Disusun oleh :
Nama : Dimas Setya Wardana
NIM : 2017201220
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas pengantar perbankan yang diampu
oleh bapak Dr. H. Akhmad Faozan Lc., M.Ag. dengan benar dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memenuhi tugas terstrukutur penganatar pebankan yang
berjudul "Badan hukum dan izin pendirian bank". Mudah-mudahan makalah yang
kami buat ini bisa membantu teman-teman agar bisa lebih paham dalam memahami
mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu,kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah
ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. H. Akhmad Faozan Lc., M.Ag.
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Atas perhatian
serta waktunya,kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………...........………………………………..
……….1
KATA PENGANTAR………………………......……………………………………..
…2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….........………..
…...3
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………...……………...…. ........4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………...………...…………...4
C. TUJUAN………………………………………………………...…….….........
…4
BAB II. PEMBAHASAN
A. BENTUK HUKUM
BANK…………………………………………………….5
B. JENIS JENIS BANK BERDASARKAN KEPEMILIKAN.......7
C. PENDIRIAN
BANK……………………………………………………………...7
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………….......
…..11
B. KRITIK DAN SARAN……………………………………..…….....…………
11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………........……….
…12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk hukum bank?
2. Bagaimana jenis jenis bank berdasarkan kepemilikan?
3. Bagaimana pendirian bank?
C. TUJUAN
1. Mengetahui bentuk hukum bank
2. Mengetahui kepemilikan bank
3. Mengetahui pendirian bank
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk hukum bank mengacu pada jenis bank itu sendiri. Bentuk bank diatur pada
bab IV, bagian kedua, bentuk hukum, yaitu pada pasal 21 Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Bentuk bank syari’ah diatur pada Bab III,
bagian kedua, yaitu pada pasal 7 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syari’ah, yang hanya mengenal satu bentuk, yaitu badan hukum perseroan
terbatas.
Bentuk hukum suatu bank umum sesuai ketentuan pasal 21 ayat (10) Undang-undang
Nomor 7 tahun 1992 semula dapat berbentuk sebagai perusahaan perseroan (persero),
perusahaan daerah, koperasi, dan perseroan terbatas. Namun, sekarang bentuk hukum
tersebut diubah berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sehingga bank
umum hanya dapat berbentuk sebagai:
5
Perseroan terbatas yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat, seperti bank
wajib mempunyai paling sedikit dua anggota direksi, kelengkapan organ yang
merupakan satu kesatuan dan merupakan pengertian yang lengkap bagi perseroan
terbatas, yaitu:
1. Adanya rapat umum pemegang saham (RUPS) yaitu organ perseroan yang
bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.
2. Adanya direksi yaitu organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili
perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
3. Adanya komisaris yaitu organ yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan
perseroan.
Bentuk hukum dari suatu bank yang berbentuk perseroan terbatas dapat juga
berbentuk perseroan terbuka, yaitu perseroan yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran
umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, seperti
BNI, Bank Danamon, Bank Niaga, dan sebagainya.
Bank Danamon
Khusus Bank yang berbentuk persero milik negara atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), seperti BNI, Bank Mandiri, BTN, dan BRI. Maka komposisi modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % sahamnya dimiliki oleh
negara, dengan tujuan utamanya mengejar keuntungan.
6
Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki status sebagai badan hukum
setelah akta pendirianya disahkan oleh pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam ketentuan pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Dalam hal kegiatan perbankanperbankan yang berbentuk hukum
koperasi ini pun tujuan utamanya, yaitu tetap menyejahterakan anggotanya sekaligus
menyejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok bank pembangunan daerah bahwa:
“bank pembangunan daerah adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini
kependudukanya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya peraturan
pendirianya”.
7
sesuai dan tepat bagi bank-bank milik pemerintah daerah, yaitu menjadi perusahaan
daerah.
Ketentuan pasal 2 peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1992 menetapkan
sebagai berikut” “bank yang didirikan dengan peraturan daerah atas kuasa Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1962 disesuaikan bentuk hukumnya menjadi perusahaan
daerah berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri ini.”
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
Sedangkan bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan undang-
undang nomor 7 tahun 1992 dapat berupa:
1. Perusahaan Daerah (PD)
2. Koperasi
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Atau bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah
Adanya bentuk hukum lain yang akan diatur oleh peraturan pemerintah untuk
pengaturan BPR dimaksudkan dalam rangka memberikan wadah bagi
penyelenggaraan lembaga perbankan yang lebih kecil dari BPR, seperti bank desa,
lumbung desa, badan kredit desa, dan lembaga-lembaga lainya.
8
Jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan yang kedua adalah bank swasta nasional
yang mana dimiliki oleh pihak swasta, namun cakupan layanannya luas hingga ke
seluruh Indonesia.
Kepemilikan saham bank swasta nasional didominasi pihak swasta atau pengusaha,
dan sebagian lainnya dimiliki publik melalui pemasaran bursa saham.
Contohnya seperti BCA, Bank Permata, Bank Mualamat, Bank Sinarmas, CIMB
Niaga, dan lain sebagainya.
3. Bank Asing
Jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan yang terakhir adalah bank asing yang
membuka cabang di negara lain.
Jadi, kepemilikan bank ini bisa saja pihak pemerintah negara asal, atau dimiliki oleh
pihak swasta. Contohnya seperti HSBC, Citibank, Bangkok Bank, dan lain-lain.
C. Pendirian Bank
Persyaratan dan tata cara pendirian Bank Umum yang diatur dalam Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia Nomor 32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum.
Pasal 5 Kep. Direksi B I mengemukakan bahwa pemberian izin Bank Umum harus
melalui dua tahapan :
1. Tahapan Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan bank
yang bersangkutan.
2. Tahapan pemberian izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan usaha
setelah persiapan selesai dilakukan.
Ketentuan ini mengisyaratkan bahwa sebelum memperoleh izin usaha, pihak yang
telah memperoleh persetujuan prinsip tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan
usahanya. Ketentuan ini memberikan pemahaman bahwa untuk sahnya kegiatan usaha
bank harus terlebih dahulu adanya izin usaha dari Bank Indonesia.
Untuk mendapatkan persetujuan prinsip pemohon wajib melampirkan :
– rancangan anggaran dasar;
– daftar calon pemegang saham, susunan Direksi dan Dewan Komisaris;
– rencana susunan organisasi;
– rencana kerja;
– bukti penyetoran sekurang-kurangnya sebesar 30% (tiga puluh persen) dari modal
setor.
9
Untuk mendapat izin usaha pemohon wajib menyampaikan laporan kesiapan
pendirian bank dengan melampiri:
– anggaran dasar yang sudah disahkan.
– Daftar pemegang saham, susunan Direksi dan Dewan Komisaris
– Susunan organisasi
– Bukti pelunasan seluruh modal.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan system pembayaran suatu Negara,
bahkan pada era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari system
keuangan dan system pembayaran dunia. Mengingat hal yang demikian itu, maka
begit suatu bank memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari otoritas moneter Negara
yang bersangkutan, bank tersebut menjadi milik masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/dy4r8vmkz-bentuk-hukum-dan-tata-cara-
pendirian-bank-296541483-buku-hukum-perbankan-indonesia.html
https://www.cekaja.com/info/jenis-jenis-bank-berdasarkan-fungsi
12
13