Anda di halaman 1dari 21

Budidaya Ayam Lokal

Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Peternakan

Kelompok: 3

Ridha Hanifa Erawanti 200110180088


Siska Amelia 200110180089
Naufal Ardiana Jiyad 200110180095
Nur Fitri Puspita Sari 200110180101
Sarah Risna Zhafira 200110180107
Rd Ayu Puspita S Putri 200110180118
Rizky Maulia 200110180121

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat makalah “BUDIDAYA AYAM
LOKAL”.

Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan
terselesainya Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis
sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai pelajar dapat
memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.

Selesainya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama anggota kelompok.
Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada Guru Pembimbing berkat kerjasamanya
sehingga Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang
kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk karya ilmiah ini
selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga karya ilmiah yang penulis buat ini mendapat
ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sumedang. September 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………...3
DAFTAR ILUSTRASI………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi ………...............................................................................................................4


1.2 Manfaat Bagi Kehidupan Manusia……...………….........................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangbiakan Ternak................................................................................................ 6
2.2 Cara Pemberian Makanan..................................................................................................8
2.3 Cara Pemeliharaan.............................................................................................................9
KESIMPULAN.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 17
HASIL DISKUSI …………………………………………………………………………..18

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Ransum yang diberikan

DAFTAR ILUSTRASI

Gambar 1.1 Ayam Sumatera, Ayam Kedu, dan Ayam Nunukan


Gambar 1.2 Ayam Ketawa, Ayam Bangkok, dan Ayam Pelung
Gambar 1.3 Pemanfaatan tulang menjadi pakan ternak, telur ayam, daging ayam, dan
kompos kotoran ayam
Gambar 2.1 Perkawinan kelompok tunggal
Gambar 2.2 Perkawinan kelompok ganda
Gambar 2.3 Perkawinan sistem bergilir
Gambar 2.4 Pemeliharaan diliarkan
Gambar 2.5 Pemeliharaan dikandang

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi
Ayam lokal atau Gallus domesticus merupakan hewan asli Indonesia yang sangat
popular. Istilah ayam kampung memiliki dua makna, yaitu dari sudut wilayah dan dari
sudut klasifikasi. Makna pertama dari sudut wilayah atau geografis terlekat kuat
dengan sistem sosiobudaya masyarakat yang telah lama melihat dan mengenal ayam
ini. Proses penjinakan dan bahkan kehidupan bersama antara ayam ini dengan manusia
sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Karena pola kehidupan masyarakat kita
dahulu di desa-desa atau di kampung maka ayam tanpa nama itu diberi nama ayam
kampung tanpa diklasifikasikan apapun, sebagai contohnya kita mengenal ayam kedu,
ayam nunukan, ayam sumatera, ayam bali, dan lain-lain. Nama ayam-ayam tersebut
dinamakan sesuai dengan wilayah asal mereka.

Gambar 1.1
Makna kedua berdasarkan klasifikasinya ayam kampung diberi nama atau
ditempatkan sesuai arah kemampuan ayam itu. Misalnya untuk keindahan bulu,
keindahan suara, kemampuan bertarung, dan lain-lain. Dari klasifikasi atau makna
kedua ini kita mengenal ada ayam pelung, ayam Bangkok, dan lain-lain.

Gambar 1.2
Ayam kampung mempunyai warna yang beragam sekali. Mulai dari hitam, putih,
kekuningan, kecoklatan, merah tua, dan kombinasi dari warna-warna itu. Ayam
kampung pada jantan memiliki jengger berwarna merah, bergerigi, dan berdiri tegak,

4
sedangkan pada betina memiliki jengger kecil dan juga tebal serta memiliki warna
merah cerah.
Badan ayam kampung kecil, mirip dengan badan ayam ras petelur tipe ringan. Baik
itu ayam penghasil telur maupun daging, badannya tidak dapat di bedakan. Badan ayam
kampung yang telah dewasa akan dapat dilihat pada babon yang telah tiga kali
mengeram telurnya.
Warna bulunya tidak dapat diandalkan sebgai patokan yang baku, Karena berubah
terus menerus. Misalnya induknya berwrna coklat bintil-bintil hitam dan jagonya
berwarna kemerahan campur hitam, tetapi anaknya berbulu putih atau warna campuran
pada anak yang lain.

