tersebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tamping dan
prasarana sarana sekolah, sementara di daerah tersebut sangat banyak calon
peserta didik yang mempunyai kecakapan tinggi.

13
PEMBAHASAN II

A. Pengertian Drop Out Peserta Didik dan Sebab-sebab Drop Out Peserta Didik

Menurut Imron (2012:159) drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Pencegahan drop out harus dilaksanakan karena
dapat menyebabkan pemborosan selain itu menunjukkan bahwa produktivitas
pendidikannya rendah. Untuk mencegah terjadinya drop out maka perlu
kerjasama antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat agar dapat menekan
terjadinya drop out agar tidak mengakibatkan hal yang negatif pada peserta
didik.

Peserta didik yang drop out atau tidak menyelesaikan pendidikannya


dalam suatu lembaga pendidikan tertentu disebabkan oleh banyak faktor.

Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik yang drop out ini antara lain
akan dijelaskan sebagai berikut. Menurut Imron (2012:159) yaitu:

1. Ketidakmampuan mengikuti pelajaran menjadi penyebab peserta didik


merasa berat untuk menyelesaikan pendidikannya.

2. Peserta didik yang tidak memiliki biaya sekolah.

3. Sakit parah.

4. Anak-anak terpaksa bekerja.

5. Membantu orang tua di ladang.

6. Peserta didik di-drop out oleh sekolah.

7. Peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah.

8. Kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti.

9. Sekolah dianggap tidak menarik bagi peserta didik

B. Pengertian Mutasi Peserta Didik dan Sebab-Sebab Mutasi Peserta Didik

14
“Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain
yang sejajar, dan atau dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar” (Imron,
2012:152). Sedangakan menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP
Malang (1989:118) mutasi adalah “Perpindahan siswa bisa juga disebut istilah
mutasi siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu:
perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis dan
perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program yang lain”.
Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat.
Jenis sekolah, tingkat/kelas dan jurusan atau program studi di sekolah baru
sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa mutasi adalah perpindahan peserta didik baik antar sekolah
yang sejajar maupun antar kelas atau jurusan yang sejajar.

Menurut Maymunah (2013) Ada banyak penyebab peserta didik mutasi.


Adapun faktor penyebabnya bisa juga bersumber dari peserta didik sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sebaya.

1. Yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah:

- Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut,

- Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok,

- Malas,

- Ketinggalan dalam pelajaran,

- Bosan dengan sekolahnya.

2. Yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:

- Mengikuti orang tua pindah kerja,

- Belajar ke luar negeri,

- Mengikuti orang tua yang sedang tugas belajar,

- Disuruh oleh orang tuanya pindah,

15
- Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di
sekolah tersebut,

- Mengikuti orang tua pindah rumah,

- Mengikuti orang tua transmigrasI.

3. Yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah:

- Lingkungan sekolah yang tidak menarik,

- Fasilitas sekolah yang tidak lengkap,

- Guru di sekolah tersebut sering kosong,

- Adanya kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta


didik.

- Sulitnya sekolah tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada,

- Sekolah tersebut dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan


murid,

-Sekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bonafid atau tidak sesuai.

4. Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya, adalah :

- Bertengkar dengan teman,

- Merasa diancam oleh teman,

- Tidak cocok dengan teman,

- Merasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya,

- Semua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya.

Mutasi perlu dicegah, agar terdapat kesinambungan pengetahuan peserta


didik yang diterima sebelumnya dengan kelanjutannya. Oleh karena itu, ijin
mutasi hendaknya diberikan jika disertai dengan alasan yang dapat diterima
dan sangat baik bagi perkembangan peserta didik itu sendiri.

16
C. Macam-macam Mutasi

Menurut Imron (2012:153) Mutasi atau perpindahan peserta didik dapat


dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Mutasi Intern, adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik dalam data
sekolah. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas yang
tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama
jurusannya atau yang berbeda jurusannya. Contoh: di suatu sekolah menengah
atas ada tiga tingkatan yaitu tingkat satu, dua dan tiga. Pada tingkat dua dibagi
lagi menjadi tingkat 2A dan 2B. Tingkat 2A sendiri ada beberapa program
yaitu A1, A2, A3, dan A4. Jumlah A1 ada 3 kelas yaitu A1A, A1B, dan A1C.
jika peserta didik mutasi dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tingkatan
di wilayah sekolah ini disebut mutasi intern. Katakanlah, bahwa siswa tersebut
sebelumnya berada di program A1A ke A1B atau ke A1C. Bahkan tidak
jarang, peserta didik juga dapat mutasi (selama masih baru pemilihan program)
dari A1A ke A2A.

2. Mutasi Ekstern, adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke


sekolah lain dalam satu jenis, dan satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta
didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada
sekolah-sekolah negeri, hal demikian menjadi persoalan. Namun tidak
demikian pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik.

D. Teknik Pencegahan Mutasi

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya


mutasi, jika seseorang mau melakukannya khususnya seorang guru dalam
pengaturan peserta didik seperti dijelaskan Imron (2012:156). Cara-cara
tersebut seperti:

1. Melakukan tindakan preventif melalui jaminan

Jika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka
langkah preventif yang harus dilakukan adalah memberikan semacam
jaminan kepada peserta didik, bahwa kalau dapat menyelesaikan studi di

17
sekolah tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai prospek tertentu
sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar mereka yakin
benar dengan kebaikan sekolahnya.

2. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta didik

Peserta didik juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah


tersebut, agar dapat menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Penyesuaian diri yang baik dan belajar dengan baik,
ia tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain. Selain itu, peserta
didik perlu bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan
diupayakan konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun
sebelumnya oleh peserta didik tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau
motivasi yang terus menerus dari sekolah, akan membantu peserta didik
untuk giat belajar dan tidak malas.

3. Memperbaiki kondisi sekolah

Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada
alternatif lain kecuali memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja
sarana dan prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah
secara keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses dan metode
belajar pembelajaran dibuat sevariatif mungkin, fasilitas dan sarana yang
ada difungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang ada
di sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta didiknya.

4. Menjalin hubungan baik dengan orang tua peserta didik

Jika sumber penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari


lingkungan keluarga, maka kerja sama antara sekolah dengan keluarga
memang perlu ditingkatkan. Jangan sampai, hanya karena persoalan sepele
saja kemudian anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah lain. Perlu ada
komunikasi yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga kedua pihak
tidak mengalami miscommunication.

5. Memberikan alasan mengapa ingin melaksanakan mutasi

18
Adapun, jika peserta didik memilih alasan untuk mutasi maka
hendaknya mereka diberi keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak boleh
dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab, bagaimanapun juga, mutasi ke
sekolah lain adalah hak peserta didik sendiri. Keterangan-keterangan yang
lazim diberikan berkaitan dengan peserta didik yang mutasi misalnya
identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di sekolah, kelakuan dan
kerajinan dan alasan-alasan yang bersangkutan mutasi. Dengan demikian,
sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut, mendapatkan gambaran
yang senyatanya mengenai anak tersebut.

6. Meneliti peserta didik yang akan masuk ke sekolah

Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi,
hendaknya juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan
menerima. Untuk itulah, sekolah harus meneliti mengenai identitas,
kelakuan/kerajinan, prestasi akademiknya, jurusan atau program asalnya,
dan alasan-alasan yang berangkutan mutasi. Peserta didik dapat diterima
tidaknya sekolah tersebut, juga harus didasarkan atas ketersediaan fasilitas
dan kesejajaran sekolah tersebut. Ini sangat penting, karena tidak mungkin
sekolah dapat menerima peserta didik tanpa fasilitas dan menerima peserta
didik yang kemampuannya tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di
sekolah tersebut. Sebab kalau ini terjadi, akan memberatkan peserta didik
itu sendiri.

7. Mencatat mutasi

Dibuat buku mutasi yaitu buku yang dipergunakan untuk mencatat


siswa yang masuk, pindah dan keluar pada tiap-tiap bulan. Buku ini juga
merupakan alat bantu untuk mengisi data mutasi pada buku induk dan data
statistik tentang keadaan siswa di sekolah.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan manajemen peserta didik tentang penerimaan


peserta didik baru adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik tersebut masuk sekolah hingga mereka lulus dengan
menggunakan layanan yang baik untuk kesejahteraan peserta didik dan demi
tercapainya tujuan pendidikan. Penerimaan peserta didik baru adalah salah satu
kegiatan dari manajemen peserta didik, yang bekerja dibidang penerimaan
peserta didik mulai dari pembentukan panitia, rapat penerimaan, pembuatan
dan pemasangan pengumuman, pendaftaran,seleksi, penentuan peserta didik
yang diterima,serta pendaftaran ulang. Dalam penerimaan peserta didik
terdapat kebijakan operasional yang memuat aturan mengenai jumlah peserta
didik yang diterima di sekolah, dan juga memuat sistem pendaftaran dan
seleksi atau penyaringan yang akan diberlakukan untuk peserta didik. Ada pula
sistem penerimaan peserta didik yang pertama dengan menggunakan sistem
promosi yang sebelumnya tanpa menggunakan sistem seleksi dan yang kedua
yaitu menggunakan sistem seleksi yang berdasarkan nilai DANEM dan
PMDK. Dan yang baru ini ada sistem penerimaan peserta didik bari dengan
menggunakan online Sistem penerimaan ini adalah cara untuk menerima
peserta didik baru dengan lebih mudah. Ada juga kriteria dalam penerimaan
peserta didik baru yaitu kriteria acuan patokan, kriteria acuan norma dan juga
kriteria atas daya tampung. Tapi tidak di pungkiri juga beberapa problema
dalam penerimaan peserta didik baru tapi tetap juga dapat di pecahkan masalah
tersebut oleh kepala sekolah dengan menggunakan rapat beserta aparat lainnya.

Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya atau sebelum lulus.

B. Saran

1. Tenaga Kependidikan

Dengan adanya penerimaan peserta didik baru dalam manajemen peserta


didik diharapkan tenaga kependidikan bisa memberi pelayanan yang baik
agar peserta didik dapat mengoptimalkan potensi dirinya agar menjadi
peserta didik yang unggul di sekolah dan terselenggarakannya tujuan
pendidikan.

20
2. Peserta Didik

Diharapkan peserta didik memanfaatkan layanan yang telah diberikan oleh


sekolah sebaik-baiknya agar bisa menyalurkan potensi, hobi, minat dan
bakatnya agar menjadi peserta didik yang unggul dan berkualitas.

Drop out dan mutasi ini tidak hanya ditangani oleh pihak sekolah, namun juga
perlu adanya persetujuan serta pertimbangan dari pihak keluarga. Hal tersebut
mampu mengoptimalkan peran serta orang tua murid, sehingga nantinya
terdapat suatu kerjasama yang saling menguntungkan dalam menunjang daya
kembang kepada para peserta didik. Dan diharapkan kepada kita sebagai
mahasiswa atau generasi muda agar bisa nantinya mengatur siswa-siswa dan
memahami setiap masalah siswa agar tidak terjadi Mutasi dan Drop Out.

21
DAFTAR RUJUKAN

http://badrunalwafi.blogspot.com/2016/05/pengaturan-drop-out-dan-mutasi-
peserta.html

http://akucintamanajemen.blogspot.com/2016/04/penerimaan-peserta-didik-baru-
ppdb.html

22

Anda mungkin juga menyukai