Anda di halaman 1dari 49

Herpes

Zoster
Dian Pertiwi Alty
Huriyah Fauzani

Preseptor:
Dr.dr. Satya Widya Yenny, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
reaktivasi virus varisela zoster (VVZ) yang
laten berdiam terutama dalam sel neuronal
Herpes dan kadang-kadang di dalam sel satelit
Zoster ganglion radiks dorsalis dan ganglion
sensorik saraf kranial, menyebar ke
dermatom atau jaringan saraf yang sesuai
dengan segmen yang dipersarafinya.
• Estimasi kejadian herpes zoster di Eropa sekitar 3,4 - 4,82 per 1000 penduduk per
tahun dan meningkat menjadi lebih dari 11 per 1000 penduduk per tahun pada usia
minimal 80 tahun.
• Puncak kasus herpes zoster terjadi pada usia 45- 64 tahun berdasarkan data pada 13
rumah sakit pendidikan di Indonesia pada tahun 2011- 2013.
• Total kasus NPH (Neuralgia Paska Herpetik) adalah 593 kasus (26.5% dari total
kasus HZ).
• Selama fase reaktivasi, dapat terjadi infeksi VVZ di dalam sel
mononuklear darah tepi yang biasanya subklinis.
• NPH atau nyeri yang menetap setelah 3 bulan erupsi HZ menghilang
merupakan salah satu komplikasi HZ yang sering terjadi dengan
insidensi berkisar 10-40% dari kasus HZ.
• Lebih dari 53% dokter mendapat kesulitan dalam mendiagnosis herpes
zoster sebelum muncul ruam kulit.
Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan
Rumusan Masalah pemahaman tentang herpes zoster. Metode Penulisan
Makalah ini membahas definisi, Makalah ini ditulis dengan men-
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, ggunakan metode tinjauan
diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan pustaka yang merujuk dari
prognosis herpes zoster dan kaitannya berbagai literatur
dengan salah satu pasien herpes
zoster
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• Herpes zoster atau shingles adalah penyakit neurokutan dengan manifestasi


erupsi vesikular berkelompok dengan dasar eritematosa disertai nyeri
radikular unilateral yang umumnya terbatas di satu dermatom.

Herpes zoster merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi


virus Varicella-zoster (VZV) yang laten. Setelah seseorang menderita cacar
air, VZV akan menetap dalam kondisi dorman.
Epidemiologi

• Penyakit herpes zoster terjadi sporadis sepanjang tahun tanpa mengenal musim.
• Insidensinya 2-3 kasus per-1000 orang/tahun.
• Insiden dan keparahan penyakitnya meningkat dengan bertambahnya usia. Lebih dari
setengah jumlah keseluruhan kasus dilaporkan terjadi pada usia lebih dari 60 tahun dan
komplikasi terjadi hampir 50% di usia tua.
• Jarang dijumpai pada usia dini (anak dan dewasa muda); bila terjadi, kemungkinan
dihubungkan dengan varisela maternal saat kehamilan.

Angka kejadian di Amerika Serikat setiap tahunnya


diperkirakan sebanyak satu juta kasus, dengan rata-
rata 3-4 kasus per 1000 penduduk.
Etiologi
Varicella­zoster virus (VZV)  herpesvirus yang merupakan penyebab dari 2
penyakit berbeda yaitu varicella (juga dikenal cacar air) dan herpes zoster (juga
dikenal sebagai shingles/cacar ular/cacar api/dompo)

VZV merupakan anggota dari keluarga Herpesviridae, seperti herpes simplex


virus (HSV) tipe 1 dan 2, cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr virus (EBV),
human herpesvirus 6 (HHV­6), human herpesvirus 7 (HHV­7), dan human
herpesvirus 8 (HHV­8).

