Anda di halaman 1dari 2

Identification)

Borobudur is a Buddhist temple. It was built in the ninth century under Sailendra dynasty of
ancient Mataram kingdom. Borobudur is located in Magelang, Central Java, Indonesia.

(Description)
Borobudur is well-known all over the world. Its construction is influenced by the Gupta
architecture of India. The temple is constructed on a hill 46 meter high and consists of eight
steps like stone terrace. The first five terraces are square and surrounded by walls adorned
with Buddhist sculpture in bas-relief. The upper three are circular. Each of them is with a
circle of bell shape-stupa. The entire upper structure is crowned by a large stupa at the center
of the top circle. The way to the summit extends through some 4.8 km of passage and
stairways.
The design of Borobudur symbolizes the conception of universe in Buddhist cosmology. It is
believed that the universe is divided into three spiritual spheres, kamadhatu, rupadhatu, and
arupadhatu. The first sphere, kamadhatu, represents respectively the sphere of desires where
we are bound to our desires; the second sphere, rupadhatu, represents forms where we
abandon our desires but are still bound to name and form; and the last sphere, arupadhatu,
represents formlessness where there is no longer either name or form. Borobudur temple
which is rededicated as an Indonesian monument in 1983 is a valuable treasure for
Indonesian people. With its magnificent size and architecture, no wonder that Borobudur
Temple includes 7 wonders of the world.

This monument is a model of the universe and is constructed as a sacred place for people to
review venerate Buddha to serve as a shrine to bring the mankind and switch them from
natural lust to the enlightenment and wisdom teachings of the Buddha. The pilgrims walk
through the east side of the monumen then begin the ritual at the base of the temple by
walking circling the holy building unidirectional the clockwise, then continue to rise into the
next steps through the realm of the hearts of three levels of Buddhist cosmology. The third
level is Kamadhatu (the realm of lust), Rupadhatu (tangible realm), and Arupadhatu (not
tangible realm). During the journey, the pilgrims walk through a series of hallways and stairs
while seeing about 1,460 beautiful relief panels carved on the wall and balustrade.

This giant building was only formed of the giant pile of stone blocks which has a total height
of 42 meters. It was built without using jointed rock or adhesive cement. It was built by using
stones connected by pattern and stacked. The width of the base of Borobudur temple is
approximately 118 m on each side. The stones used are approximately 55,000 cubic meter.
All the stones were taken from the river around Borobudur. The stones, then, were cut and
transported. Then, the stones were placed like the pattern of lego games on which all of the
stones were placed without using adhesive or cement.

1
Terjemahan:

Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan sebuah candi Budha. Candi Borobudur dibangun pada abad ke-
9 di bawah dinasti Sailendra dari kerajaan Mataram Kuno. Candi Borobudur terletak di
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

Candi Borobudur terkenal di seluruh dunia. Pembangunannya dipengaruhi oleh arsitektur


Gupta dari India. Candi tersebut dibangun di atas bukit dengan tinggi 46 meter yang terdiri
dari 8 tingkat seperti teras batu. Lima tingkat pertama berbentuk persegi dengan dikelilingi
oleh dinding-dinding berhias kan ukiran dengan patung Budah di relief. Tiga tingkat di
atasnya berbentuk lingkaran. Di setiap tingkatan itu terdapat stupa berbentuk lonceng. Di
bagian paling atas seluruhnya dimahkotai oleh stupa besar di bagian tengah pada lingkaran
atas. Jalan menuju puncak candi ditempuh dengan melalui jalan dan tangga sepanjang 4.8
km.

Desain Borobudur yang melambangkan struktur alam semesta dalam kosmologi budha. Hal
ini diyakini bahwa alam semesta dibagi menjadi tiga bidang spiritual, Kamadhatu,
Rupadhatu, dan Arupadhatu. Bidang pertama, Kamadhatu, mewakili masing-masing bidang
keinginan dimana kita terikat dengan keinginan kita; bidang kedua, Rupadhatu, merupakan
bentuk di mana kita meninggalkan keinginan kita tetapi masih terikat nama dan bentuk; dan
bidang terakhir, arupadhatu, mewakili fase tak berbentuk di mana tidak ada lagi nama atau
pun bentuk. Candi Borobudur yang rededicated sebagai monumen Indonesia pada tahun 1983
adalah harta berharga bagi rakyat Indonesia. Dengan ukuran yang megah dan arsitektur, tidak
mengherankan bahwa Candi Borobudur termasuk 7 keajaiban dunia.
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci bagi orang –
orang untuk memuliakan Buddha dan sebagai tempat suci untuk membawa umat manusia dan
mengalihkan mereka dari nafsu dunia kepada pencerahan dan kebijaksanaan ajaran Sang
Buddha. Para peziarah berjalan melalui sisi timur monumen kemudian memulai ritual di
dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci searah jarum jam, kemudian terus
meningkat ke langkah-langkah berikutnya melalui ranah hati tiga tingkat kosmologi Buddhis.
Ketiga tingkatan tersebut adalah Kamadhatu (ranah nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan
Arupadhatu (ranah tidak berwujud). Selama perjalanan, para peziarah berjalan melalui
serangkaian lorong-lorong dan tangga sambil melihat sekitar 1.460 panel relief indah yang
terukir pada dinding dan pagar.

Bangunan raksasa ini terbentuk hanya dari tumpukan balok batu raksasa yang memiliki
ketinggian total 42 meter. Bangunan tersebut dibangun tanpa menggunakan batu bersendi
atau semen perekat. Bangunan tersebut dibangun dengan menggunakan batu yang
dihubungkan dengan pola dan ditumpuk. Lebar dasar candi Borobudur adalah sekitar 118 m
pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua
batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Borobudur. Batu-batu, kemudian, dipotong dan
diangkut. Kemudian, batu-batu itu ditempatkan seperti pola permainan lego di mana semua
batu ditempatkan tanpa menggunakan perekat atau semen.

Anda mungkin juga menyukai