Anda di halaman 1dari 13

L1.

Anatomi Eksremitas Bawah


1.1 Makroskopis

ARGIA ANJANI 1102013041

a. Articulatio inferioris liberi (articulatio coxae)


Tulang : Acetabulum dan caput femuri
Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi,eksorotasi
b. Articulatio genus
Tulang : Condylus medialis femoris dan condylusmedialis tibiae
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi , rotasi medialis, fleksi lateralis.
c. Articulatio tibio fibularis
Tulang: Facies articularis fibularis dengan faciesarticularis capitis fibulae
Gerak sendi: Gesekan ke atas dan ke bawah
d. Articulatio talocrulalis
Tulang: Antara trochleatali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli ossa
cruris
Gerak sendi: Plantar Flexi, Dorsi Flexi, Inversio and Eversio
e. Articulatio Pedis
Articulatio talocalcanea
Tulang: Os talus dan Os calcaneus
Gerak sendi: gliding

Articulatio talocalcaneonavicularis

Tulang: Os talus, Os calcaneus dan Os cuboideum

Gerak sendi: Geser dan rotasi


Articulatio calcaneocuboidea
Tulang: Os calcaneus dan Os cuboideum
Gerak sendi: Geser dan sedikit rotasi
Articulatio tarsometatarsales
Tulang: Os tarsi dan Os metatarsi
Geraksendi: Plana
Articulatio Metatarsophalangeales
Tulang: Os metatarsi dan Os phalangeales
Gerak sendi: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi
Articulationes Interphalangeales Pedis
Tulang: Inter phalangeales
Gerak sendi : fleksi dan ekstensi
Tendon achilles atau calcaneus merupakan tendo yang paling kuat dalam tubuh. Tendo
tersebut memiliki panjang kira-kira 15cm. Meskipun sama-sama memiliki tendo communis,
dua otot M. Triceps surae (m. Gastocnemius dan m. Soleus) mampu bekerja sendiri, dan
sering melakukan hal demikian: anda berjalan dengan M. Soleus tetapi memenangkan
lompat jauh dengan gastrocnemius.

Gambar 1. Tendo Achilles


M. gastrocnemius adalah otot yang paling superfisial dalam kompartemen posterior dan
membentuk bagian proksimal, paling menonjol pada betis.
M. soleus terletak di dalam gastrocnemius dan dianggap kuda beban plantarfleksi. M.
Soleus merupakan otot besar, lebih rata daripada M. Gastrocnemius. M. Soleus dapat
dipalpasi pada setiap sisi M. Gastrocnemius bila seseorang berdiri pada ujung jarinya.
M. plantaris adalah otot terkecil dengnan venter kecil dan tendo panjang. Tendonya panjang
dan ramping sehingga hampir salah seperti saraf.

Fungsi tendon
1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang
2. membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol
3. Menekuk dan meregangkan (flex) semua sendi dan otot untuk menahantulang. Tanpa
tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satubidang dan tidak akan bisa
bergerak.
4. Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.

5. Hal ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energipada
efisiensi yang tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, Achillestendon
peregangan sebagai dorsiflexes sendi pergelangan kaki. Pada bagianterakhir
langkahnya, sebagai kaki plantar-flexes (jari-jari kaki menunjuk kebawah), yang
disimpan energi elastis dilepaskan. Lebih jauh, karenameregangkan tendon, otot
dapat berfungsi dengan kurang atau bahkan tidak ada perubahan panjang, yang
memungkinkan otot untuk menghasilkankekuatan yang lebih besar.
6. Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yangmelekat
dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak.
7. Sebagai memperpendek otot, tendon bergerak ketitik ke bawah kaki. Iniadalah tindakan
yang memungkinkan seseorang untuk berdiri di ataskakiseseorang, berlari, melompat, berjalan
normal, dan untuk naik dan turuntangga.
1.2 Mikroskopis
Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang
pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah
struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot ini dalam tubuh adalah
petanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan seseorang untuk
berjalan, melompat, mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot
kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang
memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.
Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot
terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendo. Sekitar 95% dari
kolagen tendo adalah kolagen tipe-I, dengan jumlah elastin yang sangat kecil. Elastin
dapat menjalanit ekanan sebesar 200% sebelum rusak.
Struktur:
1. Kolagen (70% dari berat kering tendon)
2. Glycine (33%)
3. Proline (15%)
4. Hydroxyproline (15%)
Jika elastin ada pada tendon dalam proporsi yangbesar, maka akan ada penurunan dalam
besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang. Fibril kolagen terikat ke fesikula,
mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf.fasikula-fasikula
tergabung bersama, dikelilingi oleh epitenon, dan membentuk struktur kasar dari tendon,
yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan
untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi gesekan.

Gambar 3. Mikroskopis tendon

Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon
kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran). Lembaran
berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis
yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini
yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari
fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan
kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan
tendon
Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein-protein
kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12
mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar. Dalam
keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang,
karenannya bersifat lentur.
Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 m. Selanjutnya fibril ini disusun
oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 sampai
100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai
garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm.
Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon,
ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen
direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin dan enzim
kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan
asam amino dari rantai (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling
utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat
dewasa, tulang, gigi dan sementum
2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama
penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastik
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan
ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan
merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan engan lamina tersebut
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

Gambar 4. Histologis tendon Achilles normal

Gambar 5. Histologis tendon Achilles ruptur


Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon
Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon
Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen
tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dank arena itu dapat mempengaruhi
putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan
selular yang terorganisir dengan baik,sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit,
yang merupakan fibroblast khusus,muncul pada potongan longitudinal.
Fibroblast tendo terdapat di antara berkas-berkas serat dan sebagian besar sitoplasmanya
terdapat berupa cabang-cabang mirip sirip tipis yang terjulur di antara, dan sebagian
mengelilingi, berkas serat berdekatan. Jumlah bervariasi berkas primer ini digabung
menjadi berkas sekunder yang lebih besar yang dikelilingi oleh lapis jaringan ikat longgar
yang sangat tipis, yang dilalui pembuluh darah dan saraf kecil. Di tepian tendo, septa tipis
ini menyatu dengan lapisan jaringan ikat padat tak teratur yang membentuk selubung
tendo. Pada beberapa tendo panjang dapat dilihat dua lapisan selubung, lapis-dalam
bersebelahan dengan kolagen dan lapis-luar yang berhubungan secara longgar dengan
bangun-bangun sekitar tendo. Diantara kedua lapis ini terdapat ruang sempit yang
dilapisis sel-sel gepeng dan berisikan cairan kental, yang komposisinya serupa dengan
cairan synovial rongga sendi. Cairan ini berfungsi ebagai pelumas yang memungkinkan
tendo secara mulus meluncur di dalam selubung.
Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresikolagen secara sentrifugal yang seragam
disekitar kolom tenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari
matriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.
Dibandingkan dengan bagian lain dari tubuh, tendo Achilles memiliki suplai darah
yang relatif sedikit. Darah dipasok ke Achilles tendo dalam dua cara. Darah dipasok ke
bagian proksimal dari tendo Achilles oleh otot yang terhubung ke tendo Achilles. Darah
dipasok ke bagian distal tendo Achilles oleh permukaan antara tendo-tulang. Dalam
kedua kasus, pasokan sebagian besar melalui bagian mesotenon dari paratenon tersebut.
Vaskularisasi darah terlemah pada sambungan Achilles - tumit dan suplai darah yang
paling lemah pada titik sekitar 3 / 4 "- 2 3 / 8" (2-6 cm) di atas sambungan tendo Achilles
- tumit tulang.
1.3 Kinesiologi

Gambar 2. Kinesiologi Tendo Achilles


Tendo achilles merupakan insersio otot dorsal superfisial di calcaneus. Yaitu kelompok
fleksor superficiali terdiri atas M. Triceps surae dan M. Plantaris. M. Triceps surae
merupakan fleksor articulatio talocruralis yang paling kuat serta supinator kaki yang juga
terkuat, bahkan lebih kuat daripada M. Tibilis posterior. Kontraksi M. Gastrocnemius
menimbulkan gerakan cepat selama berlari dan melompat. M. Gastrocnemius Otot
berfungsi paling efektif bila lutut ekstensi dan secara maksimal diaktivasi bila ekstensi
lutut dikombinasi dengan dorsifleksi, seperti saat start lari cepat (sprint). Otot tidak
mampu menimbulkan plantarfleksi bila lutut fleksi penuh. M. Soleus sebagai otot
antigravitasi karena plantarfleksor nya predominan untuk berdiri dan mendorong dan
dengan otot dorsiflektor tungkai untuk mempertahankan keseimbangan. Walaupun
merupakan plantarfleksor terkuat tetapi lambat pada art. Talocruralis. M. Plantaris
bekerja pada M. Gastrocnemius tetapi tidak signifikan baik sebagai fleksor lutut atau
plantarfleksor pergelangan kaki, sehingga dapat sebagai pengcakokan (misalnya
pembedahan rekonstruksi tendo tangan) tanpa bisa kecacatan.
Gerak sendi
- Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. proneus
tertius dan M. extensor hallucis longus.
- Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus,
M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior
Articulatio:
1. Articularis Subtalaris (Talocalcanea)
- Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus
- Jenis sendi : Gliding
- Gerak sendi : Geser
- Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior inferior menuju
anterosuperior os. Calcaneus.
- Memperkuat sendi : Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum talocacaneum
mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum interoseum. Pada articulatio
subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan
gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan
istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi.
Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi.
2. Articularis Talocalcaneonavicularis
- Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum
- Jenis sendi : Gliding
- Gerak sendi : Geser & Rotasi
- Memperkuat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum calcaneonaviculare
3. Articularis Calcaneocuboidea
- Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum
- Jenis sendi : Plana

- Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi


- Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare, ligamentum
plantar longum & articulationes tarsometatarsales
2 Ruptur Tendo Achilles
2.1 Definisi
Putusnya tendon Achilles itu adalah keadaan dimana tendon besar itu di belakang
pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa
di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang
tumit.
Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba
atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.
(muttaqin, A. 2011)
2.2 Etiologi
Dorsofleksi yang tiba-tiba secara pasif pada keadaan kontraksi maksimal otot betis dan
etiologi yang lain adalah pecah lengkap tendon Achilles. Dalam kebanyakan kasus tendon
tidak sehat sebelum robek dan terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah.
Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada
wanita.
Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes, obatobatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko
pecah, cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton,tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya, trauma benda
tajam atau tumpul pada bawah betis, dan obesitas.
Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya adalah:
1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)
2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)
3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya
4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan
transkripsi decorin, penurunan decorin menyebabkan perubahan pada arsitektur tendon,
sifat biomekanik dan menghasilkan peningkatan kerapuhan.
5. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas
6. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat
7. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
8. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
9. Obesitas
Atau
a. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
b. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah
c. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,
tenis, basket dan sepak bola
d. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
e. Obesitas
(Anderson Silvia Prince. 1996).
2.3 Manifestasi Klinis

Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki
atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang
tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami
cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang
menyebabkan iritasi.
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan
yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian
serat atau seluruh serat tendon.
Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
Tumit tidak bisa digerakan turun naik
Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit
Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki..
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan,
khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin
merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini
dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.
Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat
lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat
menyarankan diagnosis.
(Anderson Silvia Prince. 1996)

2.4 Patofisiologi
Rupture traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif
maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat
kebawah dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu bebanRupture
tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat.
Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri
tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan
melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.
(muttaqin, A. 2011)
2.5 Patogenesis
2.6 Dignosis dan Diagnosis Banding
A. Diagnosis Ruptur Tendo Achilles
Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan
kakiakan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedra terjadi
dan apakah pasiensebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter
bedah akan memeriksa kakidan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon
yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan
dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki.
Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang
dalam
mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik
pada jari kaki.
Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui
pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes
pencitraan MRI atau lainnya.

Untuk menegakakkan diagnosis sebuah penyakit pada pasien maka dokter harus
melakukan anamnesis, inspeksi, palpasi maupun auskultasi kepada pasiennya. Dan pada
kasus rupture tendo Achilles, untuk menegakkan diagnosis maka diperlukan:
1.

2.

3.

Anamnesis
Keluhan nyeri di daerah pergelangan kaki hingga ke betis
Keluhan kaku di pagi hari
Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama fleksi)
Inspeksi
Pembengkakan di daerah pergelangan kaki
Deformitas/ perubahan bentuk
Palpasi
Terdapat lokasi tenderness/ nyeri tekan pada lokasi tendon Achilles
Temperature pada daerah tendon Achilles sedikit lebih tinggi
Terjadi spasme otot terutama pada musculus gastrocnemius

Setelah diagnosis dapat ditegakan maka dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik,
yang dapat dilihat dari pergerakan tumit dan otot. Apabila
pergerakannya lemah atau bahkan tidak ada pergerakan maka akan
dicurigai tendon Achilles mengalami rupture. Berikut adalah
beberapa tes fisik yang dapat dilakukan :
1.
Tes Simmonds/ Tes Thompson
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi
di tulang calcaneus. Caramelakukan tes ini, penderita tidur dengan
posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggirtempat tidur, lalu
dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal,
setelahdilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar,
sebaliknya jika setelah dilakukan flexiplantar dan tidak terjadi flexi
plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.
Gambar 6. Tes Simmonds / Tes Thompson
2.
Tes Obrien
Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan
10cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di
dalam substansi tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan
dorsofleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggap
utuh. Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat
penyisipan dari tendon.
Gambar 7. Tes Obriens

3.
Tes Copeland
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di
bagian tengah sementara pasienberbaring rawan. Manset
mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33
kilopascal)dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian
dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar140 milimeter
merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap
menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100

milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat
ditegakkan.
Gambar 8. Tes Copeland
Selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga bisa meneruskan ke pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan tersebut adalah:
1. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Kegunaan
:
Untuk
membedakan
rupture
lengkap dari degenerasi
tendon
Achilles,
paratenonitis,
tendonitis
dan bursitis.
Teknik ini menggunakan
medan magnet yang kuat
untuk
menyelaraskan
jutaan proton berjalan
melalui tubuh. Proton ini
kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapadari proton tsb
keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton) memancarkan
gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis olehkomputer dalam 3D
untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRIdapat memberikan
kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitassangat tinggi
sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.Fig.11 tendon
Achilles robek parsial.Sobek longitudinal interstisial (panah putih) dan buktidegenerasi
hipoksia yang mendasari dengan tendontebal juga bisa dilihat.
2.

X- ray

Gambar 10. X-ray tendon


Achilles
Kegunaan
:
Mengindetifikasi secara tidak
langsung robekan tendon
Achilles, tetapi tidak efektif
untuk mengedintifikasi cedera
pada jaringan lunak
Sinar-X dibuat ketika elektron
energi tinggi menghantam
sumber logam. Gambar sinarX
diperoleh
dengan
memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam
tulang) dan kurang padat (ototmisalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan
ditangkap di film. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat
seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya.
Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna
untuk mengesampingkan cederalain seperti patah tulang kalkanealis.

3.

Ultrasonografi

Gambar 11. USG Tendon Achilles


Kegunaan
:
Menentukan
ketebalan
tendon,
karakter dan adanya
robekan.
Sangat
mudah
untuk
mengetahui structural
jaringan lunak dan
menjadi metode yang
konsisten
untuk
mendeteksi
jenis
cedera.
Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien.
Beberapasuara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak
atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu
gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi
pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.
B.
1.

2.

3.

4.

Diagnosis Banding Ruptur Tendo Achilles


Ruptur tendon Achilles yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena
terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis
yang membuat tendo semakin lemah.
Tendo calcaneal bursitis bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk
membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis
adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi
gesekan. Dimana achilles tendon fibrosatebal di belakang tumit meluncur turun naik.
Achilles tendoncitis, Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti
ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat
membuat trauma tendon Achilles dan betis.
Achilles tendinopathy atau tendonosis kronis yang berlebihan bisa berpengaruh
pada perubahan tendon achilles yang jugamenyebabkan degenerasi dan penebalan
tendon.

2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan non - bedah
Sebuah cor atau penjepit akan dimasukkan ke kaki bawah untuk membantu
menyembuhkan tendon . Anda akan perlu untuk memakai ini selama enam sampai delapan
minggu . Selama ini , para pemain akan berubah beberapa kali untuk memastikan tendon
Anda menyembuhkan dengan cara yang benar .Jenis pengobatan ini cocok untuk orang-orang
yang mungkin memiliki komplikasi selama operasi . Namun, ada risiko yang lebih besar
bahwa tendon Anda akan kembali pecah , dibandingkan dengan operasi .Jika tendon Anda
sebagian pecah Anda akan lebih mudah diberi dituang atau penjepit , bukan operasi.
Setelah cor atau penjepit dihilangkan Anda akan perlu untuk secara bertahap
meningkatkan aktivitas Anda untuk memperkuat tendon. Dokter Anda, atau seorang
fisioterapis (seorang profesional kesehatan yang mengkhususkan diri dalam mempertahankan
dan meningkatkan gerakan dan mobilitas), akan memberikan sejumlah latihan yang harus
dilakukan, yang akan meningkatkan berbagai gerakan dan kekuatan di kaki Anda lebih
rendah.
Fisioterapis Anda dapat mencoba berbagai teknik untuk mengurangi rasa sakit yang Anda
miliki. Ini mungkin termasuk latihan dan teknik jaringan lunak (jaringan dalam pijat). Dia
juga akan memberitahu Anda tentang cara untuk kembali berolahraga. Anda harus dapat

kembali ke aktivitas enam bulan setelah cedera Anda. Namun, ini mungkin memakan waktu
lebih lama dan juga akan tergantung pada aktivitas.
Pengobatan bedah atau operasi
Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif
dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.
Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut
biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya
menolak untuk dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan :
Operasi terbuka sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles dijahit
bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau otot vestigial
lain dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki.
Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin
menggunakan mesh penguatan ( kolagen , Artelon atau bahan lainnya degradable).

Gambar 12.Operasi terbuka


Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu sayatan
besar, dan menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan
mungkin tertunda selama sekitar satu minggu setelah pecah untuk membiarkan
pembengkakan turun. Untuk pasien menetap dan mereka yang memiliki vasculopathy
atau risiko untuk penyembuhan miskin, perkutan bedah perbaikan mungkin pilihan
pengobatan yang lebih baik daripada perbaikan bedah terbuka.

Gambar 13. Operasi perkutan


Postoperative Course
Latihan beban fungsional dan ROM ,dengan melakukan ini, durasi waktu
perawatandapat menurun, pasien pun dapat lebih cepat berolahraga
Pemasangan gips
Fisioterapi

Pemakaian orthosis
Tendon akan tersambung dalam 4-8 minggu taetapi pasien tidak
berolahraga beratselama 6 bulan
Pengobatan Nyeri
NSAIDs
Ibuprofen
DOC
bagi
pasien
menghilangkan
nyeri ringan
sampai sedang, menghambatt
reaksi
inflamasidan
menurunkan nyeri dengan
menghambat
sintesis
prostaglandin Analgesik
Asetaminofen
DOC pada pasien HPS
terhadap aspirin atau NSAIDs,
org dengan gangguan GI tract
bagianatas
dan
bagi
pengkonsumsi
antikoagulan.
Kontrol nyeri, memiliki efek
sedatif
2.8
Pencegahan
1. Mengurangi tingkat aktivitas dalam pelatihan secara mendadak
2. melakukan pemanasan saat mau berolahraga
3. Mengurangi penggunaan obat-obatan, seperti kortikosteroid dan florokuinolon yang
dapat meningkatkan kejadian rupture. (florokuinolon dapat menurunkan transkripsi
decorin perubahan arsitektur tendon meningkatkan resiko kerapuhan)
4. Menghindari trauma benda tajam atau tumpul di bawah betis
5. Mencegah penyakit tertentu (diabetes, arthritis, dll)
6. Mengontrol berat badan agar tidak obesitas
2.9 Komplikasi
- Infeksi kulit di tempat sayatan
- Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping
obat-obatan
- Kerusakan saraf
- Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil disbanding
pengobatan nonsurgical
- Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum
cedera.
2.10 Prognosis
Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal.
Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk
ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6
minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera
terjadi. Umumnya, prospek yang baik. Tergantung pada jenis pekerjaan, beberapa orang perlu
beberapa minggu cuti setelah achilles tendon pecah, dan waktu yang dibutuhkan untuk
kembali ke olahraga adalah antara 4 dan 12 bulan.

Anda mungkin juga menyukai