DISUSUN OLEH
CITRA AYU LESTARI (05220230046)
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan khususnya
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3
BAB I………………………………………………………………………………...4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..........4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….…...4
BAB II………………………………………………………………………………..5
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..…5
A. Sistem Perbankan Konvensional Dalam Persepektif Muamalat.......................................5
B. Riba Dalam Pandangan Islam..............................................……………….…......6
C.Tinjauan Riba Pada Perbankang Konvensional.......................……………............6
BAB III…………………………………………………………………………….....8
KESIMPULAN………………………………………………………………..……..8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pandangan Islam, bunga bank masih terus menjadi polemik, dan
polemik ini akan terus hangat untuk diperbincangkan, karena dia berjalan seiring
dengan dinamika perekonomian dunia yang tidak kunjung stabil. Sebut saja krisis
global yang terjadi baru-baru ini merupakan bukti yang real atas kegagalan sistem
3
perekonomian berasaskan ribawi yang dimotori oleh kapitalisme. Islam sebagai
agama rahmat li al-‘âlamîn (universal) telah memberikan solusi dari berbagai
aspek kehidupan manusia, termasuk dalam masalah perbankan, dengan
perkembangan bank-bank syariah yang sangat signifikan dari hari ke hari,
merupakan bukti nyata bahwa Islam adalah solusi bagi perekonomian dunia,
karena pada hakikatnya sistem perekonomian yang berbasis pada prisnsip syariah
(islamic economic system) adalah sistem samawî yang langsung turun dari langit
berupa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, dan syariat yang dibawanya tentu
sangat faham dengan kondisi manusia dan segala kebutuhannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Perbankan Konvensional Dalam Persepektif Muamalat
Dalam bermuamalah, dua pihak yang melakukan transaksi diposisikan
mempunyai kedudukan yang sama dalam hak dan kewajiban. Namun, kesan yang
ditimbulkan dari undang-undang perbankan lebih banyak mangatur dan memproteksi
banka sebagai lembaga keuangan. Sementara posisi nasabah tidak mendapatkan porsi
yang cukup dalam undang-undang, sehingga terkesan nasabah dalam suatu perjanjian
lebih cenderung sebagai obyek bukannya subyek. Prinsip muamalah sesungguhnya
4
terimplementasi dalam hukum perbankan Indonsia sebagaimana ditemukan dalam
beberapa pasal dalam undang-undang perbankan, namun tidaklah berarti
diimplementasikan. Maksudnya, ketika undang-undang itu disusun, kuat dugaan
tidaklah membawa pesan khusus untuk memasukkan prinsip-prinsip muamalah
terimplementasi dalam undang-undang perbankan, itu lebih karena prinsip-prinsip
muamalah bersifat unversal yang dijunjung tinggi oleh nilai-nilai kemanusiaan.
5
mikro maupun ekonomi secara makro. Dalam implementasi haltersebut bank
menjalankan peraturan sesuai yang telah diatur oleh Bank Indonesia, yaitu
menjalankan fungsi utamabank sebagai penghimpun dan penyalur dana ke
masyarakat. Penerapan ini dilakukan oleh bank denganmenjalankan produk simpanan
dan produk pinjaman ke masyarakat dengan suku bunga bank sebagai
instrumenselisih lebih atau untung antara suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman. Hal inilah yang dipermasalahkan oleh syariat Islam karena syariat Islam
tidak memperkenankan pengambilan keuntungan berupa bunga dalam akad transaksi
utang piutang yang menjadi ruh dalam produk simpanan dan pinjaman bank tersebut.
Terdapatnya
kemiripan antara praktek bunga bank dan praktek riba merupakan fokus bahasan
mendasar untuk menjadi ulasan yang dicermati penulis terutama untuk memastikan
bahwa pada masalah-masalah tertentu seputar unsur-unsur transaksi riba yang di
haramkan syariat Islam tersebut benar-benar telah terjadi dalam muamalah/transaksi
perbankan konvensional. Kemudian penulis juga akan mengurai dan membuktikan
adanya benang merah bahwa benar telah memiliki keterkaitan antara bunga bank
dengan praktek riba dan unsur keharaman lain dalammuamalah/transaksi pada
perbankan konvensional yang bertentangan dengan syariat Islam.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
fatwa baik taraf internasional mapun nasional telah sepakat bahwa bunga bank
termasuk dalam kategori riba.
Menabung dengan bunga tertentupun tidak diperbolehkan, sebab termasuk
dalam kategori riba. Walaupun bunga itu kecil, tetap tidak diperbolehkan. Hal ini
sebagimana yang telah dikatakan oleh Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah ([2]: 275-
276).
Bahwasanya Allah melarang riba dan menghalalkan jual beli.
Walaupun bunga itu bersifat tidak tetap atau fluktuatif, tetap saja tidak boleh
karena tetap termasuk dalem kategori riba. Hal ini telah Allah perjelas dalam QS. Ali
Imran ([3]: 130). Bahwa Allah melarang untuk melakukan riba dengan berlipat
ganda.
Dan dalam hadisnya, Nabi Muhammad Saw. mengutuk orang-orang yang melakukan
dan berhubungan dengan riba.
Namun, ada keringanan untuk mereka yang gajinya ditransfer ke rekening
bank konvensional. Sebagaimana dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Lembaga Fatwa
Kerajaan Arab Saudi Nomor 16501, “Gaji yang diterima melalui rekening di bank
(riba)
boleh agar Anda mendapatkan upah hasil kerja dengan syarat jangan tinggalkan di
bank
setelah masuk rekening agar tidak digunakan oleh bank untuk investasi riba”
8
DAFTAR PUSTAKA
Abeng, Tantri. “Pengaruh Aliansi Birokrasi dengan Pengusaha terhadap Etika Bisnis.”
Demokrasi Politik, Budaya dan Ekonomi Pengalaman Indonesia masa Orde Baru, diedited
oleh Elza Peldi Taher. Jakarta: Yayasan Paramadina, 1994.
Badri, Muhammad Arifin ibn. Riba dan Tinjauan Kritis Perbankan Syari’ah. Bogor:
Pustaka Darul Ilmi, 2011. Dewan Redaksi. Ensiklopedia Islam, Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 2005.Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Kencana, 2011.
Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Penerbit Amzah, 2017.
Tarmizi, Erwandi. Harta Haram Muamalat Kontemporer. Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018.
9
10