Anda di halaman 1dari 10

A.

KONSEP MEDIK

1. Definisi
Tinea pedis atau kaki atlet adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh semacam jamur yang
disebut fungus. Jamur yang menyebabkan tinea pedis menyukai kulit yang lembab dan
hangat di antara jari kaki dan seringkali memburuk dalam cuaca panas. Tinea pedis
merupakan infeksi dermatofita.Dermatofita merupakan golongan jamur yang
membutuhkan keratin untuk pertumbuhannya, sehingga infeksi yang disebabkan oleh
dermatofita akan menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti kulit, rambut dan
kuku.Keadaan lembab dan hangat pada sela jari kaki karena bersepatu dan berkaos kaki
disertai daerah tropis yang lembab mengakibatkan pertumbuhan jamur makin subur.

2. Etiologi
Tinea pedis yang paling sering adalah Tricophyton rubrum, T. interdigitale,
Epidermophyton floccosum, dimana T rubrum menjadi penyebab yang paling umum di
seluruh dunia dan bekerja pada kaki, kulit dan kuku manusia. T rubrum merupakan salah
satu spesies dermatofita yang paling menonjol, dapat terlihat dalam beberapa nuansa
warna seperti putih, kuning, coklat dan merah. T rubrum juga ditemukan dalam berbagai
tekstur.

3. Patofisiologi

Tinea pedis merupakan infeksi dermatofita dengan tiga penyebab utama yaitu T. rubrum,
T.interdigitale, dan Epidermophyton floccosum, dimana T. rubrum adalah penyebab tinea
pedis tersering. Dermatofita memiliki beberapa enzim seperti keratinolitik protease dan
lipase yang berperan sebagai faktor yang mempermudah pelekatan dan invasi pada kulit,
rambut, kuku dan juga untuk menggunakan keratin sebagai sumber nutrisi untuk bertahan
hidup.

Keadaan basah dan hangat dalam sepatu memainkan peran penting dalam pertumbuhan
jamur. Selain itu hiperhidrosis, akrosianosis dan maserasi sela jari merupakan faktor
predisposisi timbulnya infeksi jamur pada kulit. Sekitar 60-80% dari seluruh penderita
dengan gangguan sirkulasi (arteri dan vena) kronik akibat onikomikosis dan/atau tinea
pedis. Jamur penyebab ada di mana-mana dan sporanya tetap patogenik selama berbulan-
bulan di lingkungan sekitar manusia seperti sepatu, kolam renang, gedung olahraga, kamar
mandi dan karpet.

4. Manifestasi klinis
Tinea pedis yang tersering adalah bentuk interdigitalis. Di antara jari IV danjari V terlihat
fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis, dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan
telapak kaki. Kelainan kulit berupa kelompok vesikel. Sering terjadi maserasi pada sela
jari terutama sisi lateral berupa kulit putih dan rapuh, berfisura dan sering disertai bau.

1
Bila kulit yang mati dibersihkan, akan terlihat kulit baru yang pada umumnya telah
diserang jamur.

Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan
atau tanpa keluhan. Pada suatu ketika dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga
terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis dan erisipelas, dengan gejala-gejala konstitusi.
Bentuk lain ialah moccasin foot, tipe papuloskuamosa hiperkeratotik yang menahun. Pada
seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik;
eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi
dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel. Sering terdapat di daerah tumit,
telapak kaki, dan kaki bagian lateral, dan biasanya bilateral.

5. Pemeriksaan Diagnostik
Umumnya dermatofitosis pada kulit memberikan morfologi yang khas yaitu bercak-bercak
yang berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi yang lain, sehingga memberikan
kelainan-kelainan yang polimorfik, dengan bagian tepi yang aktif serta berbatas tegas
sedang bagian tengah tampak tenang.

Gejala objektif ini selalu disertai dengan perasaan gatal, bila kulit yang gatal ini digaruk
maka papula-papula atau vesikel-vesikel akan pecah sehingga menimbulkan daerah yang
erosit dan bila mengering jadi krusta dan skuama. Kadang-kadang bentuknya menyerupai
dermatitis (ekzema marginatum), tetapi kadang-kadang hanya berupa makula yang
berpigmentasi saja (Tinea korporis) dan bila ada infeksi sekunder menyerupai gejala-
gejala pioderma (impetigenisasi).

Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakan diagnosa terdiri atas pemeriksaan


langsung sediaan basah dan biakan. Pemeriksaan lain misalnya pemeriksaan
histopatologik, percobaan binatang, dan imunologik tidak diperlukan.