1.2. Manfaat Bagi Kehidupan Manusia


Ayam sangat banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat
tersebut sebagai berikut :
- Telur dapat digunakan untuk lauk pauk teman makan nasi , bahan pembuat aneka
kue atau roti , dan pelengkap minum jamu , dll.
- Daging merupakan hasil pokok dari pemeliharaan alam. Daging sangat besar
manfaatnya bagi manusia mulai dari lauk pauk , dan bahan pembuat penganan.
- Tulang dapat dimanfaatkan makanan ternak lain ataupun untuk dijadikan pipa rokok
- Bulu untuk pembuatan sulak , khiasan pada kipas , khiasan pada busana, dan
kemoceng.
- Kotoran untuk pembuatan pupuk kompos / makanan ikan.

Gambar 1.3

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangbiakan Ternak


Bobot tetas / lahir ayam local cukup beragam dengan koefisien variasi mencapai
10,58 %. Hal tersebut akibat bobot terlur yang ditetaskanpun sangat beragam minimal
40,88 gram dan maksimal 63,83 gram dengan rata rata 52,09 gram. Bobot lahir, bobot
masa muda, grower, bobot siap kawin, cara mengawinkan, jumlah anak kelahiran (
imbangan jantan:betina, lama bunting).
Secara alami seekor ayam betina akan mengalami masa bertelur ketika sudah
memasuki masa matangnya organ reproduksi ayam, walaupun tanpa membutuhkan
seekor pejantan. Hanya saja telur yang dihasilkan tidak akan dapat ditetaskan karena
tidak adanya pembuahan sel telur oleh sperma di dalam organ reproduksi ayam betina,
telur tanpa pembuahan tersebut dinamakan infertile. Berikut ini adalah beberapa cara
yang biasa dilakukan untuk memperkembangbiakkan ternak :
1) Tahap dan sistim perkawinan
Jago pejanten tersebut ‘dijodohkan’ dengan 4 hingga 6 ekor betina yang telah
berusia lebih dari 6 bulan. Jago pejantan mampu mengawini lebih dari jumlah 6 ekor
jika sistim pemeliharaan yang baik. Karena jika terlalu banyak mengawini babon-
babon akan mempengaruhi kesuburan telur tetas dan daya tetas. Dalam kenyataan
sehari-hari , biasanya seekor jago pejantan lebih senang pada satu ekor betina, jadi
dari kelompok ayam betina tersebut hanya terdapat satu ekor babon yang menjadi
pujaannya. Babon yang telah dikawini 1 hingga 2 kali sebaiknya segera dimasukkan
kedalam kandangnya. Dalam sistim perkawinan ayam-ayam kampung dikenal 3
bentuk perkawinan, yaitu:
 Perkawinan kelompok tunggal

6
Gambar 2.1
Yaitu perkawinan antara seekor jago pejantan dengan beberapa babon.
Keuntungan yang diperoleh adalah seleksi dari peternak untuk mendapatkan bibit
pejantan serta babon-babon yang unggul dan berkualitas. Sedangkan kerugiannya
tidak semua babon akan dikawini jago pejantan tersebut mengiungat jago pejantan
pada umumnya hanya akan menyukai salah satu dari kelopmpok babon tersebut

 Perkawinan kelompok ganda

Gambar 2.2
Yaitu perkawinan antara beberapa jago pejantan dengan beberapa babon. Dengan
sistim perkawinan ini akan menghasilkan telur dengan jumlah yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat. Adapun kerugiaannya yitu system perkawinan ini adalah
sering terjadi pertarungan antara jago jago pejantan maupun antara babon-babon
sehingga dapat menyebabkan kemandulan sementara.
 Perkawinan sistim bergilir

Gambar 2.3
Yaitu sistim perkawinan dengan cara sistim menggilirkan jago pejantan dengan
beberapa babon setiap kali kawin, jago pejantan tersebut hanya khusus melayani
seekor babon dalam waktu 1 hingga 3 hari. Untuk hari berikutnya jago pejantan
tersebut digilirkan pada babon lainnya. Sistim perkawinan bergilir ini merupakan

7
sistim perkwinan yang terbaikuntuk mendapatkan hasil terbaik karena dapat di pilih
jago pejantan dan babon-babon selaku bibit yang unggul dan berkualitas.

