Anda di halaman 1dari 49

Penyaji : Pembimbing :

Fida Alawiyah dr. Herni, Sp. KK


I 1011131027
IMS
• Terutama ditularkan melalui hubungan seksual
• Penularan infeksi tidak selalu harus melalui
hubungan seksual ko
 Kontak dengan alat:Termometer, handuk, dsb.
 Jalan lahir dari Ibu ke bayi
• Infeksi dapat terjadi pada orang yang belum
pernah melakukan hubungan seksual atau orang
yang tidak berganti-ganti pasangan
 Infeksi Genital Nonspesifik (IGNS)  infeksi menular seksual berupa
peradangan di uretra, rektum, atau serviks yang disebabkan oleh kuman
nonspesifik
 Uretritis Nonspesifik (UNS)  peradangan hanya pada uretra yang
disebabkan oleh kuman nonspesifik
 Infeksi Genital Non-gonokokus (IGNG)  peradangan di uretra,
rektum, dan serviks yang disebabkan bukan oleh kuman gonokok
 Uretritis Non-gonokok (UNG)  peradangan di uretra yang disebabkan
oleh kuman lain selain gonokok

Etiologi:
-Chlamydia trachomatis
-Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma
hominis
-Gardnerella vaginalis
-Alergi
-Bakteri
Manifestasi Klinis
PRIA WANITA
 Gejala timbul 1-3 minggu  Lebih sering terjadi di serviks
setelah kontak seksual  Umumnya tidak menunjukkan
 Disuria ringan gejala
 Perasaan tidak enak di  Sebagian kecil dengan keluhan
uretra keluarnya duh tubuh vagina,
 Sering kencing disuria ringan , sering kencing,
 Keluar duh tubuh nyeri di daerah pelvis, dan
seropurulen disparenia
 Pada pemerikasaan serviks
tanda-tanda servisitis yang
disertai folikel-folikel kecil yang
mudah berdarah
Tatalaksana

Non-Medikamentosa Medikamentosa
 Notifikasi pasangan  Doksisiklin : 2 x 100 mg
 Anjurkan pemakaian sehari selama 7 hari
kondom  Azitromisin : 1 gram dosis
 Kontrol hari ke-7 tunggal
 Konseling  Eritromisin : 4x500 mg
 PITC terhadap HIV sehari selama 1 minggu,
 Indikasikan pemeriksaan atau 4x250 mg sehari
screening IMS selama 2 minggu (wanita
hamil, usia < 12 tahun, tidak
tahan tetrasiklin)
GONORE
 Digunakan pada seluruh
infeksi yang disebabkan
oleh Neisseria
gonorrhoeae.
 Merupakan IMS yang
mempunyai insidens
yang cukup tinggi
diantara IMS lain.
Infeksi pada pria
 Dari lubang kencing keluar cairan berwarna putih,kuning
kehijauan,
 Rasa gatal,panas dan nyeri.
 Muara lubang kencing bengkak & agak merah.
 Sakit saat kencing

Infeksi pertama: Komplikasi:


Uretritis
Lokal Asendens :
-Tysonitis - prostatitis
-Parauretritis - vesikulitis
-Littritis -vas deferentitis /
- Cowperitis funkulitis
- epididimitis
- trigonitis
Infeksi pada wanita
Umumnya tidak menimbulkan gejala. Sebagian ditemukan pd
waktu pemeriksaan kehamilan / pemeriksaan KB.

Infeksi pertama: Komplikasi:


Uretritis Lokal
Sevisitis - Bartholinitis
- Parauretritis
Asendens :
- Salpingitis
- PID
Diagnosis
A. Sediaan langsung: pewarnaan gram gonokokus gram
negatif intraselular dan ekstraseluler
B. Kultur : media transpor  Stuart dan Transgrow
media pertumbuhan  McLeod’s
chocolate agar, Thayer Martin
C. Tes definitif : tes oksidasi 
reagen tetrametil-p-fenildiamin
bening > merah muda
tes fermentasi  gonokok meragikan
glukosa
D. Tes beta-laktamase : agen chromogenic cephalosporin
kuning > merah
E. Tes thomson : berdasarkan kejernihan urin
TATALAKSANA
 Cefixime 400 mg PO
 Levofloksasin 500 mg PO dosis tunggal
 Tiamfenikol 3,5 gr PO dosis tunggal
SIFILIS
Raja Singa

 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema


pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik
 Dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat
menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa
laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin
Klasifikasi
• Sifilis
kongenital
• Dini(sebelum dua tahun)
• Lanjut (sesudah dua tahun)
• stigmata

• Sifilis akuisita, dibagi menurut dua cara;


• Secara klinis
•Stadium I
• Stadium II
• Stadium III
• Secara epidemiologik
• Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi)
 SI, SII, stadium rekuren, stadium laten dini
• Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak
infeksi) stadium laten lanjut, SIII
Gejala Klinis
Sifilis Dini
1. Sifilis primer (SI) 2. Sifilis sekunder (SII)
• Papul lentikular yang  Timbul setelah 6-8 minggu
permukaannya segera sejak SI. Disertai gejala
menjadi erosiulkus (bulat, konstitusi (anoreksia, BB
soliter dasarnya jaringan turun, malese, nyeri kepala,
granulasi berwarna merah demam yang tidak tinggi,
dan bersih, diatasnya hanya artralgia)
tampak serum. Khas: ulkus
indolen dan teraba indurasi  The great imitator
(ulkus durum)  afek primer kelainan kulit menyerupai
•1 minggu setelah afek berbagai penyakit kulit
primer pembesaran KGB  Kelainan kulit tidak gatal,
regional di inguinalis medial ; sering disertai limfadenitis
soliter, indolen, tidak lunak, generalisata, pada SII dini
lentikuler, tidak supuratif, dapat terjadi di telapak kaki
tidak terdapat periadenitis dan tangan
Gejala Klinis
Sifilis Dini
Bentuk lesi :
 Roseola; eritema makular, nernintik-nintik atau bercah,
warna merah tembaga, bentuk bulat atau lonjong
 Papul; bulat, skuama di pinggir (koleret/ papuloskuama),
psorisiformis, leukoderma sifilitikum, korona venerik,
kondiloma lata
 Pustul; papul segera menjadi vesikel kemudian
membentuk pustul sering disertai demam intermiten (sifilis
variseliformis)
 Bentul lain; sifilis impetiginosa, ektima sifilitikum, rupia
sifilitika, sifilis ostrasea
3. Sifilis laten dini ; tidak ada gejala klinis dan kelainan, tetapi
infeksi masig ada dan aktif , tes serologik darah (+)
Gejala Klinis
Sifilis Lanjut
1. Sifilis laten lanjut
• Biasanya tidak menular, lama masa laten beberapa tahun hingga
bertahun-tahun bahkan dapat seumur hidup.kadang-kadang
terdapat pula banyak kulit hipotrofi lentikular pada badan bekas
papul-papul SII
2. Sifilis tersier (SIII)
• Kelainanyang khas; guma infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya
melunak, dan destruktif
• Nodus; mula-mula di kutan, kemudian ke epidermis, pertumbuhan
lambat, meninggalkan sikatriks yang hipotrofi
Gejala Klinis
Sifilis Kongenital

Terjadi pada bayi jika ibunya terkena sifilis, terutama sifilis dini
sebab banyak T.pallidum beredar dalam darah, treponema
masuk secara hematogen ke janin melalui plasenta yang
sudah dapat terjadi pada saat masa kehamilan 10 minggu.
• Sifilis kongenital dini
Bula begerombol, simetris pada telapak tangan dan kaki.
Papulo-skuamosasimetris dan generalisata. Kuku dapat
terlepas (onikia sifilitika). Plaques muqueuses pada selaput
lendir mulut dan tenggorok syphilitic snuffles. Hepar dan lien
membesar
• Sifilis kongenital lanjut
Terjadi antara umur tujuh sampai lima belas tahun. Guma
menyerang kulit, tulang, selaput lendir, alat dalam. Khas guma
pada hidung dan mulut.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan T.pallidum
• Tes Serologik Sifilis
• Tes nontreponemal; tes fiksasi komplemen, tes flokulasi
• Tes treponemal; tes imobilisasi, tes fiksasi komplemen, tes
imunofluoresen, tes hemoglutisasi
• Pemeriksaan Lain
• Sinar Rontgen ; melihat kelainan klinis pada tulang
• Tes koloidal emas ; tidak khas
• Pemeriksaan jumlah sel dan protein total pada likuor
serebrospinal
• Histopatologi
• Imunologi
Tatalaksana
Penisilin Antibiotik Lain
 Penisiln G prokain dalam  Tetrasiklin 4x500 mg/hari
akua  Eritromisin 4x500 mg/hari
 Penisilin G prokain dalam  Doksisiklin 2x100 mg/hari
minyak  Lama pengobatan 15 hari bagi si
 Penisilin G benzatin dan SII, 30 hari bagi stadium
laten
 Golongan sefalosporin ;
sefaleksin 4x500mg sehari
selama 15 hari, seftriakson setiap
hari 2 gr dosis tunggal i.M/i.V
selama 15 hari
 Azitromisin  SI dan SII, 500 mg
sehari dosis tunggal, lama
pengobatan 10 hari
ULKUS MOLE
Soft chancre, chancroid, soft sore

• Penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut,


setempat disebabkan oleh Streptobacillus ducreyi
(Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang
khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat
inokulasi dan sering disertai pernanahan KBG
regional
Gejala Klinis
• Lesi multiple, jarang soliter, biasanya pada daerah
genital, jarang pada daerah ekstragenital
• Mula-mula bentuk papulvesiko-pustulpecah menjadi
ulkus
• Ulkus : kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat
indurasi, bentuk cawan, pinggir tidak rata, sering
bergaung dan dikelilingi halo yang eritematosa

Jenis-jenis bentuk klinis


 Ulkus mole folikularis  Giant chancroid
 Dwarf chancroid  Phagedenic chancroid
 Transient chancroid  Tipe serpiginosa
(chancre mou valant)
 Papular chancroid (ulkus
mole elevatum)
Tatalaksana
• Siprofloksasin 2 x 500mg PO selama 3 hari
• Eritromisin 4 x 500mg PO selama 7 hari
• Azitromisin 1 g PO dosis tunggal
• Pilihan lain  seftriakson 250mg IM dosis tunggal

Lokal  kompres dengan larutan salin


LIMFOGRANULOMA VENERIUM
Limfopatia venerium, penyakit NICOLAS-FAVRE

Penyakit venerik yang disebabkan oleh Chlamydia


trachomatis, afek primer biasanya cepat hilang, bentuk
yang tersering ialah sindrom inguinal berupa limfadenitis
dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal
medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai
gejala konstitusi, kemudian mengalami perlunakan yang
tak serentak.
Gejala Klinis
• Masa tunas 1-4 minggu • Afek Primer
• Gejala konstitusi timbul sebelum • Tak khas dan tak nyeri
penyakit mulai dan menetap selama
• Dapat berupa erosi, papul miliar,
sindrom inguinal ; malese, nyeri
vesikel, pustul, dan ulkus
kepala, artralgia, anoreksia, nausea,
dan demam • Umumnya soliter dan cepat
hilang
• Gambaran klinis :
 Bentuk dini: afek primer serta • Pada pria : afek primer berlokasi
sindrom inguinal. Waktu terjadinya di genetalia eksterna terutama di
afek primer hingga sindrom sulkus koronarius dapat pula di
inguinal 3-6 minggu uretra
 Bentuk lanjut: sindrom genital, • Pada wanita : afek primer pada
anorektal, dan uretal. Waktu vagina bagian dalam dan
terjadinya bentuk dini hingga serviks
bentuk lanjut satu tahun hingga
beberapa tahun
Sindrom Inguinal
• Menyerang kelenjar getah bening inguinal medial
• Terdapat tanda radang akut (dolor, rubor, tumor, kalor, dan fungsio lesa)
• periadenitis  perlekatan dengan jaringan sekitar
• Terjadi perlunakan yang tidak serentak mengakibatkan konsistensi
bermacam-macam (keras, kenyal dan lunak/abses)
• Stigma of groove  2/3 kelenjar berdekatan dan memanjang di bagian
proksimal dan distal ligamentum Pouparti dan dipisahkan lekuk (sulkus)
• Pada stadium lanjut terjadi penjalaran ke KGB di fossa iliaka (bubo
bertingkat/etage bubonen, dapat pula ke kgb di fosa femoralis, kadang
terdapat limfangitis sebagai tali yang keras dan bubonuli

Sindrom Genital
• Jika sindrom inguinal tidak diobati maka terjadi fibrosis kelenjar inguinal
medial aliran KGB terbendung edem dan elefantiasis (dapat terbentuk
fistel-fistel dan ulkus-ulkus)
• Pada pria elefentiasis di penis dan skrotum, wanita di labia dan klitoris
(estiomen)
• Jika meluas terbentuk elefantiasis genito-anorektalis (sindrom Jersild)
Sindrom Anorektal
• Limfadenitis dan periadenitis
• Mengalami perlunakan dan membentuk abses
abses pecah  darah dan pus keluar waktu
defekasi fistel  ulkus sikatriks striktura rekti
• Obstipasi, tinja kecil-kecil disertai perdarahan waktu
defekasi

Sindrom Uretral
• Terjadi jika timbul infiltrat di uretra posterior 
abses pecah fistel
• Akibatnya terjadi striktur hingga orifisium uretra
eksternum berubah bentuk seperti mulut ikan (fish
mouth urethra) dan penis melekung seperti pedang
turki
Pemeriksaaan Penunjang
• Darah tepi : leukosit normal, LED meninggi
• Hiperproteinemia ; peninggian globulin, albumin normal atau
menurun
• IgA meninggi dan tetap meninggi selama penyakit masih aktif
• Tes Frei : terdapat infiltrat berdiameter 0,5 cc atau lebih
• Tes Ikatan Komplemen : titer 1/6  sedang sakit, titer lebih
rendah  pernah sakit

Tatalaksana
• Doksisiklin 2 x 100mg PO selama 21 hari
• Erytromisin base 4 x 500mg PO selama 21 hari
• Azitromisin 1 x 500mg PO selama 3 minggu
GRANULOMA INGUINALE
Ulcerating granuloma of pudenda, sclerosing granuloma, granulomatosis, granulo venerum, granuloma
Donovani, donovanosis

Proses granulomatosa yang biasanya mengenai daerah


anogenital dan inguinal, bersifat kronik progresif penularan
secara autoinokulasi, mengenai genital dan kulit sekitarnya
kadang-kadang sistem limfatik
Gejala Klinis
Awalnya lesi berbentuk papul atau vesikel tidak nyeri  ulkus
granulomatosa berbentuk bulat, menimbul seperti beludru dan
mudah berdarah

o Tipe nodular  timbul nodus berwarna merah, lunak akhirnya


timbul ulkus dengan granulasi
o Tipe ulsero-vegetative  ulkus-ulkus yang besar, makin
melebar, berasal dari tipe nodular
o Tipe hipertrofik  timbul reaksi proliferatif dan membentuk
massa vegetatif yang besar
o Tipe sikatrisial  timbul sikatriks pada tempat jaringan
granulasi, terlihat pulau-pulau jaringan granulasi di antara
sikatriks
Diagnosis
• Gambaran klinis
• Hapusan jaringan (tissue smears)
• Biopsi
Tatalaksana
Prinsip pengobatan: pengobatan 3 minggu – 3 bulan,
hingga sembuh. Jika disertai HIV waktu pengobatan
lebih panjang
• Doksisiklin 2 x 100mg PO/hari
• Azitromisin 1g PO/minggu
• Eritromisin base 4 x 500mg PO/hari
VAGINOSIS BAKTERIAL
Infeksi yang disebabkan oleh Gardnerella vaginalis
Gardnerella vaginalis : batang gram negatif, tidak
mempunyai kapsul, bersifat anaerob fakultatif
Gejala Klinis
 Adanya duh tubuh dari vagina yang ringan atau sedang dan
berbau tidak enak (amis). Bau lebih menusuk setelah
senggama dan mengakibatkan darah menstruasi berbau
abnormal
 Duh tubuh vagina bertambah, warna bu-abu homogen,
viskositas rendah atau normal, berbau dan jarang berbusa
 Duh tubuh melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai
lapisan tipis atau kilauan yang difus, pH sekret vagina
berkisar anatara 4,5-5,5
 Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar)
 Kemerahan dan edema pada vulva
 Eritema pada vagina dan vulva atau petekie pada dinding
vagina
Kriteria Diagnosis

GARDNER Dan BLACKWELL


WHO (1981) AMSEL (1983)
DUKES (1980) (1982)

• Duh tubuh • Ditemukan • Duh tubuh • Ditemukan 3


vagina clue cells vagina berbau dari 4 gejala
berwarna abu- • pH > 4,5 amis • pH vagina l>
abu, • Tes amin (+) • Ditemukan 4,5
homogen, clue cells • Duh vagina
• Adanya G.
berbau tanpa T. homogen,
vaginalis
• pH 5-5,5 vaginalis putih dan
• Tidak • Tes amin (+) melekat
ditemukan T. dan pH vagina • Tes amin (+)
vaginalis tinggi • Adanya clue
memperkuat cells
diagnosis
Tatalaksana

 Metronidazole 2x500 mg setiap hari selama 7 hari atau


tinidazole 2x500 mg setiap hari selama 5 hari
 Ampisilin atau amoksisilin 4x500 mg p.o selama 5 hari
 Klindamisin 2x300 mg p.o selama 7 hari
HERPES SIMPLEKS
Herpes labialis, herpes genitalis

Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes


simpleks tipe I atau tipe II yang ditandai adanya vesikel
yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa pada daerah dekat mukokutan.
Gejala Klinis
Infeksi Primer Infeksi Laten Infeksi Rekurens
• Berlangsung kra-kira 3 • Tidak ditemukan • Gejala klinis
minggu, lebih lama dan gejala klinis lebih ringan
lebih berat daripada infeksi
• VHS ditemukan
• Gejala sistemik ; demam, primer
malaise, anoreksia, dalam keadaan
pembesaran KGB regional tidak aktif pada • Berlangsung 7-
ganglion 10 hari
• Vesikel berkelompok diatas dorsalis
kulit yang sembab dan • Gejala
eritematosa, berisi cairan prodormal lokal
jernih dan kemudian sebelum timbul
menjadi seropurulen, dapat vesikel ; rasa
menjadi krusta, mengalami panas, gatal, dan
ulserasi dangkal. nyeri
Pemeriksaan Penunjang
 Antibodi VHS
 Percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa 
sel datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear
Tatalaksana

Episode Klinis Pertama


 Asiklovir 5x200mg PO  7 hari
 Valasiklovir 2x500mg PO  7 hari

Infeksi Kambuhan
 Asiklovir 5x200mg PO  5 hari
 Valasiklovir 2x500mg PO  5 hari
AIDS
AIDS atau Sindrom kehilangan kekebalan tubuh
adalah sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia sesudah sistem
kekebalan dirusak oleh virus HIV
HIV adalah retrovirus yang disebut
Lymphadenopathy Associated Virus atau Human T-
cell Leukimia Virus (HTL-III yang juga disebut
Human T-cell Lymphotropic Virus (retovirus)
Gejala Klinis
Tingkat klinis 1 Tingkat Klinis 2 (dini) Tingkat Klinis III
(asimptomatik/limfaden • Penurunan berat (menengah)
opati generalisata badan < 10% • Penurunan berat
persisten (LGP) badan > 10%
• Kelainan mulut dan
• Tanpa gejala sama kulit yang ringan • Diare kronik > 1 bulan
sekali (dermatitis seboroik, tanpa diketahui
• LGP prurigo, onikomikosis, sebab
• Pada tingkat ini ulkus pada mulut • Demam yang tidak
penderita belum yang berulang dan diketahui sebabnya
mengalami kelainan keilitis angularis selama > 1 bulan,
dan dapat melakukan • Herpes zoster yang hilang timbul maupun
akivitas normal timbul 5 tahun terus menerus
terakhir • Kandidosis mulut
• Infeksi saluran nafas • Bercak putih
bagian atas berulang, berambut dimulut
mis. sinusitis (hairy leukoplakia)
• Tuberkulosis paru
setahun terakhir
• Infeksi bakterial
berat, misalnya
pneumoni
Tatalaksana
• Semua infeksi opportunistik pada penderita AIDS
diobati terutama bila dimulai sedini mungkin
• Kombinasi 3 obat antiretroviral:
• Zidovudin (AZT)
• Dosis : 500-600 mg sehari
• Lamivudin (3TC)
• Dosis : 150 mg sehari
• Nevirapin
• Dosis : 200 mg sehari selama 14 hari, kemudian
2x200 mg sehari
TRIKOMONIASIS
Infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita
maupun pria, dapat bersifat akut atau kronik,
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan
penularannya biasanya melalui hubungan seksual.
Gejala Klinis
Wanita Pria
 Sekret vagina seropurulen  Bentuk akut: disuria,
berwarna kekuning- poliuria, sekret uretra
kuningan, kuning-hijau, mukoid atau mukopurulen
berbau tidak enak  Bentuk kronik : gatal pada
(maladorus), dan berbusa uretra, disuria, urin keruh
 Dinding vagina tampak pada pagi hari
kemerahan dan sembab
 Strawberry appearance
 Dispareuria
 Perdarahan pascacoitus
 Perdarahan intermenstrual
Diagnosis dan Tatalaksana
Diagnosis Tatalaksana
 Pewarnaan Giemsa  Metronidazole:
 Akridin oranye dosis tunggal 2 gr atau
 Leishman 3x500 mg/hari selama 7
 Papanicolau smear hari
 Nimorazole:
dosis tanggal 2 gr
 Tinidazole:
dosis tunggal 2 gr
 Omidazole:
dosis tunggal 1,5 gr
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai