Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR PERBANKAN

BADAN HUKUM DAN IZIN PENDIRIAN BANK


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar
perbankan
Dosen pengampu : Dr. H. Akhmad Faozan Lc., M.Ag.

Disusun oleh :
Nama : Dimas Setya Wardana
NIM : 2017201220

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PURWOKERTO
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas pengantar perbankan yang diampu
oleh bapak Dr. H. Akhmad Faozan Lc., M.Ag. dengan benar dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memenuhi tugas terstrukutur penganatar pebankan yang
berjudul "Badan hukum dan izin pendirian bank". Mudah-mudahan makalah yang
kami buat ini bisa membantu teman-teman agar bisa lebih paham dalam memahami
mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu,kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah
ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. H. Akhmad Faozan Lc., M.Ag.
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Atas perhatian
serta waktunya,kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Purwokerto, 7 April 2021

Dimas Setya Wardana

2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………...........………………………………..
……….1
KATA PENGANTAR………………………......……………………………………..
…2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….........………..
…...3
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………...……………...…. ........4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………...………...…………...4
C. TUJUAN………………………………………………………...…….….........
…4
BAB II. PEMBAHASAN
A. BENTUK HUKUM
BANK…………………………………………………….5
B. JENIS JENIS BANK BERDASARKAN KEPEMILIKAN.......7
C. PENDIRIAN
BANK……………………………………………………………...7
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………….......
…..11
B. KRITIK DAN SARAN……………………………………..…….....…………
11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………........……….
…12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perbankan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi di Indonesia yang


mempunyai fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang
diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Di
dalam sistem hukum Indonesia, segala bentuk praktek perbankan berdasar kepada
prinsip-prinsip yang terkandung dalam ideologi negara Indonesia yakni Pancasila dan
Tujuan Negara Indonesia dalamUndang-Undang Dasar 1945. Lembaga perbankan
merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank adalah lembaga keuangan
yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta dan negara.
Arti dan peran perbankan terlihat dari pengertian bank itu sendiri yakni badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk hukum bank?
2. Bagaimana jenis jenis bank berdasarkan kepemilikan?
3. Bagaimana pendirian bank?

C. TUJUAN
1. Mengetahui bentuk hukum bank
2. Mengetahui kepemilikan bank
3. Mengetahui pendirian bank

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk Hukum Bank

Bentuk hukum bank mengacu pada jenis bank itu sendiri. Bentuk bank diatur pada
bab IV, bagian kedua, bentuk hukum, yaitu pada pasal 21 Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Bentuk bank syari’ah diatur pada Bab III,
bagian kedua, yaitu pada pasal 7 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syari’ah, yang hanya mengenal satu bentuk, yaitu badan hukum perseroan
terbatas.

Bentuk hukum suatu bank umum sesuai ketentuan pasal 21 ayat (10) Undang-undang
Nomor 7 tahun 1992 semula dapat berbentuk sebagai perusahaan perseroan (persero),
perusahaan daerah, koperasi, dan perseroan terbatas. Namun, sekarang bentuk hukum
tersebut diubah berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sehingga bank
umum hanya dapat berbentuk sebagai:

1. Bentuk Hukum Perseroan Terbatas


Setelah dua tahun berlaku Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terabatas, pada tahun 2007 diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.

Pengertian perseroan terbatas menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007


tentang Perseroan Terbatas, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut: “perseroan
terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memnuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta pertauran pelaksanaanya”.

5
Perseroan terbatas yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat, seperti bank
wajib mempunyai paling sedikit dua anggota direksi, kelengkapan organ yang
merupakan satu kesatuan dan merupakan pengertian yang lengkap bagi perseroan
terbatas, yaitu:
1. Adanya rapat umum pemegang saham (RUPS) yaitu organ perseroan yang
bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.
2. Adanya direksi yaitu organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili
perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
3. Adanya komisaris yaitu organ yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan
perseroan.

Bentuk hukum dari suatu bank yang berbentuk perseroan terbatas dapat juga
berbentuk perseroan terbuka, yaitu perseroan yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran
umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, seperti
BNI, Bank Danamon, Bank Niaga, dan sebagainya.
Bank Danamon
Khusus Bank yang berbentuk persero milik negara atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), seperti BNI, Bank Mandiri, BTN, dan BRI. Maka komposisi modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % sahamnya dimiliki oleh
negara, dengan tujuan utamanya mengejar keuntungan.

2. Bentuk Hukum Koperasi


Koperasi dapat menjalankan kegiatan usaha jasa perbankan. Dengan demikian, bank
dapat dijalankan dengan bentuk hukum koperasi. Adapun jenis banknya dapat
berbentuk bank umum ataupun Bank Perkreditan Rakyat.

6
Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki status sebagai badan hukum
setelah akta pendirianya disahkan oleh pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam ketentuan pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Dalam hal kegiatan perbankanperbankan yang berbentuk hukum
koperasi ini pun tujuan utamanya, yaitu tetap menyejahterakan anggotanya sekaligus
menyejahterakan masyarakat secara keseluruhan.

Menurut ketentuan pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang


perkoperasian, pengelolaan atas kegiatan usaha koperasi, misalnya, di bidang usaha
perbankan akan menjadi tanggung jawab pengurus, yang dipertanggungjawabkannya
pada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. Pengurus, baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri menganggung kerugian yang diderita koperasi karena
tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaianya.

