Anda di halaman 1dari 32

DISKUSI TOPIK

PIODERMA
Pembimbing : dr. Herni, Sp.KK

oleh:
Riska Nazaria
I1011131071

Kepaniteraan Klinik Stase Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie Pontianak
2017
DEFINISI

Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan


oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh
kedua-duanya.
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Higiene yang kurang


2. Menurunnya daya tahan tubuh
3. Telah ada penyakit lain di kulit
KLASIFIKASI
Pioderma Primer
Infeksi terjadi pada kulit yang normal.
Gambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu
macam mikroorganisme.

Pioderma Sekunder
Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran
klinisnya tak khas dan mengikuti penyakit yang telah ada.
PENGOBATAN
Penisilin G prokain dan semi-sintetiknya
Linkomisin dan Klindamisin
Eritromisin
Sefalosporin
Topikal; basitrasin, neomisin, mupirosin.
IMPETIGO

Pioderma terbatas di epidermis (pioderma superfisialis)


Klasifikasi
 Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris)
 Impetigo vesikobulosa (cacar monyet)
 Impetigo neonatorum
IMPETIGO KRUSTOSA
Sinonim : Impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo
Tillbury FoX.
Etiologi : Biasanya Streptococcus B hemolyticus
Gejala klinis: Tempat predileksi di muka, yakni disekitar
lubang hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa eritema dan
vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang
berobat yang terlihat ialah krusta tebal
Diagnosis banding: Ektima
Tatalaksana : Krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salap
antibiotik. Jika krusta banyak diberikakan antibiotik sistemik.
IMPETIGO KRUSTOSA
IMPETIGO VESIKOBULOSA
Sinonim : Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet.
Gejala klinis :
Tempat predileksi di ketiak, dada, punggung. Terdapat pada
anak dan orang dewasa. Kelainan kulit berupa eritema, bula
dan bula hipopin. Kadang-kadang waktu penderita datang
berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak
hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa.
Diagnosa banding: Dermafitosis.
Tatalaksana : Salap antibiotik atau cairan antiseptik,
antibiotik sistemik, hindari faktor predisposisi
IMPETIGO VESIKOBULOSA
IMPETIGO NEONATORUM
Varian impetigo vesikobulosa pada neonatus
Lesi seperti impetigo vesikobulosa tetapi generalisata
Demam
DD/ Sifilis kongenital
IMPETIGO NEONATORUM
Pengobatan :
Antibiotic harus diberikan secara sistemik. Topical dapat
diberikan bedak salisil 2%.
FOLIKULITIS
Definisi : Radang folikel rambut
Etiologi : Staphylococcus aureus
Klasifikasi :
1. Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart): tungkai bawah; papul/pustul
eritematosa dgn rambut di tengah; multiple
2. Folikulitis profunda: ada infiltrat subkutis, mis. sikosis barbe
Diagnosis banding : Tinea lokasinya di mandibula/ submandibula, unilateral. Pada
tenia barbe sediaan dengan KOH positif
Tatalaksana : antibiotik sistemik/topikal. Cari faktor predisposisi.
FOLIKULITIS

Folikulitis superfisialis Folikulitis profunda


FURUNKEL/KARBUNKEL
Radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
Multipel = furunkulosis
Karbunkel = furunkel yang menjadi satu
Etiologi : S. aureus
Gejala klinis : Nodus eritematosa yg nyeri dengan pustul di tengah  abses 
pecah  fistula
Tempat predileksi : Aksila, bokong
Tatalaksana : Antibiotik sistemik/topikal, cari faktor predisposisi
FURUNKEL/KARBUNKEL
Karbunkel Furunkel
EKTIMA
Definisi : Ulkus superfisial dg krusta di atasnya
Etiologi : Streptococcus ß haemolyticus
Gejala klinis : Krusta tebal kuning dg ulkus dangkal di bawahnya
Tempat predileksi : Tungkai bawah
Diagnosis banding : Impetigo krustosa sering terjadi pada anak anak, dasar
erosi.
Tatalaksana : krusta diangkat, antibiotik topikal/sistemik
EKTIMA
PIONIKA
Definisi : Radang sekitar kuku oleh piokokus.
Etiologi : Stapylococcus aureus, Streptococcus B hemolyticus
Gejala klinis : didahului trauma, mulai infeksi pada lipatan
kuku, terlihat tanda-tanda radang dan menjalar ke matriks
dan lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual.
Tatalaksana : kompres dengan larutan antiseptic dan
berikan antibiotic sistemik. Jika terjadi abses subungual, kuku
diekstraksi.
PIONIKA
ERISIPELAS
Definisi : Infeksi akut streptokokus di epidermis & dermis
Gejala konstitusi : demam, malese
Tungkai bawah (trauma)
Eritema merah cerah, batas tegas, tepi meninggi, tanda-
tanda radang akut
Dapat timbul edema, vesikel, bula
Leukositosis
ERISIPELAS
SELULITIS
Serupa dgn erisipelas tetapi juga mengenai subkutis
Infiltrat difus di subkutis dg tanda radang akut
Bila mengalami supurasi menjadi flegmon
SELULITIS
ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
Infeksi kelenjar keringat oleh S. aureus
Anak
Nodus eritematosa, multipel, bentuk kubah
Predisposisi: keringat , imunitas 
DD/ furunkulosis
Tatalaksana : antibiotik topikal/sistemik
HIDRADENITIS
Infeksi kelenjar apokrin
Biasanya oleh S. aureus
Pubertas, dewasa muda
Ketiak, perineum
Predisposisi: trauma/mikrotrauma, hiperhidrosis, deodoran
Gejala konstitusi, leukositosis
Nodus meradang  abses  fistula  sinus multipel
DD/ skrofuloderma
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi abses
Pada kasus yang kronik residif, kelenjar apokrin dieksisi
HIDRADENITIS

Hidradenitis
S4 (STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN
SYNDROME)
Patogenesis. Sebagai sumber infeksi ialah infeksi pada
mata, hidung, tenggorok, dan telinga. Eksotoksin yang
dikeluarkan bersifat epidermolitik (epidermolin,
eksfoliatin) yang beredar di seluruh tubuh sampai pada
epidermis dan menyebabkan kerusakan.
pada bayi diduga fungsi ginjal belum sempurna sehingga
penyakit ini terjadi pada golongan usia tersebut.
S4 (STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME)
Gejala Klinis. Demam yang tinggi disertai infeksi disaluran
nafas bagian atas. Eitema, yang timbul mendadak pada
muka, leher, ketiak dan lipat paha, kemudian menyeluruh
dalam waktu 24 jam. Dalam waktu 1-2 hari akan muncul
bula-bula berdinding kendur, tanda nikolsky positif.
Akibat epidermolisis tersebut gambarannya mirip dengan
kambustio.
Komplikasi. Meskipun dapat sembuh spontan, dapat pula
terjadi komplikasi seperti selulitis, pneumonia dan
septicemia.
S4 (STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME)
Diagnosis banding
N.E.T (Nekrolisis Epidermal Toksik)
Pengobatan
Pengobatan antibiotic, kortikosteroid tidak perlu.
Penisilin cukup efektif, misalnya kloksasillin dengan dosis
3x250 mg untuk orang dewasa/hari/os. Pada neonatus,
dosisnya 3x50 mg/hari/os. Perhatikan cairan
S4 (STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN
SYNDROME)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai