Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)


PKR TIPE 221 (2 Mata Pelajaran, 2 Kelas, 1 Ruangan)
DI MIS MATHLAUL ANWAR CIUMBAR

Disusun Oleh:
Nama : YUYUN FADILAH
NIM : 857041204
Program Studi : S1 PGSD BI
Pokjar : Kedaton

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikanrahmat
dan hidayah, hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap ini
sesuai jadwal yang ditentukan. Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap ini penulis disusun sebagai
salah satu syarat untuk menempuh mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap Program Strata 1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Univesitas Terbuka UPBJJ Bandar Lampung Pokjar Kedaton.
Dengan selesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fifin Febriani, S.Pd, M.Pd selaku Tutor Pembimbing yang selalu membimbing dan
memberi kami motivasi dari awal hingga selesainya laporan ini.
2. Bapak Soliin S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MIS Mathlaul Anwar Ciumbar/Tanggamus.

3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan pengajar penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan PKR
ini dan semoga laporan PKR ini berguna bagi penulis khususnya dan semua yang membaca dan
memanfaatkan laporan ini.

Bandar Lampung, Desember 2023

Yuyun Fadilah

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan.......................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
a. Latar Belakang......................................................................................1
b. Rumusan Masalah.................................................................................2
c. Tujuan Pelaksanaan PKR......................................................................2
d. Manfaat Pelaksanaan PKR....................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
a. Pembelajaran di Sekolah Dasar....................................................................3
b. Pembelajaran Kelas Rangkap.......................................................................4
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................8
a. Laporan Hasil Observasi Awal....................................................................8
b. Proses Pelaksanaan PKR..............................................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................15
a. Kesimpulan................................................................................................15
b. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak yang harus dipenuhi kepada seluruh warga negara tanpa kecuali.
Selama ini kebanyakan masyarakat tidak sadar bahwa pendidikan adalah hak yang harus mereka
terima. Kewajiban-kewajiban pemerintah berkaitan dengan hak asasi manusia, yang pertama yaitu
disediakan (available) maksudnya ada penjamin pendidikan tanpa biaya dan wajib belajar bagi
semua anak. Yang kedua yaitu dijangkau (accesible) memperioritaskan penghapusan diskriminasi
sebagai mandate dari UU hak asasi manusia internasional, kemudian diterima (acceptable),
bagaimana mutu pendidikan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan yang terakhir
disesuaikan (adaptabel) yang menekankan pada prinsip-prinsip utama hak-hak anak yaitu
pendidikan perlu mengakomodasikan dan menyesuaikan minat utama setiap individu anak.
Berkaitan dengan kenyataan diatas maka pemerintah telah berupaya untuk mewujudkan
komitmennya dalam rangka pemenuhan hak pendidikan bagi warga negara melalui wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, sebagai wujud dari pembangunan pendidikan secara utuh bagi seluruh
warga negaranya.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan
dasar yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun masyarakat masih
saja kesulitan dalam mendapatkan pemenuhan haknya dalam bidang pendidikan, terutama
kesempatan mengikuti pendidikan dasar masih tidak merata, hal ini disebabkan oleh tingginya
biaya pendidikan, wil ayah yang terpencil, serta motivasi yang rendah menjadi factor
penghambat dalam rangka pemenuhan hak pendidikan tersebut. Suatu kondisi yang bertolak
belakang bahwa memang sekolah- sekolah yang terletak didaerah perkotaan padat penduduk atau
sekolah-sekolah favorit mempunyai jumlah siswa yang relative stabil dan gedung sekolah yang
relative bagus . Tetapi didaerah lain, beberapa sekolah diaerah terpencil memiliki jumlah siswa
dibawah ambang batas kelayakan kurang dari 17 orang perangkatan) dan keadaan sekolah atau
gedung sekolah yang tidak bagus bahkan kekurangan jumlah kelas.
Kebijakan mempertahankan sekolah kecil dengan pembelajaran kelas rangkap
(PKR)/Multigrade Teaching. Dengan model ini, jumlah siswa yang tidak memenuhi ambang
batas dibiarkan seperti apa adanya, kemudian dilakukan penggabungan dua atau tiga tingkat
dalam sekolah yang sama dengan satu guru. Yang digabung justru dua atau tiga tingkat dalam
sekolah yang sama dengan satu guru. Guru harus dibekali dengan pengelolaan siswa heterogen
dalam kelas yanga sama. Pembelajaran kelas rangkap (PKR) juga dapat mengatasi masalah
ketenaga kerjaan di sekolah, karena jumlah guru yang kurang, karena besarnya jumlah guru
1
pensiun, sedangkan kuota pengangkatan guru baru pemerintah pusat jauh dari kebutuhan setiap
tahunnya.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi masalah yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalahsebagai
berikut:
“Bagaimanakah pembelajaran kelas rangkap model 221 bisa dijadikan suatu model
pembelajaran untuk saat ini?”

C. Tujuan Pelaksanaan PKR


Mengacu pada rumusan masalah diatas, tujuan penulisan laporan yang ingin dicapaia adalah:
1. Untuk mengetahui alasan dilaksanakan pembelajaran kelas rangkap (PKR)
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyusunan pembelajaran kelas rangkap (PKR)

D. Manfaat Pelaksanaan PKR


Manfaat penulisan laporan pelaksanaan PKR ialah sebagi berikut:
1. Bagi kepala sekolah, sebagai masukan dalam pelaksanaan program agar dapat lebih
meningkatkan mutu dan kualitas programnya secara profesional, khususnya terhadap hal-hal
yang dipandang masih kurang danperlu dilakukan pembenahan.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerjanya terutama terhadap hal-hal
yang dipandang masih kurang sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Siswa sekolah dengan pengelolaan sekolah multigrade bisa mendapatkankebutuhan yang lebih
baik atau dengan kata lain terpenuhi hak atas pendidikan, dapat mengembangkan hubungan
sosial lebih mandiri, lebih mampu beradaptasi dan berperilaku positif.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran di Sekolah Dasar


Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, sehingga situasi tersebut
merupakan peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah
laku dari siswa. Perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa
dengan lingkungannya. Sementara itu, menurut Sunhaji (2014), bahwa pembelajaran adalah
upaya dalam memberi stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi
proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi seseorang
yang terjadi disuatu tempat sehingga menghasilkan suatu perubahan terhadap dirinya dari hal
yang tidak diketahui menjadi tahu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 tahun


2016 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa standar proses
berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasardan menengah
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Repbulik Indonesia. Standar proses meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaan yang efektif dan efisien.

1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya pengambilan keputusan tentang apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Maka dari itu perencanaan harus dimulai dari penetepan
tujuan yang akan dicapai, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Hal ini sejalan dengan Hamzah B. Uno yang menyatakan bahwa
perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik. Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada
masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Abdul Majid, 2008).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tetap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik

4
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Suharjo (2006: 8) mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai berikut:
1) Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, bakat dan minat siswa.
2) Memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang bermanfaat bagi siswa.
3) Membentuk warga negara yang baik
4) Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di SD
5) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar bekerja di masyarakat.
6) Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan asas
pendidikan seumur hidup.

5
B. Pembelajaran Kelas Rangkap
Pembelajaran kelas rangkap di SD sudah banyak dilaksanakan di Indonesia di negara- negara
maju hal ini sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan secara utuh. Pengembangan dan
penggunaan model ini dilakukan karena faktor kekurangan tenaga guru, letak geografis yang
sulit dijangkau, jumlah siswa relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau ketidakhadiran guru.
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa
siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran
diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat
menekankan dua hal utama, yaitu kelasdigabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat
pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua
tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas
bekerja secara sendiri-sendiridi ruangan yang sama, masing- masing duduk di sisi ruang kelas
yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. PKR adalah suatu bentuk
pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalamsatu ruangan kelas atau lebih,
dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda
(IG.AK.Wardhani, 1998).
Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor
kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit
dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit,
guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.
Fungsi Model Pembelajaran Setiap model pembelajaran tentunya memiliki fungsinya
tersendiri baik itu bagi perancang maupun bagi siswa. Fungsi model pembelajaran adalah
untuk dijadikan sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
melaksanakan pembalajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari
materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut serta tingkat
kemampuan peserta didik.8 Menurut Trianto, fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

6
C. Prinsip- Prinsip yang Mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap
Prinsip- prinsip dalam PKR adalah ketentuan-ketentuan yang memandu dan mengarahkan
pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR) seperti pada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik yang bersifat
psikologis- pedagogis maupun didaktik-metodik. Psikologis- pedagogis berkenaan dengan
perubahan perilaku siswa, sedangkan didaktik-metodik berkenaan dengan strategi atau prosedur
pembelajaran. Prinsip umum psikologis- pedagogis antara lain:
1. Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya menuntut
perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).
2. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa (motivasi
instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental). Oleh karena itu
pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar merasa butuh dan mau
belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan melalui
berbagai bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).
3. Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap,
dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebagai
suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience), pengamatan mendalam
(reflective observation), pemikiran abstrak (abstract conseptualization), dan percobaan atau
penerapan secara aktif (active experimentation). (Kolb: 1986).
4. Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial dapat
berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
5. Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring (nurturant
effect)menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan sisswa dapat melakukan
kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara
kontekstual.

D. Model Pembelajaran Kelas Rangkap


Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan
letak geografis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu
adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitas yang tinggi bagi
perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap
dalam rangka pembelajaran;1) Combined grades, 2),continuos progress, mixed age/multiage
grouping.
Model pertama Combine Grades; atau juga dikatakan sebagai combined classesdimana dalam
satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan anak. Membagi kelas menjadi beberapabagian
sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan.
7
Model kedua Continuos progress; model ini berupa kelompok anak dengan pencapain
kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar melihat keberlanjutan penglaman dan
tingkat perkembangan anak, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus
berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah, tujuannya
adalah setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan umur dan
perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama. Utamanya adalah untuk
memaksimalkan kemampuan siswa dan pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan
pengalaman dalam kelompok- kelompok umur yang berbeda.
Model ketiga mixed age/multiage grouping; dimana proses pembelajran dan praktek
kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari beragam umur.
Dalam model ini grup dibuat secara flexibel proses re gruping anak dibuat dalam kelompok
umur, jenis kelamin, kemampuan, mungkin terjadi satu guru mengajar untuk lebih dari satu
tahun.

8
E. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kelas Rangkap
Menurut Susilowati dalam bukunya PKR menjelaskan bahwa:
Kelebihan Model PKR:
a. Peserta didik mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan bekerja secara
independen dan keterampilan belajar sendiri.
b. Kelompokan diantara para siswa yang berbeda usia dan tingkatan mempunyai
kecenderungan berkembangnya etika, kepedulian tanggung jawab kelompok.
c. Peserta didik mengembangkan sikap positif tentang saling membantu sama yanglain.
d. Para siswa yang belajar dalam kelas rangkap akan lebih berkembang dengan perpaduan
antara strategi PKR, pembelajaran kooperatif, kelompok yang beragam, tugas-tugas yang
menunjang perkembangan, pendekatan tutor multi usia, waktu yang luwes dan evaluasi yang
positif.

Kelemahan Model PKR:


a. Keterbatasan berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran terutama yang

berupa buku-buku teks, bahan belajar yang lainnya dan alat bantu mengajar.
b. Jika siswa dalam kelas jumlahnya lebih dari 28 siswa maka kelas PKR harus dibagi
menjadi 2 kelas.
c. Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang sama.
Berdasarkan uraian di atas model PKR ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan
model ini adalah dapat meningkatkan keaktifan siswa, untuk bekerjasama dengan antara tingkat
kelas yang berbeda dalam satu ruangan yang sama. Selain itu, juga melatih siswauntuk bisa saling
menghargai serta yang paling penting adalah dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran yang
tidak efektif sebelumnya yang disebabkan oleh kurangnya guru atau tenaga pendidik. Sedangkan
kelemahan model PKR ini adalah masalah tidak fokusnya para siswa dalam proses pembelajaran,
hal tersebut dikarenakan tergangu oleh aktifitas kelas lain, serta tidak semua guru memiliki
kemampuan untuk menerapkan model PKR ini.

9
10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Laporan Hasil Observasi Awal


1. Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi.
Obsevasi dilaksanakan di MIS Mathlaul Anwar Ciumbar, Kec. Kelumbayan Barat, Kab.
Tanggamus. Kelas yang diobservasi adalah kelas III dan kelas IV dengan jumlah masing-masing
kelas 15 siswa.
Observasi dilaksanakan pada Senin, 27 November 2023 pada jam pelajaran ke 2-3, yaitu pada
pukul 08.45-10.15. Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran atau 2 x 35menit.

2. Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi.


Pada saat pelaksanaan observasi, penulis melakukan wawancara pada wali kelas guru kelas IV.
Berikut identitasnya:
Guru Kelas IV : Siti Hibtomimah NIP : -

3. Hasil Observasi
Aspek yang di observasi:
1) Alasan pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
Kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran.
2) Upaya yang sudah dilakukan untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi.

Hasil Observasi yang telah dilakukan yaitu:


1) Ruangan kelas III memiliki ukuran 9 m x 7m
2) Ruangan tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap
3) Siswa kelas IV beranggota sebanyak 15 siswa, 8 perempuan dan 7 laki-laki
4) Hasil dari wawancara terdapat satu anak yang memiliki kemampuan rendah, dimana guru harus
ekstra mengajarinya
5) Sebagian siswa memiliki motivasi yang tinggi dengan pelajaran IPA
6) Untuk kelas III, penulis adalah wali kelas dari kelas III tersebut yang akan digunakan
dalam pelaksanaan PKR. Siswa perempuan beranggota 7 dan laki laki berjumlah 8 orang.
7) Mayoritas siswa-siswi kela III aktif dalam berdiskusi, dan audio visual dalam pembelajaran.
maka dari itu, penulis akan menggunakan metode diskusi pada pelaksanaan PKR.

11
Penulis tertarik dengan pelaksanaan PKR karena hasil dari observasi tersebut adalah belum
adanya sosialisasi mengenai kelas rangkap. Dimana seorang guru harus memiliki kemampuan
dalam menghadapi situasi yang genting, misalnya: terdapat guru yang cuti melahirkan, izin sakit
atau sebagainya. Maka dari itu penulis akan melakukan simulasi pembelajaran kelas rangkap
221, dimana dua kelas dua mata pelajran pada satu ruangan. Untuk satu ruangan berisi dua tingkat
kelas yang berbeda. Untuk kelas III dan IV, dalam kegiatan belajarnya menggunakan model dan
metode yang sama yaitu diskusi dan cerama. Untuk kelas III guru menggunakan metode diskusi,
sedangkan untuk kelas IV gurupun menggunakan metode diskusi dan ceramah.
Untuk mengantisipasi kekhawatiran para orang tua peserta didik mengenai perangkapan kelas.
Maka guru MIS Mathlaul Anwar Ciumbar dibekali ilmu untuk menghandel kelas dan kerjasama
dengan orangtua. Mereka berpikir bahwa dengan perangkapan kelas ini fokus guru menjadi
terpecah dan dapat mengabaikan beberapa siswa. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk
mengayomi orang tua peserta didik untuk menjelaskan sistem pembelajaran rangkap kelas.

B. Proses Pelaksanaan PKR


Pelaksanaan PKR dilaksanakan pada tanggal 27 November 2023 pukul 08.00 s/d di ruang
kelas III. Penulis telah mempersiapkan RPP PKR 221, kelas III pelajaran IPS dan kelas IV
pelajaran IPA. Kegiatan pendahuluan akan dilakukan bersama-samadengan kelas III dan IV.
Akan tetapi, pada kegiatan inti, penulis akan memisahkan rombongan kelas III dan IV, agar
proses pembelajaran lebih terfokuskan dan terarah. Berikut langkah-lahkah pembelajarannya:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Kegiatan Guru melakukan kegiatan awal di halaman sekolah dengan memisahkan 10
Awal siswa kelas III dan IV menit

 Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak siswa berdoa


 Guru memeriksa kehadiran siswa.
 Guru melakukan ice breaking tepuk semangat agar siswa semangat
mengikuti kelas.

12
 Guru mengondisikan siswa untuk masuk ke kelas masing-masing.

 Guru melakukan apersepsi


dengan bertanya pada siswa
“Pernahkah kalian membedakan
lingkungan alami dan lingkungan
buatan?”.
 Guru meminta siswa
memikirkan jawabannya dan
menebak apa yang akan  Guru melakukan apersepsi
dipelajari hari ini. secara memperliatkan gambar
akar serabut dan akar
 Siswa memikirkan jawaban atas tungal“Bagaimana cara
pertanyaan yang diberikan guru membedakan akar serabut dan
(selama menunggu guru pindah tunggal? Apa saja tanaman yang
ke kelas IV). memiliki akar tunggal dan
serabut?”.
 Guru meminta siswa
memikirkan jawabannya
dan menebak apa yang akan
 Guru menerima beberapa jawaban dipelajari hari ini.
siswa secara acak.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang
lingkungan sekitar.
 Guru memberikan gambaran
tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru menjelaskan tujuan
 Guru menampilkan beberapa pembelajaran tentang
gambar lingkungan buatan dan lingkungan sekitar dan
alami dari kertas yang suda perbedaan akar tunggal dan
dicetak, siswa mengamati serabut.
gambar-gambar tersebut (selama  Guru memberikan gambaran
menunggu guru pindah ke kelas tentang manfaat mempelajari
13
IV). pelajaran yang akan dipelajari

14
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti IPS Kelas III: IPA Kelas IV: 5 menit
Mengamati Mengamati
 Setelah siswa mengamati  Guru menampilkan
gambar-gambar lingkungan beberapa gambar akar
disekitar kita dari media siswa mengamati gambar
cetak dan yang ditampilkan yang ditampilkan.
guru, siswa membedakan  Siswa menuliskan informasi-
mana lingkunganuatan dan informasi penting yang
alami berdasarkan gambar- mereka dapat dari gambar.
gambar yang diamati.

 Siswa secara acak dipilih oleh


guru menjelaskan perbedaan
lingkungan alami dan buatan
dari media cetak
 Guru mengonfimasi kebenaran
penjelasan-penjelasan siswa.
 Guru menginstruksikan siswa
untuk membentuk kelompok
dan melakukan kegiatan diskusi
dan membuat perbedaan
lingkungan alami dan buatan.

 Siswa secara acak dipilih


oleh guru menjelaskan
Diskusi perbedaan akartunggal dan
 Siswa membentuk kelompok serabut
yang terdiri dari 4-3 orang pada  Guru mengonfirmasi
masing-masing kelompok. kebenaran jawaban-jawaban
 Siswa di dalam kelompoknya siswa.
menganalisis jenis-jenis Diskusi
gambar dari media cetak
 Guru membagi siswa menjadi
. 4-3 kelompok.

15
16
 Setiap kelompok menyusun  Siswa mendiskusikan hasil
dan membedakan mana pengamatannya dalam
lingkungan alami dan kelompok lalu
buatan menggambar jenis-jenis
akar serabut dan tunggal.

Eksperimen
 Guru membagikan kertas
lembar kerja , siswa dalam
kelompoknya melakukan
percobaan membuat gambar
akar tunggal dan serabut.
 Guru berkeliling mengecek
hasil kerja setiap
kelompok.
 Siswa dalam kelompoknya
untuk mempresentasikan
hasil yang telah dibuat.
Presentasi

 Setiap kelompok
mempresentasikan/menyajikan
gambar yang tela disusun di
depan kelas.
 Guru mengapresiasi
penampilan setiap
kelompok/siswa.
Presentasi
 Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
 Siswa melanjutkan sesi tanya
Gambar yang dibuat depan
jawab selama guru pindah ke kelas
kelas IV. Setiap kelompok
mencatat nama penanya,
pertanyaan dan jawaban untuk
diberikan kepada guru.

17
kelas.
 Siswa melakukan tanya
jawab setelah presentasi.

Kegiatan  Guru memberikan tindak 15


Penutup lanjut dengan membagikan menit
tugas individu (soal evaluasi)
 Guru dan siswa kepada siswa.
merefleksi pembelajaran
yang telah dipelajari.
 Guru membimbing siswa
menyimpulkan
pembelajaran.
 Guru memberikan tindak
lanjut dengan membagikan
tugas individu (soal evaluasi)  Siswa mengumpulkan hasil
kepada siswa. pekerjaan soal evaluasi
kepada guru
 Guru mengakhiri pembelajaran
dengan memimpin doa
bersama dan salam.

 Siswa mengumpulkan hasil


pekerjaan soal evaluasi
kepada guru
 Guru mengakhiri pembelajaran
dengan memimpin doa
bersama dan salam.

Pada bagian pendahuluan 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam
satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis bagi dua. Tuliskan topik dan hasil
belajar yang diharapkan. Pada kegiatan inti 45 menit berikutnya terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai keperluan. Pada kegiatan penutup 15 menit terakhir berdirilah di
depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review atasmateri dan kegiatan yang

18
baru berlaku. Berikan komentar

19
dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
Dalam mengelolah PKR guru harus mampu menciptakan waktu belajar pesserta didik
secara efektif. Penerapan PKR ini memerlukan perhatian lebih dibandingkan mengelolah
kelas biasa, hal tersebut dikarenakan jumlah murid yang dikelolah dalam satu kelas bertambah
menjadi lebih banyak dibandingkan dengan kelas biasa. Waktu belajar efektifpeserta didik
dipengaruhi oleh besar kecilnya persentase waktu kegiatan belajar yang memadai serta
tergantung dengan bagaimana cara atau metode penyampaian dari guru bidang studi tersebut
atau tergantung dengan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar tersebut
berlangsung. Adapun hambatan-hambatan yang penulis temukan saat pelaksanaan PKR,
yaitu:
terpecahnya focus anak pada saat kegiatan inti, karena pada saat kegiatan inti penulis
melakukan kegiatan diskusi dengan membagikan beberapa kelompok. Solusi dari masalah
tersebut yaitu, penulis menunjuk salah satu anggota kelompoknya yang mampu dan bisa
menjadi ketua kelompok. Pembagian tugas ini akan lebih terarah jika ada penanggung
jawabnya pada setip kelompok. Setelah pembagian ketua selesai, diakhir diskusi penulis akan
memberikan LKPD.

Hambatan saat pengerjaan LKPD (terlampir) terdapat beberapa siswa khususnya kelas
IV yang selalu memotong pembicaraan penulis saat memberikan materi pada kelas III.
Murid kelas IV tersebut bertanya mengenai rangkaian akar tunggal dan serabut di LKPD
tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut ialah penulis memfasilitasi murid kelas IV untuk
menggambar sendiri macam-macam akar tunggal dan serabut. Dimana sang murid dapat
usaha sendiri dalam mencari atau memecahkan masalah tersebut. Penulis memberi waktu
untuk siswa yang ingin bertanya dengan catatan penulis sedang berada di bagian zona kelas III
pembelajaran lebih terarah dan efektif.
Perubahan terbesar pemelajaran kelas rangkap ini ialah persepsi, motivasi, dan sikap
guru dalam mengajar. Mereka kini antusias membaca dan belajar untuk mengasah
keterampilan. Maka dari PKR tidak hanya karena alasan kekurangan murid atau kekurangan
tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan
melalui fasilitas yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi yang digunakan oleh guru adalah pertama, persiapan misalnya Sebelum memulai
menyampaikan materi guru harus mengarahkan siswa terlebih dahulu seperti membagi papan tulis
dan mengelompokan siswa, menyampaikan materinya harus sesuai dengan RPP, menyampaikan
materi harus saling berkaitan menjelaskan materi dan menyiapkan media pembelajaran seperti
poster perkalian

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru harus lebih memperhatikan lagi penerapan PKR dan maksimalkan proses pembelajaran
demi tercapainya tujuan pembelajaran
itu sendiri walaupun dengan keterbatasan tenaga pengajar
2. Bagi siswa
Siswa hendaknya lebih fokus belajar dan aktif. Sehingga walaupun dengan sistem PKR namun
akan mendapatkan hasil belajar dnegan baik.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan mengadakan menerapkan PKR ini pada proses pembelajaran dengan baik,
mengguakan prosedur yang sesuai apabila disuatu saat nanti mengalami kendala seperti di
lapangan penelitan saat ini

15
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa,
hal. 42 Katz, L.G., Evangelou, D., and Hartman. 1990 J.A. The Case for Mixed-Age Grouping in
Early Childhood. Washington, DC: National Association for the Education of Young Children. ED 326
302.

Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikas Dirjen Dikti.
Wardhani, IGK. 1998. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap; Buku Materi Pokok 1.
Jakarta: Universitas Terbuka.

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.

17
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR) TIPE 221
(2 Mata Pelajaran, 2 Tingkatan Kelas, 1 Ruangan)

Anda mungkin juga menyukai