Anda di halaman 1dari 4

SKABIES

Definisi remaja. Prevalensi penyakit ini cenderung


terjadi pada sosial ekonomi rendah,
Skabies adalah penyakit kulit yang biasanya pada daerah yang kepadatan
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi penduduknya tinggi. Kasus skabies
terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis cenderung terjadi di tempat-tempat atau
dan produknya. institusi tertentu, seperti panti jompo,
penjara, ataupun fasilitas perawatan jangka
panjang lainnya.
Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum


Patogenesis dan Patofisiologi
Arthropoda, kelas Arachinida, ordo
Ackarima, superfamili Sarcoptes. Pada Tungau ini dapat hidup selama 30 hari di
manusia disebut Sarcoptes scabiei var. epidermis. Tungau betina membuat
Hominis. Tungau skabies memiliki 4 pasang terowongan ke dalam stratum korneum dan
kaki dan berukuran diameter 0,3 mm. Oleh bertelur sekitar 3 telur per hari. Telur
karena itu, tungau ini sulit dilihat dengan tersebut akan menetas setelah 4 hari, dan
mata telanjang. larva ini berpindah ke permukaan kulit dan
menjadi dewasa. Setelah 2 minggu, tungau
dewasa jantan dan betina berkopulasi,
setelah itu yang jantan akan mati dan yang
betina membuat terowongan ke stratum
korneum. Gatal dan kelainan kulit dapat
terjadi beberapa minggu setelah paparan
pertama. Apabila seseorang pernah
terinfeksi skabies sebelumnya, gejala dapat
timbul lebih cepat (1-4 hari).

Infestasi dari tungau ini didapatkan hanya


dengan kontak dekat dengan penderita
Gambar 1. Tungau skabies dengan
skabies. Kelainan kulit tidak hanya
pembesaran 400x (Wolff K et all., 2008)
disebabkan oleh tungau skabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal
ini disebabkan oleh sensitisasi terhadap
Epidemiologi sekreta dan eksreta dari tungau.

Diperkirakan lebih dari 300 juta manusia di Gatal yang dialami biasanya memberat saat
dunia yang terinfeksi oleh tungau skabies. malam hari. Lesi yang timbul berupa
Prevalensi penyakit Scabies di Indonesia kemerahan, bersisik, bahkan
adalah sekitar 6-27% dari populasi umum krusta,ekskoriasi dan papul. Lesi khas pada
dan cenderung lebih tinggi pada anak dan infestasi tungau ini adalah lesi terowongan
yang tipis, seperti benang, lurus dengan Skabies berkrusta atau disebut juga skabies
panjang 1-10 mm. Lesi ini cederung norwegia, ditandai dengan penebala kulit
terdapat di daerah interdigital, sisi-sisi jari, dan pembentukan krusta tebal di kulit yang
sisi volar dari pergelangan tangan, siku, berisi tungau-tungau skabies dan telurnya
ketiak, skrotum, penis, labia, dan areola dalam jumlah sangat banyak. Tangan
mamae. Untuk bayi usia kurang dari 2 merupakan lokasi predileksi tersering,
tahun, wajah dan kulit kepala dapat menjadi namun tempat lain di tubuh juga dapat
tempat predileksi. terjadi. Penyakit ini terdapat pada penderita
dengan immunocompromised atau dengan
disabilitas tertentu seperti penderita
HIV/AIDS, retardasi mental, orang tua,
gangguan imunologis, dan psikosis.

Gambar 2. Lesi skabies di sela-sela jari


(Wolff K et all., 2008)

Gambar 4. Skabies norwegia (Medscape,


2016)

Kriteria Diagnosis

Diganosis definitif ditegakan dengan


ditemukannya tungau skabies, telur,
ataupun fecesnya (skibala). Tanda
patognomonis dari penyakit ini adalah lesi
terowongan dengan panjang 1-10 mm
khususnya di tempat predileksi tersering
Gambar 3. Lesi terowongan pada penderita dari skabies. Perlu juga ditanyakan
skabies (Wolff K et all., 2008) mengenai apakah orang di tempat tinggal
pasien juga mengalami gejala gatal-gatal
yang serupa.
skabisidal lainnya yang dapat
digunakan secara aman pada anak
Diagnosis Banding <2 bulan dan wanita hamil.
Emulsi benzil-benzoas 20-25%.
Ada pendapat yang menyatakan penyakit
Diberikan setiap malam selama 3
skabies ini merupakan the great immitator
hari.
karena dapat menyerupai banyak penyakit
Gama benzena heksa klorida
kulit dengan keluhan gatal. Diagnosis
(gameksan) 1%. Tidak dianjurkan
banding dari skabies antara lain: prurigo,
untuk anak < 6 tahun dan wanita
pedikulosis korporis, dermatitis, gigitan
hamil karena neurotoksik.
serangga, cacar air, sifilis, dan lain-lain.
Permetrin 5%, sekali pakai dan
dibilas setelah 8-12 jam. Tidak
dianjurkan untuk anak < 2 bulan.
Tatalaksana Krotamiton 10%

Pengobatan skabies adalah dengan Untuk mengontrol gatal pada pasien dapat
menggunakan obat-obatan skabisidal diberikan kortikosteroid topikal. Apabila
seperti permetrin, ivermektin, sulfur topikal, terdapat infeksi bakterial sekunder dapat
gameksan, dan lain-lain. Skabisidal topikal diberikan antibiotik topikal.
digunakan dengan mengoleskan agen
topikal di seluruh permukaan tubuh dari Untuk mencegah reinfeksi, sprei, sarung
leher sampai ujung kaki. Khusus dalam bantal, handuk, dan pakaian yang telah
mengobati bayi dan anak-anak, disarankan dipakai dalam 3 hari sebelumnya
untuk dioleskan juga di seluruh kepala dan disarankan untuk dicuci dengan air panas.
leher. Disarankan seluruh anggota keluarga
atau orang di rumah dengan kontak erat
harus ikut diobati. Komplikasi

Jenis obat topikal yang dapat digunakan Infeksi bakterial sekunder dapat terjadi.
adalah:

Belerang endap 4-20% dalam


bentuk krim atau salep. Sulfur Prognosis
topikal merupakan satu diantara baik
Daftar Pustaka

Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,editor. Fitzpatricks
Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill; 2008.

Buchart, C.G.(1997). Scabies : An Epidemiologic Reassessment. Majalah Kedokteran Indonesia


47 (1) : 117-123.

Djuanda, A. Buku ajar ilmu penyakit kulit & kelamin edisi ke 6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;
2010.

Buxton, Paul K. 2003. ABC Of Dermatology. 4th ed. BMJ Publishing. UK

Centers for Disease Control and Prevention. Parasites - Scabies. Diakses dari
http://www.cdc.gov/parasites/scabies/index.html. Diakses pada: 20 Januari, 2016

Medscape Reference Scabies http://emedicine.medscape.com/article/1109204-overview.


Diakses pada 20 Januari, 2016.

World Health Organization. Scabies. Diakses dari


http://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/scabies/en/. Diakses pada: 20 Januari,
2016.

Anda mungkin juga menyukai