Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 7, Nomor 1, 2018
Karakteristik Petani Muda Agribisnis dan Faktor-faktor yang Mepengaruhi
Alih Fungsi Lahan di Malang
Eri Yusnita Arvianti dan Salbinus Abin

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang


Received: Februari 2018; Accepted: Maret 2018; Published: April 2018
DOI: http://dx.doi.org/10.21107/agriekonomika.v7i1.1068

ABSTRAK
Fungsi lahan pertanian di Indonesia sekarang ini harus bersaing dengan pemukiman,
bidang industri dan properti. Upaya perlindungan terhadap status lahan sawah kemudian
menjadi bagian yang paling urgen. Optimisme perlu dibangun dengan pandangan
bahwa dengan membina petani muda agar berjiwa agribisnis (wirausaha) maka
pembangunan sektor pertanian akan tetap berlanjut. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik petani muda di Malang, mengetahui
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi praktik alih fungsi lahan di Malang.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Curungrejo, Desa Jatirejoyoso, Desa Mangunrejo,
dan Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Metode penelitian yang
digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Hasilnya adalah karakteristik
petani muda yang paling banyak dimiliki adalah yang bersemangat di bidang agribisnis,
kemudian dilanjutkan dengan karakteristik berusahatani sendiri, dan yang menganggap
bertani sebagai usaha utama menduduki peringkat ketiga. Sedangkan variabel yang
berpengaruh terhadap praktik alih fungsi lahan adalah kendala irigasi, resiko usahatani,
harga jual lahan dan tingkat pendapatan.
Kata Kunci: Petani Muda, Komunitas, Lahan
Characteristics and Factors of Young Agribusiness Farmers that Influence the Function
of Land in Malang
ABSTRACT
The function of agricultural land in Indonesia today has to compete with residential,
industrial and property. Efforts to protect the status of paddy fields became the most urgent
part. Optimism needs to be built with the view that by fostering young farmers to have
an agri-business spirit (entrepreneurship), the development of the agricultural sector will
continue. The goal to be achieved in this research is to know the characteristics of young
farmers in Malang, to know and analyze the factors that affect the practice of land transfer
function in Malang. This research was conducted in Curungrejo Village, Jatirejoyoso
Village, Mangunrejo Village, and Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Malang Regency.
The research method used is proportionate stratified random sampling. The result is
characteristic of the most widely held young farmers who are passionate in the field of
agribusiness, then continued with self-employment characteristics, and who consider
farming as the main business ranked third. While the variables that influence the practice of
land conversion are irrigation constraints, farming risk, land selling price and income level.

Keywords: Young Farmer, Community, Land


Corresponding author : © 2018 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Malang
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
Email : yusnitaarvianti@yahoo.co.id
Phone : 081334171978
Agriekonomika, 7(1) 2018: 10-18 | 11

PENDAHULUAN pandangan bahwa dengan membina


Pembangunan pertanian Indonesia petani muda agar berjiwa agribisnis
dihadapkan pada permasalahan serius (wirausaha) sehingga pembangunan
mengenai lahan. Fungsi lahan pertanian sektor pertanian akan tetap berlanjut
harus bersaing dengan pemukiman, (Njeru, 2015). Hal ini berarti perlu adanya
bidang industri dan property (Barus, 2012). peningkatan kompetensi petani muda
Pemerintah mencatat bahwa setiap tahun dalam mengakses teknologi, modal, pasar
laju alih fungsi lahan mencapai 100.000 dan manajemen sehingga menjadi petani
ha, tidak sebanding dengan kemampuan muda wirausaha mandiri yang inovatif,
pemerintah untuk mencetak sawah baru kreatif, mampu bersaing, berwawasan
yakini, 40.000 ha per tahun. Laju alih global dan professional (PERMENTAN No.
fungsi lahan sawah sekitar 80 % terjadi 07 Tahun 2013). Pengembangan petani
di Pulau Jawa, yang mana adalah sentra muda wirausaha ini merupakan upaya
tanaman pangan. Hal ini mengakibatkan mempertahankan status lahan sawah
penguasaan lahan oleh petani semakin dalam rangka terwujudnya pertanian
sempit, sebagaimana diprediksi bahwa berkelanjutan.
pada tahun 2012 penguasaan lahan per
petani 0,22 ha dan akan menyusut hingga METODE PENELITIAN
2050 menjadi 0,18 hektar (RENSTRA Penelitian ini menggunakan pendekatan
Kementerian Pertanian 2015-2019). kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
Permasalahan alih fungsi lahan Desa Curungrejo, Desa Jatirejo, Desa
diperparah oleh kelembagaan dan sumber Mangunrejo, Desa Panggungrejo Kecama-
daya manusia petani yang masih lemah, tan Kepanjen Kabupaten Malang.
mengingat tenaga kerja sektor pertanian Populasi dalam penelitian ini ada-
hari ini rata-rata merupakan petani berusia lah seluruh petani muda yang berada pada
lebih dari 50 tahun. Usia yang terbilang usia 20 – 35 tahun di Desa Curungrejo,
tua menjadi kendala dalam penguasaan Desa Jatirejoyoso, Desa Mangunrejo, dan
teknologi pertanian dan kemampuan Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepan-
kerja, sehingga mempengaruhi tingkat jen, Kabupaten Malang.
produksi dan berdampak pada perolehan Jumlah sampel yang diambil se-
pendapatan yang rendah. Dengan demikian banyak 60 orang. dengan menggunakan
adanya kecenderungan untuk mengubah metode proportionate stratified random
fungsi lahan pertanian ke nonpertanitan. sampling yaitu teknik pegambilan sampel
Bentuk mengubah fungsi tersebut dapat yang tergolong pada dalam probabolity
berupa pemukiman, industri, perhotelan, sampling merupakan teknik pengambilan
pertokoan, dan lain-lain.(Saputra , 2012) sampel yang dapat memberikan peluang
Upaya perlindungan terhadap status sama bagi setiap anggota populasi untuk
lahan sawah kemudian menjadi bagian menjadi anggota sampel dan digunakan
yang paling urgen. (Flynn, 2015). Salah bila populasi memempunyai anggota atau
satu amanat Undang-undang No. 41 Tahun unsur yang tidak homogen dan berstrata
2009 yang mengatur tentang Perlindungan secara proposional (Kuncoro,2001). Jum-
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan lah sampel yang di ambil dari setiap desa
adalah pembinaan bagi setiap orang berjumlah 15 orang.
yang terikat denganpemanfaatan Lahan Agar setiap sampel yang diambil
Pertanian PanganBerkelanjutan (Pasal mewakili setiap jumlah populasi di 3 desa
35 Ayat 1). Lebih lanjut pembinaan yang maka rumusnya adalah jumlah populasi
dimaksudkan di antaranya pendidikan dan masing-masing desa dibagi jumlah total
pelatihan (Ayat 2). Pencapaian maksud populasi pada 3 desa dikali jumlah sampel
tersebut, maka sasarannya adalah yang digunakan (responden).
generasi muda pertanian terutama petani Secara matematis dapat ditulis ru-
muda. Optimisme perlu dibangun dengan mus sebagai berikut:
12 | Eri Yusnita Arvianti dan Salbinus Abin, Karakteristik Petani Pemuda Agribisnis

𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕 𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕 𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅


Sampel = X jumlah
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕 𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑 𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑 𝟑𝟑 𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅

responden

Desa Curungrejo = x 60 = 15 orang

Desa Jatirejoyoso = x 60 = 15 orang

Desa Mangunrejo = x 60 = 15 orang

Desa Panggungrejo = X 60 = 15 orang


Total sampel= 15 + 15+ 15 +15 = 60 orang.
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Metode analisis data yang
digunakan untuk menentukan Gambar 1
dan mengalisis faktor-faktor yang Penduduk yang Bekerja disektor
mempengaruhi alih fungsi lahan sawah Pertanian
adalah regresi linier berganda. Model
analisis regresi linier berganda dalam 2. Karakteristik Responden Menurut
penelitian ini adalah sebagai berikut: Usia
PAFL= ßo + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 +
ß5X5 + ß6X6 + e (1)
Dimana PAFL adalah Praktik Alih
Fungsi Lahan, ßo adalah intercept, ß1,
ß1… ß5 merupakan koefisien regresi, X1
adalah kendala Irigasi, X2 adalah resiko
usahatani, X3 ialah harga jual lahan, X4
adalah tingka pendapatan, X5 adalah jum-
lah tanggunggan, X6 ialah luas lahan,
dan e adalah error.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber: Data Primer Diolah, 2017


