Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah
perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga
periode: tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M
sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi
ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping
yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja
yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan
dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping.
Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang
bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam
kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga
berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna
akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat
hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai
ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk
pengamalan) ajaran agama.
Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya
pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu
sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan
keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat yang
digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan
Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi
diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.

B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan teori akuntansi.
B. Bagaimana Pengembangan Akuntansi
C. Bagaiamana Peran Riset Akuntansi
D. Bagaimana akuntansi bisa di katakan seni,sains,atau teknologi?
E. Bagaimana Perakayasa Pelaporan Keuangan ?
F. Bagaimana Akuntansi Sebagai Penalaran Logis ?

1
G. Bagaimana yang di maksud dengan perspektif teori akuntansi itu?
H. Bagaiamana Aspek Sasaran Teori
I. Aspek Tataran Semiotika
J. Aspek Pendekatan Penalaran

C. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui pengertian tori akuntansi
B. Untuk Mengetahui Pengembangan Akuntansi
C. Untuk Mengetahui Peran Riset Akuntansi
D. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi bisa dikatan seni,sains,atau
teknologi
E. Untuk Mengetahui Perakayasa Pelaporan Keuangan ?
F. Untuk mengetahui Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
G. Untuk Mengetahui apa maksud dari perspektif teori akuntansi
H. Untuk Mengetahui Aspek Sasaran Teori
I. Untuk Mengetahui Tataran Semiotika
J. Untuk Mengetahui Aspek Pendekatan Penalaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

Standar akuntansi memberi pedoman perlakuan akuntansi terhadap suatu


kejadian. Pedoman tersebut terefleksi dalam pendefinisian, pengukuran, penilaian,
pengakuan, dan pengungkapan elemen-elemen atau pos-pos laporan keuangan.
Praktik akuntansi dipengaruhi oleh factor lingkungan (social, ekonomik, dan
politis) tempat akuntansi dijalankan.
Di balik praktik akuntansi sebenarnya terdapat seperangkat gagasan-
gagasan yang melandasi praktik tersebut berupa asumsi-asumsi dasar, konsep-
konsep, penjelasan, deskripsi, dan penalaran yang keseluruhannya membentuk
bidang pengetahuan teori akuntansi. Teori akuntansi menjelaskan mengapa praktik
akuntansi berjalan seperti yang diamati sekarang. teori akuntansi membahas
perlakuan-perlakuan dan model-model alternative yang dapat menjadi jawaban atas
masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik.
A. ARTI PENTING TEORI AKUNTANSI
Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah
praktis dan profesional. Teori akuntansi merupakan unsur yang penting dalam
mengembangkan dan memajukan praktik akuntansi. Teori akuntansi menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara bernalar yang
secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman
saja dapat disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-coba atau coba dan
ralat (trial and error). Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat
dicapai tanpa suatu teori baik yang melandasinya. Teori merupakan unsur yang
penting dalam mengembangkan dan memajukan praktik akuntansi. Kemajuan
profesi dan pengetahuan akuntansi hanya dapat dicapai dengan kerja sama yang
harmonis antara praktisi dan akademisi (pendidik).
B. PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Akuntansi dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan
profesi (keahlian) yang dipraktikan di dunia nyata dan sebagai suatu disiplin
pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai serangkaian
prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori di balik praktiknya apabila
dari segi profesi. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar
untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU) memberikan pedoman yang lebih luas daripada standar akuntansi
karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam standar

