Anda di halaman 1dari 44

SURVEI TANAH

TANAH YANG DIKLASIFIKASIKAN


Yang dimaksud tanah dalam pembicaraan ini adalah: benda alam yang
terdiri dari bahan padat (bahan mineral dan bahan organik), air dan udara
yg terdapat di permukaan bumi yang dicirikan oleh salah satu atau kedua
sifat berikut:
1. Mempunyai horison-horison atau lapisan tanah sebagai hasil dari proses
pembentukan tanah.
2. Mempunyai kemampuan menopang pertumbuhan dan perakaran
tanaman dalam lingkungan alami
Batas-batas Tanah Yang Diklasifikasikan
Batas atas tanah adalah batas antara:
1. Tanah dg udara
2. Tanah dengan bahan organik yg belum melapuk (segar)
3. Tanah dg air yang dangkal (≤ 2,5 meter). Tanah yg tergenang air
sedalam > 2,5 meter tidak termasuk tanah
yg diklasifikasikan
Batas bawah tanah adalah
1. Batas dimana sudah tidak lagi ditemukan adanya aktivitas biologi
(kegiatan hewan, perakaran tanaman, dll)
2. Batas dimana proses pedogenik yang sedang terjadi mulai tidak
ditemukan.
3. Bila proses pedogenik atau aktivitas biologi ditemukan sampai kedalaman
lebih dari 200 cm (2 m), maka tanah
yg diklasifikasikan hanya sampai 200 cm saja.
4. Tanah di daerah tropika basah sering tidak menunjukkan perubahan sifat
tanah dan aktifitas biologi yang jelas
sampai kedalaman beberapa meter. Untuk tanah seperti ini, batas bawah
tanah yg diklasifikasikan sampai
kedalaman 200 cm.
5. Di daerah rawa-rawa yg terus menerus tergenang air sering
hanya horison A yg berwarna gelap di permukaan,
sedangkan bahan tanah di bawahnya sampai sedalam beberapa
meter mempunyai sifat yg seragam berwarna
abu-abu kebiru-biruan, tidak terlihat adanya horison-horison
tanah dan aktivitas biologi yg nyata. Untuk tanah
ini, batas bawah tanah yg diklasifikasikan adalah sampai
kedalaman 200 cm.
6. Pada tanah-tanah dengan kontak litik, paralitik, petroferik, dsb.
tanah yg diklasifikasikan hanyalah dari
permukaan tanah sampai kontak tersebut
Profil Tanah dan Pedon
Profil tanah adalah: penampang melintang (vertikal) tanah yg terdiri dari
lapisan/horison-horison tanah

Horison tanah adalah: lapisan-lapisan dalam profil tanah yang kurang lebih sejajar
dengan permukaan tanah, dan diantara lapisan tersebut berbeda satu sama lainnya.
Perbedaan tersebut dapat bersifat fisik, kimia, biologik.

Pedon adalah: volume terkecil yg dapat disebut tanah. Pedon mempunyai ukuran tiga
dimensi. Batas bawahnya merupakan batas antara tanah dan bukan tanah, sedang
batas lateralnya (panjang dan lebar) cukup luas untuk mempelajari sifat-sifat horison
tanah yg ada. Luasnya berkisar antara 1 – 10 meter persegi tergantung dari
keragaman horison.

Polipedon adalah: kumpulan lebih dari satu pedon yg sama atau hampir sama yg
semuanya mempunyai sifat yg memenuhi syarat untuk dikelompokkan sebagai satu
seri tanah. Luas polipedon minimum 2 meter persegi (dua pedon), sedang luas
maksimum tidak terbatas.
Pedon dan Profil Tanah.
Polipedon
SURVEI TANAH

Tanah merupakan sumberdaya fisik utama yang sangat penting dalam perencanaan
penggunaan lahan.
Perencanaan penggunaan lahan sangat diperlukan karena beberapa hal:
(1)jumlah lahan terbatas dan merupakan sumberdaya alam fisik yang hampir tidak
terbaharui, sedangkan manusia yang memerlukan lahan jumlahnya terus bertambah;
(2)meningkatnya pembangunan dan taraf hidup masyarakat dapat meningkatkan
persaingan penggunaan lahan sehingga sering terjadi konflik dalam penggunaan lahan
(3)penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuaiannya dapat
menyebabkan kerusakan lahan;
(4)konversi lahan pertanian subur termasuk sawah irigasi menjadi lahan non pertanian;
(5) banyak lahan hutan yang berfungsi melindungi kelestarian sumberdaya air digarap menjadi
lahan pertanian tanpa memperhatikan azas konservasi dan kesesuaian lahan, sehingga dapat
merusak lahannya sendiri maupun lingkungannya.
(6) adanya anggapan bahwa lahan merupakan faktor produksi sehingga cenderung
mengabaikan pemeliharaan untuk kelestarian lahan, padahal lahan juga mempunyai
kemampuan terbatas dalam memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Konflik
kepentingan antara lahan dan manusia selalu dimenangkan oleh manusia.
Seandainya lahan/tanah bisa ngomong, mungkin dia tidak akan bohong, dia telah menangis
karena selalu dieksploitasi oleh manusia tanpa memperhatikan aspek kelestariannya.

Tanah perlu dipelajari/dideskripsi, karena di alam ini tanah dari satu tempat ke tempat bervariasi,
bahkan dari waktu ke waktu berbeda. Perbedaan ini akan sangat berpengaruh terhadap
tanaman yang tumbuh di atasnya.
Profil tanah merupakan objek studi bagi penyurvei tanah. Profil tanah terdiri dari horizon-horison
yang sampai kedalaman tertentu sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman.
Dari adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka timbulah usaha untuk memilah-milah tanah
sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Klasifikasi tanah yang ada sekarang merupakan hasil
dari usaha tersebut.
Selain mengklasifikasikan tanah-tanah tersebut, perlu juga diketahui penyebarannya secara
geografis. Peta tanah yang dihasilkan dari hasil survei tanah merupakan data yang dapat
diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan pemakai
Sampai saat ini masih banyak pemakai (user) yang belum mengerti secara tepat dan
benar tentang penggunaan hasil survey dan peta tanah tersebut.

Saat ini telah banyak beredar peta tanah dalam bermacam skala, tetapi tentang
pengertian dari peta tersebut sangat sedikit orang yang memahaminya.

Sebagian besar pengguna peta tanah beranggapan bahwa apa yang tercantum dalam
peta hasil dari survey dan pemetaan tanah itu sudah dapat langsung dipergunakan
oleh si pemakai.

Pemakai peta tanah sering menggunakan peta tanah dalam skala apapun
dipergunakan untuk tujuan praktis misalnya untuk membuka usaha pertanian maupun
untuk tujuan praktis lainnya digunakan skala tinjau sehingga kurang tepat sasaran.
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SURVEI TANAH

• Survei tanah merupakan istilah umum untuk penelitian secara sistematik


tanah di lapangan dan di laboratorium dari suatu daerah tertentu dengan
dukungan keterangan-keterangan dari sumber-sumber lainnya. Hasil
kegiatan ini meliputi uraian, klasifikasi dan pemetaan satuan tanah di
daerah survey, lokasi dan luasannya yang ditunjukkan pada peta, disertai
laporan yang menguraikan tentang latar belakang, metode yang
mencakup tentang definisi-definisi, cara mengklasifikasikan serta
interpretasi tanah tersebut.
• Survei tanah sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan perencanaan, baik
dalam bidang pertanian enginering, pengembangan daerah, reklamasi dan
sebagainya. Berdasarkan hasil survei tanah dapat diketahui berbagai
satuan tanah masing-masing dengan berbagai kombinasi faktor
pembentuk tanah atau genesisnya yang berpengaruh terhadap potensi
penggunaannya untuk peruntukan tertentu.
Potensi penggunaan tanah tersebut antara lain dapat terlihat dari sifat-sifat yang
dimilikinya, yang dinilai secara bersama-sama. Setiap satuan tanah yang
ditunjukkan dalam suatu peta tanah mempunyai seperangkat sifat-sifat yang
saling berhubungan yang merupakan ciri dari tanah sebagai tubuh alami.
Seperti telah dijelaskan di atas, salah satu hasil dari suatu survei tanah adalah
Peta tanah.
Peta tanah adalah peta yang menggambarkan penyebaran satuan-satuan tanah di
suatu daerah. Peta tanah ini dilengkapi dengan legenda peta yang menerangkan
secara singkat satuan tanah dan sifat-sifat dari satuan peta tersebut. Peta tanah
ini biasanya dilengkapi dengan buku laporan yang memuat uraian yang lebih
lengkap. Pada dasarnya pera tanah dibuat untuk tujuan pertanian, namun tidak
menutup kemungkinan informasinya dapat juga dimanfaatkan dalam bidang-
bidang lain seperti enginering, pengembangan daerah rekreasi, kawasan wisata
dan sebagainya.

Penelitian/survei tanah umumnya diikuti dengan pengamatan profil


tanah di lapangan.
TUJUAN SURVEI DAN PEMETAAN TANAH

1. Mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan


tanah-tanah yang sama atau hampir sama sifatnya
(similar) ke dalam satu satuan peta tanah serta melakukan interpretasi
terhadap kesesuaian lahannya dari masing
masing satuan peta tanah untuk penggunaan tertentu.

2. Untuk mengetahui penyebaran jenis tanah dan mengetahui potensinya


untuk berbagai alternatif penggunaan lahan.

* Untuk memudahkan pembacaan, setiap satuan peta diberi symbol atau


diberi warna yang berbeda.
TINGKATAN SURVEI DAN MACAM PETA TANAH

Tingkatan Survei Tanah

• Survei tanah dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan tergantung dari maksud dan
tujuannya. Demikian juga kategori dari klasifikasi tanah yang akan dipilih dari yang sederhana
hingga yang paling detail, atau dari kategori tinggi sampai kategori rendah (Ordo – Famili
tanah/Seri tanah)
• Berdasarkan intensitas /kerapatan pengamatannya, survei tanah dibedakan atas 6 tingkatan
survei, yaitu:
(1) Bagan,
(2) Eksplorasi,
(3) Tinjau,
(4) SemiDetail,
(5) Detail,dan
(6) Sangat Detail.
No Tingkatan Skala Peta Luas tiap 1cm Satuan Tanah Tujuan
Survei/Jenis Peta pada peta Survei/kegunaan
nya
1 2 3 4 5 6

1 Peta Tanah Bagan 2.500.000 625 km2 Ordo/Golongan Pendidikan


Tanah
2 Peta Tanah 1.000.000 100 km2 Subordo/kumpul Perencanaan
Eksplorasi an Tanah tingkat
Nasional/pendidik
an
3 Peta Tanah Tinjau 250.000 625 Ha Great Tingkat Regional
group/Jenis dan Provinsi
Tanah/Grup
Tanah
4 Peta Tanah Semi 50.000 25 Ha Sub Penyusunan peta
Detil Group/Subjenis/ tata ruang wilayah
Macam Tanah kabupaten/kota
5 Peta Tanah Detil 1 : 25.000 6,25 Famili/Seri tingkat kabupaten
atau kecamatan
6 Sangat Detil 5.000 0,25 Ha Seri + fase Perencanaan dan
pengelolaan lahan
di tingkat petani
Ordo Tanah : Inceptisols

Subordo Tanah: Udepts

Greatgroup/Gup Tanah: Eutrudepts

Subgrup : Lithic Eutrudepts

Famili Tanah : Lithic Eutrudepts, berlempung, campuran, Isohipertermik

Seri Tanah: Seri Abian Semal

Fase : Tererosi
Penjelasan mengenai kerapatan pengamatan, skala, luas tiap 1 cm2 pada peta, satuan peta dan
satuan tanah yang dihasilkan, dan contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

(1) Survei Tanah Tingkat Bagan:


Pada survei tanah tingkat bagan belum dilakukan pengamatan lapang karena cukup dengan
menghimpun dari data dan peta yang sudah ada atau cukup dengan studi pustaka; kisaran
skala yang dihasilkan pada umumnya adalah 1 : 2.500.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2
pada peta adalah 625 km2; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi dan beberapa
Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Ordo Tanah; contoh penggunaannya
berupa: Gambaran umum tentang sebaran tanah di tingkat nasional yang dimanfaatkan
untuk materi pendidikan.

(2) Peta Tanah Eksplorasi


Peta tanah eksplorasi dapat digunakan untuk tujuan identifikasi potensi daerah. Peta ini
sering digunakan untuk menguji sistim klasifikasi keperluan pendidikan maupun studi
geografi. Oleh karena itu peta tanah eksplorasi sangat berguna untuk perencanaan dalam
tingkat nasional.
Pada survei tanah tingkat eksplorasi belum dilakukan pengamatan lapang karena cukup
dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah ada atau cukup dengan studi pustaka;
kisaran skala yang dihasilkan pada umumnya adalah 1 : 1.000.000; sehingga memiliki luas tiap
1 cm2 pada peta adalah 100 km2 ; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi dan beberapa
Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Subordo/Kumpulan Tanah; contoh
penggunaannya berupa: Perencanaan tingkat Nasional, untuk menentukan penelitian secara
terarah, dan dimanfaatkan untuk materi pendidikan.
(3) Peta Tanah Tinjau
Peta tanah tinjau digunakan untuk penilaian sumberdaya lahan dalam
rangka perencanaan penggunaan lahan secara makro di tingkat propinsi
atau regional. Peta tanah ini berfungsi sebagai dokumentasi sumberdaya
tanah untuk program penelitian, reklamasi lahan, dan rasionalisasi
penggunaan lahan. Survei tanah tinjau ini merupakan tahap awal yang
perlu diikuti oleh penelitian atau survei tanah yang lebih detail.

Pada survei tanah tingkat tinjau perlu dilakukan pengamatan lapang


dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: tiap 2,5 km2; kisaran
skala yang dihasilkan pada umumnya adalah 1 : 250.000 sehingga memiliki
luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 625 hektar; satuan peta yang diperoleh
adalah kompleks atau asosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah
Great Group/Jenis Tanah/Grup Tanah; contoh penggunaannya berupa:
Perencanaan pembangunan makro di tingkat Regional dan Provinsi,
Penyusunan tata ruang wilayah propinsi, Penyusunan rencana penggunaan
lahan secara nasional, penentuan lokasi wilayah prioritas untuk
dikembangkan.
(4) Peta Tanah Semi Detil
Peta tanah semi detil dibuat berdasarkan survei yang merupakan
kelanjutan dari survei tanah tinjau mendalam. Setelah survei tanah tinjau
mendalam selesai dilakukan dan menunjukkan adanya kemungkinan
pengembangan, selanjutnya dilanjutkan dengan survei semi detil. Luas
daerah yang disurvei biasanya sangat terbatas dan umumnya bertujuan
untuk studi kelayakan, perencanaan fisik, rencana irigasi, transmigrasi,
pengelolaan usaha tani, dan budidaya tanaman serta sebagai dasar untuk
alih teknologi pertanian.
Pada survei tanah tingkat semi detail perlu dilakukan pengamatan lapang
dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 50 hektar; kisaran
skala yang dihasilkan pada umumnya adalah 1 : 50.000; sehingga memiliki
luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 25 hektar; satuan peta yang diperoleh
adalah: Konsosiasi, beberapa kompleks dan asosiasi; satuan tanah yang
ditampilkan adalah Sub group/Subjenis/Macam Tanah atau sampai Famili;
contoh penggunaannya berupa: Penyusunan peta tata ruang wilayah
kabupaten/kota; Perencanaan mikro dan operasional untuk proyek-proyek
pertanian, perkebunan, transmigrasi, perencanaan dan perluasan jaringan
irigasi.
(5) Peta Tanah Detil
Peta tanah detil dihasilkan melalui kegiatan survei tanah detil yang bertujuan
untuk mencari hubungan yang lebih mendasar antara tanah dengan berbagai
budidaya tanaman, penggunaan lahan,perencanaan detil untuk usaha tani, pola
tanam, irigasi/pengairan, konservasi tanah, kebun-kebun percobaan, dan sebagai
dasar alih teknologi pertanian.
Pada survei tanah tingkat detail perlu dilakukan pengamatan lapang. Kisaran skala
yang dihasilkan pada umumnya adalah 1 : 25.000 sehingga memiliki luas tiap 1
cm2 pada peta adalah 6,25; satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi,
beberapa kompleks; satuan tanah yang ditampilkan adalah Famili atau Seri Tanah;
contoh penggunaannya berupa: Perencanaan mikro dan operasional untuk proyek-
proyek pengembangan tingkat kabupaten atau kecamatan, perencanaan
pemukiman transmigrasi, perencanaan dan pengembangan jaringan irigasi
sekunder dan tersier.
(6) Survei Tanah Tingkat Sangat Detail:
Pada survei tanah tingkat sangat detail perlu dilakukan pengamatan
lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 2 pengamatan
tiap 1 hektar; kisaran skala yang dihasilkan pada umumnya adalah
1 : 5.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 0,25 hektar;
satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi; satuan tanah yang
ditampilkan adalah Fase dari Seri; contoh penggunaannya berupa:
Perencanaan dan pengelolaan lahan di tingkat petani, penyusunan
rancangan usaha tani konservasi; intensifikasi penggunaan lahan kebun.
SATUAN PETA TANAH DAN LEGENDA PETA

Satuan Peta Tanah


Satuan peta tanah (Soil mapping unit) merupakan hasil dari satuan-satuan taksonomik tanah
(soil taxonomic units) dari suatu bentanglahan yang diwujudkan dalam bentuk peta, dan
mempunyai kesamaan nama, symbol, warna atau penyajian lainnya (Wambeke dan Forbes,
1986). Satuan peta tanah tersebut merupakan perwujudan daerah sebaran tanah yang
nyata/sebenarnya di permukaan bumi, yang delineasinya mengikuti apa yang dinamakan
satuan taksonomik tanah yang berupa batas alami.
Satuan taksonomik adalah satuan sifat-sifat tanah yang mempunyai kisaran (range) tertentu yang
berhubungan dengan keseluruhan sifat-sifat tanah. Satuan peta tanah yang dibuat tergantung
pada tingkat ketelitian survei atau tingkat pemetaan yang dilakukan, sehingga satuan peta
tanah dapat memiliki kisaran karakteristik (ring of Characteristic) yang luas maupun yang
sempit.

Macam-macam Satuan Peta


Terdapat beberapa macam satuan peta tanah yang didasarkan kepada jumlah dan
kekomplekan satuan tanah (dengan fasenya) yang menyusun di dalamnya. Secara umum
terdapat 4 (empat) macam satuan peta tanah yaitu: Konsosiasi, Kompleks, asosiasi, dan
Undifferentiated groups.
1. Konsosiasi
Konsosiasi adalah satuan peta tanah yang didominasi oleh satu satuan tanah dan tanah-tanah yang mirip
(similar soil). Dalam satuan peta konsosiasi sekurang-kurangnya setengah atau 50% dari pedon-pedon
yang ada di dalamnya sama dengan yang tertulis dalam satuan peta tanah. Sedangkan pedon-pedon atau
tanah-tanah yang berbeda (dissimilar soils) tidak lebih dari 25%. misalnya 15% atau 10% tergantung dari
sifatnya. Tanah-tanah yang berbeda dalam satuan peta konsosiasi dikenal dengan inklusi. Jika tanah yang
berbeda tersebut sifatnya lebih baik atau sama dengan tanah utamanya, maka diperbolehkan sampai 25%,
sedangkan jika tanah berbeda tersebut mempunyai sifat sebagai pembatas untuk penggunaannya hanya
diperbolehkan sampai 15%. Jika tanah berbeda tersebut berbeda kontras dan merupakan pembatas yang
berat maka hanya diperbolehkan sampai 10%. Sedangkan sisanya berupa tanah-tanah yang mirip atau
similar soils. Sebagai ilustrasi komposisi antara nama tanah yang tercantum dalam legenda, similar soils
dan dissimilar soils dalam satuan peta konsosiasi disajikan dalam gambar 1.

2. Kompleks dan Asosiasi


Kompleks dan asosiasi terdiri dari dua atau lebih tanah-tanah yang berbeda (dissimilar soils). Perbedaan
penggunaan nama kompleks atau asosiasi adalah: komponen utama dalam satuan peta kompleks tidak
dapat membentuk satuan peta apabila dipetakan padaskala 1 : 24.000. Pada skala tersebut areal 0,4 cm2
pada peta atau lebih kurang 2,3 Ha di lapangan. Sedangkan komponen utama dalam satuan tanah asosiasi
apabila dipetakan pada skala tersebut masih akan membentuk satuan peta tersendiri.
Secara praktis dapat dapat dikemukakan bahwa apabila komponen satuan-satuan tanah dalam satuan
peta tanah tersebut didelineasi dan luasannya kurang lebih 2,3 Ha, maka satuan tanah tersebut termasuk
asosiasi. Sedangkan apabila kurang dari 2,3 Ha termasuk kedalam satuan peta kompleks..
3. Undifferentiated Groups
Undifferentiated groups terdiri dari dua atau lebih tanah yang secara geografi tidak selalu
berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam satuan peta sama karena untuk penggunaan dan
managemennya sama atau mirip (similar). Biasanya tanah -tanah tersebut dimasukkan ke
dalam satuan peta yang sama karena sama-sama mempunyai sifat-sifat seperti: berlereng
terjal, berbatu, atau kena pengaruh banjir yang menentukan sebagai pembatas untuk
penggunaan dan manajemennya. Ketentuan proporsi dari masing-masing tanah yang
menyusunnya sama dengan asosiasi atau kompleks.
Gambar Komposisi Satuan Tanah Pada Beberapa Jenis Satuan Peta

KONSOSIASI

Tanah-tanah yang Maksimum 25% tanah-tanah


mirip yang berbeda atau inklusi

Minimum 50% nama tanah seperti


yang tercantum dalam legenda
ASOSIASI ATAU KOMPLEKS

tanah-tanah lain yang ada


tetapi tidak tercantum dalam
Tanah-tanah yang berbeda legenda (inklusi)
(dissimilar soils) yang
digunakan dalam nama
asosiasi atau kompleks
UNDIFFERENTIATED GROUPS

Tanah-tanah yang berbeda


tetapi Serupa (similar) dalam
penggunaan dan
manajemennya.
TATA KERJA SURVEI TANAH

Prosedur Kegiatan Survei


Sebelum survei/pemetaan tanah dilakukan, harus dipersiapkan terlebih dahulu segala keperluan yang terkait:
1. Pengajuan proyek (Poject proposal) yang disertai dengan kerangka acuan (Term Of
References/TOR).
2. Pengurusan perijinan survei
3. Persiapan peralatan survei
4. Delineasi satuan peta
5. Survei pendahuluan
6. Penetapan metode survei lapang
7. Survei lapang
8. Analisis sampel tanah di Laboratorium
9. Tabulasi Data (Data di lapangan dan data Laboratorium)
10. Klasifikasi tanah
11. Pembuatan Peta dengan legendanya
12. Penyusunan laporan hasil survei

1. Project Proposal/TOR
Project proposal berisi maksud dan tujuan rencana penelitian/pemetaan, waktu/jadwal, pendanaan, keluaran
dsb.
2. Perijinan Survei
Agar dapat melaksanakan survey di suatu wilayah tertentu, sebelumnya harus dipersiapkan surat-surat formal
antara lain: surat ijin melakukan survey dari Gubernur cq. Ditsospol. Berdasarkan surat-surat tersebut
dikeluarkan surat rekomendasi dari Ditsospol Tk I yang kemudian diteruskan ke tingkat Kabupaten,
Kecamatan, dan Pedesaan. Prosedur ini sangat perlu diperhatikan untuk keamanan dan kelancaran survey.
3. Peralatan Survei
Peralatan survei harus disiapkan sebelum pelaksanaan survei tanah dilakukan. Peralatan tersebut harusdidaftar
secara rinci dan dirawat dengan baik. Contoh beberapa peralatan yang digunakan dalam survei tanah dapat
dilihat pada Tabel 2.
No Jenis Peralatan Kegunaan

1 Altimeter Mengetahui tinggi tempat

2 Abneylevel Mengetahui kemiringan lereng

3 Buku Warna Mengetahui warna tanah

4 Bor tanah Ngebor tanah

5 Kamera Membuat foto

6 Kompas Mengetahui arah angin

7 Loupe Mengetahui adanya kutan liat

8 Meteran (panjang/pendek) Mengukur kedalaman tanah dan panjang lereng

9 Kantong plastik Tempat sampel

10 pH meter Mengetahui tingkat kasaman tanah

11 HCl Mendeteksi adanya kapur

12 H2O2 Mendeteksi bahan organik

13 ᾳ dipiridhyl Mendeteksi drainase tanah


4. Delineasi Satuan Peta tanah
Delineasi satuan peta tanah tentatif (sementara) dengan tumpang susun
Peta Landform, lereng, geologi (bahan induk), penggunaan
lahan.

5. Survei Pendahuluan
Dilakukan dengan menjelajahi secara sepintas keseluruhan daerah
penelitian sambil mencocokkan hasil delineasi satuan peta tanah
sementara yang didelineasi di kantor. Bila terjadi kesalahan delineasi,
langsung diperbaiki di lapangan.
6. Penetapan Metode Survei/Jalur Pengamatan:
- Metode grid (grid kaku atau grid bebas/fleksibel)
- Metode transek
7. Survei Lapang
- Pengamatan minipit → → pemboran (klasifikasi sementara)
- Pengelompokan minipit berdasarkan selang sifat (ring of characteristic)
- Pembuatan profil pewakil (pengamatan profil)
- Pengamatan lingkungan ( lereng, penggunaan lahan, vegetasi, erosi, dsb.)
• .FORMULIR PENGAMATAN TANAH DI LAPANGAN
• 1. Nama pengamat :
• 2. Tgl. Pengamatan :
• 3. Nomor lembar peta :
• 4. Nomor satuan lahan :
• 5. Nomor/jenis pengamatan :
• 6. Lokasi pengamatan (Dusun, Desa, Kecamatan, Kabupaten):
• 7. Nomor sampel tanah :
• 8. Elevasi :
• 9. Letak geografis : :
• 10. Relief
• Makro :
• Mikro :
• 11. Lereng
• Kemiringan (%) :
• Panjang (m) :
• Kiblat/arah :
• Posisi :
• 12. Landform :
• 13. Bahan induk :
• 14. Drainase tanah :
• 15. Penggunaan lahan :
• 16. Vegetasi :
• Vegetasi dominan ( jenis, persentase) :
• Vegetasi lainnya :
• Tutupan lahan :
• 17. Sejarah/lama penggunaan lahan:
• 18. Tingkat pengelolaan/manajemen lahan :
• 19. Pemupukan (jenis, dosis):
• 20. Kondisi pertumbuhan tanaman (baik, sedang, buruk) :
• 21. Persentase penutupan lahan :
• 22. Kedalaman efektif tanah:
• 23. Batuan di permukaan (%) :
• 24. Singkapan batuan (%) :
• 25. Kedalaman air tanah :
• 26. Sumber air : .
• 27. Tindakan konservasi :
• 28. Eosi
• Perkiraan jenis erosi (lembar, alur, parit, angin) :
• Perkiraan tingkat bahaya erosi (SR, R, S, B, SB) :
• 29. Bahaya banjir/genangan :
• 30. Kesesuaian lahan sementara :
• 31. Perkiraan faktor pembatas :

Formulir Pengamatan Tanah di Lapang

Kode ketebalan Warna Tekstur Struktur Konsistens pH Reaksi Bahan


horizon (cm) tanah tanah tanah i H2 terhada kasar:
O p c=kon
HCl/H kresi

2O2 n=nod
ul
g=
krikil
s= batu
(%)
Ap 0 - 30
Bw1 30 - 45
Bw2 45 -60
Bg 60 - 80
PENYUSUNAN LAPORAN

Setiap kegiatan survei dan pemetaan tanah harus disertai dengan pembuatan naskah
laporan .
Pada umumnya laporan-laporan survei tanah memuat Bab-bab berikut:
I. PENDAHULUAN
II. KEADAAN FISIK DARI LINGKUNGAN (Lokasi, perhubungan, iklim, hidrologi, bentuk
wilayah, geologi, penggunaan lahan, vegetasi, agronomi).
III. KEADAAN TANAH (Proses pembentukan tanah, klasifikasi tanah, satuan peta
tanah, uraian satuan peta tanah, sifat-sifat morfologi, sifat-sifat fisik, kesuburan,
penyebaran dll.)
IV. KLASIFIKASI KEMAMPUAN/KESESUAIAN LAHAN (untuk tanaman palawija, padi
sawah, tanaman perkebunan danlain-lain)
V. PEMBAHASAN
VI. KESIMPULAN
VII. SARAN-SARAN/REKOMENDASI
Disamping itu setiap laporan harus dilengkapi dengan peta-peta: Peta lokasi daerah
Survei, Peta geologi, Peta vegetasi/penggunaan lahan, Peta bentuk
wilayah/fisiografi, Peta tanah, Peta kemampuan/kesesuaian lahan, Peta
rekomendasi penggunaan tanah.
Life is beautiful
Love is wonderful
Giving is powerful

Anda mungkin juga menyukai