Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN ACAK

KELOMPOK
(RANDOMIZED BLOCK DESIGN)

TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MEDAN AREA

Sirmas Munte, ST, MT


BAGAN DAN PENGACAKAN
Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan bila
percobaan (bukan karena perlakuan) memiliki
keheterogenan seperti percobaan yang dilakukan pada
hari yang berbeda (pengulangan) atau umur yang
berbeda atau jenis yang berbeda dan lain-lain serta
dikelompokkan menjadi unit percobaan yang relatif
homogen dan setiap kelompok berjumlah sama.
Pengacakan dilakukan pada masing-masing kelompok
(blok) percobaan.
Bagan percobaan untuk RAK dapat digambarkan sebagai
berikut :
Contoh : suatu percobaan dengan 3 (tiga) kelompok dan
5 (lima) perlakuan, yaitu P1, P2, P3, P4 dan P5 dan setiap
perlakuan diulang sama pada masing-masing kelompok,
dengan demikian ada (3 x 5 = 15) unit percobaan.
BLOK 1 P5 P1 P3 P2 P4

BLOK 2 P4 P2 P1 P5 P3

BLOK 3 P1 P2 P5 P3 P4

Dengan demikian data dapat ditabulasi sebagai berikut :


PERLAKUAN TOTAL KELOMPOK
KELOMPOK
P1 P2 P3 P4 P5 (Yij)

1 Y11 Y21 Y31 Y41 Y51 Y01


2 Y12 Y22 Y32 Y42 Y52 Y02
3 Y13 Y23 Y33 Y43 Y53 Y03
TOTAL PERLAKUAN Y10 Y20 Y30 Y40 Y50 Y00
(Yji)
MODEL LINIER
Model linier aditif secara umum untuk percobaan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah :
Yij     i   j   ij
dimana: i=1, 2, …, t dan j=1, 2, …,b

Yij = Pengamatan pada perlakuan


ke-i dan kelompok ke-j
 = Rataan umum
i = Pengaruh perlakuan ke-I
βj = Pengaruh kelompok ke-j
ij = Pengaruh acak (error) pada
perlakuan ke-i ulangan ke-j
HIPOTESIS
Bentuk umum hipotesis yang akan diuji pada
percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah :
1. Pengaruh Perlakuan :
H0 : 1 = 2= …= t=0
H1 : ada i  0, i=1,2,..,t

2. Pengaruh Kelompok :
H0 : β1 = β 2= …= β t=0
H1 : ada β i  0, i=1,2,..,b
Efisiensi Relatif RAK terhadap RAL :

ER 
dbb  1dbr  3ˆ r2
dbb  3dbr  1ˆ br
TABEL ANALISIS RAGAM
Tabel analisis ragam untuk percobaan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dapat disajikan sebagai berikut :

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-Tabel


F-Hitung
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 0,05 0,01

Kelompok b-1 JKK KTK KTK/KTG FT0,05 FT0,01


Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG FT0,05 FT0,01
Galat (t-1)(b-1) JKG KTG
Total (t.b)-1 JKT
CONTOH KASUS
Sebuah percobaan tentang pengaruh berbagai ransum
makanan ternak, misalnya campuran ransum A, B, C dan
D terhadap penambahan bobot domba jantan yang
terdiri dari umur yang berbeda. Setelah dikelompokkan,
terdapat 4 (empat) kelompok umur domba dan hasil
percobaan sebagaimana pada tabel berikut :

KELOMPOK PERLAKUAN (RANSUM) TOTAL


UMUR A B C D KELOMPOK

1 2 5 8 6 21
2 3 4 7 5 19
3 3 5 10 5 23
4 5 5 9 2 21
TOTAL PERLAKUAN 13 19 34 18 84
PENYELESAIAN
1.Model
Makanan (ransum) percobaan hanya 4 (empat) jenis dan
selama percobaan tidak berubah, maka model
percobaan adalah model tetap, sehingga model linier
untuk percobaan ini adalah :
Yij     i   j  ij ; i  1,2,...,4 ; j  1,2,...,4.
dimana :

Yij = penambahan bobot badan domba ke-j yang


memperoleh campuran ransum ke-i.
μ = rataan umum
τi = pengaruh perlakuan ransum ke-i
βj = pengaruh kelompok umur domba ke-j
εij = pengaruh galat percobaan pada domba ke-j yang
mendapat ransum ke-i.
2. Asumsi
Asumsi yang dibutuhkan untuk analisis percobaan model tetap
ini adalah :
a. Komponen-komponen nilai rata-rata (µ), pengaruh ransum
terhadap bobot domba (τi), pengaruh ransum terhadap
kelompok umur domba (βj) dan pengaruh galat percobaan
(єij), bersifat aditif.
b. Nilai pengaruh ransum terhadap kelompok umur domba (βj)
bersifat tetap ( j = 1, 2, …, 4).
c. Pengaruh galat percobaan (єij) timbul secara acak dan
menyebar secara normal dengan nilai tengah 0.
3. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji melalui model analisis ini adalah :
H0 : τ1= τ2,.., τ4=0; tidak ada pengaruh ransum terhadap
penambahan bobot domba.
H1 : ada τj≠0; j=1,2,..,4 minimal ada satu campuran ransum
yang mempengaruhi penambahan
bobot domba.
4. Penyajian Data
Pemberian Ransum Total
Kelompok
1 2 3 4 Kelompok

1 2 5 8 6 21
2 3 4 7 5 19
3 3 5 10 5 23
4 5 5 9 2 21
Total Perlakuan 13 19 34 18 84
Rata-rata 3,25 4,75 8,50 4,50 5,25
5. Perhitungan
Proses perhitungan akan mengikuti tahapan sebagai berikut :
a. Tentukan Derajat Bebas (DB) untuk setiap sumber
keragaman:
DB Total = (t.b)-1 = (4 x 4)-1 = 15
DB Kelompok = b-1 = 4 – 1 = 3
DB Perlakuan = t-1 = 4 - 1 = 3
DB Galat = (t-1)(b-1) = (4-1)(4-1) = 9
b. Tentukan Jumlah Kuadrat (JK) setelah menghitung
Faktor Koreksi (FK) :
Dengan menggunakan notasi Yij sebagai pengukuran hasil
penambahan bobot masing-masing domba, notasi t sebagai
jumlah perlakuan, yaitu campuran ransum dan notasi b
adalah jumlah kelompok (blok), maka perhitungan Jumlah
Kuadrat (JK) adalah :
Y2 84 2
FK   = 441
t.b 4 x4
t b
JK Total    Yij2  FK
i 1 j 1

= (2)2 + (3)2 + … + (2)2 – 441


= 81
b Y j2
JK Kelompok    FK
j 1 t
212  ...  212
  441 =2
4
Yi 2
t
JK Perlakuan   FK
i 1 b

132  ...  182


  441 = 61.5
4
JK Galat = JKT - JKK - JKP

= 81 - 2 - 61.5 = 17.5

c. Tentukan Kuadrat Tengah (KT) :

JKK 2
KT Kelompok   = 0.67
b 1 3

JKP 61.5
KT Perlakuan   = 20.5
t 1 3

JKG 17.5
KT Galat   = 1.94
(b  1)(t  1) 9
d. Tentukan nilai FHitung :
KTP 20.5
FHitung   = 19.54
KTG 1.94

e. Tentukan koefisien keragaman (kk) :


KTG
kk  x 100%
Y

1.94
 x 100% = 26.56%
5.25

f. Tentukan nilai FTabel :


Menentukan nilai FTabel adalah dengan melihat Tabel
Frekuensi (Tabel F) dimana : f1 adalah DB Perlakuan
(=3) dan f2 adalah DB Galat (=9) pada taraf 5% dan 1%.
Dari tabel F diperoleh nilai FTabel, yaitu : 3.86 untuk taraf
5% dan 6.99 untuk taraf 1%
Nilai FTabel :
g. Membuat Tabel Analisis Ragam :
Sumber FTabel
Keragaman DB JK KT FHitung
5% 1%

Kelompok 3 2 0.67

Perlakuan 3 61.5 20.5 10.54** 3.86 6.99

Galat 9 17.5 1.94


Total 15 81
6. Membuat Kesimpulan
Karena FHitung (10.54) untuk perlakuan sangat
nyata, maka diputuskan menolak H0 dan
menerima H1. Hal ini berarti terdapat perbedaan
dalam pengaruh perlakuan.
Berdasarkan analisis ragam di atas dapat
disimpulkan bahwa rata-rata yang sesungguhnya
dari keempat perlakuan pemberian ransum yang
dicobakan tidak semuanya sama. Dengan kata lain
paling sedikit ada satu perlakuan pemberian
ransum yang mempengaruhi penambahan bobot
domba sehingga nilai tengahnya berbeda dengan
yang lainnya.
6. Efisiensi Relatif (ER) RAK terhadap RAL
Untuk mengetahui apakah RAK lebih baik dari RAL
pada suatu percobaan tertentu, maka dapat
dilihat melalui nilai ER. Nilai ER menunjukkan
besarnya peningkatan ulangan yang diperlukan
jika menggunakan RAL dibandingkan
menggunakan RAK.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai
ER adalah :

ER 
dbb  1dbr  3ˆ r2
dbb  3dbr  1ˆ b2
dimana :
dbb = derajat bebas galat dari RAK
dbr = derajat bebas galat dari RAL

 b = kuadrat tengah galat dari RAK


ˆ 2

ˆ r2 
b  1KTK  bt  1KTG
t.b   1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai