Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

TN.M DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERPES ZOSTER DI RUANG


PERAWATAN RSUD SAWERIGADING KOTA PALOPO

OLEH:

NAMA:

NIM:

CI LAHAN CI INSTITUTE

( ) ( )

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN AKADEMI

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Defenisi penyakit Herpes Zoster

Jawaban:
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi
virus varisela zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam sel neuronal dan
kadang-kadang di dalam sel satelit ganglion radiks dorsalis dan ganglion sensorik
saraf kranial menyebar ke dermatom atau jaringan saraf yang sesuai dengan segmen
yang dipersarafinya.  (Pusponegoro, Nilasari, & Dkk, 2018

Herpes Zoster adalah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus varisela-
zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang
terjadi setelah infeksi primer. (Djuanda, 1999). Herpes Zoster adalah jenis penyakit
kulit yang di sebabkan oleh virus varisela-zoster yang menetap laten di akar
saraf.  (Ayu, 2015). Herpes Zoster Adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas
yaitu vesikel –vesikel yang tersusun bekelompok sepajang persarafan sensorik kulit
sesuai dermato. (Siregar, 2017).

 Herpes Zoster adalah radang kulit akut dan setempat, terutama terjadi pada
orang tua yang khas ditandai adanya nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi
vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun
ganglion serabut saraf  sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivasi
virus varisela-zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten
setelah infeksi primer oleh virus. (Harahap & Marwali, 2018)

2. Etiologi

Jawaban:
Penyebab dari Herpes Zoster ini secara umum adalah Virus Varicella zoster.
Varicella zoster adalah agens virus penyebab dari cacar air dan herpes zoster. Setelah
sembuh dari cacar air, virus Varicella tetap ada dalam tubuh dalam tahap laten seumur
hidup. Sebagai virus laten, Varicella tidak akan menunjukkan gejala apapun, tetapi
potensial untuk aktif kembali. Pada tahap reaktivitas, Varicella muncul sebagai Herpes
zoster yang sering disebut sebagai shingles. Virus varicella zoster terdiri dari kapsid
berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit
protein-virion yang lengkap dengan diameternya 150-200 nm, dan hanya virion yang
terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan
oleh bahan organik, deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi.
Masa inkubasinya 14-21 hari.
3. Manifestasi klinis ?

Jawaban:

Penyakit ini dapat dideteksi dari gejala-gejala yang terjadi diantaranya :


a. Terasa demam, pilek, cepat merasa lelah, dan lemah
b. Terasa nyeri sendi, sakit kepala, dan pusing
c.  Rasa sakit seperti terbakar
d. Kulit menjadi sensitive selama beberapa hari hingga satu minggu
e. Timbul bitnik kecil kemerahan pada kulit
Bintik-bintik kecil yang tumbuh ini lalu berubah menjadi gelembung-
gelembung transparan berisi cairan, persis seperti pada cacar air namun hanya
bergerombol di sepanjang kulit yang di lalui oleh syaraf yang terkena. Bintik-
bintik baru dapat terus bermunculan dan membesar sampai seminggu
kemudian. Jaringan lunak di bawah dan di sekitar lepuhan dapat membengkak
untuk sementara karena peradangan yang di sebabkan oleh virus.
Gelembung kulit ini mungkin terasa agak gatal sehingga dapat tergaruk
tanpa sengaja. Jika dibiarkan, gelembung akan segera mongering membentuk
keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak
berwarna gelap di kulit (hiperpigmentasi). Bercak ini lama kelamaan akan
pudar tanpa meninggalkan berkas. Namun, jika gelembung tersebut pecah oleh
garukan, keropeng akan meninggalkan bekas yang dalam dan dapat membuat
parut permanen.
Virus varisela-zoster umumnya hanya mempengaruhi satu saraf saja,
pada satu sisi tubuh. Sesekali, dua atau tiga syaraf bersebelahan dapat
terpengaruh. Saraf di kulit dada atau perut dan wajah bagian atas (termasuk
mata) adalah yang paling sering terkena. Herpes zoster di wajah sering kali
menimbulkan sakit kepala yang parah. Otot-otot wajah untuk sementara tidak
dapat digerakkan. (Ayu, 2018).
4. Patway

Invasi virus varisella zoster

Susunan saraf tepi

Menyerang ganglion anterior

Masuk melalui aliran darah

Menetap di ganglion sensorik

Reaksi virus varisella zoster

Kelainan/lesi kulit pada


daerah ganglio

Herpes zoster

Merangsang pelepasan mediator Reaksi alergi


kimia

Pelpasan zat bradikinin dan Pelepasan zat pirogen Timbul eritema


histamin endogen

Merangsang nosiseptor
Merangsang peningkatan titik
Vesikel
patokan suhu tubuh
berkelompok
Gejala lokal
Gejala sistemik Tonjolan kulit
<0,5 cm terisi
Nyeri/ rasa terbakar
air
Demam
Dx: Gangguan
Dx: Nyeri akut integritas kulit
Dx: Hipertermia
5. Deskripsi patofisiologi

Jawaban:

Virus yang menyebabkan herpes zoster ini adalah golongan varicella yang
mula-mula adalah penyebab dari cacar air atau varicella yang sudah tidak aktif atau
dorman dan kemudian diaktifkan lagi oleh tubuh. Herpes zoster disebabkan oleh virus
herpes yang sama dengan virus penyebab varisella.
Selama terjadinya infeksi varisela, VZV (varicella zoster virus) meninggalkan
lesi di kulit dan permukaan mukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian secara
sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik tersebut menuju ke ganglion
saraf sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masa laten dan di sini tidak
infeksius dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia kehilangan
daya infeksinya. Meskipun setiap syaraf dapat terkena, tetapi syaraf torakal, lumbal
atau kranial agaknya paling sering terserang.
Bila daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan, akan terjadi reaktivasi
virus. Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Ini
menyebabkan nekrosis pada saraf serta terjadi inflamasi yang berat, dan biasanya
disertai neuralgia yang hebat.
 VZV (varicella zoster virus) yang infeksius ini mengikuti serabut saraf
sensorik sehingga terjadi neuritis. Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf
sensorik di kulit dengan gambaran erupsi yang khas untuk erupsi herpes zoster. Virus
varicella yang dorman atau tidak aktif, akan diaktifkan lagi dan timbul vesikel-vesikel
meradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit di sekitarnya mengalami
edema dan perdarahan. Keadaan ini biasanya didahului atau disertai dengan rasa nyeri
hebat dan / atau disertai dengan rasa terbakar. Herpes zoster dapat berlangsung selama
kurang lebih tiga minggu. Rasa nyeri yang timbul sesudah serangan herpes disebut
neuralgie posterpetika dan biasanya berlangsung beberapa bulan, bahkan kadang-
kadang sampai beberapa tahun. Neuralgie posterpetika lebih sering dialami pasien
yang lanjut usia. Jika herpes zoster menyerang ke seluruh tubuh, paru-paru dan otak
maka mungkin akan terjadi suatu kefatalan. Penyebaran ini biasanya tampak pada
pasien menderita limfoma atau leukemia. Dengan demikian setiap pasien yang
menderita herpes zoster yang tersebar harus dievaluasi kemungkinan adanya factor
keganasan.
6. Tahapan / grade/ tingkatan penyakit
Jawaban:
a. Herpes Zoster Oftalmikus
Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai
bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang ophtalmicus
saraf trigeminus (N.V), ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. Infeksi
diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi
seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsug 1 sampai 4 hari sebelum
kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak kelar air mata, kelopak mata bengkak dan
sukar dibuka.
b. Herpes Zoster Fasialis
Herpes zoster fasialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf fasialis (N.VII), ditandai erupsi
herpetik unilateral pada kulit.
c. Herpes Zoster Brakialis
Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai
pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
d. Herpes Zoster Torakalis
   

Herpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai
pleksus torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

7. Pemeriksaan diasnostik

Jawaban:

Tes diagnostik untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitis 

dan herps simplex :

a. Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan

herpes zoster dan herpes simplex.

b. Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakan

diagnosis herpes virus


c. Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit

d. Pemeriksaan histopatologi

e. Pemerikasaan mikroskop electron

f. Kultur virus

g. Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ

h. Deteksi antibody terhadap infeksi virus

8. Pemeriksaan penunjang Rontgen / USG/ CT-Scan / MRI/ MSCT/ biospi/

Jawaban: tidak ada

Kesimpulan: untuk melihat penyebab dari nyeri perut.

9. Penatalaksanaan medis operatif

Jawaban: tidak ada

10. Terapi farmakologis

Jawaban:

- IVFD Nacl 0,9% 20 tpm

- Methylpredisolone 4 mg 3x1

- Omeprazole 40 mg/ 12j/iv

- Asiklovir 5x400 mg (3 hari)

- Dexcetopropen 1 amp/8 j

- Ceftriaxone 1 gr/12j/iv

- Cetirizine 10 mg 1x1

11. Concept map/ analisa data

Jawaban:

1. Data umum
Mengkaji tentang identitas klien meliputi : nama, umur, alamat, agama,
tanggal masuk RS, nomor rekam medis, diagnosa medis, dan bangsal.
2. Pengkajian 13 domain NANDA
a. Health promotion yaitu tentang kesehatan umum pasien meliputi, alasan
masuk rumah sakit, TTV, riwayat masa lalu, riwayat pengobatan,
kemampuan mengontrol kesehatan, faktor sosial ekonomi,dan pengobatan
sekarang
b. Nutrition meliputi antropometri (BB,TB,LK,LD,LILA,IMT), biochemical,
clinical, diet, energi, faktor penyebab masalah nutrisi, penelitian status
gizi, pola asupan cairan, cairan masuk, cairan keluar, balance cairan,
pemeriksaan abdomen
c. Elimination meliputi sistem urinary, sistem gastrrointestinal, dan Sistem
integument
d. Activity/rest meliputi istirahat/tidur, Aktivitas , dan Cardio responds,
Pulmonary respon.
e. Perception/cognition meliputi : orientasi/kognisi, sensasi/persepsi, dan
komunikasi.
f. Self perfection meliputi tentang self-concept/self-esteem (perasaan
cemas/takut, perasaan putus asa, keinginan untuk mencederai, adanya luka.
g. Role relationship meliputi peranan hubungan (status hubungan, orang
terdekat, perubahan konflik/peran, perubahan gaya hidup, interaksi dengan
orang lain
h. Sexuality meliputi tentang identitas seksual ( masalah/disfungsi seksual,
periode mestruasi, metode KB yang digunakan, pemeriksaan SADARI,
dan pemeriksaan papsmear
i. Coping/stress tolerance meliputi tentang coping respon ( rasa
sedih/takut/cemas, kemampuan mengatasi cemas, perilaku yang
menampakkan cemas)
j. Life principles meliputi nilai kepercayaan ( kegiatan keagamaan yang
diikuti, kemampuan untuk mengatasi, kegiatan kebudayaan, kemampuan
memecahkan masalah )
k. Safety/protection meliputi tentang alergi, penyakit autoimune, tanda
infeksi, gangguan thermoregulasi, dan gangguan resiko )
l. Comfort meliputi tentang kenyamanan/nyeri, rasa tidak nyaman
lainnya,dan gejala yang menyertai )
m. Growth/development meliputi tentang Pertumbuhan dan perkembangan
12. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul dan prioriatas diagnosa

1. Hipertermia b/d Proses penyakit


2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
3. Kerusakan integritas kulit/ jaringan b/d kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
13. Rencana keperawatan

No. Diagnoasa Perencanaan


keperawatan Tujuan Intervensi SIKI
berdasarkan SDKI SLKI
1. Hipertermia b/d Termoregulasi Manajemen Hipertermia :
Proses penyakit Setelah dilakukan 1) Monitor suhu tubuh.
asuhan keperawatan 2) Longgarkan atau lepaskan
selama 3 x 24 jam pakaian.
diharapkan 3) Berikan cairan oral.
termoregulasi 4) Anjurkan tirah baring.
membaik, dengan 5) Kolaborasi pemberian cairan
kriteria hasil : dan elektrolit intravena.
1) Menggigil 6) Monitor suhu tubuh anak tiap
menurun. dua jam, jika perlu.
2) Kulit merah
menurun.
3) Pucat menurun.
4) Suhu tubuh
membaik.
5) Suhu kulit
membaik.
6) Tekanan darah
membaik

2. Nyeri akut b/d agen Kontrol nyeri Intervensi Utama :


pencedera fisiologis Setelah dilakukan Dukungan Nyeri Akut :
intervensi Pemberian Analgesik
keperawatan selama 3 Observasi
x 24 jam, diharapkan 1. Identifikasi karakteristik nyeri
tingkat nyeri menurun (mis. pencetus, pereda,
dan kontrol nyeri kualitas, lokasi, intensitas,
meningkat dengan frekuensi, durasi)
kriteri hasil : 2. Identifikasi riwayat alergi obat
a. Tidak mengeluh 3. Identifikasi kesesuaian jenis
nyeri analgesik (mis. narkotika,
b. Tidak meringis nonnarkotika, atau NSAID)
c. Tidak bersikap dengan tingkat keparahan
protektif nyeri
d. Tidak gelisah 4. Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Terapeutik
1. Diskusikan jenis analgesik
yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
2. Pertimbangkan penggunaan
infus kontinu, atau bolus
oploid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
3. Kerusakan Integritas Kulit dan Perawatan Luka
integritas kulit/ Jaringan Observasi:
jaringan b/d Tujuan: Setelah - Monitor karakteristik luka
kerusakan jaringan dilakukan tindakan - Monitor tanda-tanda infeksi
dan/atau lapisan keperawatan 3x24 jam Terapeutik:
kulit diharapkan integritas - Bersihkan dengan cairan
kulitdan jaringan NaCl atau pembersih
meningkat nontoksik
Kriteria Hasil: - Berikans alep yang sesuai ke
- Elastisitas kulit/lesi, jikaperlu
meningkat - Pasang balutan sesuai jenisl
- Kerusakan
jaringan kulit uka
menurun - Pertahankan teknik steril saat
- Perdarahan melakukan perawatan luka
menurun Edukasi
- Nyeri menurun - Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antibiotik, jikaperlu

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2018). Nursing


Interventions Classification (NIC) sixth edition. United State of America: ISBN.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2017). Nursing Outcomes
Clasification (NOC) fifth edition. United State of America: ISBN.
Harahap, & Marwali. (2018). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
M, L., Price, Sylvia,, & Willson,. (2016). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. jakarta:
EGC
Marwali, & Harapan. (2018). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN
DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Pusponegoro, E. H., Nilasari, H., & Dkk. (2017). Buku Panduan Herpes Zoster. Jakarta:
FKUI.
PROGRAMSTUDI PROFESI NERS
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

REKAM ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN


UMUM
A. Indentitas Ruang Rawat :-
Nama : Tn. M NRM : 39 53 93
Umur : 72 tahun Tgl/Jam masuk : 11 Agustus 2022./06:35
Pendidikan : (SD)  (SLTP)  (SMU) Tgl/Jam Pengkajian: 12 agustus 2022/09;00
S1/S2 Diagnosa masuk : Herpes soster
Pekerjaan : Petani Cara masuk : (berjalan) kursi roda) ....
Suku : Bugis (brankar)
Agama :  (I)(K)  (B) (H) Kiriman dari poliklinik : -
Status : (S) (K)(J)  (D) Pindahan dari :-

Alamat : Perawat/Tim yang bertanggung jawab : .-

Informan : Keluarga
B. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Klien masuk RS dengan keluhan bintik kemerahan pada paha kakan dan
terasa nyeri, dirasakan sejak 4 hari yang lalu
keluhan saat ini : Klien mengeluh lemah bintik kemerahan pada paha kakan dan terasa
nyeri, dirasakan sejak 4 hari yang lalu
tidak pernah opnama pernah opname dengan sakit : Hipertensi di RS : RS morowali
Pernah mendapat pengobatan :  Tidak  Ya , yaitu : obat penurun tekanan
BB sebelum sakit : 55 kg Pernah operasi :  Tidak  Ya : yaitu :
C. Keadaan umum :
Kesadaran :  CM  Somnolen  Apatis  Soporos Coma  Coma
D. Kebutuhan Dasar
Rasa Nyaman/Nyeri
Suhu : 36,6 ° C  Gelisah
 Nyeri : Skala Nyeri : Gambaran Nyeri :
Lokasi Nyeri paha kanan Frekuensi Nyeri : hilang timbul Durasi : 3-5 menit
Tanda objektif :  mengerutan muka  menjaga area yang sakit
Respon emosional : menjaga area yang sakit
penyempitan fokus : ya
Cara mengatasi nyeri : mengipas area yang sakit
Lain-lain :

Masalah keperawatan :
 nyeri  hipertermia  Hipotermia
Nutrisi Kebersihan Perorangan
- TB : 160 cm BB : 55 kg - Kebiasaan mandi : 2 x/hari
- Kebiasaan makan : 3x/hari - Cuci rambut : 2 x / minggu
teratur  tidak teratur - Kebiasaan gosok gigi : 2 x/hari
- Keluhan saat ini : tidak ada - Kebersihan badan :  bersih  kotor
 tidak nafsu makan  mual  muntah - Keadaan rambut :  bersih  kotor
 sukar menelan  sakit gigi  stomatitis - Keadaan kulit kepala :  bersih  kotor
 nyeri ulu hati/saluran cerna yang - Keadaan gigi dan mulut :  bersih  kotor
berhubungan dengan: - Keadaan kuku :  pendek  panjang  bersih 
Disembuhkan dengan : kotor
- Pembesaran tiroid : tidak ada - Keadaan vulva/perianal :  bersih  kotor
Hernia/massa :Tidak ada - Keluhan saat ini :  eritema  gatal-gatal  luka
- Halitosis : Ya kondisi Gigi/Gusi : - Integritas kulit :  jaringan parut kemerahan 
ompong
laserasi  ulserasi  ekimosis  lepuh  drainase
- Penampilan lidah : Normal bising usus :
- Luka bakar : derajat/persen :
10 x/mnt
- Tanda lokasi dengan menggambar bentuk depan
- Makan per NGT/parenteral (infus)
dan belakang tubuh :
(Dimulai tgl : tidak jenis cairan :
dipasang di :
- Keadaan lukan : 
- Porsi makananan yang dihabiskan :
1400 kkal - bersih  kotor
- Makanan yang disukai : Nasi dan ikan - Lain-lain : ....
dan sayur
- Diet : tidak ada
- Lain-lain :
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
ketidak seimbangan nutrisi :kurang dari Penurunan rawat diri, kebersihan
kebutuhan Gangguan integritas kulit
ketidak seimbangan nutrisi :lebih dari
kebutuhan
Cairan Aktivitas dan Latihan
- Kebiasaan minum : 1000 cc/hari, Jenis : - Aktivitas waktu luang : tidak ada
Air mineral - Aktivitas/hobby : Berkebun
- Turgor kulit :  elastis tidak elastis - Kekuatan otot : 1 pada tangan kiri dan kaki kiri
- Mukosa mulut :  kering  lembab - tonus otot : lemah

- Punggung kuku : Normal warna:Putih - Postur : Bungkuk,


pengisian kapiler : <3 detik - tremor : Tidak
- Mata cekung :  tidak  ya : Ki / Ka Rentang gerak : lemah

- Konjungtiva : Ananemis sclera : tidak - Keluhan saat ini, gerak terbatas :  tidak  ya :
icteri Terjadi kelemahan pada tangan kiri dan kaki

- Edema :  tidak  ya, di : kaki kiri kiri

- Distensi vena jugularis : tidak  nyeri otot  kaku otot  lemah otot  nyeri

- Asites :  tidak  ya : ............ cm sendi  bengkak sendi,  inkoordinasi,

Spider naevi :  tidak  ya, di : cm  parise/paralisis, dibagian : tidak ,

- Minum per NGT :  tidak  ya, :cc/hari  kelelahan,  amputasi  deformitas,  kelainan