ANALISIS KARAKTERISTIK Gambar 2
1. Karakteristik Penduduk yang Be- Usia Responden
kerja disektor Pertanian
Gambar 1, dapat kita lihat bahwa jum- Dari gambar 2, dapat kita lihat bahwa
lah penduduk Desa Curungrejo yang responden yang berusia antara 20 –
bekerja disektor pertanian berjumlah 25 tahun adalah berjumlah 19 orang,
300 orang, penduduk Desa Jatirejoy- responden yang berusia antara 26 –
oso yang bekerja di sektor pertanian 30 tahun berjumlah 29 orang, dan re-
berjumlah 873 orang, penduduk Desa sponden yang berusia antara 31 – 35
Mangunrejo yang bekerja disektor per- tahun berjumlah 12 orang.
tanian berjumlah 987 orang, dan pen-
3. Karakteristik Responden Menurut
duduk Desa Panggungrejo yang bek-
Status Pernikahan
erja disektor pertanian berjumlah 759
Dari gambar 3, bahwa sejumlah 30 re-
orang.
sponden memiliki status Belum Meni-
kah, 26 responden memiliki status
Agriekonomika, 7(1) 2018: 10-18 | 13

Menikah, 2 orang responden memiliki 5. Karakteristik Pemuda Tani


status Duda, 2 responden memiliki sta-
tus janda

Sumber: Data Primer Diolah, 2017


Gambar 5
Karakteristik Pemuda Tani
Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Dari gambar 5 di atas dapat diketahui
bahwa pada usia 20 – 25 tahun petani
Gambar 3 muda yang memiliki karakteristik Beru-
Status Pernikahan sahatani Sendiri berjumlah 6 orang,
yang memiliki karakteristik Tidak/Be-
4. Karakteristik Responden menurut lum Berusahatani Sendiri berjumlah
Pendidikan Terakhir nol/tidak ada, yang memiliki karakter-
Dari gambar 4, dapat kita lihat bahwa istik Bertani Sebagai Pekerjaan Utama
jumlah responden yang memiliki pen- berjumlah 0 (nol) / tidak ada, yang
didikan terakhir Tidak Tamat SD ber- memiliki karakteristik Bersemangat
jumlah 1 orang, Tamat SD berjumlah 6 Mengembangkan Agribisnis berjumlah
orang, Tidak Tamat SMP berjumlah 2 9 orang, yang memiliki karakteristik
orang, Tamat SMP berjumlah 10 orang, Tidak/Belum Bersemangat Mengem-
Tidak Tamat SMA berjumlah 4 orang, bangkan Agribisnis berjumlah 0 (nol)
Tamat SMA berjumlah 23 orang, Di- / tidak ada. Sedangkan pada usia 26
ploma berjumlah 6 orang dan Sarjana – 30 tahun petani muda yang memi-
berjumlah 8 orang. liki karakteristik Berusahatani Sendiri
berjumlah 9 orang, yang memiliki
karakteristik Tidak/Belum Berusaha-
tani Sendiri berjumlah 5 orang, yang
memiliki karakteristik Bertani Sebagai
Pekerjaan Utama berjumlah 3 orang,
yang memiliki karakteristik Bertani se-
bagai Pekerjaan Sampingan berjumlah
5 orang, yang memiliki karakteristik
Bersemangat Mengembangkan Agri-
bisnis berjumlah 6 orang, yang memi-
liki karakteristik Tidak/Belum Berse-
mangat mengembangkan Agribisnis
berjumlah 1 orang. Kemudian pada
usia 31 – 35 tahun petani muda yang
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
memiliki karakteristik Berusahatani
Gambar 4 Sendiri berjumlah 0 (nol) / tidak ada,
Pendidikan Terakhir yang memiliki karakteristik Tidak/Be-
14 | Eri Yusnita Arvianti dan Salbinus Abin, Karakteristik Petani Pemuda Agribisnis

lum Berusahatani Sendiri berjumlah 1 oleh hasil regresi seperti yang ada pada
orang, yang memiliki karakteristik Ber- Tabel 2. Hasil Uji Signifikansi Simultan dan
tani Sebagai Pekerjaan Utama berjum- Tabel 3.
lah 5 orang, yang memiliki karakteristik Dari Tabel 2 di atas dapat dili-
Bertani Sebagai Pekerjaan Sampin- hat bahwa pada tingkat signifikansi 0,05
gan berjumlah 2 orang, yang memiliki hasil pengujian menunjukan nilai df sama
karakteristik Bersemangat Mengem- dengan 6, Fhitung sebesar 14,850 dan Ftabel
bangkan Agribisnis berjumlah 4 orang, sebesar 2,25, dengan nilai signifikan sama
dan yang memiliki karakteristik Tidak/ dengan 0,000. Oleh sebab nilai Fhitung leb-
Belum Bersemangat Mengembangkan ih besar daripada Ftabel dan nilai signikan
Agribisni berjumlah 0 (nol) / tidak ada. sama dengan 0,000 atau lebih kecil dari-
pada tingkat signifikansi 0,05, maka diam-
HASIL ANALISIS PRAKTIK ALIH FUNG- bil keputuan bahwa Ha diterima, dengan
SI LAHAN kata lain bahwa variabel independen yang
Pada penelitian ini, analisis yang diguna- terdiri dari Kendala Irigasi (X1), Resiko
kan adalah analisis regresi linier berganda. Usaha Tani (X2), Harga Jual Lahan (X3),
Analisis ini digunakan untuk menghitung Tingkat Pendapatan (X4), Jumlah Tang-
besarnya pengaruh anatara variabel inde- gungan Keluarga (X5), Luas Lahan(X6) se-
pendent yang terdiri dari Kendala Irigasi cara simultan/bersama-sama berpengaruh
(X1), Resiko Usaha Tani (X2), Harga Jual secara nyata terhadap variabel dependen
Lahan (X3), Tingkat Pendapatan (X4), Jum- yaitu Praktik Alih Fungsi Lahan ( Y).
lah Tanggungan Keluarga (X5), dan Luas Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa
Lahan (X6) terhadap variabel terikat (Y) pada tingkat kepercayaan 95 % atau den-
yaitu Praktik Alih Fungsi Lahan (PAFL). gan tingkat kesalahan 5 % (nilai 0,05) dike-
Dengan hipotesis nol (H0) adalah variabel tahui ttabel sebesar 1,670. Hasil uji signifikan-
independen secara simultan/bersama- si T menunjukkan nilai thitung pada Variabel
sama tidak berpengaruh nyata terhadap Kendala Irigasi (X1) sebesar 5,383, varia-
variabel dependen dan hipotesis alterna- bel Resiko Usaha Tani (X2) sebesar 2,326,
tive (Ha) adalah variabel independen se- variabel Harga Jual Lahan (X3) sebesar
cara simultan/bersama-sama berpengaruh 2,961, variabel Tingkat Pendapatan (X4)
secara nyata terhadap varabel dependen. sebesar -2,021, variabel Jumlah Tanggn-
Berdasarkan hasil pengujian, maka diper-

Tabel 2
Hasil Uji Signifikansi Simultan
Signifi- Df Keputusan
kansi Fhitung Ftabel Sig
0,05 6 14,850 2,25 0,000 Ha di terima
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2017
Tabel 3
Hasil Uji Signifikansi Parsial
Variabel Ttabel Thitung Sig. Ket.
Kendala Irigasi 5,383 0,000 Sig.
Resiko Usahatani 2,326 0,024 Sig.
Harga Jual Lahan 2,961 0,005 Sig.
1,670
Tingkat Pendapatan -2,021 0,048 Sig.
Jumlah Tanggungan Keluarga 1,562 0,124 Tidak Sig.
Luas Lahan 0,081 0,935 Tidak Sig.
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2017
Agriekonomika, 7(1) 2018: 10-18 | 15

gan Keluarga (X5) sebesar 1,562 dan vari- tetap maka Praktik Alih Fungsi Lahan
abel Luas Lahan (X6) sebesar 0,081, den- petani akan meningkat sebesar 0,157
gan masing – masing nilai signifikan adalah atau sebesar 15,7%.
0,000, 0,024, 0,005, 0,124 dan 0,935. Oleh 5. Koefisien regresi X3 sebesar 0,279
karena nilai Thitung variabel Kendala Irigasi menunjukkan bahwa setiap pening-
(X1), variabel Resiko Usaha Tani (X2), vari- katan harga jual lahan sebanyak satu
abel Harga Jual Lahan (X3), variabel Ting- kali dan variabel yang lain tetap maka
kat Pendapatan (X4) lebih besar daripada Praktik Alih Fungsi Lahan akan ber-
Ttabel dan dengan nilai signifikan lebih besar tambah sebesar 0,279 atau 27,9 %.
dari pada tingkat signifikansi 0,05 maka 6. Koefisien regresi X4 sebesar – 0,169
keempat variabel ini secara parsial/indi- menunjukkan bahwa setiap pening-
vidu dinyatakan berpengaruh secara sig- katan Tingkat Pendapatan sebanyak
nifikan atau nyata mempengaruhi variabel satu kali dan variabel yang lain tetap
dependen. Kemudian terdapat 2 variabel maka Praktik Alih Fungsi Lahan akan
independen yang memiliki nilai Thitung lebih berkurang sebesar 0,169 atau 16,9 %.
kecil daripada Ttabel dan dengan nilai signifi- 7. Koefisien regresi X5 sebesar 0,058
kan lebih besar daripada nilai signifikansi menunjukkan bahwa setiap peningka-
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tan Jumlah Tanggungan Keluarga se-
kedua variabel ini secara parsial/individu bangnyak satu kali dan variabel yang
tidak berpengaruh secara signifikan atau lain tetap maka Praktik Alih Fungsi
nyata terhadap variabel dependen. Lahan akan meningkat sebesar 0,058
Dari hasil uji signifikansi simultan atau 5,8 %.
dan uji signifikansi parsial di atas, maka 8. Koefisien regresi X6 sebesar 0,005
ditemukan persamaan regresi sebagai menunjukkan bahwa setiap peningka-
berikut: tan Luas Lahan sebanyak satu kali dan
Y = a + bX1+bX2+bX3+bX4+bX5+ X6 + e variabel yang lain tetap maka Praktik
Alih Fungsi Lahan akan meningkat
Y = 1,251 + 0,571X1 + 0,157X2 + 0,279X3 - 0,169X4 sebesar 0,005 atau 0,5%.
+ 0,058X5 + 0,005X6 + e
Dari persamaam regresi yang
diperoleh dan berbagai makna yang telah
Dari persamaan yang telah diper- dijelaskan di atas, maka kesimpulan yang
oleh diatas, terdapat makna – makna yang dapat diambil adalah apabila kendala iriga-
terkandung di dalamnya seperti yang dije- si, resiko usaha tani, harga jual lahan, jum-
laskan berikut ini: lah tanggungan keluarga, dan luas lahan
1. Nilai konstanta 1,251 yang menyata- di Desa Curungrejo, Desa Jatirejoyoso,
kan di Desa Curungrejo, Desa Jatire- Desa Mangunrejo, dan Desa Panggun-
joyoso, Desa Mangunrejo, dan Desa grejo meningkat maka praktik alih fungsi
Panggungrejo tidak ada kendala irigasi, lahan juga akan meningkat. Akan tetapi
tidak memiliki Resiko Usaha Tani, tidak jika tingkat pendapatan petani muda men-
ada Harga Jual Lahan, tidak ada JAK ingkat maka praktik alih fungsi lahan akan
dan luas lahan praktek tetap 1,251. berkurang.
2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,571 Nilai koefisien determinasi (Ad-
menunjukkan bahwa setiap pening- justed R²) pada uji regresi berganda pada
katan Kendala Irigasi sebanyak satu penelitian ini sebesar 0,585 atau 58,5%
kali dan variabel yang lain tetap maka menunjukkan kemampuan variabel inde-
Praktik Alih Fungsi Lahan bertambah penden yang terdiri dari Kendala Irigasi,
sebesar 0,571 atau sebesar 57,1%. Resiko Usaha Tani, Harga Jual Lahan,
3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,157 Tingkat Pendapatan, Jumlah Tanggungan
menunjukkan bahwa setiap Keluarga dan Luas Lahan dalam menje-
4. peningkatan Resiko Usaha Tani se- laskan varians dari variabel Praktik Alih
banyak satu kali dan variabel yang lain Fungsi Lahan. Sedangkan sisanya, yakni
16 | Eri Yusnita Arvianti dan Salbinus Abin, Karakteristik Petani Pemuda Agribisnis

sebesar 41,5% % dijelaskan oleh variabel Desa Curungrejo, Desa Jatirejoyoso,


lain diluar model tersebut. Desa Mangunrejo, dan Desa Pang-
Dari hasil analisis regresi yang tela gungrejo. Selain itu berdasarkan hasil
dilakukan berikut ini merupakan pemba- uji signifikansi parsial, Resiko Usaha
hasan dari masing – masing variabel inde- Tani juga ternyata signifikan mempen-
penden baik yang berpengaruh terhadap garuhi tingkat Praktik Alih Fungsi La-
variabel dependen maupun yang tidak ber- han di Desa Curungrejo, Desa Jatire-
pengaruh terhadap variabel dependen. joyoso, Desa Mangunrejo, dan Desa
Panggungrejo. Dalam menjalani usaha
1. Kendala Irigasi (X1) tani memang banyak sekali tantangan
Berdasarkan analisis regresi linier maupun resiko yang akan dihadapi
berganda yang telah dilakukan dalam seperti pada waktu proses produksi
penelitian ini, Kendala Irigasi memiliki tanaman diserang hama dan penyak-
pengaruh yang positif terhadap Praktik it, terdapat kendala irigasi, tanaman
Alih Fungsi Lahan. Hal ini ditunjukan kalah berkompetensi dengan gulma,
oleh koefisien regresi Kendala Iriga- biaya produksi terlalu mahal, produk
si dalam model yang bernilai positif. tidak bertahan lama dan sebagainya.
Bentuk pengaruh ini menggambarkan Banyaknya resiko yang dihadapi akan
bahwa semakin tinggi Kendala Irigasi membuat petani menjadi merasa rugi
yang dialami oleh petani petani maka dan berpikir untuk mengalih fungsikan
akan berdampak terhadap peningka- lahan yang dimilikinya dari pertanian
tan Praktik Alih Fungsi Lahan. Kendala ke non pertanian.
Irigasi juga ternyata berpengaruh san-
gat kuat terhadap tingkat Praktik Alih 3. Harga Jual Lahan (X3)
Fungsi Lahan petani di Desa Curun- Berdasarkan analisis regresi linier ber-
grejo, Desa Jatirejoyoso, Desa Man- ganda yang telah dilakukan dalam pe-
gunrejo, Desa Panggungrejo. Irigasi nelitian ini, Harga Jual Lahan memiliki
merupakan salah satu kebutuhan yang pengaruh yang positif terhadap ting-
sangat penting untuk proses produksi. kat Praktik Alih Fungsi Lahan di Desa
Jika irigasi terhambat maka tanaman Curungrejo, Desa Jatirejoyoso, Desa
tidak akan memperoleh air yang dibu- Mangunrejo, Desa Panggungrejo. Se-
tuhkan bagi pertumbuhannya. Jika lain itu Harga Jual Lahan juga signifi-
tanaman tidak memperoleh air maka kan mempengaruhi tingkat Praktik Alih
pertumbuhannya akan terhambat dan Fungsi Lahan di keempat desa terse-
petani akan mengalami gagal panen but. Harga Jual Lahan berpengaruh
karena prosuksi yang tidak optimal. terhadap Praktik Alih Fungsi Lahan
Oleh sebab itu petani akan mengalami disebabkan oleh harga jual lahan yang
kerugian dan akan berpengaruh terha- sangat tinggi, maka bagi petani yang
dap aspek kehidupan sosial ekonomin- sudah tidak lagi ingin menjalani usaha
ya, sehingga petani akan mencari jalan tani tergiur untuk menjual lahan yang
keluar untuk memperoleh apapun yang dimilikinya.
mereka butuhkan, salah satunya ada-
lah dengan cara mengalih fungsikan 4. Tingkat Pendapatan (X4)
lahan yang mereka miliki. Tingkat Pendapatan memiliki pengaruh
yang negatif terhadap tingkat Praktik
2. Resiko Usaha Tani (X2) Alih Fungsi Lahan di Desa Curungre-
Berdasarkan analisis regresi linier jo, Desa Jatirejoyoso, Desa Mangun-
berganda yang telah dilakukan dalam rejo, dan Desa Panggungrejo. Selain
penelitian ini, Resiko Usaha Tani me- itu tingkat pendapatan juga ternyata
miliki pengaruh yang positif terhadap signifikan mempengaruhi tingkat alih
tingkat Praktik Alih Fungsi Lahan di fungsi lahan di keempat desa tersebut.
Agriekonomika, 7(1) 2018: 10-18 | 17

Dalam berusahatani memang banyak mereka ingin mengalih fungsikan mer-


resiko yang dihadapi, resiko tersebut eka lebih mempertimbangkan kendala
akan mempengaruhi besar kecilnya atau resiko yang dihadapi pada saat
tingkat pendapatan. Di keempat desa produksi, harga jual lahan dan tingkat
penelitian ini, banyak petani yang pendapatan yang akan diperoleh.
tergiur pada tingkat pendapat yang
diperoleh dari sektor lainnya, sebagai
SIMPULAN
contoh dari sektor industri properti. Di
Kesimpulan yang dapat diambil berdasar-
daerah Malang sendiri sudah banyak
kan hasil analisis pada penelitian ini ada-
lahan yang dialih fungsikan untuk bis-
lah, berdasarkan Sensus Petani Muda
nis properti karena dipengaruhi oleh
yang telah dilakukan bersama dengan PPL
banyaknya permintaan oleh para pen-
dan pihak pemerintah desa, karakteristik
datang seperti mahasiswa dan pen-
Petani Muda yang paling banyak dimiliki
duduk dari daerah lain yang bekerja di
adalah Bersemangat Mengembangkan Ag-
kota Malang dan sekitarnya.
ribisnis dengan total 19 orang, yang kedua
5. Jumlah Tanggungan Keluarga (X5) adalah memiliki karakteristik Berusahatani
Jumlah Tanggungan Keluarga memiliki Sendiri berjumlah 15 orang, dan memiliki
pengaruh yang positif terhadap ting- karakteristik Bertani Sebagai Pekerjaan
kat Praktik Alih Fungsi Lahan di Desa Utama berjumlah 12 orang. Variabel yang
Curungrejo, Desa Jatirejoyoso, Desa berpengaruh terhadap Praktik Alih Fungsi
Mangunrejo, dan Desa Panggungrejo, Lahan di Desa Curungrejo, Desa Jatirejoy-
namun secara parsial tidak signifikan oso, Desa Mangunrejo, dan Desa Pang-
mempengaruhi tingkat Praktik Alih gungrejo adalah Kendala Irigasi, Resiko
Fungsi Lahan di keempat desa terse- Usaha Tani, Harga Jual Lahan, dan Tingkat
but. Jumlah Tanggungan Keluarga Pendapatan. Sedangkan saran dalam pe-
tidak berpengaruh terhadap Tingkat nelitian ini adalah Bagi Pemerintah Desa
Praktik Alih Fungsi Lahan di Keempat Bagi pihak pemerintah Desa Curungrejo,
desa tersebut karena pendapatan yang Desa Jatirejoyoso, Desa Mangunrejo, dan
dimiliki oleh keluarga tani di keempat Desa Panggungrejo agar selalu memberi-
desa tersebut sudah cukup untuk me- kan dukungan bagi pengembangan usaha
menuhi kebutuhan keluarga. tani yang berbasis agribisnis melaui pro-
gram – program yang berpihak pada ke-
6. Luas Lahan (X6) majuan petani, dan memperhatikan berba-
Berdasarkan analisis regresi linier gai kendala – kendala maupun resiko yang
berganda yang telah dilakukan dalam dihadapi oleh petani. Pemberian penyulu-
penelititan ini, Luas Lahan memiliki han yang intensif, bantuan teknologi akan
pengaruh yang positif terhadap tingkat sangat membantu kemajuan petani muda
Praktik Alih Fungsi Lahan di Desa di daerah penelitian. Bagi Pihak Pemuda
Curungrejo, Desa Jatirejoyoso, Desa Tani Bagi pihak pemuda tani agar selalu
Mangunrejo, dan Desa Panggungrejo, meningkatkan usaha tani yang telah dimi-
namun secara parsial tidak signifikan liki, berani memulai usaha tani berbasis ag-
mempengaruhi tingkat Praktik Alih ribisnis, dan selalu bersemangat mengem-
Fungsi Lahan di keempat desa terse- bangkan agribisnis dengan mengikutkan
but. Luas Lahan tidak berpengaruh ter- petani muda pada pelatihan pertanian
hadap Tingkat Praktik Alih Fungsi La- supaya dapat meningkatkan kemampuan
han di Keempat desa tersebut karena mereka di bidang agribisnis.
biasanya luas maupun sempit lahan
yang dimiliki tidak menjadi pertimban-
gan bagi para petani untuk menga-
lih fungsikan lahannya. Biasanya jika
18 | Eri Yusnita Arvianti dan Salbinus Abin, Karakteristik Petani Pemuda Agribisnis

UCAPAN TERIMAKASIH Suputra, Arwan. (2012). Faktor-Faktor


1. Kemenristek Dikti yang telah memberi- yang Mempengaruhi Alih Fungsi La-
kan pembiayaan tentang penelitian ini han Studi Kasus di Subak Daksina,
2. Semua tim penelitian PHB 2017 Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta
Utara, Kabupaten Badung. E-Jour-
DAFTAR PUSTAKA nal Agribisnis dan Agrowisata, 1(1),
Barus, B. (2012). Pemetaan Potensi Kon- 61-68.
versi Lahan Sawah dalam Kaitan Undang-undang Republik Indonesia.
Lahan Pertanian Berkelanjutan den- (2009). Perlindungan Lahan Perta-
gan Analisis Spasial. Bandung: De- nian Pangan Berkelanjutan.
partemen Ilmu Tanah dan Sumber-
daya Lahan IPB, Pusat Pengkajian
Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah IPB.
Flynn, Dave. (2015). Sustainable Rice Cul-
ture in Asia. World Journal of Social
Science: Sciedu Press. 2(2), 14-26.
Kuncoro, Mudrajad. (2001). ”Metode
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk
Bisnis dan Ekonomi”. Yogyakarta:
UPP-AMPP YKPN.
Njeru, Lucy K. (2015). Influence of Kenyan
Youth’s Perception towards Agricul-
ture and Necessary Interventions; a
Review Asian Journal of Agricultural
Extension Economics & Sociology.
5(1), 40-45.
Peraturan Menteri Pertanian Republik In-
donesia. (2013). Pedoman Pengem-
bangan Generasi Muda Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian Republik
Indonesia. (2015). Rencana Strat-
egis Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019.

Anda mungkin juga menyukai