Anda di halaman 1dari 14

Oleh : Ir.

Nopiorita

SMK N.3 Muaro Jambi


A.Latar Belakang

Karet alam di Indonesia merupakan komoditas yang mempunyai arti


ekonomi dan sosial penting bagi kehidupan rakyat ndonesia terutama rakyat di
daerah Sumatera dan Kalimantan. Provinsi Jambi kembali menjadikan karet
sebagai komoditi primadona ekspor setelah produk ekspor kayu lapis.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani karet dan meningkatkan
ekspor non migas, pemerintah telah mengembangkan pertanaman karet dengan
pola intensifikasi, rehabilitasi, perluasan areal dan penanaman ulang. Sebagai
konsekuensinya, berbagai masalah telah timbul dan salah satunya adalah
penyakit. Penyakit tanaman karet merupakan salah satu faktor pengganggu yang
penting daripada masalah gangguan lainnya dan bahkan seringkali dapat
menggagalkan suatu usaha pertanaman.
Penyakit tanaman karet dapat dijumpai di pembibitan sampai ditanaman
yang telah tua, dari bagian akar sampai daun. Diagnosa penyakit yang tepat dan
cepat akan sangat menentukan keberhasilan penanggulangannya.
Sampai saat ini, cara-cara penanggulangan penyakit karet yang dianjur
kan dapat berupa kombinasi dari aspek kultur teknis, manipulasi lingkungan dan
atau penggunaan pestisida, atau masing-masing aspek tersebut. Khusus dalam
penggunaan pestisida, perlu diperhatikan akan dampak negatifnya terhadap
manusia, lingkungan, tanaman, dan organisme pengganggunya sendiri.

B. Tujuan
Diharapkan setelah pertemuan ini, dapat memberikan tambahan wawasan
bagi petani terutama petani tanaman karet di kabupaten Muaro Jambi tentang
pengendalian hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman karet .
Hama dan Penyakit Tanaman Karet

a. Jenis-jenis hama pada tanaman karet


1. Kutu lak (laccifer greeni Chamberlis)
Menyerang dan menghisap cairan jaringan tanaman karet sehingga ranting-
rantingnya jadi lemah dan daunnya berguguran , membentuk jelaga hitam pada
permukaan daun sehingga menghambat fotositesis.
Pemberantasan menggunakan kimiawi (Anthio 3 EC=0,15%+Surfaktan
Citrowett=0,025%, Albolineum 2%, Formalin 0,15%) atau
rotansi 3 minggu sampai dengan serangga habis dibasmi
2. Kutu Scalle Insect (Saissetia nigru)
Kutu ini juga menghisap cairan tanaman.
Pemberantasan menggunakan Albolineum (2%) disemprot dengan rotasi 1- 2mg,
Tamorun (0.05- 0.1%) disemprot dengan rotasi 1-2 minggu sampai
serangga hilang.
3. Mealy Bugs (Ferrisana Virgata)
Menyerang pucuk daun tanaman muda & bagian bawah helaian daun tanaman di
pembibitan. sehingga tanaman melengkung dan daun-daunnya menjadi keriting.
Pemberantasannya menggunakan Albolineum dan Tamorun.
4. Mealy Bugs (Ferrisana Virgata)
Kutu yang menyerang daun tanaman
Diberantas dengan menggunakan Bidrin = 0,2 % +
Citrowett = 0,025 %
Perkembangan dan penyebaran kutu tersebut dilakukan oleh semut.

5. Tarsonemus translucens (tungau karet)


Menghisap cairan sel yang membentuk bintik-bintik kuning pada daun muda
tanaman bibit dipersemian sehingga daun muda tersebut akan gugur.
Tindakan kuraktif dilakukan dengan blowing (serbuk belerang 5-10 kg/hektar),
model 1% (dosis 300-400 liter/hektar), Endrin 19.2%, EC
kadar 0.1% dengan volum cairan 500 liter/hektar.
6. Helotrichia serrata (uret tanah)
Hama ini dapat menyebabkan tanaman menjadi layu, berwarna kuning
bahkan mati.
Penyemprotan Endosulfan 0.1%, Furadan 3G, Diazinon 10G atau Basudin 10g
disekitar batang.
7. Belalang (Sexava nigricornis)
Belalang ini menyerang tanaman muda dengan memakan daun-daunnya
terutama saat musim kemarau.
Pemberantasan menggunakan Dictophos dan Methony.
8. Rayap (Captotermis curvignatus dan microtermes inspiratus)
Hama ini menyerang tanaman yang baru ditanam.
Tanaman karet yang luka akibat serangan hama diulas dengan carbolinium.
Pemberantasan Captotermis menggunkan elumsi HCH, Dieldrin (0.25%), Elmusi
Aldrin 40%, WP 0.125%, Endrin 20%, Furadan 3G, Agrolene 26,
WP 0.2% Lindamul 250, EC 0.2%, EG 1/3 % sebanyak ½ liter - 1
liter tiap pohon karet yang terserang.Untuk batang bawah atau
leher akar dikikis /dikerok dan dibuang tanahnya lalu diguyur
dengan Aldrin (0.25%) dengan rotasi 1 kali seminggu sampai
rayap musnah.
b. Jenis-Jenis Penyakit Pada Tanaman Karet
1. Penyakit Akar Putih
Disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus) yang
mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman Gejala pada daun terlihat pucat
kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam, Kemudian daun gugur dan
ujung ranting menjadi mati.
Pengendalian:
*) Menanam tanaman penutup tanah yang baik untuk kebun karet.
*) Menanam bibit tanaman yang sehat, bebas dari jamur akar putih.
*) Apabila kebun karet pernah mengalami serangan jamur akar putih, maka
tanaman baru harus dilindungi. Caranya, disekitar tanaman baru ditaburkan
serbuk belerang sebanyak 100 gram dengan radium antara 30 – 100 cm.
Setelah itu, serbuk dibenamkan kedalam tanah dengan bantuan garpu.
*) Membasmi JAP juga dapat dilakukan dengan fungisida yang terdiri atas
campuran bahan kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole. Bahan
bahan ini mengandung bahan aktif PCNB
2. Penyakit akar merah
Tanaman yang kena penyakit ini warna daunnya berubah menjadi hijau pucat suram
lalu menguning dan akhinya berguguran, akarnya diliputi benang-benang jamur
berwarna merah muda sampai tua hingga akar akan membusuk dan berwarna
jingga kehitaman. Bila ditekan, akan keluar cairan dari akar tersebut.
Penyebabnya adalah jamur ganoderma pseudoferrum.
Pengendalian : sama dengan pengendalian jamur akar putih.

3. Penyakit Batang
Busuk pada batang, menyerang sistem percabangan lambat laun cabang daun
akan turun dan akibatnya percabangan itu akan patah.

4. Jamur Upas
Bagian tanaman yang diserang akan mengeluarkan cairan latek berwarna coklat
kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman. Lambat laut kulit
tanaman yang terserang akan membusuk dan berubah menjadi hitam,
mengering, dan terkelupas. Bagian kayu di bawah kulit menjadi rusak dan
menghitam. Pada serangan lanjut, tajuk percabangan akan mati dan mudah patah
oleh hembusan angin.
Penyebabnya adalah jamur Corticium salmonicolor
Pengendalian
*) Oleskan atau lumaskan fungisida Fylomac 90 0,5%,
Calixin MR, Dowco 262, atau bubur bordo pada
bagian batang yang terserang hingga 30 cm keatas
dan kebawahnya
*) Kalau pengobatan dengan cara pelumasan sangat
lambat, maka ditempuh cara pengobatan dengan penyemprotan.
*) Bila percabangan sudah terkena serangan lanjut, maka pengendaliannya
dilakukan dengan cara mengupas kulit yang busuk. Kemudian, kulit batang
yang tersisa dilumas dengan Calixin MR. Secukupnya.

5. Penyakit Bidang Sadap


Awal serangan di tandai dengan adanya selaput tipis berwarna putih dan tidak
begitu jelas menutupi alur sadap. Bila dikorek dan diiris, di bawah kulit diatas irisan
sadap akan tampak garis-garis tegak berwarna cokelat atau hitam. Terkadang
dibawah kulit pulihan akan terbentuk gumpalan lateks yang mengakibatkan
pecahnya kulit. Dari bagian ini akan mengeluarkan tetesan lateks berwarna cokelat
dan berbau busuk.
Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Phytophtora palmivora yang juga
menyebab kan penyakit kanker bercak.
Pengendalian:
Secara mekanis lakukan penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup
tanah. Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol). Dilakukan tindakan
pengobatan dngn fungisida Difolatan 4 F 2%, Difolatan 80 WP 2%, Demosan 0,5%,
atau Actidione 0,5%.
6. Alur Kering Sadap

Penyakit mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak mengalirkan lateks,


namun tidak mematikan tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh penyadapan yang
terlalu sering, dan disertai dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethepon.
Gejalanya ditandai dengan tidak mengalir nya lateks pada sebagian alur sadap. Lalu
beberapa minggu saja keseluruhan alur sadap ini kering tidak mengeluarkan lateks
dan akan berubah warnanya menjadi cokelat karena pada bagian ini terbentuk gum
(blendok), Keadaan ini dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak
meluas dari kulit perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya.

Gejala lain ialah terjadinya pecah-pecah pada kulit dan pembengkakan / tonjolan
pada batang . Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium
dengan memakai pisau sadap atau alat pengerok.
Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang pertumbuhan kulit NoBB
atau Antico F-96 sekali sebulan dengan 3 ulangan. Pengolesan NoBB harus diikuti
dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada bagian yang dioles sekali
seminggu untuk mencegah masuknya kumbang penggerek.
Penyadapan dapat dilanjutkan di bawah kulit yang kering atau di panel lainnya
yang sehat dengan intensitas rendah (1/2S d/3 atau 1/2S d/4).
Hindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap.
Pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra
untuk mempercepat pemulihan kulit.

7. Penyakit Daun Bercak hitam-hitam kecoklatan

Penyakit Daun Colletotrichum


Penyebab: Colletotrichum gloeosporioides
Gejala: Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat,
ditengah bercak berwarna putih bintik hitam (spora)
Pengendalian: Dengan Fungisida
Jamur akar putih Jamur akar putih Pengendalian
jamur akar putih

Semut Rangrang
Faktor Yang Mempengaruhi Hama Dan Penyakit Tanaman Karet

Masalah hama yang berkaitan dengan tinggi rendahnya populasi serangan hama
disuatu tempat disebabkan oleh dua faktor. Yaitu faktor eksternal dan internal.

1. Faktor Eksternal
a. Suhu / Temperatur Suhu optimum 26 C -31C dan suhu maksimum untuk
pertumbuhan serangga berkisar 38C - 45C.
b. Kelembaban Kelembaban optimum sebesar 73-100%.
c. Cahaya
d. Curah Hujan
e. Makanan (Nutrusi)
f. Air

2. Faktor Internal
a. Fekunditas (kemampuan untuk bertelur imago betina)
b. Siklus hidup
c. Kecepatan Repoduksi
d. Musuh Alami
e. Kompetitor.
Terima Kasih

Sampai Jumpa Lagi

Anda mungkin juga menyukai