Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR AGROTEKNOLOGI

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS DILAHAN


DAN MENTIMUN DI MEDIA TANAM DALAM POLIBAG

PUTRI SUNDARI FAUZIAH


213020402062
KELOMPOK VI B

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR


AGROTEKNOLOGI
TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG MANIS DILAHAN DAN
MENTIMUN DI MEDIA TANAM DALAM POLIBAG

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada:


Hari : ……………..
Tanggal : ……………..

ASISTEN PRAKTIKUM

SURIYADI
203010401006

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Tempat dan Waktu ....................................................................... 3
2.2. Bahan dan Alat .............................................................................. 3
2.3. Pelaksanaan ................................................................................... 3
Daftar Pustaka

iii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dasar dari sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat
melangsungkan hidupnya adalah pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan
dasar yang harus segera dipenuhi karena berpengaruh pada hidup matinya
seseorang. Selain itu, pemenuhan kebutuhan pangan dilakukan dengan tujuan agar
manusia dapat beraktivitas dan memenuhi kebutuhan lainnya. Mengingat seberapa
besar peran pangan dalam keberlangsungan hidup menjadikan pangan sebagai
sorotan utama dan menjadikannya salah satu tolak ukur kesejahteraan.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian besar masyarakatnya
memiliki mata pencaharian dibidang pertanian. Meskipun Indonesia adalah negara
agraris, namun dalam kenyataanya kebutuhan pangan masyarakat Indonesia tidak
sepenuhnya tercukupi. Hal ini tak hanya dikarenakan gagal panen, bencana alam,
dan berbagai faktor lainnya, namun juga banyaknya jumlah penduduk. Naiknya
jumlah penduduk akan menambah permasalahan dalam peningkatan kebutuhan
akan pangan, ditambah lagi gaya hidup dan perilaku konsumtif yang kian
meningkat.
Untuk mencapai kondisi ketersediaan pangan dimana kebutuhan pangan dapat
terpenuhi diperlukan suatu pengelolaan terhadap pangan atau yang disebut dengan
istilah ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan kondisi tersedianya
pangan yang memenuhi kebutuhan setiap orang, setiap saat untuk dapat hidup sehat,
aktif dan produktif. (Saleh & Suherman, 2021). Makna yang terkandung dalam
ketahanan pangan mencakup dimensi fisik (ketersediaan), ekonomi (daya beli), gizi
(pemenuhan kebutuhan gizi individu) nilai budaya, dan religius, keamanan pangan
(kesehatan), dan waktu (tersedia secara berkesinambungan) (Suandi, 2012).
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menyokong ketersediaan pangan
adalah dengan mengadakan kegiatan budidaya tanaman. Dengan melakukan
budidaya tanaman diharapkan kebutuhan pangan dapat tercukupi dengan maksimal.
Teknik budidaya tanaman digunakan sebagai tempat pemeliharaan untuk
melestarikan tanaman serta untuk mengambil manfaat darinya berupa hasil panen.
2

Produktivitas tanaman yang tinggi, berkualitas serta pertanian yang


berkelanjutan merupakan tujuan utama dari teknik budidaya tanaman. Tanaman
yang berkualitas akan mendorong tingginya nilai suatu produk pertanian, untuk
mencapai tujuan itu maka tanaman harus dikelola dengan baik, mulai dari
pemilihan benih, pengelolaan lahan, pemupukan, pengendalian OPT dan lain
sebagainya.
Tindakan agronomi adalah segala usaha atau upaya manusia berupa tindakan
atau penerapan teknologi dalam melaksanakan budidaya tanaman untuk mencapai
produksi yang maksimum. Tindakan agronomi sudah dianggap sempurna apabila
ditandai oleh adanya lapang produksi, pengelolaan yang terencana, dan adanya
target atau tujuan untuk mencapai produksi maksimum dengan menerapkan
berbagai ilmu dan teknologi (Rai, 2018).
Berdasarkan paparan di atas, agar mahasiswa program studi Agribisnis yang
menempuh mata kuliah Dasar-dasar Agroteknologi perlu melakukan praktikum
terkait dengan penerapan tindak agronomi dalam budidaya tanaman, khusus dalam
budidaya tanaman jagung manis serta budidaya tanaman mentimun di media tanam
dalam polibag sehingga diharapkan diperoleh produksi tanaman yang maksimal.

1.2. Tujuan

Tujuan melakukan praktikum Teknik Budidaya Tanaman Jagung Manis


Dilahan Dan Mentimun Di Media Tanam Dalam Polibag adalah untuk:
1. Agar mahasiswa(i) mengenal dan lebih mengetahui fokus agronomi, sarana
agronomi, dan sasaran agronomi.
2. Agar mahasiswa(i) dapat melakukan tindak agronomi melalui kegiatan
budidaya tanaman.
II. BAHAN DAN METODE

2.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi dengan materi Teknik Budidaya
Tanaman Jagung manis Di Lahan Dan Mentimun Di Media Tanam Dalam Polibag
dilaksanakan pada hari selasa, 6 september 2022 pukul 15.30-17.30 WIB,
bertempat di Laboratorium Jurusan Bididaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangka Raya.

2.2. Bahan dan Alat


2.2.1. Budidaya di Lahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk budidaya di lahan antara lain benih
tanaman jagung manis, pupuk kandang berupa kotoran ayam, kapur dolomit, urea,
TSP, KCL, dan pestisida. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah cangkul, garu,
parang, gembor, meteran, tali rapia, ajir, patok, sprayer, timbangan, alat tulis,
karung 10 kg, meteran, ember, dan lain-lain.
2.2.2. Budidaya di polibag
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam budidaya polibag ialah benih
tanaman timun, tanah subur, kohe ayam, dan kapur dolomit. Adapun alat-alat yang
dibu-tuhkan ialah polibag, parang, garu, dan ajir.

2.3. Pelaksanaan
2.3.1. Pelaksaan Budidaya di Lahan
Untuk melaksanakan budidaya tanaman di lahan, hal pertama yang
dilakukan adalah persiapan lahan. Persiapan lahan dilakukan dengan menyiapkan
lahan yang akan di gunakan dimulai dengan menentukan luas lahan yang akan di
olah, pembersihan lahan dari rumput-rumput liar, akar dan sisa–sisa tumbuhan.
Selanjutnya dicangkul dan hingga menjadi petak-petak (bedengan) dan dilakukan
pengapuran menggunakan kapur dolomit untuk memperbaiki keasaman tanah
dilanjutkan dengan pemberian pupuk kandang dengan dosis tertentu lalu di
inkubasi selama 2 minggu Selanjutnya setelah lahan telah siap, maka dilakukan
penanaman benih jagung manis. Benih dapat langsung ditanam di lahan, namun
4

dapat pula disemai dalam bak atau polybag. Media semaian berupa tanah halus dan
pupuk kandang yang matang dan sudah dihaluskan.
Pemeliharaan dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan
normal, beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam pemeliharaan seperti
penyiraman, penyulaman, pemasangan ajir (turus), penyiangan, pemupukan,
pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit (HPT). Diakhir, pemanenan
dapat dilakukan apabila buah sudah mencapai masak fisiologis atau sesuai dengan
jenis tanaman yang dibudidayakan. Panen dapat dilakukan beberapa kali.
2.3.2. Pelaksanaan Budidaya di Polibag
Persiapan tempat pot/polibag untuk budidaya diawali dengan memilih atau
membuat tempat untuk meletakan tempat pot/polibag umumnya berupa rak-rak
yang dapat terbuat dari kayu yang disusun secara vertikal yang berada pada rumah
kaca/rumah plastik. Tanah yang digunakan untuk mempersiapkan media tanam
yang digunakan sebagai media tanam dalam pot/polibag dapat berupa tanah gambut
maupun tanah mineral. Tanah tersebut sudah di bersihkan dari akar-akar gulma dan
dicampur rata dengan sekam dan pupuk kandang. Setelah menyiapkan media
tanam, kemudian menentukan benih yang akan ditanam dalam budidaya
menggunakan pot/polibag yakni benih tanaman mentimun. Penanaman benih
kedalam polibag dilakukan setelah masa inkubasi media tanam. Penanaman benih
mentimun dengan menggemburkan tanah kemudian ditanami benih yang sudah
disiapkan. Pada pemeliharaan, dilakukan langkah-langkah yang sama seperti yang
dilakukan saat budidaya dilakukan dilahan, seperti penyiraman, penyulaman,
penyiangan, pemasangan tajar/turus, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian
hama dan penyakit dengan perbedaan pada langkah-langkah tertentu karena jenis
tanaman berbeda. Pemanenan mentimun dilakukan ketika timun telah mencapai
kondisi fisiologis tertentu.
5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil dan Pembahasan Budidaya Tanaman di Lahan
3.1.1. Persiapan Media Tanam
3.1.2. Penanaman
3.1.3. Pemeliharaan (penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemasangan
tajar/turus, pemupukan, pemangkasan dan pengendaliah HPT)
3.1.4. Pemanenan
3.2. Hasil dan Pembahasan Budidaya di Polibag
3.2.1. Persiapan Media Tanam
3.2.2. Persiapan Benih/Bibit Tanaman
3.2.3. Penanaman
3.2.4. Pemeliharaan (penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemasangan
tajar/turus, pemupukan, pemangkasan dan pengendaliah HPT)
3.2.5. Pemanenan
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Rai, I. N. (2018). Dasar-Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian, Universitas


Udayana, Bali. Penerbit Pelawasari.
Suandi. (2012). Modal Sosial dan Pembangunan Ketahanan Pangan berkelanjutan.
AGRISEP, 11(2), 270 -281.
Saleh, K., & Suherman, S. (2021). Model Kapasitas Petani Padi Sawah dalam
Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten
Tangerang. Jurnal Penyuluhan, 17(1), 40-51.

Anda mungkin juga menyukai