Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DASAR-DASAR EKONOMI SYARI’AH

”RIBA DAN HUKUM BERMUAMALA DENGAN BANK


KONVENSIONAL ”

DISUSUN OLEH
CITRA AYU LESTARI (05220230046)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta rahmat


shalawat dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penulis akhirnya
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul: “Riba Dan Hukum
Bermuamalah Dengan Bank Konfensional”

Dalam penyusunan makalah, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan khususnya
bagi pembaca pada umumnya.

Makassar, 14 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3
BAB I………………………………………………………………………………...4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..........4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….…...4
BAB II………………………………………………………………………………..5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..…5
A. Sistem Perbankan Konvensional Dalam Persepektif Muamalat.......................................5
B. Riba Dalam Pandangan Islam..............................................……………….…......6
C.Tinjauan Riba Pada Perbankang Konvensional.......................……………............6
BAB III…………………………………………………………………………….....8
KESIMPULAN………………………………………………………………..……..8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan Islam, bunga bank masih terus menjadi polemik, dan
polemik ini akan terus hangat untuk diperbincangkan, karena dia berjalan seiring
dengan dinamika perekonomian dunia yang tidak kunjung stabil. Sebut saja krisis
global yang terjadi baru-baru ini merupakan bukti yang real atas kegagalan sistem

3
perekonomian berasaskan ribawi yang dimotori oleh kapitalisme. Islam sebagai
agama rahmat li al-‘âlamîn (universal) telah memberikan solusi dari berbagai
aspek kehidupan manusia, termasuk dalam masalah perbankan, dengan
perkembangan bank-bank syariah yang sangat signifikan dari hari ke hari,
merupakan bukti nyata bahwa Islam adalah solusi bagi perekonomian dunia,
karena pada hakikatnya sistem perekonomian yang berbasis pada prisnsip syariah
(islamic economic system) adalah sistem samawî yang langsung turun dari langit
berupa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, dan syariat yang dibawanya tentu
sangat faham dengan kondisi manusia dan segala kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan fikih muamalat tentang sistem perbankan?


2. Bagaimana riba dilarang oleh agama islam?
3. Bagaimana sisem bank konvensional?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pandangan fikih muamalat tentang sistem perbankan.

2. Untuk mengetahui larangan riba dalam islam

3. Untuk mengetahui riba dalam bank konvensional

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistem Perbankan Konvensional Dalam Persepektif Muamalat
Dalam bermuamalah, dua pihak yang melakukan transaksi diposisikan
mempunyai kedudukan yang sama dalam hak dan kewajiban. Namun, kesan yang
ditimbulkan dari undang-undang perbankan lebih banyak mangatur dan memproteksi
banka sebagai lembaga keuangan. Sementara posisi nasabah tidak mendapatkan porsi
yang cukup dalam undang-undang, sehingga terkesan nasabah dalam suatu perjanjian
lebih cenderung sebagai obyek bukannya subyek. Prinsip muamalah sesungguhnya

4
terimplementasi dalam hukum perbankan Indonsia sebagaimana ditemukan dalam
beberapa pasal dalam undang-undang perbankan, namun tidaklah berarti
diimplementasikan. Maksudnya, ketika undang-undang itu disusun, kuat dugaan
tidaklah membawa pesan khusus untuk memasukkan prinsip-prinsip muamalah
terimplementasi dalam undang-undang perbankan, itu lebih karena prinsip-prinsip
muamalah bersifat unversal yang dijunjung tinggi oleh nilai-nilai kemanusiaan.

B. Sistem Riba Dalam Pandangan Islam


Riba dalam pandangan Islam berada dalam kelebihan baik dalam bentuk uang
ataupun barang. Riba berarti kelebihan atau pertambahan dan jika dalam suatu kontak
penukaran satu barang yang sama, hingga itu disebut dengan riba. Riba disebut juga
pembayaran yang dikenakan terhadap pinjaman yang berlaku dimana modal yang
berada dalam pinjaman tersebut digunakan. Riba juga merupakan sebagian dari
kegiatan ekonomi yang telah berkembang sejak zaman jahiliyah hingga pada sampai
saat ini. Sistem pinjam meminjam pada sistem riba ini banyak menguntungkan kaum
pemilik modal karena banyak mendapat keuntungan yang lebih dari yang
dipinjamkan. Dari adanya riba tersebut sehingga Islam melarang atau
mengharamkan adanya riba karena menumbuhkan tradisi shadaqah agar tidak ada
yang teraniaya karena adanya riba. Dalam kesamaan antara Bunga dan Riba yang
dilarang di Al-Qur’an dan hadits tapi masih banyak umat muslim yang masih
bergabung dengan bank konvensional yang menggunakan sistem bunga dalam
kehidupan maka dari itu turunlah ayat Allah yang melarang adanya riba yang
menyebabkan kemelaratan dan
kerusakan dalam kehidupan manusia.

C. Tinjauan Riba Pada Perbankang Konvensional


Pesatnya perkembangan dunia perbankan tidak bisa dipisahkan dari semakin
kompleksnya permasalahan tatakelola arus uang baik untuk kepentingan ekonomi

5
mikro maupun ekonomi secara makro. Dalam implementasi haltersebut bank
menjalankan peraturan sesuai yang telah diatur oleh Bank Indonesia, yaitu
menjalankan fungsi utamabank sebagai penghimpun dan penyalur dana ke
masyarakat. Penerapan ini dilakukan oleh bank denganmenjalankan produk simpanan
dan produk pinjaman ke masyarakat dengan suku bunga bank sebagai
instrumenselisih lebih atau untung antara suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman. Hal inilah yang dipermasalahkan oleh syariat Islam karena syariat Islam
tidak memperkenankan pengambilan keuntungan berupa bunga dalam akad transaksi
utang piutang yang menjadi ruh dalam produk simpanan dan pinjaman bank tersebut.
Terdapatnya
kemiripan antara praktek bunga bank dan praktek riba merupakan fokus bahasan
mendasar untuk menjadi ulasan yang dicermati penulis terutama untuk memastikan
bahwa pada masalah-masalah tertentu seputar unsur-unsur transaksi riba yang di
haramkan syariat Islam tersebut benar-benar telah terjadi dalam muamalah/transaksi
perbankan konvensional. Kemudian penulis juga akan mengurai dan membuktikan
adanya benang merah bahwa benar telah memiliki keterkaitan antara bunga bank
dengan praktek riba dan unsur keharaman lain dalammuamalah/transaksi pada
perbankan konvensional yang bertentangan dengan syariat Islam.

6
BAB III
KESIMPULAN

Setelah dipaparkan di atas, maka dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan.


Bahwasanya pada dasarnya bank memiliki fungsi menghimpun dana, menyalurkan
dana dan memberikan jasa-jasa pelayanan kepada masyarakat. Jasa yang diberikan
beragam, hal ini bertujuan untuk mendukung kegiatan perbankan dalam menghimpun
dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat.
Namun demikian, bank konvensional menerapkan bunga dalam transaksinya.
Baik dalam tabungan, simpan pinjam, dan lainnya. Jika ditelaah dari kacamata fikih,
maka bunga ialah riba. Sebab bunga ialah pinjaman yang dilebihkan. Seluruh
lembaga

7
fatwa baik taraf internasional mapun nasional telah sepakat bahwa bunga bank
termasuk dalam kategori riba.
Menabung dengan bunga tertentupun tidak diperbolehkan, sebab termasuk
dalam kategori riba. Walaupun bunga itu kecil, tetap tidak diperbolehkan. Hal ini
sebagimana yang telah dikatakan oleh Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah ([2]: 275-
276).
Bahwasanya Allah melarang riba dan menghalalkan jual beli.
Walaupun bunga itu bersifat tidak tetap atau fluktuatif, tetap saja tidak boleh
karena tetap termasuk dalem kategori riba. Hal ini telah Allah perjelas dalam QS. Ali
Imran ([3]: 130). Bahwa Allah melarang untuk melakukan riba dengan berlipat
ganda.
Dan dalam hadisnya, Nabi Muhammad Saw. mengutuk orang-orang yang melakukan
dan berhubungan dengan riba.
Namun, ada keringanan untuk mereka yang gajinya ditransfer ke rekening
bank konvensional. Sebagaimana dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Lembaga Fatwa
Kerajaan Arab Saudi Nomor 16501, “Gaji yang diterima melalui rekening di bank
(riba)
boleh agar Anda mendapatkan upah hasil kerja dengan syarat jangan tinggalkan di
bank
setelah masuk rekening agar tidak digunakan oleh bank untuk investasi riba”

8
DAFTAR PUSTAKA

Chair, Wasilul : riba dalam perspektif Islam (2017)


Yulianti Timorita, Rahmani : riba dalam prespektif ekonomi Islam (2002)
Oktafia, Renny : peranan baitul maal wattamwil (BMT) terhadap upaya perbaikan moral
masyarakat dikawasan dolly Surabaya (2017)

Abeng, Tantri. “Pengaruh Aliansi Birokrasi dengan Pengusaha terhadap Etika Bisnis.”
Demokrasi Politik, Budaya dan Ekonomi Pengalaman Indonesia masa Orde Baru, diedited
oleh Elza Peldi Taher. Jakarta: Yayasan Paramadina, 1994.
Badri, Muhammad Arifin ibn. Riba dan Tinjauan Kritis Perbankan Syari’ah. Bogor:
Pustaka Darul Ilmi, 2011. Dewan Redaksi. Ensiklopedia Islam, Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 2005.Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Kencana, 2011.
Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Penerbit Amzah, 2017.
Tarmizi, Erwandi. Harta Haram Muamalat Kontemporer. Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018.

9
10

Anda mungkin juga menyukai