• Virus varicella adalah virus DNA, alphaherpesvirus dengan besar genom


125.000 bp, berselubung/berenvelop, dan berdiameter 80-120 nm. Virus
varicella dapat membentuk sel sinsitia dan menyebar secara langsung dari sel ke
sel.
Patofisiologi
Gejala Klinis

Prodormal Erupsi Kulit Involusi

1-10 hari Dalam 3 - hari Hari ke 7 - 10 Dalam 2 – 4 mgg


• Nyeri otot lokal Erupsi kulit gatal Berkembang menjadi Vesikel keruh dan Involusi dan pada
• Nyeri tulang terlokalisata makula papul dan vesikel pecah menjadi krusta umumnya tidak
• Pegal kemerahan jernih berkelompok meninggalkan gejala
• Paraestesia sepanjang dalam kurun waktu 3 sisa
dermatom – 5 hari
• Rasa terbakar
• Rata rata 2 hari
Variasi Gejala
Herpes zoster sine herpete
1 Nyeri segmental tanpa erupsi kulit

Herpes zoster abortif

2 Erosi kulit hanya berupa eritem tanpa vesikel atau penyembuhan berlangsung
cepat

Herpes zoster aberans


3 Erupsi melalui garis tengah tubuh

Ramsay Hunt Syndrome

4 Erupsi di liang telinga, disertai parese nervus fasialis, vertigo, dan tuli
Variasi Gejala – Komplikasi
Subtipe Nervus yang terinfeksi Temuan Klinis Komplikasi

Ophtalmicus Cabang pertama nervus Keratitis, blefaritis, kerato- Uveitis, nekrosis retina
trigeminal konjungtivitis kebutaan

Oticus N. Vestibulokoklear dan N. Nyeri terlokalisasi pada Bell’s Palsy


Fasialis telinga

Ramsay-Hunt N. Vestibulokoklear dan N. Vesikel di kanal auditori, Tinitus, hearing loss


Syndrome Fasialis pipi, dan sekitar mulut
Variasi Gejala
Ramsay-Hunt
Syndrome
• Reaktivasi virus herpes zoster
pada ganglia nervus fasialis
• Trias : parese unilateral, nyeri
telinga, vesikel di liang telinga
dan pina

Gejala
• Nyeri telinga
Parese nervus fasial
Lesi vesikel disekitar telinga 
kanal auditori eksternal, pinna
Gangguan pengecap 2/3 anterior
lidah.
Diagnosis
ANAMNESIS

Prodormal  sebelum lesi muncul RPD


• Demam
• Riwayat varisela
?
• Malaise
?
A C •

Riwayat vaksinasi
Riwayat alergi?
• Nyeri
otot?


Predisposisi
Stress
B D
DD
Setelah kontak dengan sesuatu
• Aktivitas Mengoles sesuatu
banyak Hewan berbulu
• Kelelahan
Tzank Test

Ditemukan adanya
Gambaran Sel Raksasa
Berinti Banyak
Pemeriksaan Penunjang
Umumnya  cukup jelas dengan inspeksi klinis

Deteksi Antigen Isolasi virus


01 Deteksi nucleic acid varisela
zoster virus
02 Isolasi virus dari sediaan hapus
lesi

Polymerase chain Reaction Direct immunofluorecent


03 04 antigen-staining
Deteksi DNA virus  Paling Bila PCR tidak tersedia
spesifik dan sensitif
DD
Content Content
Content
You can simply You can simply
impress your impress your You can simply
audience and audience and add a impress your
add a unique unique zing and audience and add a
zing and appeal appeal to your unique zing and
to your Presentations. appeal to your
Presentations. Presentations.

Dermatitis
Venenata DKA
Herpes Simplek
VHS tipe I dan II Pasca kontak dengan bahan atau substansi
Predileksi mulut, genital serangga, bentuk lesi  yang menempel pada
penjalaran seranggga kulit.
Tatalaksana

Antivirus Kortikosteroid Sistemik


Tidak terlalu disarankan

01 02
Kortikosteroid Topikal Analgetik Sistemik
KI pda lesi akut. AINS & non-Opioid

06 03
Anestesi Lokal Analgetik Topikal
Subkutan, blok saraf perifer Krim Indometasin,
diklofenak
05 04
Asiklovir
5 x 800 mg, 7 hari

