Disusun Oleh:
Nama : YUYUN FADILAH
NIM : 857041204
Program Studi : S1 PGSD BI
Pokjar : Kedaton
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikanrahmat
dan hidayah, hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap ini
sesuai jadwal yang ditentukan. Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap ini penulis disusun sebagai
salah satu syarat untuk menempuh mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap Program Strata 1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Univesitas Terbuka UPBJJ Bandar Lampung Pokjar Kedaton.
Dengan selesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fifin Febriani, S.Pd, M.Pd selaku Tutor Pembimbing yang selalu membimbing dan
memberi kami motivasi dari awal hingga selesainya laporan ini.
2. Bapak Soliin S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MIS Mathlaul Anwar Ciumbar/Tanggamus.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan pengajar penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan PKR
ini dan semoga laporan PKR ini berguna bagi penulis khususnya dan semua yang membaca dan
memanfaatkan laporan ini.
Yuyun Fadilah
ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan.......................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
a. Latar Belakang......................................................................................1
b. Rumusan Masalah.................................................................................2
c. Tujuan Pelaksanaan PKR......................................................................2
d. Manfaat Pelaksanaan PKR....................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
a. Pembelajaran di Sekolah Dasar....................................................................3
b. Pembelajaran Kelas Rangkap.......................................................................4
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................8
a. Laporan Hasil Observasi Awal....................................................................8
b. Proses Pelaksanaan PKR..............................................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................15
a. Kesimpulan................................................................................................15
b. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak yang harus dipenuhi kepada seluruh warga negara tanpa kecuali.
Selama ini kebanyakan masyarakat tidak sadar bahwa pendidikan adalah hak yang harus mereka
terima. Kewajiban-kewajiban pemerintah berkaitan dengan hak asasi manusia, yang pertama yaitu
disediakan (available) maksudnya ada penjamin pendidikan tanpa biaya dan wajib belajar bagi
semua anak. Yang kedua yaitu dijangkau (accesible) memperioritaskan penghapusan diskriminasi
sebagai mandate dari UU hak asasi manusia internasional, kemudian diterima (acceptable),
bagaimana mutu pendidikan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan yang terakhir
disesuaikan (adaptabel) yang menekankan pada prinsip-prinsip utama hak-hak anak yaitu
pendidikan perlu mengakomodasikan dan menyesuaikan minat utama setiap individu anak.
Berkaitan dengan kenyataan diatas maka pemerintah telah berupaya untuk mewujudkan
komitmennya dalam rangka pemenuhan hak pendidikan bagi warga negara melalui wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, sebagai wujud dari pembangunan pendidikan secara utuh bagi seluruh
warga negaranya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan
dasar yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun masyarakat masih
saja kesulitan dalam mendapatkan pemenuhan haknya dalam bidang pendidikan, terutama
kesempatan mengikuti pendidikan dasar masih tidak merata, hal ini disebabkan oleh tingginya
biaya pendidikan, wil ayah yang terpencil, serta motivasi yang rendah menjadi factor
penghambat dalam rangka pemenuhan hak pendidikan tersebut. Suatu kondisi yang bertolak
belakang bahwa memang sekolah- sekolah yang terletak didaerah perkotaan padat penduduk atau
sekolah-sekolah favorit mempunyai jumlah siswa yang relative stabil dan gedung sekolah yang
relative bagus . Tetapi didaerah lain, beberapa sekolah diaerah terpencil memiliki jumlah siswa
dibawah ambang batas kelayakan kurang dari 17 orang perangkatan) dan keadaan sekolah atau
gedung sekolah yang tidak bagus bahkan kekurangan jumlah kelas.
Kebijakan mempertahankan sekolah kecil dengan pembelajaran kelas rangkap
(PKR)/Multigrade Teaching. Dengan model ini, jumlah siswa yang tidak memenuhi ambang
batas dibiarkan seperti apa adanya, kemudian dilakukan penggabungan dua atau tiga tingkat
dalam sekolah yang sama dengan satu guru. Yang digabung justru dua atau tiga tingkat dalam
sekolah yang sama dengan satu guru. Guru harus dibekali dengan pengelolaan siswa heterogen
dalam kelas yanga sama. Pembelajaran kelas rangkap (PKR) juga dapat mengatasi masalah
ketenaga kerjaan di sekolah, karena jumlah guru yang kurang, karena besarnya jumlah guru
1
pensiun, sedangkan kuota pengangkatan guru baru pemerintah pusat jauh dari kebutuhan setiap
tahunnya.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi masalah yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalahsebagai
berikut:
“Bagaimanakah pembelajaran kelas rangkap model 221 bisa dijadikan suatu model
pembelajaran untuk saat ini?”
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya pengambilan keputusan tentang apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Maka dari itu perencanaan harus dimulai dari penetepan
tujuan yang akan dicapai, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Hal ini sejalan dengan Hamzah B. Uno yang menyatakan bahwa
perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik. Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada
masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Abdul Majid, 2008).
4
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Suharjo (2006: 8) mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai berikut:
1) Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, bakat dan minat siswa.
2) Memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang bermanfaat bagi siswa.
3) Membentuk warga negara yang baik
4) Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di SD
5) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar bekerja di masyarakat.
6) Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan asas
pendidikan seumur hidup.
5
B. Pembelajaran Kelas Rangkap
Pembelajaran kelas rangkap di SD sudah banyak dilaksanakan di Indonesia di negara- negara
maju hal ini sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan secara utuh. Pengembangan dan
penggunaan model ini dilakukan karena faktor kekurangan tenaga guru, letak geografis yang
sulit dijangkau, jumlah siswa relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau ketidakhadiran guru.
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa
siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran
diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat
menekankan dua hal utama, yaitu kelasdigabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat
pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua
tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas
bekerja secara sendiri-sendiridi ruangan yang sama, masing- masing duduk di sisi ruang kelas
yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. PKR adalah suatu bentuk
pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalamsatu ruangan kelas atau lebih,
dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda
(IG.AK.Wardhani, 1998).
Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor
kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit
dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit,
guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.
Fungsi Model Pembelajaran Setiap model pembelajaran tentunya memiliki fungsinya
tersendiri baik itu bagi perancang maupun bagi siswa. Fungsi model pembelajaran adalah
untuk dijadikan sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
melaksanakan pembalajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari
materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut serta tingkat
kemampuan peserta didik.8 Menurut Trianto, fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
6
C. Prinsip- Prinsip yang Mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap
Prinsip- prinsip dalam PKR adalah ketentuan-ketentuan yang memandu dan mengarahkan
pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR) seperti pada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik yang bersifat
psikologis- pedagogis maupun didaktik-metodik. Psikologis- pedagogis berkenaan dengan
perubahan perilaku siswa, sedangkan didaktik-metodik berkenaan dengan strategi atau prosedur
pembelajaran. Prinsip umum psikologis- pedagogis antara lain:
1. Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya menuntut
perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).
2. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa (motivasi
instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental). Oleh karena itu
pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar merasa butuh dan mau
belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan melalui
berbagai bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).
3. Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap,
dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebagai
suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience), pengamatan mendalam
(reflective observation), pemikiran abstrak (abstract conseptualization), dan percobaan atau
penerapan secara aktif (active experimentation). (Kolb: 1986).
4. Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial dapat
berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
5. Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring (nurturant
effect)menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan sisswa dapat melakukan
kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara
kontekstual.
8
E. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kelas Rangkap
Menurut Susilowati dalam bukunya PKR menjelaskan bahwa:
Kelebihan Model PKR:
a. Peserta didik mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan bekerja secara
independen dan keterampilan belajar sendiri.
b. Kelompokan diantara para siswa yang berbeda usia dan tingkatan mempunyai
kecenderungan berkembangnya etika, kepedulian tanggung jawab kelompok.
c. Peserta didik mengembangkan sikap positif tentang saling membantu sama yanglain.
d. Para siswa yang belajar dalam kelas rangkap akan lebih berkembang dengan perpaduan
antara strategi PKR, pembelajaran kooperatif, kelompok yang beragam, tugas-tugas yang
menunjang perkembangan, pendekatan tutor multi usia, waktu yang luwes dan evaluasi yang
positif.
berupa buku-buku teks, bahan belajar yang lainnya dan alat bantu mengajar.
b. Jika siswa dalam kelas jumlahnya lebih dari 28 siswa maka kelas PKR harus dibagi
menjadi 2 kelas.
c. Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang sama.
Berdasarkan uraian di atas model PKR ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan
model ini adalah dapat meningkatkan keaktifan siswa, untuk bekerjasama dengan antara tingkat
kelas yang berbeda dalam satu ruangan yang sama. Selain itu, juga melatih siswauntuk bisa saling
menghargai serta yang paling penting adalah dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran yang
tidak efektif sebelumnya yang disebabkan oleh kurangnya guru atau tenaga pendidik. Sedangkan
kelemahan model PKR ini adalah masalah tidak fokusnya para siswa dalam proses pembelajaran,
hal tersebut dikarenakan tergangu oleh aktifitas kelas lain, serta tidak semua guru memiliki
kemampuan untuk menerapkan model PKR ini.
9
10
BAB III
PEMBAHASAN
3. Hasil Observasi
Aspek yang di observasi:
1) Alasan pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
Kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran.
2) Upaya yang sudah dilakukan untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi.
11
Penulis tertarik dengan pelaksanaan PKR karena hasil dari observasi tersebut adalah belum
adanya sosialisasi mengenai kelas rangkap. Dimana seorang guru harus memiliki kemampuan
dalam menghadapi situasi yang genting, misalnya: terdapat guru yang cuti melahirkan, izin sakit
atau sebagainya. Maka dari itu penulis akan melakukan simulasi pembelajaran kelas rangkap
221, dimana dua kelas dua mata pelajran pada satu ruangan. Untuk satu ruangan berisi dua tingkat
kelas yang berbeda. Untuk kelas III dan IV, dalam kegiatan belajarnya menggunakan model dan
metode yang sama yaitu diskusi dan cerama. Untuk kelas III guru menggunakan metode diskusi,
sedangkan untuk kelas IV gurupun menggunakan metode diskusi dan ceramah.
Untuk mengantisipasi kekhawatiran para orang tua peserta didik mengenai perangkapan kelas.
Maka guru MIS Mathlaul Anwar Ciumbar dibekali ilmu untuk menghandel kelas dan kerjasama
dengan orangtua. Mereka berpikir bahwa dengan perangkapan kelas ini fokus guru menjadi
terpecah dan dapat mengabaikan beberapa siswa. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk
mengayomi orang tua peserta didik untuk menjelaskan sistem pembelajaran rangkap kelas.
12
Guru mengondisikan siswa untuk masuk ke kelas masing-masing.
14
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti IPS Kelas III: IPA Kelas IV: 5 menit
Mengamati Mengamati
Setelah siswa mengamati Guru menampilkan
gambar-gambar lingkungan beberapa gambar akar
disekitar kita dari media siswa mengamati gambar
cetak dan yang ditampilkan yang ditampilkan.
guru, siswa membedakan Siswa menuliskan informasi-
mana lingkunganuatan dan informasi penting yang
alami berdasarkan gambar- mereka dapat dari gambar.
gambar yang diamati.
15
16
Setiap kelompok menyusun Siswa mendiskusikan hasil
dan membedakan mana pengamatannya dalam
lingkungan alami dan kelompok lalu
buatan menggambar jenis-jenis
akar serabut dan tunggal.
Eksperimen
Guru membagikan kertas
lembar kerja , siswa dalam
kelompoknya melakukan
percobaan membuat gambar
akar tunggal dan serabut.
Guru berkeliling mengecek
hasil kerja setiap
kelompok.
Siswa dalam kelompoknya
untuk mempresentasikan
hasil yang telah dibuat.
Presentasi
Setiap kelompok
mempresentasikan/menyajikan
gambar yang tela disusun di
depan kelas.
Guru mengapresiasi
penampilan setiap
kelompok/siswa.
Presentasi
Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
Siswa melanjutkan sesi tanya
Gambar yang dibuat depan
jawab selama guru pindah ke kelas
kelas IV. Setiap kelompok
mencatat nama penanya,
pertanyaan dan jawaban untuk
diberikan kepada guru.
17
kelas.
Siswa melakukan tanya
jawab setelah presentasi.
Pada bagian pendahuluan 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam
satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis bagi dua. Tuliskan topik dan hasil
belajar yang diharapkan. Pada kegiatan inti 45 menit berikutnya terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai keperluan. Pada kegiatan penutup 15 menit terakhir berdirilah di
depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review atasmateri dan kegiatan yang
18
baru berlaku. Berikan komentar
19
dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
Dalam mengelolah PKR guru harus mampu menciptakan waktu belajar pesserta didik
secara efektif. Penerapan PKR ini memerlukan perhatian lebih dibandingkan mengelolah
kelas biasa, hal tersebut dikarenakan jumlah murid yang dikelolah dalam satu kelas bertambah
menjadi lebih banyak dibandingkan dengan kelas biasa. Waktu belajar efektifpeserta didik
dipengaruhi oleh besar kecilnya persentase waktu kegiatan belajar yang memadai serta
tergantung dengan bagaimana cara atau metode penyampaian dari guru bidang studi tersebut
atau tergantung dengan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar tersebut
berlangsung. Adapun hambatan-hambatan yang penulis temukan saat pelaksanaan PKR,
yaitu:
terpecahnya focus anak pada saat kegiatan inti, karena pada saat kegiatan inti penulis
melakukan kegiatan diskusi dengan membagikan beberapa kelompok. Solusi dari masalah
tersebut yaitu, penulis menunjuk salah satu anggota kelompoknya yang mampu dan bisa
menjadi ketua kelompok. Pembagian tugas ini akan lebih terarah jika ada penanggung
jawabnya pada setip kelompok. Setelah pembagian ketua selesai, diakhir diskusi penulis akan
memberikan LKPD.
Hambatan saat pengerjaan LKPD (terlampir) terdapat beberapa siswa khususnya kelas
IV yang selalu memotong pembicaraan penulis saat memberikan materi pada kelas III.
Murid kelas IV tersebut bertanya mengenai rangkaian akar tunggal dan serabut di LKPD
tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut ialah penulis memfasilitasi murid kelas IV untuk
menggambar sendiri macam-macam akar tunggal dan serabut. Dimana sang murid dapat
usaha sendiri dalam mencari atau memecahkan masalah tersebut. Penulis memberi waktu
untuk siswa yang ingin bertanya dengan catatan penulis sedang berada di bagian zona kelas III
pembelajaran lebih terarah dan efektif.
Perubahan terbesar pemelajaran kelas rangkap ini ialah persepsi, motivasi, dan sikap
guru dalam mengajar. Mereka kini antusias membaca dan belajar untuk mengasah
keterampilan. Maka dari PKR tidak hanya karena alasan kekurangan murid atau kekurangan
tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan
melalui fasilitas yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi yang digunakan oleh guru adalah pertama, persiapan misalnya Sebelum memulai
menyampaikan materi guru harus mengarahkan siswa terlebih dahulu seperti membagi papan tulis
dan mengelompokan siswa, menyampaikan materinya harus sesuai dengan RPP, menyampaikan
materi harus saling berkaitan menjelaskan materi dan menyiapkan media pembelajaran seperti
poster perkalian
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru harus lebih memperhatikan lagi penerapan PKR dan maksimalkan proses pembelajaran
demi tercapainya tujuan pembelajaran
itu sendiri walaupun dengan keterbatasan tenaga pengajar
2. Bagi siswa
Siswa hendaknya lebih fokus belajar dan aktif. Sehingga walaupun dengan sistem PKR namun
akan mendapatkan hasil belajar dnegan baik.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan mengadakan menerapkan PKR ini pada proses pembelajaran dengan baik,
mengguakan prosedur yang sesuai apabila disuatu saat nanti mengalami kendala seperti di
lapangan penelitan saat ini
15
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa,
hal. 42 Katz, L.G., Evangelou, D., and Hartman. 1990 J.A. The Case for Mixed-Age Grouping in
Early Childhood. Washington, DC: National Association for the Education of Young Children. ED 326
302.
Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikas Dirjen Dikti.
Wardhani, IGK. 1998. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap; Buku Materi Pokok 1.
Jakarta: Universitas Terbuka.
17
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR) TIPE 221
(2 Mata Pelajaran, 2 Tingkatan Kelas, 1 Ruangan)