Anda di halaman 1dari 2

Hama Orong-Orong pada Tanaman Padi Sawah

Irsad Ardianto (18/427850/PN/15630)

Orong-orong (Gryllotalpa orientalis) atau disebut juga dengan orong-orong adalah salah satu
hama yang menyerang tanaman padi sawah. Hewan ini merupakan anggota famili Gryllotalpidae dan
ordo Orthoptera. Tubuhnya berbentuk silinder dengan panjang sekitar 3 - 5 cm saat dewasa, matanya
kecil seperti sekop. Orong-orong mempunyai 3 fase hidup yaitu telur-nimfa-imago. Sebagian besar
masa hidupnya berada di bawah tanah, namun saat dewasa orong-orong memiliki sayap dan cenderung
berada di atas tanah. Sebagian orong-orong adalah herbivor (memakan akar tanaman), sebagian lain
adalah omnivor (juga memakan cacing ataupun tempayak), sebagian kecil adalah predator.
Pemangsanya bermacam-macam, mulai dari burung, ayam, tikus, sigung, hingga rubah.

Serangga yang kadang-kadang ditemukan berlari cepat di sudut pekarangan ini dapat pula terbang
hingga sejauh 8 km dalam musim kawin. Hewan muda memiliki sayap yang pendek. Hewan ini aktif
pada malam hari (nokturnal) dan pada musim dingin melakukan hibernasi. Pada musim kawin hewan
ini dapat menghasilkan suara melalui mekanisme mirip jangkrik (dengan organ stridulasi), namun
dengan suara yang jauh berbeda. Suaranya bersifat monoton, tanpa jeda, dan amat mengganggu
pendengaran. Bila lubang persembunyiannya didekati, ia akan berhenti bersuara namun akan memulai
lagi begitu merasa gangguan berlalu. Orong-orong adalah hewan yang agak jarang terlihat karena lebih
suka bersembunyi dalam lubang dan aktif pada malam hari mencari makan. Habitat yang disukai adalah
ladang yang kering, pekarangan, serta lapangan rumput. Hewan ini dapat ditemukan di semua tempat,
kecuali daerah dekat kutub bumi.

Orong-orong jarang menjadi masalah di sawah, tapi sering ditemukan di lahan pasang surut dan
biasanya hanya terdapat di sawah yang kering yang tidak digenangi. Penggenangan tanaman
menyebabkan orong-orong pindah ke pematang. Hama ini memiliki tungkai depan yang besar. Siklus
hidupnya 6 bulan. Stadium tanaman yang rentan terhadap serangan hama ini adalah fase pembibitan
sampai anakan. Benih yang disebar di pembibitan juga dapat dimakannya. Hama ini memotong tanaman
pada pangkal batang dan orang sering keliru dengan gejala kerusakan yang disebabkan oleh penggerek
batang (sundep). Orong-orong merusak akar muda dan bagian pangkal tanaman yang berada di bawah
tanah. Pertanaman padi muda yang diserangnya mati sehingga terlihat adanya spot-spot kosong di
sawah.

Identifikasi adanya serangan hama orong-orong dilakukan dengan mengamati tanda-tanda berikut
ini.

 Tanaman tidak berdiri dengan tegak


 Pangkal tanaman muda terpotong
 Pertumbuhan bibit yang buruk
 Bibit mengalami kematian
 Tanaman hilang
 Akar mengalami kerusakan

Untuk mengetahui kehadirannya, dapat dilakukan pengamatan pada lubang-lubang sekitar akar
tanaman apakah terdapat nimfa berwarna coklat.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah hadirnya orong-orong adalah sebagai berikut.

 Menggunakan varietas yang lebih tahan (modern varieties with long and dense fibrous can tolerate
damage better)
 Menggenangi sawah selama 3-4 hari
 Saat persiapan lahan, dilakukan pengambilan hama orong-orong secara manual

Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk pengendalian hama ini adalah sebagai
berikut.

 Pengolahan tanah akan membantu membunuh nimfa dan telur


 Secara mekanis pada saat pengolahan tanah terhadap orong-orong yang berenang
 Penggenangan sawah 3-4 hari dapat membantu membunuh telur di dalam tanah
 Penggunaan umpan (sekam dicampur insektisida)
 Penggunaan insektisida berbahan aktif karbofuran atau fipronil

Anda mungkin juga menyukai