Disusun Oleh:
Defra Purwanda
XI MIPA
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak penyusunan makalah ini sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya.
Saya pun menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dalam makalahini. Oleh karena itu saya
sangat mengapresiasikan apabila terdapat kritikataupun saran yang dapat membangun untuk
menjadi lebih baik lagi kedepannya.Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak.
Penulis
Defra Purwanda
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian muamalah………………………………………………………………………………………………………..2
B. Macam-macam muamalah…………………………………………………………………………………………………3
C. Perbedaan Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional……………………………………………………4
D. Pendapat tentang ekonomi mana yang cocok diterapkan di Indonesia……………………………..4
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………..5
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………….5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………..6
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini membahas tentang muamalah, dimana manusia dijadikan Allah
SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencari karunia Allah yang ada di
muka bumi sebagai sumber ekonomi.
B. Tujuan
1. Menjelaskan apa itu muamalah
2. Menjelaskan macam-macam muamalah
C. Manfaat
Mengetahui tentang muamalah dan hal apa saja yang diperbolehkan dan dilarang dalam
melakukan muamalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muamalah
Muamalah dalam KBBI artinya hal-hal yang termasuk urusan kemasyarakatan (pergaulan,
perdata dll). Dalam fiqh islam berarti tukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat
dengan cara yang ditempuhnya, seperti jual beli, sewa menyewa, upah mengupah, pinjam
meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat dll.
Dalam melakukan hal ini islam melarang melakukan beberapa hal diantaranya seperti
berikut:
a. Tidak boleh mempergunakan cara-cara yang bathil
b. Tidak boleh melakukan kegiatan riba
c. Tidak boleh dengan cara-cara zalim (aniaya)
d. Tidak boleh mempermainkan takaran, timbangan, kualitas, dan kehalalan
e. Tidak boleh dengan cara-cara spekulasi/berjudi
f. Tidak boleh melakukan transaksi jual-beli barang haram
B.Macam-macam Muamalah
a.Jual-Beli
Jual-beli menurut syariat agama ialah tukar-menukar benda untuk memiliki benda tersebut
selamanya. Melakukan jual-beli dibenarkan sesuai firman Allah dalam Q.S Al Baqarah ayat 257.
Artinya:”.... dan Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
a. Syarat jual-beli
1. Penjual dan pembelinya harus:
- Baligh
Berakal sehat
Atas kehendak sendiri
2.Uang dan barangnya haruslah:
Halal dan suci
Bermanfaat
Keadaan barang dapat diserahterimakan
Keadaan barang diketahui penjual dan pembeli
Milik sendiri
1. Ijab qobul
Seperti pernyataan penjual,” saya jual barang ini dengan harga sekian.” Pembeli menjawab,”
baiklah saya beli.” Dengan demikian berarti jual-beli itu berlangsung suka sama suka. Rasulullah
bersabda,” sesungguhnya jual-beli itu hanya sah jika suka sama suka,”( HR. Ibnu Hibban).
b. Khiyar
1. Pengertian khiyar
Khiyar adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual-beli atau membatalkannya.
Penjual berhak mempertahankan harga barang dagangannya dan pembelipun berhak
menawar atas dasar kualitas barang yang diyakininya
2. Macam-macam khiyar
- Khiyar majelis yaitu selama penjual dan pembeli masih berada ditempat
berlangsungnya transaksi atau tawar-menawar
- Khiyar syarat yaitu khiyar yang dijadikan syarat dalam jual-beli. Contoh “ saya jual
barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar 3 hari”.
- Khiyar aibi (cacat) adalah pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya jika
terdapat cacat yang dapat mengurangi kualitas atau nilai barang tersebut, namun
hendaknya dilakukan sesegera mungkin.
c. Riba
1.Pengertian riba
Riba adalah bunga uang atau nilai lebih atas penukaran barang. Hal ini sering terjadi dalam
pertukaran bahan makanan, perak, emas, dan pinjam-meminjam. Apapun bentuknya riba
diharamkan dalam islam. Dalam suatu hadits “ Rasulullah mengutuk orang yang mengambil riba,
orang yang mewakilkan, orang yang mencatat, dan orang yang menyaksikan.” (HR.Muslim).
Untuk menghindari riba, apabila mengadakan jual-beli sejenis emas dan perak dengan ditetapkan
syarat:
- Sama timbangan ukurannya; atau
- Dilakukan serah terima saat itu juga,
- Tunai
2.Macam-macam riba
a. Riba Fadli adalah pertukaran barang sejenis yang tidak sama timbangannya.
b. Riba qardi adalah pinjam-meminjam dengan syarat harus memberikan kelebihan saat
pengembalian
c. Riba Yadi adalah akad jual-beli barang sejenis dan sama timbangannya, namun penjual dan
pembeli terpisah sebelum melakukan serah terima
d. Riba Nasi’ah adalah akad jual-beli dengan penyerahan barang beberapa waktu kemudian.
d.Utang Piutang
Utang-piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan catatan
akan dikembalikan pada waktu demikian. Tentu saja dengan tidak mengubah keadaanya.
2.Rukun Utang-piutang
- Yang berpiutang dan yang berutang
- Ada harta atau barang
- Lafadz kesepakatan. Misalnya “saya utangkan ini kepadamu.” Yang
berutang menjawab, “ya, saya utang dulu, beberapa hari lagi (sebutkan
dengan jelas) atau jika sudah punya akan saya lunasi.”
Untuk menghindari keributan Allah SWT menyarankan agar kita mencatat dengan baik
utang pada yang kita lakukan, dan jika orang yang berutang tidak dapat mengembalikan
tepat waktu maka Allah menganjurkan untuk memberikan kelonggaran sesuai firman
Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 280.
c.Sewa-menyewa
a. Pengertian sewa-menyewa
Sewa menyewa salam fiqh disebut ijarah artinya imbalan yang harus diterima oleh
seseorang atas jasa yang diberikannya.
Allah berfirman dalam Q.S at – Talaq ayat 6
Artinya “... kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu maka berikanlah imbalan
kepada mereka”.
Dalam sewa-menyewa haruslah diketahui secara jelas dan disepakati bersama dalam hal-hal
berikut
1. jenis pekerjaan dan jam kerjanya
2. berapa lama masa kerja
3. berapa gaji dan bagaimana sistem pembayarannya
4. tunjangan-tunjangan seperti tranpor, kesehatan,dll kalau ada.
http://cies.feb.ub.ac.id/apakah-ekonomi-islam-cocok-diterapkan-di-indonesia-2/#:~:text=Dengan
%20masih%20banyaknya%20krisis%20ekonomi,dan%20memberikan%20kemashlahatan%20bagi
%20dunia
http://akuntansi.uma.ac.id/2022/12/23/perbedaan-ekonomi-konvensional-dan-ekonomi-syariah/
#:~:text=Perbedaan%20utama%20antara%20ekonomi%20konvensional,agama%20Islam%20dan
%20hukum%20Syariah
https://www.academia.edu/4824088/Makalah_agama_tentang_muamalah
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa muamalah merupakan tukar menukar barang atau jasa yang
memberi manfaat dengan cara yang di tentukan, seperti jual beli,utang piutang,sewa menyewa dan
riba.
B.Saran
Sebaiknya hal-hal/kegiatan yang dilarang oleh Allah SWT.dari Muamalah (ekonomi Islam) harus
kita hindari , seperti utang piutang yang meminta lebih dari berapa yang di pinjam,hal tersebut
disebut riba.Allah SWT melarang keras bila manusia melakukannya