6. Penatalaksanaan medis
1. Salep anti jamur untuk dioleskan di tempat jamur tersebut.
2. Banyak tersedia berbagai salep anti jamur dan dijual secara bebas.
3. Pengolesan salep sebaiknya setelah mandi, dan dalam kondisi kaki yang kering,
sehingga salep dapat menempel dengan baik di kulit.

7. Pencegahan Tinea Pedis


Infeksi tinea pedis merupakan infeksi yang dapat menyerang kembali jika Anda tidak
menjaga kebersihan dan kesehatan kaki. Salah satu tindakan pencegahan yang bisa

2
dilakukan untuk mencegah infeksi atau terinfeksi kembali adalah dengan menggunakan
obat topikal antijamur secara rutin. Beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan adalah:
- Memastikan kaki dalam keadaan kering dengan membatasi penggunaan sepatu yang
terlalu ketat dan sempit.
- Menggunakan bedak anti jamur pada kaki yang terinfeksi untuk mencegah infeksi tinea
pedis kembali.
- Menjaga agar kuku kaki selalu pendek atau terpotong rapi. Gunakan gunting kuku yang
berbeda dengan gunting kuku yang Anda gunakan untuk area yang sedang terinfeksi.
- Gunakan kaos kaki yang terbuat dari bahan yang ringan dan dapat menyerap
kelembapan serta rutin mengganti kaos kaki jika kaki mulai terasa lembap.
- Kurangi berjalan tanpa alas kaki di fasilitas umum, seperti kolam renang dan kamar
mandi umum. Gunakan sandal agar kaki yang lembap tidak berada di dalam kondisi
tertutup.
- Gunakan pemutih klorin dalam larutan pembersih kaos kaki atau larutan pembersih
lantai, bak mandi, lantai kamar mandi, dan permukaan konter untuk mencegah
penyebaran infeksi jamur.
- Hindari menggunakan sepatu yang sama atau sepatu bekas secara bergantian untuk
mengurangi sekaligus menghindari risiko penularan infeksi jamur dari orang yang
terinfeksi tinea pedis.
- Jagalah selalu kebersihan kaos kaki dan sepatu Anda, serta hindari juga penggunaan
handuk secara bergantian.
Daerah di sekitar perut dan paha bagian dalam adalah area yang paling rentan terhadap
penyebaran infeksi tinea pedis begitu juga dengan infeksi bakteri pada luka akibat infeksi
ini. Infeksi juga dapat menyebar ke kuku sehingga penting bagi pasien untuk mencegah
dan mengobati penyakit tinea pedis sedini mungkin

3
8. Pathway

Pemakaian sepatu tertutup yang lama Kondisi sosial ekonomi Kebersihan diri yang kurang

Status gizi kurang Kondisi kulit menjadi terganggu


Suhu kaki menjadi panas, basah, &
lembab

Daya tahan tubuh


Media yang baik untuk perkembangan
jamur
Mudah terinfeksi jamur

Kebiasaan tidak melepas


sepatu & kaos kaki

Infeksi jamur (Trichophyton rubrum)


Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan
Tinea Pedis / Athelete Foot

Kurangnya pengetahuan Pengeluaran kreatinase Terjadi dalam jangka


tentang penyakit waktu yang lama

Merusak keratin pada


Defisiensi pengetahuan lapisan stratum korneum Infeksi sekunder

Nekrosis jaringan

Reaksi antigen antibodi Menimbulkan Bau tidak sedap


squama, ruam-
ruam kulit Gangguan citra
Reaksi inflamasi
tubuh

Pengeluaran mediator
kimia

Mengiritasi ujung saraf bebas Sensasi gatal

Rasa terbakar & nyeri


Gangguan rasa Adanya garukan
nyaman
Nyeri akut
Lesi kulit

Rusaknya barrier
Kerusakan 4
pertahanan tubuh
integritas kulit
primer
B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang meliputi: nama,
jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, dan tanggal pengkajian.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien adalah gatal diantara jari-jari kaki dan tangan.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan Sekarang
Penderita penyakit tinea manus et pedis menampakkan gejala penderita biasanya
mengeluh adanya gatal hebat pada jari-jari kaki dan tangan, punggung tangan dan
kaki, telapak tangan dan kaki. Kelainan kulit dapat berupa kulit putih dan rapuh,
bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang
pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Kelainan ini dapat dimulai dari
sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki dan tangan atau telapak kaki dan
tangan. Isi vesikel berupa cairan jernih yang kenta. Pada bentuk subakut terlihat
vesikel, vesiko-pustul dan kadang bula. Setelah pecah Penderita umumnya
memiliki riwayat berenang pada kolam yang digunakan secara umum atau
kurangnya higienis pada kaki. Selain itu, juga dapat ditemukan pada orang yang
dalam kehidupan sehari-hari banyak bersepatu tertutup disertai perawatan kaki
yang buruk, serta para pekerja dengan kaki yang selalu atau sering basah.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Adanya riwayat pernah mengalami penyakit yang sama. Bentuk dari penyakit ini
dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau
tanpa keluhan sama sekali. Pada suatu saat kelainan ini dapat disertai infeksi
sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan dapat
pula terjadi erysipelas, yang disertai gejala-gejala umum.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ada atau tidaknya keluarga yang pernah mengalami penyakit kulit yang sama,
yaitu tinea manum et pedis.
Pengkajian 11 Pola Gordon:

5
1. Pola Persepsi Kesehatan
a. Adanya riwayat infeksi sebelumya.
b. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu.
d. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e. Hygiene personal yang kurang.
f. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
2. Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
b. Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu
c. Jenis makanan yang disukai.
d. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
e. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau
perih.
3. Pola Eliminasi
a. Sering berkeringat.
b. Tanyakan pola berkemih dan bowel.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Pemenuhan sehari-hari terganggu.
b. Kelemahan umum, malaise.
c. Toleransi terhadap aktivitas rendah.

5. Pola Tidur dan Istirahat


a. Adanya kesulitan tidur pada malam hari
6. Pola Persepsi Kognitif
a. Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b. Pengetahuan akan penyakitnya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Adanya perasaan tidak percaya diri atau minder.
b. Perasaan terisolasi.

6
6. Pola Hubungan dengan Sesama
a. Hidup sendiri atau berkeluarga
b. Frekuensi interaksi berkurang
c. Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

7. Pola Reproduksi Seksualitas


a. Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
b. Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
8. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
a. Emosi tidak stabil
b. Ansietas, takut akan penyakitnya
c. Disorientasi, gelisah
9. Pola Sistem Kepercayaan
a. Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
b. Agama yang dianut

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban dibuktikan dengan


adanya lesi dan terjadi penebalan pada bagian kaki.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya
(pengetahuan) dibuktikan dengan klien mengeluh tidak nyaman dan merasa gatal.

7
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Rencana


Keperawatan

Tujuan dan Intervensi Rasional


KriteriaHasil

Gangguan Mempertahakan  Lindungi kulit yang  Maserasi pada kulit


integritas kulit integritaskulit sehat yang sehatdapat
berhubungan darikemungkinan menyebabkan
dengan maserasi pecahnya kulitdan
kelembaban (hidrasistratum perluasan kelainan
dibuktikan korneum yg primer.
dengan adanya berlebihan)ketika  Friksi dan maserasi
lesi dan terjadi memasang balutan memainkanperanan
penebalan pada basah. yang penting
bagian kaki.  Hilangkan dalamproses
kelembaban dari terjadinya
kulitdengan sebagianpenyakit
penutupan dan kulit.
menghindarifriksi.  Penderita dermatosis
 Jaga agar terhindar dapatmengalami
dari cideratermal penurunan
akibat penggunaan sensitivitasterhadap
kompreshangat panas
dengan suhu  Banyak masalah
terllalu tinggi kosmetik
&akibat cedera padahakekatnya
panas yg tidak semua
terasa(bantalan kelainanmalignitas
pemanas,radiator).

8
 Nasihati klien untuk kulit dapat
menggunakankosme dikaitkandengan
tik dan preparat kerusakan kulit kronik
tabir surya.

Mencapai Temukan penyebab  Membantu


peredaanganggu nyeri/gatal mengidentifikasitinda
an rasa nyaman: kan yang tepat
untuk memberikan
kenyamanan.

Gangguan rasa nyeri/gatal.


nyaman
berhubungan
dengan  Mengutarakan  Catat hasil observasi  Deskripsi yang akurat

ketidakadekuatan dengankata-kata secara rinci. tentangerupsi kulit

sumber daya bahwa gataltelah  Antisipasi reaksi diperlukan

(pengetahuan) reda. alergi untuk diagnosis dan

dibuktikan  Memperllihatkan (dapatkanriwayat pengobatan.

dengan klien tidak adanya obat).  Ruam menyeluruh


mengeluh tidak gejalaekskoriasi  Nasihati klien untuk terutama dengan
nyaman dan kulit menghindaripemaka awaitan yang
merasa gatal. karenagarukan ian salep /lotion mendadak dapat
yang dibelitanpa menunjukkan reaksi
resep dokter alergi obat.
 Masalah klien dapat
disebabkanoleh
iritasi/sensitif karena
pengobatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Erly, Early. Tinea/Dermafitosis.
https://plus.google.com/111876121943239617552/posts/6ggdRZDzyTT.
Harahap, Mawali. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, 2000.

10

Anda mungkin juga menyukai