3
akuntansi. Pada akademisi, akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang
praktik dan teori.
Bidang praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik
dijalanakan sesuai dengan PABU dan bidang teori berkepentingan dengan
penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi
yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.
Teori akuntansi memusatkan perhatian pada aspek mengapa (why to account the
way it is or the way it should be).
C. PENGERTIAN AKUNTANSI
Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau
pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan
akuntansi dalam tatanan pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan
lingkup teori akuntansi. Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan
karena wilayah materi dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk
kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur
akuntansi.
Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (service activity)
mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang
dan menyediakan jasa berupa informasi keuangan harus bermanfaat untuk
kepentingan sosial dan ekonomik negara tempat akuntansi diterapkan (to be useful
in making economic decisions).
Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi didefinisikan sebagai
seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa
informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara
tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata jika informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan
ekonomik untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik
negara. Pelaporan keuangan (financial reporting) sebagai sistem nasional harus
direkayasa dengan saksama untuk pengendalian alokasi tersebut secara automatis
melalui mekanisme pasar yang berlaku.
Kebijakan pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perilaku pengambil
keputusan ekonomik jelas merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam
alokasi sumber daya ekonomik. Pengendalian secara otomatis dapat dicapai melalui
standar akuntansi yang merupakan cara tertentu sebagai hasil akhir dari proses
perekayasaan
D. PERAN RISET AKUNTANSI

4
Teori akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi menjadi sejajar
dengan pengetahuan ilmiah yang lain. Teori akuntansi di sini akan berisi hipotesis-
hipotesis tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan pelaku ekonomi dan
perilaku pasar modal yang diteorikan. Terdapat tiga aspek penting yang saling
berkaitan yang melandasi pengembangan akuntansi, yaitu riset, pendidikan, dan
praktik.
Riset merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi yang tidak
hanya mencakup penelitian empiris (positif) tetapi juga meliputi penelitian analitis
dalam bentuk artikel atau makalah akademik (normatif). Praktik akuntansi akan
mengalami perkembangan yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi
antara ketiga aspek tersebut.

E. SENI, SAINS, DAN TEKNOLOGI


Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai seni karena
orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun
langsung dalam dunia praktik dan mengerjakanmagang pada praktisi. Penyebutan
akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam
praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut
keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik. Jadi, kalau
akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara menerapkannya
bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan.
Akuntansi dikatakan sebagai sains jika terdapat kriteria penting untuk
menguji validitas pernyataan-pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan.
Kriteria tersebut adalah koherensi, korespondensi, keterujian, dan keuniversalan.
Koherensi menuntut bahwa seperangkat pernyataan-pernyataan bersifat logis dari
asumsi yang mendasarinya. Korespondensi menentukan apakah konklusi yang
diturunkan dari teori yang melandasinya didukung oleh fakta empiris di dunia
nyata. Keterujian menghendaki terdapatnya metode yang cukup meyakinkan untuk
menguji teori. Keuniversalan menentukan apakah pernyataan-pernyataan (teori)
mampu untuk menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan fenomena yang
dibahas. Proses evaluasi untuk menentukan apakah kriteria tersebut dipenuhi
disebut dengan proses validasi. Proses validasi ini juga melibatkan pertimbangan,
tetapi dalam sains pertimbangan tersebut dikendalikan oleh metode atau kaidah
ilmiah.
Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas
gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi tertentu,
faktor-faktor apa yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah
partisipasi salam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi.
Tujuan akuntansi adalah menghasikan atau menemukan prinsip-prinsip umum
(general priciples) untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan

5
tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran
penjelasan (teori).
Akuntansi dikatakan sebagai teknologi karena jika dilihat dari karakteristik
akuntansi, sebenarnya seperangkat pengetahuan akuntansi seperti teknologi yang
harus dikembangkan sesuai dengan sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat
dan mempunyai pengaruh nyata dalam kehidupan sosial tertentu. Karena akuntansi
masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi dapat didefinisi sebagai
“rekayasa informasi dan pengendalian keuangan.” Sebagai teknologi, akuntansi
dapat memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan dalam
disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan
teori itu sendiri.
Akuntansi dirancang untuk memperlancar kegiatan ekonomik dan oleh
karenanya akuntansi berfungsi sebagai teknologi untuk kepentingan (kebijakan)
politik. Akuntansi harus resnposif terhadap kebutuhan masyarakat dan juga harus
merefleksi kondisi sosial, politis, hukum, budaya, dan ekonomik tempat akuntansi
beroperasi atau diterapkan
D. Akuntansi Sebagai Teknologi
Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat, teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah
nyata dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi
digunakan untuk mengendalikan variable-variabel alam dan sosial untuk mencapai
kehidupan tertentu yang lebih baik. Akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai
sains, karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, auntansi dapat
didefinisikan sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian keuangan.”
Teknologi merupakan sains terapan, penerapan teknologi tidak lepas dari nilai
budaya tempat akuntansi iterapkan.
1. Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk
(hasil) terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan.
Perekayasaan itu sendiri meupakan suatu proses terencana dan sistematis yang
melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan
menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik, serta
pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual).
Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yan sama baik pada tingkat makro
(nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Yang dimaksud akuntansi
dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem
pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi ( tentang
struktur, mekanisma, pihak yang terlibat, dan sstandar pelaporan) dalam suatu
wilayah Negara tertentu, Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang
bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus

6
disediakan dan dilaporkan dalam suatu Negara untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomik.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan
pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Pada tingkat makro, produk
perekayasaan akuntansi adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka
konseptual.
Struktur Rekayasaan Akuntansi
Rekayasa Akuntansi
Ilmu-Ilmu Murni

Ekonomi Teori
Sosiologi
Psikologi
Matematika
Nilai dan Tata Sosial

Nilai-Nilai Sosial
Tujuan-Tujuan Sosial
Sistem Politik
Sistem Hukum
Lain-Lain
Ilmu-Ilmu Terapan

Manajemen
Matematika Terapan
Teknologi Komputer
F. PEREKAYASAAN LAPORAN KEUANGAN
Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan
pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori,
pengetahuan yang tersedia, konsep, metode, teknik, serta pendekatan untuk
menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual).

7
Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama, baik pada tingkat
makro maupun mikro. Akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam
arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan
kebijakan umum akuntansi dalam suatu wilayah tertentu. Pelaporan keuangan
adalah struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit
usaha dan pemerintahan harus

disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomik.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan
pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi
kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan
digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang
dihasilkan. Pada tingkat makro, produk perekayasaan akuntansi adalah semacam
konstitusi yang disebut rerangka konseptual.
G. TEORI AKUNTANSI SEBAGAI SAINS
Teori diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat
abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan
dikerjakan dalam dunia nyata.
Teori akuntansi adalah sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
dan harus dianut dalam lingkungan tertentu. Oleh karena itu, mempelajari teori
akuntansi sering disalahartikan sebagai mempelajari standar akuntansi dan cara
penerapannya. Teori akan berisi pernyataan-pernyataan asumsi dan hipotesis. Agar
teori menjadi kuat, hipotesis harus diuji secara ilmiah dan didukung oleh bukti yang
nyata. Sebagai sains, kegiatan penjelajahan dan riset akuntansi lebih diarahkan
untuk menguji secara ilmiah teori-teori tersebut yang diajukan sebagai penjelasan
fenomena akuntansi, alam, atau sosial.
Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti
menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta yang sedang
terjadi sedangkan memprediksi berarti memberi keyakinan jika asumsi-asumsi

8
yang diteorikan dipenuh, kemungkinan besar suatu fenomena atau fakta tertentu
akan terjadi. Bila hal ini diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering
dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber pengetahuan
dan praktik akuntansi. Teori akuntansi akan merupakan seperangkat hipotesis-
hipotesis yang bersifat deskriptif sebagaihasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah tertentu. Oleh karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan analisis
dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan
memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, apa yang dibahas dan
dihasilkan harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai (tidak untuk mencapai
tujuan sosial atau ekonomik tertentu), koheren, universal, dan dapat
diuji/diverifikasi secara empiris. Kebutuhan untuk memenuhi kriteria ini
menjadikan arah teori akuntansi bergeser dari menghasilkan prinsip dan praktik
akuntansi baru yang lebih baik menuju ke menguji validitas penjelasan suatu
fenomena atau fakta akuntansi. Pergeseran arah ini ditentang oleh banyak pihak
karena dengan pendekatan semacam ini tidak akan menghasilkan jawaban berupa
teknik atau prinsip baru untuk memecahkan masalah akuntansi.
H. TEORI AKUNTANSI SEBAGAI PENALARAN LOGIS
Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis yang melandasi praktik
dalam kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan pembenaran terhadap
praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau
dipertanggungjawabkan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran,
konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka
pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk
dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi landasan umum untuk
menentukan tindakan yang terbaik dalam mencapai tujuan.
Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan
kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk
memberi landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik akuntansi yang
baru. Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk
perekayasaan pelaporan keuangan.
Perekayasaan akuntansi menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsi
rerangka konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan dan untuk
mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi. Penalaran logis dapat
digunakan untuk menilai apakah praktik yang sekarang berjalan telah mendukung
atau menjamin tercapainya tujuan pelaporan yang dicanangkan dalam rerangka
konseptual.
Meskipun menggunakan metode yang sama, penalaran logis harus dibedakan
dengan penalaran ilmiah. Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan penalaran
logis tetapi penalaran ilmiah tersebut bersifat universal dan objektif dan tidak