3. Bentuk Hukum Perusahaan Daerah


Perusahaan daerah dapat mendirikan bank, baik yang berbentuk umum maupaun
Bank Perkreditan Rakyat. Sewaktu berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1967 tentang Ketentuan-ketentuan pokok perbankan, bank milik pemerintah daerah
provinsi yang berebentuk bank pembangunan daerah didirikan dengan dasar peraturan
daerah.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok bank pembangunan daerah bahwa:
“bank pembangunan daerah adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini
kependudukanya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya peraturan
pendirianya”.

Setelah lahirnya peraturan perundang-undangan perbankan yang baru, yaitu Undang-


Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, maka dasar pendirian dari bentuk
hukum pembangunan daerah tersebut harus disesuaikan dengan ketentuan bentuk
hukum yang berlaku pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Selama transisi guna penyesuaian bentuk hukum, seperti yang dikehendaki oleh
undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, maka bentuk hukum yang

7
sesuai dan tepat bagi bank-bank milik pemerintah daerah, yaitu menjadi perusahaan
daerah.

Ketentuan pasal 2 peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1992 menetapkan
sebagai berikut” “bank yang didirikan dengan peraturan daerah atas kuasa Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1962 disesuaikan bentuk hukumnya menjadi perusahaan
daerah berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri ini.”

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
Sedangkan bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan undang-
undang nomor 7 tahun 1992 dapat berupa:
1. Perusahaan Daerah (PD)
2. Koperasi
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Atau bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah

Adanya bentuk hukum lain yang akan diatur oleh peraturan pemerintah untuk
pengaturan BPR dimaksudkan dalam rangka memberikan wadah bagi
penyelenggaraan lembaga perbankan yang lebih kecil dari BPR, seperti bank desa,
lumbung desa, badan kredit desa, dan lembaga-lembaga lainya.

B. Jenis Jenis Bank berdasarkan kepemilikan


1. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang dimiliki oleh negara, baik itu dalam skala bank
daerah maupun bank nasional.
Bank pemerintah masuk ke dalam daftar Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang
sahamnya sebagian besar dimiliki pemerintah dan sebagian lainnya dimiliki publik
(dipasarkan di pasar saham)
Contoh bank pemerintah dalam skala nasional seperti BRI, Bank Mandiri, BNI, dan
BTN. Sedangkan untuk bank pemerintah daerah seperti Bank DKI, Bank Lampung,
BJB, dan masih banyak lagi.
2. Bank Swasta Nasional

8
Jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan yang kedua adalah bank swasta nasional
yang mana dimiliki oleh pihak swasta, namun cakupan layanannya luas hingga ke
seluruh Indonesia.
Kepemilikan saham bank swasta nasional didominasi pihak swasta atau pengusaha,
dan sebagian lainnya dimiliki publik melalui pemasaran bursa saham.
Contohnya seperti BCA, Bank Permata, Bank Mualamat, Bank Sinarmas, CIMB
Niaga, dan lain sebagainya.
3. Bank Asing
Jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan yang terakhir adalah bank asing yang
membuka cabang di negara lain.
Jadi, kepemilikan bank ini bisa saja pihak pemerintah negara asal, atau dimiliki oleh
pihak swasta. Contohnya seperti HSBC, Citibank, Bangkok Bank, dan lain-lain.

C. Pendirian Bank
Persyaratan dan tata cara pendirian Bank Umum yang diatur dalam Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia Nomor 32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum.
Pasal 5 Kep. Direksi B I mengemukakan bahwa pemberian izin Bank Umum harus
melalui dua tahapan :
1. Tahapan Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan bank
yang bersangkutan.
2. Tahapan pemberian izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan usaha
setelah persiapan selesai dilakukan.
Ketentuan ini mengisyaratkan bahwa sebelum memperoleh izin usaha, pihak yang
telah memperoleh persetujuan prinsip tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan
usahanya. Ketentuan ini memberikan pemahaman bahwa untuk sahnya kegiatan usaha
bank harus terlebih dahulu adanya izin usaha dari Bank Indonesia.
Untuk mendapatkan persetujuan prinsip pemohon wajib melampirkan :
– rancangan anggaran dasar;
– daftar calon pemegang saham, susunan Direksi dan Dewan Komisaris;
– rencana susunan organisasi;
– rencana kerja;
– bukti penyetoran sekurang-kurangnya sebesar 30% (tiga puluh persen) dari modal
setor.

9
Untuk mendapat izin usaha pemohon wajib menyampaikan laporan kesiapan
pendirian bank dengan melampiri:
– anggaran dasar yang sudah disahkan.
– Daftar pemegang saham, susunan Direksi dan Dewan Komisaris
– Susunan organisasi
– Bukti pelunasan seluruh modal.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan system pembayaran suatu Negara,
bahkan pada era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari system
keuangan dan system pembayaran dunia. Mengingat hal yang demikian itu, maka
begit suatu bank memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari otoritas moneter Negara
yang bersangkutan, bank tersebut menjadi milik masyarakat.

B. KRITIK DAN SARAN


Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata
penulisannya. Oleh karenanya, saran dari para pembaca sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/dy4r8vmkz-bentuk-hukum-dan-tata-cara-
pendirian-bank-296541483-buku-hukum-perbankan-indonesia.html

https://www.cekaja.com/info/jenis-jenis-bank-berdasarkan-fungsi

12
13

Anda mungkin juga menyukai