Oleh :
Kelas :E
Kelompok :2
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
II
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
I.I. Latar Belakang. .............................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ....................................................... 1
I.3. Maksud dan Tujuan ....................................................... 2
1.4. Manfaat Praktikum ............................................................. 2
I.5. Waktu & Tempat .................................................................. 2
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Ternak unggas (ayam) dibagi atas 3 strain, yaitu petelur, pedaging dan lokal.
Masing-masing strain memiliki ciri-ciri tersendiri misalnya ayam petelur bentuk
badannya agak langsing, kakinya relatif panjang, warna bulu hampir coklat. Ayam
pedaging bentuk badannya bulat, kakinya pendek, warna bulu putih. Ayam lokal
bentuk badannya langsing, kakinya panjang, warna bulunya bermacam-macam.
Ayam jantan dan betina memiliki ciri tersendiri, yaitu ayam jantan memiliki jengger
yang besar, ekor sejati, taji (spur), sedangkan yang betina tidak memilikinya.
II
TINJAUAN PUSTAKA
daging, konversi ransum rendah, siap dipotong pada usia relatif muda dan
menghasilkan kualitas daging berserat lunak (North, 1990).
Secara umum biasanya broiler memiliki warna bulu yang dominan putih,
pertumbuhan cepat, memiliki karakteristik daging yang baik seperti dada yang
besar, bentuk badan yang dalam dan hasil daging yang banyak (Ensminger, 1990).
Menurut Rasyaf (1999), broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami
pertumbuhan sangat pesat pada umur 1-5 minggu. Keunggulan broiler tersebut
didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliput makanan,
temperatur, lingkungan, dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonesia broiler
sudah dipasarkan pada saat umur 5-6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kilogram
(Rasyaf, 1999).
Strain broiler yang baik memiliki ciri dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan selama pemeliharaan, tahan terhadap cekaman atau stres, konversi
pakan rendah, daya hidup saing tinggi, pertambahan bobot badan yang seragam,
dan tahan terhadap penyakit (Murtidjo, 1989).
Menurut Murtidjo (1989) ayam broiler yang baik adalah ayam yang cepat
tumbuh dengan warna bulu putih, tidak terdapat warna-warna gelap pada
karkasnya, memiliki konfirmasi dan ukuran tubuh yang seragam.
Taksonomi ayam (gallus species) menurut Wiharto (1985) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Galliformes
Famili : Phasinidae
Genus : Gallus
Species : Gallus sp
5
Ayam petelur (layer) merupakan ayam yang ditujukan untuk produksi telur.
Ayam petelur ini mulai bertelur pada umur sekitar 22 minggu. Produksi telurnya
terus meningkat dengan tajam dan mencapai puncak produksi pada umur sekitar 32
sampai 36 minggu. Setelah mencapai puncak, kemudian produksi mulai berkurang
secara perlahan-lahan sampai sekitar 55% pada umur 82 minggu (Mustidjo, 1989).
bagian luar. Pada ayam, umumnya epidermis kaya akan pembuluh darah sehingga
organ ini berwarna merah. Hormon sex jantan mengakibatkan jengger dan pial yang
membesar dan tebal, serta berwarna merah. Jengger terdapat pada bagian atas
kepala. Jengger ayam jantan lebih besar daripada ayam betina. Beberapa bentuk
jengger yaitu single comb, rose comb, pea comb, cushion, buttercup comb,
strawberry comb, dan V-shaped comb.
Selain jengger, juga terdapat sepasang pial pada bagian kedua sisi rahang
bawah di bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging tebal yang
terletak di bagian bawah telinga. Warnanya bervariasi sesuai dengan masing-
masing bangsa ayam. Ukuran serta tekstur jengger dan pial dalam beberapa
memiliki peranan dalam seleksi bibit untuk menent produktivitas seekor ayam
betina. Hal tersebut dikarenakan kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi
produktif-tidaknya seekor ayam betina. Ayam betina yang sedang produktif
menunjukkan jengger yang merah dan menebal serta terasa lunak dan hangat,
sedangkan ayam betina yang tidak produksi menunjukkan jengger yang tipis
dan kering. Jengger yang tumbuh dan berkembang dengan menunjukkan kinerja
produksi dan reproduksi yang baik dibandingkan ayam yang memiliki jengger
kecil
9
Sebagian besar bulu tersusun atas protein yang disebut keratin. Bulu
berfungsi sebagai pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur,
identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur (North, 1990).
Menurut North (1990) bahwa struktur dan bentuk bulu ukurannya bervariasi
pada bagian-bagian tubuh ayam, dan dapat digunakan untuk membedakan
jenis kelamin antara ayam jantan dan betina terutama pada bulu-bulu leher,
sayap dan ekor. Bulu-bulu besar pada sayap dan ekor pada waktu dan umur
tertentu akan meluruh dan tumbuh kembali, hal ini menunjukkan waktu
10
tertentu ayam petelur saat keluar dari masa produksi telur. Menurut North
(1990) proses dari peluruhan bulu hingga tumbuhnya bulu baru tersebut
disebut molting dan proses ini dibawah kontrol kerja hormon. Penentuan jenis
kelamin ayam juga dapat ditentukan dengan adanya gen sex likage dengan
melihat pertumbuhan bulu dan warna bulu.
III
3.1 Alat
Baki atau nampan
3.2 Bahan
Ayam Ras Pedaging/Broiler
Ayam Ras Petelur/Layer
Ayam Kampung Jantan
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
4.2 Pembahasan
lebih besar dari pada ayam betina. Sepasang pial terdapat pada bagian kedua sisi
rahang bawah dibagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging tebal yang
terletak dibagian bawah telinga. Cakar pada ayam umumnya tertutup sisik yang
merupakan penjuluran dari corium yang padat dan terbungkus oleh epidermis yang
sangat tebal. Kelenjar minyak (glandula uropygal) yang terdapat dibagian atas ekor
ayam berukuran sebesar kacang kapri, sedangkan pada unggas air tumbuh lebih
besar. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Rasyaf (2008) yang menyatakan
bahwa ayam memiliki bentuk paruh lancip, berwarna kuning, warna jengger merah
serta kaki berwarna kuning bulu pada ayam jantan dijadikan sebagai daya tarik
dalam menarik lawan jenisnya. Bagian kaki pada ayam jantan terdapat taji
sedangkan pada ayam betina tidak terlalu berkembang dengan baik minorca.
4. Barbae
5. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut
barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling
bersambungan.
24
5.1 Kesimpulan
Ayam mempunyai ciri-ciri bentuk paruh lancip karena disesuaikan dengan
pakan yang dimakan yaitu berbentuk butiran dan berwarna kuning,
mempunyai jengger, pial, dan cuping di bagian kepala berwarna merah,
esophagus berkembang, bertaji, mempunyai cakar yang tidak berselaput
serta bulu yang berminyak namun tidak sebanyak pada unggas air.
Kaki ayam broiler umumnya gemuk dan kokoh serta cenderung pendek
serta tidak berbulu pada cakarnya.
Pada ayam petelur memilik bobot relatif kecil, dengan seksualitas baik
mulai bertelur 5-6 bulan dan memiliki lemak yang sedikit
Pada ayam kampung jengger dan pial ayam jantan lebih besar dari pada
ayam betina.
Ayam kampung jantan memiliki taji pada bagian kakinya sedangkan ayam
betina tidak memiliki
Susunan anatomis bulu : Filoplumae, Plumulae, Barbae
5.2 Saran
Praktikum sudah baik, tingkatkan semangat dalam mengajar mahasiswa
untuk menjadi lebih baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ensminger ME, Oldfield JE, Heinemann WW. 1990. Feeds and Nutrition. Second
Ed. The Ensminger Publishing Company, USA.
Wiharto. 1985. Unggas Darat dan Unggas Air. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya, Malang.
26
LAMPIRAN