Valasiklovir
3 x 1000 mg

Famsiklovir
3 x 500 mg
Komplikasi
• Post herpetik neuralgia atau neuralgia post herpetic (NPH)
merupakan komplikasi yang paling sering terjadi yang mana pasien merasakan nyeri terus menerus di
tempat infeksi. Nyeri ini dapat menurunkan kualitas hidup karena dapat menyebabkan gangguan terhadap
aktivitas fisik sehari-hari, berkurangnya mobilitas dan gangguan tidur.
• Herpes zoster ophtalmicus
• Herpes Zoster Oticus

Prognosis
Umumnya baik
BAB III
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

● Nama : Ny. ZS ● Status Pernikahan : Sudah Menikah

● Usia : 55 tahun ● Negeri Asal : Indonesia

● Jenis Kelamin : Perempuan ● Agama : Islam


● Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret 2021
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

● Alamat : Jalan Andalas, Padang Timur,


Sumatera Barat

● No. HP : 0813743010xx
Anamnesis

● Seorang pasien perempuan berusia 55 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin
RSUP DR. M. Djamil Padang pada tanggal 15 Maret 2021 dengan:
 
Keluhan Utama

● Gelembung berisi cairan jernih yang terasa nyeri pada lengan kiri sejak 3 hari
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang • Riwayat terkena api pada daerah lesi sebelumnya
• Awalnya muncul bercak kemerahan sebesar koin yang disangkal
terasa nyeri dan gatal di lengan kiri atas. Kemudian• Riwayat digigit serangga pada daerah lesi sebelumnya
muncul gelembung- gelembung kecil sebesar biji jagung disangkal
hingga sebesar kuku di lengan kiri atas sejak 3 hari yang• Riwayat alergi sebelumnya disangkal
lalu yang meluas ke lengan bawah hingga punggung• Riwayat kontak dengan alergen sebelumnya disangkal
tangan, telapak tangan dan jari yang dirasakan nyeri• Riwayat aktivitas seksual berganti pasangan disangkal
seperti ditusuk-tusuk. Gelembung-gelembung tersebut• Riwayat mengoles sesuatu pada lesi disangkal
semakin banyak sejak 1 hari yang lalu. • Keluhan lain selain gelembung di lengan kiri, punggung
• Riwayat demam ada, 5 hari yang lalu tangan kiri, telapak tangan kiri dan jari disangkal.
• Riwayat nyeri sendi ada nyeri otot ada, sebelum muncul• Pasien sudah minum parasetamol yang dibeli sendiri, 3
bercak tablet sehari, selama 3 hari. Demam dirasa sedikit
• Pasien mengeluh sering letih dan merasa kurang istirahat berkurang. Terakhir minum parasetamol 2 hari yang lalu.
sejak 7 hari yang lalu. • Riwayat konsumsi kortikosteroid jangka panjang tidak
• Rasa kebas pada lesi tidak ada ada
• Rasa gatal pada lesi tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat cacar air saat kecil ada, ketika di bangku Sekolah Dasar
• Riwayat imunisasi tidak ada
• Pasien tidak pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya
• Riwayat penyakit hipertensi, DM, dan metabolik lainnya tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama


Riwayat Pengobatan

• Pasien minum parasetamol selama 3 hari, 3x sehari, berhenti 2 hari yang lalu
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien seorang ibu rumah tangga
• Pasien tinggal di rumah bersama suami
Pemeriksaan Fisik Status Generalisata
● Keadaan umum : Sakit sedang ● Mata : konjungtiva anemis (-/-),
● Kesadaran : CMC sklera ikterik (-/-)
● Tekanan darah : 130/80
● KGB : tidak teraba pembesaran
● Nadi : 90x/menit ● Kepala : (status lokalis)
● Nafas : 20x/menit ● Jantung : dalam batas normal
● Suhu : 37,5 C ● Paru : dalam batas normal
● Berat badan : 65 kg ● Abdomen : dalam batas normal
● Tinggi badang : 155 cm
● Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Status Lokalis (Dermatologikus)
a. Lokasi : lengan kiri, punggung tangan kiri, telapak tangan kiri dan jari