2.2 Cara Pemberian Pakan


Pakan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam usaha ternak.
Pakan yang sering juga disebut dengan ransum yang dikonsumsi ayam lokal, itu
digunakan untuk pertumbuhan badan, berproduksi, dan mempertahankan hidup.
Dengan demikian, pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap hasil yang
diharapkan dalam usaha ternak ayam lokal.
Ayam lokal biasanya memenuhi kebutuhan hidupnya secara alami di lingkungan
alam setempat. Pakan yang sering ditemukan ayam lokal biasanya cacing, serangga,
ulat, dedaunan, dan sebagainya. Namun dengan demikian kandungan zat gizinya tidak
dapat terkontrol.
1. DOC Ayam Kampung Umur 1-21 Hari
Saat ayam sudah menetas dan mulai memasuki har-hari kehidupan mereka, cara
pemberian makan yang baik adalah secara kontinyu atau terus menerus. Dengan cara
ini diharapkan doc ayam kampung akan mendapat asupan yang optimal sesuai dengan
pertumbuhannya.

2. Ayam Kampung Umur 21 Hari-3 Bulan


Pada masa usia umur 21 hari - 3 bulan di rekomendasikan untuk memberikan
pakan basah dan kering pada waktu pagi hari dan pakan kering pada sore hari. Dalam
hal ini jenis pakan yang digunakan adalah menggunakan jenis starter yang berbentu
butiran kecil atau scrumble.

3. Ayam Dara
Pada ayam ini usahakan saat kita memberikan makanan untuk menggunakan
wadah dan pola makan ayam diatur yaitu 2x sehari. Sama seperti saat ayam berumur
21 hari-3bulan, waktu pemberian makan ini yaitu pada pagi hari dan sore hari. Dalam
hal ini jenis pakan yang digunakan adalaj pakan finisher berupa campuran biji-bijian
dan pelet.

4. Ayam Indukan/Petelur
Pada ayam indukan, cara memberikan makannanya adalah dengan selalu
menyiapkan makanan di segala sudut kandang. Hal ini karena pada ayam
indukan/petelur mereka hanya makan selama 1x sehari dan rata-rata itu hanya pada
pagi hari saja.

8
Tabel 2.1

2.3 Cara Pemeliharaan

1. Cara Pemeliharaaan Ayam Kampung


Ada dua cara memelihara ayam kampung, yaitu dipelihara dengan dilepas bebas
atau diliarkan dan yang kedua dibudidayakan. Keduanya mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
a. Diliarkan

Gambar 2.4
Cara ini dilakukan oleh masyarakat pedesaan atau disebut sebagai cara tradisional.
yaitu dilepas bebas berkeliaran.
 Keunggulan
Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan
yang tinggi dan menghemat biaya pakan. Umumnya ayam cukup diberi makan
pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul
secukupnya. Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar
rumah.

9
 Kelemahan
Ayam lambat untuk berkembang lebih banyak, karena tingkat kematian pada
anak ayam relatif lebih tinggi, ayam akan mudah tertular penyakit dari ayam
lainnya, produktifitas daging lebih rendah. Kendali akan keberadaan ayam
kurang, sehingga kemungkinan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi.
Cara pemeliharan ini kurang produktif.
b. Dibudidayakan/Dikandangkan

Gambar 2.5
Kandang adalah tempat tinggal hewan yang dipelihara, salah satunya ayam.
Kandang yang baik harus membuat ayam nyaman. Contoh bentuk kandang antara
lain:
o Sistem Ren, kandang yang menggunakan halaman pengumbaran dimana pada
siang hari ayam dapat berjalan-jalan dan malam hari ayam masuk kedalam
kandang.
o Sistem Postal, kandang yang tidak menggunakan halaman pengumbaran. Jadi
ayam sehari-hari hanya berada dalam kandang saja.
o Sistem Battery, kandang berbentuk kotak-kotak, bertingkat-tingkat, berderet-
deret menyerupai batteryet, setiap ruangan hanya diisi satu ekor ayam. Sistem
ini biasanya diterapkan diperkotaan.
o Sistem koloni, kandang berbentuk seperti system battery. Tetapi, ruangannya
dibuat lebar sehingga tiap ruangan tidak diisi satu ekor ayam saja.
o Sistem panggung, kandang yang lantainya tidak langsung terkena dengan
permukaan tanah.
 Keunggulan
Ayam lebih mudah dikontrol keberadaannya, dapat mempercepat
populasinya dengan cara setiap ayam yang bertelur diambil dan dikumpulkan
untuk ditetaskan secara bersama dalam satu indukan atau mesin penetas. Anak
ayam tidak harus mengikuti induknya. Namun dapat dipisah dan ditempatkan
dengan pemberian panas cahaya listrik (untuk penghangat) dan makanan yang
sesuai.

10
 Kelemahan
Berhubungan langsung dengan masalah bentuk dan kualitas bahan, serta
masalah iklim, suhu, pergerakan angin dan pengaturan udara yang berhubungan
langsung dengan temperatur dan kelembaban kandang serta ventilasi udara.
Apabila kondisi kandang tidak diperhatikan dan tidak sesuai syarat, maka kondisi
hewan peliharaan justru akan memburuk, hal ini disebabkan kondisi yang telah
membuat hewan ternak memiliki ketergantungan terhadap pemeliharanya,
sehingga memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan dengan cara diliarkan.
Oleh karena itu kondisi kandang merupakan hal yang sangat penting dalam cara
pemeliharaan ini.

2. Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung


a. Sistem pemeliharaan ekstensif
Pada cara ini tidak ada campur tangan manusia sebagai pemiliknya. Ternak
hanya dilepas begitu sajadan akan datang sendiri di malam hari. Di Indonesia, cara
ini banyak dilakukan oleh peternakan ayam kampung di Pantai Utara.
b. Sistem semi intensif
Pada cara ini sudah mulai ada campur tangan pemeliharaan. Pemelihara sudah
mulai menerapkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi ternak yang
dipelihara. Akan tetapi ternak masih juga dilepas, hanya tidak sebebas pada
sistem pemeliharaan ekstensif. Cara beternak ayam kampung sistem semi intensif
digunakan untuk meningkatkan kualitas produktivitas daging ayam kampung.
Sistem ini dilakukan dengan cara memberi batasan sistem umbaran untuk
membatasi ruang gerak pada ayam agar energi yang dikeluarkan ayam lebih
sedikit dan meningkatkan produktivitas daging ayam itu sendiri.
c. Sistem Intensif
Pada cara ini campur tangan manusia sepenuhnya sangat berperan dalam
kehidupan ternak. Cara beternak ayam kampung sistem semi intensif digunakan
untuk meningkatkan kualitas produktivitas daging ayam kampung. Sistem ini
dilakukan dengan cara memberi batasan sistem umbaran untuk membatasi ruang
gerak pada ayam agar energy yang dikeluarkan ayam lebih sedikit dan
meningkatkan produktivitas daging ayam itu sendiri.
3. Cara Pemeliharaan Ternak Periode Anak
Cara pemeliharaan anak ayam kampung ada dua cara. Cara pertama adalah
dengan menyerahkan pada induknya dan kedua dengan memelihara anak ayam pada
induk buatan.
a. Pemeliharaan Anak Ayam Oleh Induk
Setelah anak ayam menetas semua dan bulunya menjadi kering, maka
induknya segera membawa anak ayam yang baru menetas itu keluar dari tempat

11
pengeraman. Cara yang lebih baik lagi adalah memasukkan anak ayam dan
induknya kedalam kandang.
b. Pemeliharaan Anak Ayam dengan Induk Buatan
Pada prinsipnya seekor induk ayam memberikan kehangatan pada anak
ayam baru menetas dengan cara menekapnya di dalam sayap. Kehangatan ini
dapat ditiru dengan cara memberikan ruang yang tengahnya diberi penghangat,
baik dari bola lampu, api atau dari air panas. (lanjut gambar)
c. Pemeliharaan Lepas Induk
Pada saat ini ayam mampu hidup sendiri bagi ayam kampung. Vaksinasi tetelo
pada mas lepas induk kurang lebih 1,5 bulan sebelum ayam bertelur. Di samping
vaksinasi, juga pemberian obat cacing.
Pemisahan jantan dengan betina dilakukan awal masa lepas ini. Ayam yang
memiliki bobot pada dan di atas angka rata-rata dipelihara terus, sedangkan yang
berada di bawah rata-rata dikeluarkan dari kelompok. Seleksi dilakukan Karena
ayam akan memasuki masa bertelur.
4. Cara Pemeliharaan Masa Bertelur
Setelah seleksi ayam dilakukan pada masa lepas induk, maka ayam tinggal
menunggu masa bertelur. Saat ditetaskan harus ada ayam jantan, tanpa ayam jantan
telurnya tidak dapat ditetaskan.
Untuk masa bertelur kandang system halaman merupakan pilihan yang tepat.
Namun demikian, dapat juga menggunakan kandang dengan sistem terkurung.
Kepadatan kandang pada masa bertelur adalah satu meter persegi untuk 8 ekor ayam
dan sudah termasuk pejantannya pada peternakan bibit.
Untuk keperluan bertelur, sediakan kotak-kotak dari papan yang sudah diberi
bubuk anti kutu dan diisi dengan jerami padi atau sekam. Jerami padi diganti setiap
tiga bulan sekali dan dilakukan juga penaburan obat anti kutu. Telur diambil setiap
hari dan pisahkan antara yang retak dan normal.
5. Penyakit Pada Ayam Kampung
 Tetelo (New Castle Disease)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok, batuk-batuk, kelumpuhan pada kaki atau sayap,
kotoran berwarna putih kehijauan, badan gemetaran,
kepala berputarputar.
Pencegahan Tetelo : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam
yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada

 Gumboro (Infectious Bursal Disease/IDB)

12
Penyebab : virus
Gejala Gumboro : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar tapi disertai
dengan gejala lain berupa bulunya yang tiba tiba
berdiri, sangat lesu, malas untuk bergerak, diare
putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada

 Penyakit cacing ayam (worm disease)

Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kusam.
Pencegahan : Berikan obat cacing secara berkala, kemudian
usahakan untuk melakukan sanitasi kandang yang teratur dan baik,
penggantian litter kandang secara teratur, dan mencegah serangga yang
dapat menjadi induk semang perantara.

Pengobatan : Terdapat beberapa jenis obat cacing yang dapat


digunakan seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin,
sulfamerazi dan piperazin.

 Berak kapur (Pullorum)

Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum


Gejala : Ayam anakan biasanyakanan kumpul di bawah
pemanas, kepala lesu ditandai dengan menunduk rendah, kotoran
melekat pada bulu-bulu disekitar anus.

Pencegahan : Lakukan fumigasi yang tepat pada mesin


penetas dan juga kandang

Pengobatan : Obat yang dapat digunakan antara lain noxal,


quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau obat lain sesuai rekomendasi
ahli.

 Berak darah (Coccidiosis)

Penyebab : protozoa Eimeria sp.


Gejala : ayam lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang
warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam
bergerombol di tepi atau sudut kandang.

13
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara
yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada
makanan sesuai takaran

Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

14
KESIMPULAN

Ayam lokal atau Gallus domesticus merupakan hewan asli Indonesia yang sangat
popular. Istilah ayam kampung memiliki dua makna, yaitu dari sudut wilayah dan dari
sudut klasifikasi. Makna pertama dari sudut wilayah atau geografis terlekat kuat dengan
sistem sosiobudaya masyarakat yang telah lama melihat dan mengenal ayam ini. Makna
kedua berdasarkan klasifikasinya ayam kampung diberi nama atau ditempatkan sesuai arah
kemampuan ayam itu.

Dalam sistem perkawinan ayam-ayam kampung dikenal 3 bentuk perkawinan, yaitu


Perkawinan kelompok tunggal, Perkawinan kelompok ganda, Perkawinan sistim bergilir.
Pakan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam usaha ternak.
Pakan atau disebut dengan ransum yang dikonsumsi ayam local digunakan untuk
pertumbuhan badan, berproduksi, dan mempertahankan hidup. Cara Pemberian Pakan :
DOC Ayam Kampung Umur 1-21 Hari, Ayam Kampung Umur 21 Hari-3 Bulan, Ayam
Dara, Ayam Indukan/Petelur

Ada dua cara memelihara ayam kampung, yaitu dipelihara dengan dilepas bebas atau
diliarkan dan yang kedua dibudidayakan.

Penyakit pada ayam kampung kerap kali menimbulkan masalah dan kerugian yang
besar. Karena itu pengendalian dan pencegahan penyakit penting untuk dilakukan.
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit antara lain: Menjaga
sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya, Pemberian pakan yang
fresh dan sesuai kebutuhan ternak, Melakukan vaksinasi secara teratur, Pemilihan lokasi
peternakan di daerah yang bebas penyakit, Manajemen pemeliharaan yang baik, Kontrol
terhadap binatang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA
http://yoyokadmoko.blogspot.com/2013/07/cara-perkawinanayam. diakses pada hari rabu,
3 oktober 2018

http://www.infoagribisnis.com/2017/10/cara-beternak-ayam-kampung/ diakses pada hari


rabu, 3 oktober 2018

http://ayambroiler.com/menanggulangi-penyakit-gumboro-pada-ayam/ diakses pada hari


rabu, 10 oktober 2018

http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kampung#Pemeliharaan diakses pada rabu, 17


September 2014 pukul 16.05

http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-peternakan/panduan-
cara-budidaya-ayam-kampung/ diakses pada hari rabu, 17 September 2014 pukul 15.15

Sujionohadi, kliwon, ade iwan setiawan, 2011, Ayam Kampung Petelur Edisi Revisi,
Jakarta : Penebar Swadaya

Rasyaf , Dr. Ir. Muhammad 2002, Beternak Ayam Kampung, Jakarta : Penebar Swadaya

http://peternakan.umm.ac.id/en/umm-news-2455-cara-beternak-ayam-kampung-
pedaging.html diakses pada hari rabu, 17 September 2014 pukul 21.24

Sudradjad, 2003, Beternak Ayam Pelung, Yogyakarta : Kanisius

16
HASIL DISKUSI

1. Ditanyakan oleh NPM : 20011018008


Pertanyaan :
Penyakit apa yang bisa menular dari ayam ke manusia?
Dijawab oleh NPM : 200110180101
Penyakit yang sifatnya zoonosis seperti, New Castle Disease, Flu burung, dll.
Namun, resiko penyebaran penyakit flu burung sangat besar.

2. Ditanyakan oleh NPM : 200110180050


Pertanyaan :
Mengapa rasa ayam daging ayam dan daging ayam pedaging rasanya berbeda?
Dijawab oleh NPM : 200110180107
Karena berbeda factor genetiknya. Ayam broiler atau ayam negeri sudah di
modifikasi sedemikian rupa supaya bias difokuskan ke padaging. Selain itu, factor
lama pemeliharaan bisa berpengaruh pada kondisi daging.

3. Ditanyakan oleh NPM : 200110180159


Pertanyaan :
Bagaimana cara pemeliharaan dengan induk buatan?
Dijawab oleh NPM : 200110180095
Maksud induk buatan disini adalah pengeraman

4. Ditranyakan oleh NPM : 200110180201


Pertanyaan :
Bagaimana cara menangani penyakit pada ayam?
Dijawab oleh NPM : 200110180121
Cara menangani penyakit dengan cara pengecekan antemortem. Jika penyakitnya
sejenis new castle disease, yang menular dan sangat berbahaya, ayam dikarantina
dan dibakar. Namun jika penyakit ayam seperti snot, biasanya hanya diberi obat
dengan dosis yang disesuaikan.

17
5. Ditanyakan oleh NPM : 200110180214
Pertanyaan :
Mengapa ayam kampung lebih mahal dibandingkan ayam pedaging biasa? Dan
bagaimana pemeliharaannya?
Dijawab oleh NPM : 200110180
Karena ayam kampung periode pemeliharaannya lama, semakin lama periode
pemeliharaan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Biaya pakan, biaya
listrik, dan biaya operasional lainnya sehingga membuat harga ayam kampung
menjadi lebih mahal.

6. Ditanyakan oleh NPM : 200110180257


Pertanyaan :
Factor yang menyebabkan bentuk dan warna telur berbeda-beda?
Dijawab oleh NPM : 200110180088
Jika bentuk telur biasanya dipengaruhi pakan atau proses selama pembuatan telur di
dalam tubuh ayam. Sedangkan warna dipengaruhi oleh pigmen, misalnya, di telur
puyuh terdapat pigmen melanin yang membuat bercak berwarna hitam.

7. Ditanyakan oleh NPM : 200110180297


Pertanyaan :
Dalam sehari ayam dapat menghasilkan berapa butir telur?
Dijawab oleh NPM : 200110180118
Sebenarnya, proses pembentukan telur berlangsung selama kurang lebih 25 jam.
Sehingga dalam satu hari ayam belum tentu menghasilkan satu telur dan juga
produksi telur bergantung pada jenis ayam dan tatalaksana pemeliharaannya.

8. Ditanyakan oleh NPM : 200110180071


Pertanyaan :
Jenis kandang seperti apa yang baik untuk ayam DOC?
Dijawab oleh NPM : 200110180095
Tergantung jenis DOCnya. Namun, jika DOC broiler pada umumnya menggunakan
tipe kandang yang beralaskan litterm.

18
9. Ditanyakan oleh NPM
Pertanyaan :
Cara pengobatan dan penyembuhan pada ayam memakan waktu berapa lama?
Dijawab oleh NPM : 200110180088
Tergantung jenis penyakitnya. Contohnya penyakit snot pada unggas yang
umumnya dikarenakan oleh tatalaksana, cara pengobatannya bias menggunakan
obat tradisional atau membeli vaksin di took hewan. Untuk penyembuhannya juga
relative semakin rutin memberinya obat, semakin cepat juga proses
penyembuhannya.

10. Ditanyakan oleh NPM : 200110180004


Pertanyaan :
Apakah pemberian warna pada bulu DOC dapat menghambat pertumbuhan pada
ayam tersebut?
Dijawab oleh NPM : 200110180089
DOC yang diberi warna biasanya DOC grade rendah dan jarang sekali bias bertahan
hidup sampai 2 minggu. Kalaupun DOC tersebut dapat bertahan hingga dewasa,
akan mengganggu atau menghambat pertumbuhan bulu dan daya tahan tubuh ayam
tersebut.

11. Ditanyakan oleh NPM : 200110180029


Pertanyaan :
Ayam jenis apa yang rentan terhadap penyakit?
Dijawab oleh NPM : 200110180101
Untuk ayam yang rentan terhadap penyakit biasanya jenis ayam pedaging atau ayam
broiler karena pertumbuhan broiler sangat cepat dan tidak diimbangi dengan
pertumbuhan organ kekebalan yang cepat.

12. Ditanyakan oleh NPM : 200110180006


Pertanyaan :
Lebih baik menggunakan induk buatan atau induknya? Alasannya?
Dijawab oleh NPM : 200110180089
Jika telur ditetaskan oleh induk ayam, hal yang di siapkan untuk proses ini adalah
tempat penetasan telur.alasnya terbuat dari rumput atau jerami yang bersih.
Rata-rata ayam kampung dapat mengerami 8-13 telur per periode bertelur. Saat
dimana ayam bertelur lebih dari itu maka telur yang lain cenderung tidak ikut ter-
erami sehingga telur lama kelamaan akan membusuk dan tidak akan menetas,
apalagi jika induk ayam mengalami stress terkadang, sifat untuk mengeraminya
hilang sehingga telur tidak tererami. Maka dari itu, sebaiknya menggunakan mesin

19
tetas. Tetapi, dengan menggunakan mesin tetas ini ada biaya tambahan yang keluar.
Penetasan telur ayam menggunakan mesin tetas pada prinsipnya penetasan buatan
sama dengan penetasan alami, yaitu menyediakan kondisi lingkungan (temperature,
kelembaban dan sirkulasi udara) yang sesuai agar embrio dalam telur berkembang
dengan optimal, sehingga telur dapat menetas (Sukardi, 1999).

20

Anda mungkin juga menyukai