9
dipengaruhi oleh tujuan-tujuan dan kebijakan khusus yang berlaku dalam suatu
lingkungan. Penalaran logis dalam akuntansi justru digunakan untuk membenarkan
praktik atau perlakuan tertentu dengan maksud untuk “memaksakan” praktik atau
perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Penalaran logis dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan praktik
baru jika memang tujuan tertentu hanya dapat dicapai dengan menciptakan praktik
yang baru. Praktik yang baru dapat dikembangkan dengan penerbitan standar baru
oleh badan yang berwenang. Dengan standar tersebut, diharapkan praktik di masa
mendatang akan menjadi terarah dan konsisten menuju ke pencapaian tujuan
pelaporan keuangan yang diharapkan. Dalam penalaran ini, tujuan merupakan
komponen paling penting untuk ditentukan karena tujuan yang berbeda akan
menghasilkan struktur yang berbeda pula. Jika penalaran ini dapat disebut sebagai
teori umum akuntansi, maka penalaran semacam ini akan membentuk suatu yang
biasa disebut teori akuntansi normatif.
I. PERSPEKTIF TEORI AKUNTANSI
Meskipun menganut perlakuan apapun, teori akuntansi akan berisi pernyataan-
pernyataan yang berupa penjelasan atau pembenaran tentang suatu fenomena atau
perlakuan akuntansi. Selain perspektif (aspek) taksonomi yang membagi teori
akuntansi menjadi penjelasan ilmiah ataujustifikasi, teori akuntansi juga sering
dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau penekanan
pembahasan.
1. Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran ini mendasari perbedaan teori akuntansi menjadi teori
akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi
logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains
akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan
menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang
berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.
Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu peristiwa sesuai dengan
fakta yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan
untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar
kriteria ilmiah. Sedangkan penjelasan normatif berisi pernyataan untuk menilai
apakah sesuatu itu baik atau buruk, relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan
kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk
mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuat
kebijakan.

10
Atas dasar perbedaan aspek di atas, sasaran teori akuntansi positif adalah
menghasilkan penjelasan tentang apa yang terjadi secara objektif tanpa dilandasi
oleh pertimbangan nilai. Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau
hipotesis bahwa perusahaan pemanufakturan cenderung memilih MPKP sedangkan
perusahaan perdagangan cenderung memilih MTKPTeori akuntansi positif
berusaha menentukan apakah hipotesis tersbut benar atau salah dengan
menggunakan metoda ilmiah atas dasar pengamatan data yang nyatanya terjadi.
Tujuan teori positif adala untuk mendeskripsi, teori akuntansi tidak berkepentingan
untuk menilai apakah metoda MPKP lebih baik atau lebih bermanfaat daripada
metoda MTKP.
Di lain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan
penjelasan mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif
daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus
dicapai. Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat
perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian masing-masing
teori.
2. Aspek Tataran Semiotika
Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa
bisnis. Efek komunikatif menjadi sasaran penyampaian gagasan atau informasi dari
pengirim kepada penerima.
Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif dipelajari
dalam tiga bidang, yaitu semiotika, linguistika, dan logika. Semiotika merupakan
bidang yang membahas teori umum tentang tanda-tanda dan simbol-simbol dalam
bidang linguistika.
Linguistika itu merupakan bidang ilmu bahasa yang membahas fonetik,
gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas masalah

11
yang berkaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga bidang ini
menjadi teori yang melandasi terciptanya komunikasi yang efektif.
Terdapat tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan
pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa, yaitu hubungan logis di
antara tanda-tanda atau simbol-simbolbahasa. Semantika menelaah hubungan
antara tanda atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang disimbolkannya.
Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan
mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima.

Akuntansi keuangan yang dikenal luas dikembangkan atau direkayasa atas


dasar premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek
komunikasi yang ingin dicapai adalah agar pihak yang dituju tersebut bersedia
menanam dana ke kegiatan ekonomik yang dibutuhkan masyarakat melalui
perusahaan.
Pemahaman teori akuntansi dapat dicapai dengan mengidentifikasi teori
akuntansi atas dasar tataran semiotika. Tataran semiotika menunjukkan bahwa
perekayasa akuntansi berteori pada tiga tataran, yaitu semantik, sintaktik, dan
pragmatik dalam rangka menghasilkan suatu struktur pelaporan keuangan dalam
negara tertentu. Dengan demikian, teori akuntansi dapat dibedakan atas dasar
sasaran bahasan dan pemahaman menjadi teori akuntasi sematik, sintaktik, dan
pragmatik.
1) Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi ini menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia
nyata (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi sehingga orang
dapatmembayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung
menyaksikan kegiatan tersebut.

12
Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting
pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahasan pendefinisian
makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai
bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) sebagai salah satu
atribut.
Pendefinisian merupakan langkah penting dalam teori semantik karena
kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian
akuntansi. Jadi, teori akuntansi semantik berkepentingan dengan pelambangan dan
penafsiran objek akuntansi untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna
bagi pemakai laporan. Agar komunikasi akuntansi efektif, penyampaian informasi
semantik tidak dapat dipisahkan dengan informasi sintaktik.
2) Teori Akuntansi Sintaktik
Teori akuntansi ini adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-
masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan
secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk
statement keuangan. Teori sintaktik meliputi hubungan antara unsur-unsur yang
membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu
negara, yaitu manajemen, entitas pelapor (pelaporan), pemakai informasi, sistem
akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan.
3) Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi ini memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi
terhadap perubahan perilaku pemakailaporan. Dengan kata lain, teori ini membahas
reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Informasi akuntansi dikatakan
bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar digunakan dalam pengambilan
keputusan oleh pemakai yang dituju. Kebermanfaatan informasi akan menentukan
keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan.
Teori pragmatik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan
pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan
eksternal maupun manajerial. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-
pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel
perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Karena teori pragmatik pada
umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi, teori ini
sering diklasifikasi sebagai akuntansi keperilakuan.
Pembidangan teori atas dasar tataran atau level semiotika sebenarnya tidak
dimaksudkan untuk memisahkan pembahasan teori secara kaku dan tegas tetapi
lebih untuk menggambarkan perbedaan orientasi. Bila dikaitkan dengan
pembidangan positif-normatif, teori sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat
normatif sedangkan teori pragmatik lebih bersifat positif.

13
3. Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan
logika sangat penting dalam penalaran. Teori yang disusun dengan penalaran yang
baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting
dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses
penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat
bersifat deduktif maupun induktif.
1) Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu
pernyataan umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai
simpulan (konklusi). Pernyataan umum dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral,
ideologi, keyakinan, atau budaya.
Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal
dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau
relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang
dibahas. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan
dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
2) Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini
berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang
merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Hubungan antara premis dan
konklusi dalam penalaran ini tidak langsung dan tidak sekuat hubungan dalam
penalaran deduktif. Dalam penalaran induktif, kebenaran premis tidak selalu
menjamin kebenaran konklusi yang bersifat generalisasi. Kebenaran konklusi
hanya dapat dijamin dengan tingkat keyakinan tertentu.
Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk
menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala
akuntansi tertentu. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian
akuntansi. Bila bukti empiris (atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsisten
dengan atau mendukung generalisasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
generalisasi tersebut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya prediksi yang
tinggi.
Bila dikaitkan dengan perspektif teori yang lain, teori akuntansi normatif
biasanya berbasis penalaran deduktif sedangkan teori akuntansi positif berbasis
penalaran induktif. Secara umum dapat dikatakan bahwa teori akuntansi sebagai
penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif. Teori akuntansi
sebagai sains bersifat positif, pragmatik, dan induktif.

14
J. VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid
atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran
dan tataran teori yang diverifikasi. Validitas dapat dinilai dengan menentukan
apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal.
Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang
melandasi teori yang diajukan. Teori normatif bersifat tidak bebas nilai, maka
penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip (konklusi)
juga menjadi bagian dari kriteria validitas teori. Namun, kriteria ini sering bersifat
subjektif. Oleh karena itu, penerimaan suatu asumsi juga harus didukung dengan
penalaran logis sehingga asumsi tetap masuk akal serta ketidaksetujuan
terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi dan diukur implikasinya.
Teori akuntansi positif dievaluasi validitasnya atas dasar kesesuaian teori
dengan fakta yang terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif.
Pada umumnya, observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metode
ilmiah. Oleh karena itu, validitas teori akuntansi positif banyak dilakukan dengan
penelitian empiris. Penelitian empirisdidasarkan atas pengamatan terbatas (sampel)
untuk menguji teori secara statistis. Karena teori akuntansi positif bersifat bebas
nilai, maka verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi tidak
diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik atau tidak bila dijadikan
basis untuk menentukan kebijakan.
Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta
sehingga verifikasi validitasnya mengandalkan penalaran logis semata. Baru
setelah teori tersebut dipraktikkan dalam bentuk kebijakan, pengujian secara
empiris dapat dilakukan untuk menguji penalaran yang mendasarinya.
Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan fakta sehingga mengandung
unsur empiris. Oleh karena itu, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris
dengan pengamatan.
Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena
teori ini banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual
sebagai reaksi terhadap informasi akuntansi. Verifikasi teori ini dapat dilakukan
dengan penelitian empiris yang didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap
bermanfaat bila pemakai berbuat seakan-akan menggunakan informasi tersebut.
Karena teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik tidak berdiri sendiri
tetapi saling mendukung dan melengkapi, semua pendekatan pengujian biasanya
dilakukan untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori harus
diverifikasi validitasnya atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi,
dan pertimbangan nilai yang telah disepakati.

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk memenuhi tuntuan
perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, pratik akuntansi juga harus dikembangkan secara
sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk itu, belajar praktik dan teknik akuntansi
saja tidak cukup karena prektik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori
akuntansi membahasberbagai masalah konseptual dan ideal yang ada di balik praktik
akuntansi.
Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang pengertian akuntansi
sebgagai seni, sains atau teknologi. Bila dipandang sebagai sains, akuntansi akan bertujuan
untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena akuntansi
dengan menerapkan metoda ilmiah. Bila akuntansi dipandang sebagai teknnologi, akuntansi
merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk mencapai
tujuan sosial tertentu. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu pengetahuan tentang
perekayasaan informasi untuk mengendaliakan keuangan negara. Atas dasar sasaran yang ingin
dicapai, teiri akuntansi di bedakan menjadi teori positif dan normatif. Teori positif menjelaskan
fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan empiris. Teori normatif
menjelaskan tentang fenomena akuntansi untuk menjustifikasi atau membenarkan perlakuan
(standar) akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Atas dasar sasaran
semiotika, akuntansi dibedakan menjadi teori sintaktik, semantik dan pragmatik. Teori
akuntansi menurunkan penkelasan-penjelasan atau justifikasi melalui penalaran deduktif dan
induktif.Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau di uji validitasnya secara tepat
atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi dan standar nilai yang telah disepakati.

16
DAFTAR PUSTAKA

Accounting Principles Board (ABP) .”Basic Concepets And Accounting Principles Underling
Financial Statements Of Businis Enterprises.” Accounting Prisiples Board Statement
No.4.new York : AICPA,1970.
Suwardjono,Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan. BPFE Yogyakarta,edisi
ketiga, Yogyakarta, 2005.
http://jusman48.blogspot.com/2014/09/makalah-pengertian-teori-akuntansi.html

17

Anda mungkin juga menyukai