b. Distribusi : terlokalisir, unilateral

c. Bentuk : bulat, oval - tidak khas

d. Susunan : herpetiformis

e. Batas : tegas - tidak tegas

f. Ukuran : lentikular – plakat

g. Efloresensi : vesikel-vesikel berkelompok dan bula di atas makula eritem krusta merah dan kuning
Resume
Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang pasien perempuan berusia 55 tahun di Poliklinik RSUP Dr.
M. Djamil Padang pada tanggal 15 Maret 2021 dengan keluhan gelembung berisi cairan jernih yang terasa
nyeri pada lengan kiri, punggung tangan kiri, telapak tangan kiri dan jari. Awalnya pasien mengeluhkan kurang
istirahat dan letih sejak 7 hari yang lalu, kemudian demam sejak 5 hari yang lalu, pasien juga mengeluhkan
nyeri sendi.
Status generalisata tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi di lengan,
punggung tangan, telapak tangan dan jari kiri, distribusi unilateral terlokalisir, bentuk bulat, oval- tidak khas,
susunan herpetiformis, batas tidak tegas-tegas, ukuran lentikular-plakat dengan efloresensi yaitu vesikel-
vesikel berkelompok dan bula di atas plak eritem dengan krusta berwarna merah dan kuning.
Diagnosis Kerja
● Suspek Herpes Zoster
Diagnosis Banding

● Dermatitis venenata, Dermatitis Kontak Alergi, Dermatitis Kontak Iritan


Pemeriksaan Penunjang
● Tzanck test : Ditemukan adanya Gambaran Sel Raksasa Berinti Banyak

Diagnosis

● Herpes Zoster setinggi nervus C6-C7 sinistra


Terapi Umum
• Edukasi terhadap pasien dan keluarga bahwa gelembung-gelembung berisi cairan yang terasa nyeri disebabkan
oleh karena reaktivasi virus varisela yang dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien yang menurun
• Menjelaskan pasien untuk tidak mencoba menggaruk atau memecahkan gelembung karena dapat
menyebabkan infeksi
• Menganjurkan pasien untuk istirahat hingga lesi mengering
• Menjelaskan bahwa nyeri yang dialami pasien mungkin dapat menetap walaupun penyakitnya telah sembuh
• Menjelaskan bahwa keluhan demam, kaku otot wajah dan telinga berdenging terkait dengan reaktivasi virus
varicella
• Menganjurkan pasien untuk diet seimbung dan menghindari stres
Terapi Khusus
a. Topikal:

○ Kompres alumunium aseat 5% 4-6 kali sehari selama 30-50 menit


b. Sistemik:

• Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari


• Ranitidin 2 x 150 mg

• Asam mefenamat 2 x 150 mg


Prognosis
● Quo ad vitam : bonam

● Quo ad sanationam : bonam

● Quo ad functionam : bonam

● Quo ad kosmetikum : bonam


BAB IV
DISKUSI
DISKUSI

● pasien perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan gelembung berisi cairan jernih yang terasa
nyeri pada lengan, punggung tangan, telapak tangan dan jari kiri sejak 3 hari yang lalu.
● Awalnya muncul bercak kemerahan sebesar koin yang terasa nyeri dan gatal di lengan kiri atas.
Kemudian muncul gelembung-gelembung kecil sebesar biji jagung hingga sebesar kuku di lengan kiri
atas sejak 3 hari yang lalu yang meluas ke lengan bawah hingga punggung tangan, telapak tangan dan
jari yang dirasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk. Gelembung-gelembung tersebut semakin banyak sejak
1 hari yang lalu.
● Demam ada, sejak 5 hari yang lalu. Riwayat nyeri sendi dan nyeri otot ada, sebelum muncul
bercak. Pasien mengeluh sering letih dan merasa kurang istirahat sejak 7 hari yang lalu. Pasien
sudah minum parasetamol yang dibeli sendiri, 3 tablet sehari, selama 3 hari. Demam dirasa
sedikit berkurang. Terakhir minum parasetamol 2 hari yang lalu
● Pemeriksaan fisik: pasien tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis kooperatif dan tanda
vital yang lain dalam batas normal
● Penerikssan dermatologikus: lesi dengan lokasi di lengan, punggung tangan, telapak tangan
dan jari kiri, distribusi terlokalisir, unilateral, bentuk bulat, oval - tidak khas, susunan
herpetiformis, batas tegas-tidak tegas, ukuran lentikular-plakat dengan efloresensi berupa
vesikel-vesikel berkelompok dan bula di atas plak eritem krusta merah dan kuning
● Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik  dicurigai herpes zoster yang merupakan penyakit
neurokutan dengan menifestasi erupsi vesikular berkelompok dengan dasar eritematosa disertai nyeri
radikular unilateral yang umumnya terbatas di satu dermatom akibat reaktivasi infeksi laten virus varisela
zoster
● Nyeri terbatas ditempat lesi merupakan suatu keluhan tersering pada kasus herpes zoster. Onset penyakit
ini dapat berupa nyeri pada dermatom yang terkena dalam 48-72 jam. Nyeri terjadi karena neuritis akut
yang berhubungan dengan replikasi virus, proses inflamasi dan produksi sitokin-sitokin sebagai respon
terhadap kerusakan saraf dan terjadinya peningkatan sensitivitas reseptor nyeri
● keluhan badan terasa letih, demam, nyeri sendi  tanda prodromal yang mengawali penyakit ini. Gejala
prodromal dapat juga berupa sensasi abnormal atau nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal, parestesia
sepanjang dermatom, gatal, rasa menyerupai sakit gigi, pleuritis, infark, atau gejala konstitusi seperti
demam, malaise dan nyeri kepala. Gejala prodromal dapat berlangsung beberapa hari (1-10 hari, rata-rata
2 hari)
● Berdasarkan bentuk lesi awal herpes zoster dapat didiagnosis banding dengan
dermatitis kontak atau dermatitis venenata (akibat bulu serangga), yang gejala
awalnya juga berupa eritema kemudian menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
Perjalanan penyakit pada dermatitis kontak dapat berlangsung akut maupun
kronik.
 Dari anamnesis, tidak ada Riwayat alergi, kontak dengan alergen, Riwayat
atopi.
 Gejala prodromal jarang pada dermatitis kontak
● Diagnosis herpes zoster dapat dari klinis. Kasus meragukan  tzanck test
● Tzanck test  kerokan dasar vesikel yang diberi pewarnaan Giemsa lalu diperiksa
di bawah mikroskop, didapatkan hasil berupa ditemukannya sel datia berinti
banyak.
● Pemeriksaan lanjutan: pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction), jika tidak
tersedia dapat dilakukan pemeriksaan Direct Immunofluorecent Antigen-Staining.
● Penegakan diagnosis: sesuai dermatom
● Pada pasien, lesi terdapat pada lengan, telapak tangan, pungung tangan, jari kiri 
diagnosis herpes zoster setinggi nervus C6-C7.
● Pengobatan: terapi umum + khusus.
● Terapi umum

○ menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa keluhan gelembung- gelembung berisi cairan yang
terasa nyeri disebabkan oleh infeksi virus varisella yang dahulunya sudah ada, kemudian aktif kembali
karena dipengaruhi kondisi daya tahan tubuh yang menurun.

○ Menganjurkan pasien untuk beristirahat selama lesi masih aktif hingga kering atau menjadi krusta.

○ Menjelaskan kepada pasien untuk tidak memecahkan gelembung karena dapat menyebabkan infeksi.

○ Menjelaskan kepada pasien kemungkinan nyeri yang menetap walaupun penyakit telah sembuh.

○ Menganjurkan kepada pasien agar mendapatkan nutrisi yang cukup dan hindari stress
● Terapi khusus

○ Topikal: Kompres alumunium aseat 5% 4-6 kali sehari selama 30-50 menit pada gelembung-
gelembung berkelompok

○ Sistemk: Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari, Ranitidin 2 x 150 mg, Asam mefenamat 2 x 150
mg

● Prinsip: menghilangkan nyeri secepat mungkin dengan cara membatasi


replikasi virus, sehingga mengurangi kerusakan saraf lebih lanjut
● Prognosis: bonam
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai