Anda di halaman 1dari 25

KASUS

Rina, seorang perempuan berusia 24 tahun bekerja


sebagai wartawati. Aktivitasnya sangat padat dan
selalu menggunakan celana jeans ketat saat bertugas.
Sejak 6 bulan terakhir, rina sering mengalami gatal
yang hilang timbul pada daerah sela paha. Daerah
tersebut sering digaruk sehingga timbul pula rasa gatal
pada kulit sekitar kukunya. Pada sela paha tampak
bercak-bercak menebal berwarna hitam ditutupi sisik
pada permukaan. Terjadi luka lecet akibat garukan,
kuku jari telunjuk , jari tengah dan jari manis tangan
kanan tampak rapuh dan pinggirnya berwarna
kemerahan.
Tiga hari yang lalu, Rina melakukan pencabutan
bulu kaki (waxing) di sebuah salon kecantikan.
Sehari kemudian, rina juga mengalami pada kedua
tungkai bawahnya. Pada kedua betis tampak bintil-
bintil merah dan bintil-bintil bernanah, serta luka
lecet akibat garukan.
Rina kemudian pergi berobat ke poliklinik
mahasiswa. Pada pemeriksaan di regio inguinal
tampak plak hiperpigmentasi yang ditutupi skuama
pada permukaan, pinggir polisiklik, disertai erosi
dan ekskoriasi. Pada daerah periungual manus
dekstra dijumpai makula eritem. Pada regio cruralis
anterior terlihat papul eritem dan pustul, berjumlah
multiple yng juga disertai erosi dan ekskoriasi.
Terminologi
Regio inguinal : daerah lipat paha.
Plak : peninggian diatas permukaan kulit, sirkumskrip,
berisi zat padat, diameter 2 cm atau lebih.
Hiperpigmentasi : suatu kondisi kulit dimana area kulit
tertentu menjadi lebih gelap dibanding kulit normal
disekitarnya.
Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
Polisiklis : bentuk pinggiran yang sambung
menyambung.
Erosi : kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan
yang tidak melampaui stratum basale, contohnya bila
menggaruk sampai stratum spinosum, akan keluar cairan
serous.
Ekskoriasi : kelainan kulit yang disebabkan
kehilangan jaringan yang mencapai pars papilare,
akan terlihat darah yang keluar selain serum.
Periungual : daerah sekitar kuku.
Makula : perubahan warna semata mata
berbatas tegas.
Eritem : kemerahan pada kulit karena
vasodilatasi kapiler yang reversibel.
Regio cruralis anterior : daerah betis bagian depan.
Papul : peninggian diatas permukaan kulit,
sirkumskrip, berisi zat padat, diameter kurang dari
0,5 cm.
Pustul : vesikel berisi nanah
Rina, 24
tahun

Masalah
Aktivitas
padat
Sela paha gatal, tampak
bercak-bercak menebal
berwarna hitam ditutupi
Memakai
sisik, terjadi luka lecet
jeans ketat
akibat garukan
Kuku terasa gatal. Pada
kuku jari telunjuk, tengah
Menggaruk dan manis tangan kanan
sela paha tampak rapuh pan
pinggirnya berwarna
kemerahan
Gatal pada kedua tungkai
Waxing di bawahnya. Pada betis
salon terdapat bintil-bintil
kecantikan merah dan bintil bernanah,
luka ecet akibat garukan
Efloresensi
Regio ingunal
Regio
periungual
Regio cruralis
anterior
manus dextra

Plak
Papul eritem
hiperpigmentasi
Pustul
Ditutupi skuama
Makula eritem Multipel
Pinggir polisiklik
Erosi
Erosi
Ekskoriasi
Ekskoriasi
Mekanisme pertahanan kulit
Flora normal kulit

- Membuat
suasana
asam Luka / predileksi
- Berkompetisi kuman menembus -respon imun
dalam hal pertahanan flora
makanan normal
- Merupakan
barier terluar
pada kulit
Hipotesis
Gatal

Regio
Regio inguinal Regio crucalis
periunguinum

Jamur Jamur Bakteri

Tinea cruris Tinea unguinum Fulikulitis

Gatal dan kelainan kulit


Gatal dan kelainan kulit yang yang disebabkan infeksi
disebabkan oleh jamur pada pada folikel rambut regio
regio inguinal dan unguinum cruralis
Mikosis
Merupakan penyakit yang disebabkan
oleh jamur
Mikosis yang menyerang kulit disebut
dermatomikosis
Mikosis terdiri dari :

mikosis superficial
mikosis profunda
Mikosis Superfisial
Dermatofitosis

penyakit pada jaringan yang


mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, kuku,
dan rambut yang di sebabkan oleh
golongan jamur dermatofita.
Non dermatofitosis
Ada 3 genus:
1. Trichopyton
dermatofita 2. Microsporum
3. epidermophyt
on

DERMATOFIT
OSIS
Menyerang
jaringan yang
mengandung
keratin
Definisi:
Dermatofitosis pada lipat paha, daerah TINEA
perineum, dan sekitar anus. Kelainan ini CRURIS
dapat bersifat akut atau menahun

Efloresensi:
Polimorf; kalo sudah menahun dapat berupa
bercak hitam disertai sedikit sisik.
Biasanya disebabkan oleh Trichophyton
rubrum atau Trichophyton
mentagrophytes.
Daerah lipatan kulit yang lembab merupakan
tempat yang baik bagi perkembangan jamur
Pengobatan:
Dapat diberikan itraconazole, ketoconazole,
terbinafine, miconazole, clotrimazole
Definisi:
Dermatofitosis pada kuku
TINEA
UNGUINUM
Gejala Klinis :
ZAIAS membaginya dalam 3 bentuk klinis :

Subungual distalis
Dimulai dari tepi distal atau distolateral kuku,
menjalar ke proksimal dibawah kuku terbentuk sisa
kuku yang rapuh. Jika terus menerus akan hancur
dan terlihat seperti kaur
Leukonikia trikofita
Leukonikia atau keputihan pada permukaan kuku.
Penyebab Trycophiton mentagripytes
Subungual proksimalis
Kuku bagian distal utuh namun proksimal rusak

Pengobatan:
Dapat diberikan itraconazole, ketoconazole,
terbinafine, miconazole, clotrimazole
Folikulitis
Folikulitis: radang folikel rambut.
Biasanya karena Staphylococcus aureus flora
normal kulit.
Radang terjadi karena bakteri tersebut masuk ke
dalam folikel misal: prosedur mencukur/mencabut
bulu tanpa dilakukan antiseptik.
Kasus: waxing di sebuah salon kecantikan
besoknya: papul eritem dan pustul yang gatal
digaruk sampai lecet.
Sehingga dapat disimpulkan bakteri masuk dari
prosedur waxing yang dilakukan tanpa antiseptik.
Patogenesis
Bakteri menempel pada sel di folikel
rambut

Bakteri dikenali oleh sel dendritik di kulit,


sitokin dikeluarkan bersifat proinflamasi dan
kemoatraktan mendatangkan fagosit

Bakteri akan diperangi oleh makrofag dengan


cara fagositosis

Proses tersebut menjadi bagian dari proses


peradangan muncul gejala klinis yaitu papul,
pustul (berisi sel-sel radang, nanah) yang
eritematosa (vasodilatasi)
Penatalaksanaan folikulitis
Sistemik
Ampisilin atau Amoksisilin (4 x 500 mg, sejam sebelum
makan).
Oksasilin, Kloksasilin, Flukloksasilin, berkhasiat bagi
Staphylococcus aureus yang telah membentuk penisilinase.

Topikal
Obat topikal antimikrobial: basitrasin, neomisin, mupirosin
sebagai salep atau krim.
Kompres terbuka contohnya dengan larutan rivanol dan
yodium povidon.

Edukasi: Tidak menggaruk lesi, menjaga personal hygiene


Penatalaksanaan Pasien
Pada dermatofitosis dapat diberikan anti jamur sistemik
- Griseofulfin : 0,5-1 gram
(perhatikan hepatotoksik)
- ketokonazol : 200 mg / hari 10 hari 2 minggu
(Kontraindikasi : penderita kelainan hepar )
- Itrakonazol (lebih aman dari ketokonazol)
- Terbinafin
Pada dermatofitosis yang mengenai kuku karena
penyembuhan menggunakan anti jamur sistemik
membutuhkan waktu yang lama dan mengingat efek
samping obat dapat diberikan anti fungal nail polisher
seperti ; Leprox
Edukasi berupa pentingnya menjaga kebersihhan dan
memperhatikan kelembaban daerah-daerah yang
memiliki faktor predileksi terbanyak.
Daftar Pustaka
Soepardiman L. Kelainan Kuku. In: Djuanda A, Hamzah M, Aizah S.
Editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: FKUI;
2007.p.312.
Medscape. Pathophysiology of Tinea Cruris. Accessed on May, 06th
2014. Available at www.emedicine.medscape.com/article.
Merck Manual. Tinea Cruris. Accessed on May, 06th 2014. Available at
www.merckmanual.com
Djuanda A. Pioderma. In: Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Editors:
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2010. p. 57-60.
Medscape. Tinea Cruris Treatment and Management. Accessed on May,
06th 2014. Available at www.emedicine.medscape.com/article
Widowati R. Pengetahuan dasar imunologi. In: Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Editors: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. p. 43-4.
THANK YOU .......

Anda mungkin juga menyukai