Anda di halaman 1dari 7

Penyakit karena jamur

1. Penyakit speckle daun pisang


Penyakit speckle daun pisang yang disebabkan oleh
cendawan Cladosporium musae Mason merupakan salah satu penyakit
bercak daun pisang yang telah tersebar di seluruh pertanaman pisang
di dunia Cara penyebaran penyakit speckle secara lokal ditularkan
oleh konidia dengan batuan angin. Sementara itu penyebaran dalam
jarak jauh diduga melalui bahan tanaman dan angin yang membawa
konidia penyakit

Gejala daun pisang terserang penyakit specklepertama-tama adalah


munculnya bintik-bintik kecil berukuran 0.3 x 1.5 mm berwarna coklat pucat
pada permukaan daun atas yang terserang. Bintik-bintik kecil ini akan tampak
jelas jika dilihat di bawah sinar matahari. Lama-kelamaan bintik-bintik ini
membentuk garis yang akan bergabung membentuk luka-luka nekrotik
berukuran 15 mm x 30 mm. Luka-luka nekrotik ini akan bergabung satu sama
lain membentuk becak-becak berwarna kuning kecoklatan yang akhirnya
akan berubah menjadi caklat tua kehitaman (Gambar 1 A&B).

Gejala awal
Gejala lanjut penyakit speckle
penyakit speckle daun

Cara pengendalian penyakit

Adalah suatu hal yang sukar melakukan pengendalian penyakit speckle daun
pisang ini. Hal ini disebabkan karena penularan penyakit ini melalui udara
dimana sumber inokulum selalu tersedia di udara baik yang berasal dari
kebun di dekatnya ataupun yang relatif jauh letaknya. Pengendalian penyakit
ini dapat dilakukan baik secara kuratif maupun preventif, yaitu:

Kuratif: yaitu dengan fungisida kontak (misalnya: Chlorothalonil dan


Mancozeb, masing-masing dengan dosis 1.38 l dan 4 l per ha) yang
dikombinasikan dengan fungisida sistemik (misalnya: Tridemorph,
Propiconazole, dan Bitertanol masing-masing dengan dosis 0.6 l, 0.4 l dan 0.5 l
per ha).

Preventif:

1. Menggunakan varietas yang tahan (misalnya kelompok pisang olah seperti:


tanduk, kapok atau batu, siem/awak/kedah, raja)
2. Kultur teknis yang meliputi sanitasi kebun, yaitu membersihkan gulma dan
memotong dan membuang daun-daun yang terserang.

Penggunaan fungisida untuk pengendalian penyakit ini harus didasarkan atas


per-timbangan ekonomis serta kapan penyemprotan dilakukan (sebelum
jantung keluar atau buah sudah ada dan mendekati masak) serta dampak
negatif fungisida terhadapat lingkungan dan manusia. Di samping itu untuk
skala kecil tidak akan menguntungkan mengingat mahalnya harga fungisida
serta peralatan yang akan digunakan.

2. Penyakit layu fusarium

Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada tanaman pisang disebabkan
oleh Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC). Penyakit ini merupakan penyakit paling
berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian lebih
dari 35 %.

Penyakit ini menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang.
Didalam bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga menyebabkan tanaman layu dan
akhirnya mati. Cendawan masuk melalui luka pada akar, kemudian berkembang merusak
jaringan pembuluh kayu (xylem). Benang –benang cendawan (miselium) terutama terdapat
dalam sel, khususnya terdapat dalam jaringan pembuluh kayu. Akibat kerusakan dan adanya
miselium dalam jaringan tersebut sehingga transportasi makanan dan air terganggu, sehingga
tanaman menjadi layu dan mati.

F.oxysporum memiliki dua jenis konidium (spora) yaitu: makrokonidium yang berbentuk
sabit,bertangkai kecil, dan kebanyakan bersel 4, berwarna hialin, dan berukuran sekitar 22-36 x 4-
5 um serta mikronidium yang berbentuk jorong atau agak memanjang, bersel 1-2, hialin dan
berukuran 5-7 x 25-3 um. Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah sebagai klamidospora,
yang banyak terdapat dalam akar yang sakit. Klamidospora terbentuk ditengah hifa (benang),
sering kali berpasangan bersel satu, berbentuk jorong atau bulat dan berukuran 7-14 x 7-8 um.

Gejala serangan

 Menguningnya daun pisang dari mulai daun yang tua, menguning mulai
dari pinggiran daun
 Pecah batang, perubahan warna pada saluran pembuluh
 Ruas daun memendek
 Perubahan warna pada bonggol pisang
 Biasanya batang yang terserang mengeluarkan bau busuk

Cara mencegahnya

 Buang dan bakar tanaman pisang yang sudah terlanjur terserang


penyaki ini.
 Menanam lebih dari satu varietas atau menanan bibit yang sehat
 Jangan memasukkan bibit, bonggol dan tanah dari daerah yang sudah
terkontaminasi.
 Gunakan bibit yang bebas penyakit (hasil kultur jaringan)
 Bersihkan gulma di sekitar areal pertanaman
 Tanam jenis pisang yang tahan terhadap penyakit FOC (ketan, tanduk,
raja kinalun dan muli)
 Menggunakan agensia hayati seperti Trichoderma sp dan Gliocadium
sp dan Pseudomonas Fluorescens

Penyakit karena nematoda


Penyakit akara pisang di sebabkan oleh Radopholus
similis Cobb. Merupakan
spesies nematoda yang bersifat endopaarasit berpindah, dan mampu
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dijaringan akar. Penetrasi
umumnya terjadi dekat ujung akar, namun nematoda ini juga dapat
melakukan penyerangan pada seluruh atau sepanjang akar. Setelah
masuk kedalam jaringan, nematoda menempati ruang interseluler pada
parenkim kortek, nematoda makan sitoplasma dari sel-sel terdekat
sehingga menimbulkan rongga rongga yang kemudian menjadi satu
membentuk lorong lorong didalam jaaringan tersebut.(Esser, et el., 1988)
Nematoda betina dan stadia laarva merupakan staadia efektif,
sedangkan yang jantan secara morfologi mengalami degenerasi
sehingga stilet tidak berkembang dan kemungkinan tidak bersifat
parasit.
Gejala Serangan
Gejala awal akar tanaman pisang yang terserang R.similis yaitu
berupa bintik-bintik coklat kemerah merahan pada bagian luar akar
sampai jaringan korteks, memanjang sejaajar dengan silinder pusat
(stele). Pergerakan aktif nematoda pada jaringan akar menyebabkan
terbentuknya rongga rongga. Gejaala ini akan bergabung dan berubah
menjadi bercak nekrotik memanjang berwarna hitam ditengah dan
dikelilingi oleh warna coklat kemerah merahan. Pada serangan berat
luka akan melingkari seluruh permukaan akar. Kondisi ini menyebabkan
kemampuan akar dalam menyerap air dan haara menjadi terganggu.
Hasil akhir akibaat serangan
Cara pengendalian

Cendawan mikoriza arbuskula (CMA) adalah simbion obligat yang dapat


meningkatkan serapan hara dan ketahanan tanaman terhadap nematoda
parasit. Hasil penelitian menunjukan bahwa isolat CMA yang diuji mampu
menekar reproduksi R.similis pada tanaman pisang dan dapat mengurangi
kerusakan tanaman yang ditimbulkannya dibanding dengan kontrol. Isolat
CMA terbaik untuk mengendalikan nematodaR.similisadalh isolat yaang
bersal dari padang dan biorhiza 02 G, karena mampu menekan reproduksi
nematoda dan mengurangi kerusakan tanaman pada tingkat yang paling
rendah. Cendawan mikoriza arbuskula berpotensi digunakan agensia hayati
untuk mengendalikan nematoda R.similis
Penyakit karena bakteri

1.penyakit darah pada tanaman pisang


Penyakit darah pada pisang disebabkan oleh bakteri patogen tanaman yang
disebut Ralstonia solanacearum ras 2, P. celebensis atau Banana Blood Disease
(BDB). Penyakit darah memiliki gejala diantaranya gejala luar yaitu terjadinya
penguningan daun pada daun yang telah membuka penuh. Pada tanaman dewasa,
pangkal daun ini akan patah sehingga daun akan menggantung di sekitar batang.
Pada anakan akan menunjukkan gejala layu, meskipun infeksinya tidak selalu
sistemik. Seringkali tanaman sakit dapat menghasilkan anakan yang sehat. Pada
tanaman pisang yang sudah menghasilkan buah jika jantung pisangnya masih ada
akan tampak mengering dan mengkerut serta menghitam.

Gejala dalam pada penyakit darah pada pisang yaitu Jika batang dipotong akan
tampak pada pembuluh vaskularnya adanya nekrosis yang berwarna merah
kecoklatan. Selain itu juga dari bagian yang dipotong akan keluar lendir bakteri yang
berwarna putih sampai coklat kemerahan atau kehitaman. Jika dilihat dari luar, buah
pisang yang terserang penyakit darah seringkali tampak sehat, namun jika dipotong
buah pisang yang sakit akan busuk dan berisi lendir bakteri yang berwarna kuning
kemerahan ataupun merah kehitaman serta Perubahan warna daging buah dan
pembusukan pada buah pisang Kepok muda

Penyakit darah dapat tersebar melalui beberapa perantara, yaitu 1). Dari satu
tempat ke tempat lainnya oleh manusia melalui bahan tanaman ataupun buah yang
diperoleh dari tanaman yang terinfeksi; 2) Melalui serangga penyerbuk yang singgah
pada bunga sakit dan kemudian singgah lagi pada bunga sehat; 3). Penyebarannya
dapat pula terjadi karena melalui bibit yang sakit, melalui alat-alat pertanian, aliran
air, dan alat-alat transportasi.

Cara pengendalian penyakit darah yaitu 1). Selalu gunakan bibit tanaman pisang
yang bebas penyakit tanaman (semua pisang rentan) dengan tujuan menjaga keluar
masuknya penyakit ke daerah baru; 2).Cegah serangga penular atau pembawa
penyakit dengan cara bungkus segera jantung pisang segera setelah keluar dengan
kantong plastik, kertas ataupun bahan lain dengan tujuan untuk mengurangi
penularan penyakit dalam dan di antara lokasi yang ditularkan oleh serangga
pengunjung bunga. Jangan tunggu sampai mekar baru dibungkus; 3). Potong
sesegera mungkin jantung pisang begitu sisir buah terakhir sudah selesai keluar; 4).
Eradikasi tanaman dengan cara segera hancurkan dan musnahkan tanaman sakit
dan tanaman pisang yang ada disekilingnya, selanjutnya selalu amati dan perhatikan
jikalau sisa-sisa tanaman sakit yang telah dihancurkan tersebut tumbuh kembal

2.penyakit layu bakteri


Penyakit tanaman pisang yang menyebabkan kelayuan bukan hanya diakibatkan
oleh cendawan. Bakteri Pseudomonas solaracearum juga bisa menyebabkan layu
pada tanaman pisang. Penyakit ini biasanya menampakkan diri setelah tandan
pisang keluar.
Pada awalnya daun muda mengalami perubahan warna. Terlihat garis coklat
kekuningan ke arah tepi daun, kemudian daun kemudian menguning, coklat hingga
akhirnya layu.

Ciri yang lebih khusus adanya lendir berbau yang keluar dari buah, tangkai tandan,
bonggol dan batang. Lendir tersebut berwarna putih, abu-abu, hingga coklat
kemerahan.

Bila tanaman terserang penyakit ini sebaiknya musnahkan dengan larutan herbisida
mengandung glyphospate 5% sebanyak 5-20 ml. Kemudian fumigasi tanah bekas
tanaman yang sakit dengan Methyl Bromide.

Kiat untuk mencegah serangan penyakit tanaman pisang ini antara lain:

 Gunakan bibit yang sehat dan bebas penyakit.


 Gunakan alat-alat pertanian yang bersih.
 Jangan memindahkan bibit tanaman dengan tanahnya, terutama bila bibit
tersebut berasal dari daerah endemik penyakit.
 Kelola drainase kebun dengan baik.
 Bungkus buah beberapa saat setelah jantung keluar.
 Lakukan rotasi tanaman dengan tanaman padi, jagung, atau rumput-rumputan
untuk memutus siklus hidup bakteri di dalam tanah.

Penyakit karena virus

Penyakit kerdil pisang


Kerdil pisang merupakan salah satu penyakit tanaman pisang yang cukup sulit
diberantas. Penyakit ini disebabkan oleh virus Banana bunchy top virus (BBTV)
dan Abaca bunchy top virus (ABTV). Kedua virus tersebut ditularkan oleh kutu
daun Pentalonia nigronervosa.

Tanaman yang terserang penyakit ini akan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Daun tumbuh agak tegak, pendek dan sempit. Kemudian daun menguning dimulai
dari tepiannya. Selain itu daun menjadi rapuh dan mudah patah.

Virus ini menular dari pohon ke pohon dengan bantuan kutu daun. Jadi, bila
populasi kutu daun dikebun pisang meningkat maka penularan penyakit ini akan
semakin meluas.

Cara pengendalian penyakit tanaman pisang ini antara lain:

 Menanam bibit yang terbebas dari virus.


 Tanaman yang sakit dibongkar hingga ke bonggolnya dan dibakar, agar tidak
ada tunas yang tumbuh kembali.
 Gunakan insektisida untuk mengendalikan hama yang menjadi vektor atau
pembawa virus.

Anda mungkin juga menyukai