- Terpasang decompresi (NGT):  bentuk extremitas : tidak


- Penggunaan alat bantu :  gips,  traksi  kruk
tidakYa:....... cc/hari
(tanggal : ....... di ........)
(dimulai tgl :.... jenis cairan. dipasang
- Pelaksanaan aktivitas, : mandiri  partial, 
di :
- Terpasang infuse): tidakYa: (dimulai total
- Jenis aktivitas yang perlu dibantu : Mandi,
tgl 11agustus 2022 jenis cairan.
toileting, berpakaian
dipasang di :Nacl 0,9%)
- Lain-lain :
- Lain-lain : .............
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
 Penurunan volume cairan  Gangguan mobilitas fisik
 Kelebihan volume cairan  Kerusakan mobilitas fisik
Eliminasi Oksigenasi
- Kebiasaan BAB : 1 x/hari - Nadi : 82 x/mnt, Pernafasan : 22 x/mnt
- BAK : 4 x/hari - TD : 120./80 mmHg,Bunyi nafas : Normal
- Menggunakan laxan :  tidak,  ya,jenis - Respirasi :  t.a.k,  dispnoe,  ronchi, 
: ............... stridor  wheezing,  batuk, 
- Menggunakan diuretik : tidak,  hemoptisis,  sputum  nafas cuping hidung, 
ya,jenis : ............... penggunaan otot-otot asesori: ...
- Keluhan BAK saat ini : - Kedalaman : - Fremitus: -
 retensi urine,  inkontinen urine,  - Sputum :  kental,  encer,  merah,  putih,
disuria  hijau,  kuning,
 keseringan, urgensi,  nocturia - Sirkulasi oksigenasi :  t.a.k,
- Keluhan BAB saat ini : -  pusing,  sianosis,  akral dingin, 
 diare, inkontinensia , konstipasi clubbing fingers
 distensi abdomen  hemoroid  - Dada :  t.a.k, asimetris, retraksi dada, nyeri
ostomi dada,  palpitasi,  deviasi trackea,  bunyi
- Peristaltik usus :  kembung, jantung normal: frekuensi: 110 Hz x/mnt, 
murmur,  gallop
 tidak ada peristaltik
- Oksigen(tanggal: tidak ,kanule/sungkup: ..
 hiperperistaltik
- WSD (tanggal:.... di.... keadaaan: .......... )
- Abdomen : nyeri tekan tidak - Riwayat penyakit :  brochitis,  asma 
,lunak/keras: tidak ada tuberkulosis,
Massa : Tidak ada ,ukuran/lingkar -  empisema,  pneumonia kambuhan: ......
abdomen : -cm  pemajanan terhadap udara berbahaya: .....

- Terpasang kateter urine : tidak,  ya  perokok :tidak batang/ hari : lamanya : tidak

(dimulai tgl : ....., di : ......) Hipertensi,  demam rematik  flebitis, 


kesemutan  kebas . Lain-lain : Efusi Pleura
- Pengguna alkohol:  tidak,  ya
Jumlah/frekuensi: ..............................

- Lain-lain : ........
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
 Diare  konstipasi  Inkontinen disuria  Bersihan jalan nafas tidak efektif  intoleransi
urgensi aktivitas  Pola nafas tak efektif,  gangguan
 Retensi urin  inkontinensia urina pertukaran gas,  Penurunan curah jantung,
keseringan  Gangguan perfusi jaringan
Tidur & Istrahat Pencegahan Terhadap Bahaya
- Kebiasaan tidur :  malam  siang - Refleks :  t.a.k  kelumpuhan
- Lama tidur : malam : 6 jam siang: 2 - Penglihatam :  t.a.k  masalah :rabun
jam - Pendengaran :  t.a.k  masalah: ...............
- Kesulitan tidur :  tidak - Penciuman :  t.a.k masalah : ........
-  ya,dipengaruhi oleh faktor : tidak ada - Perabaan :  t.a.k  masalah : ...........
- Lain-lain : ..... - Lain-lain : ....................
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
 Gangguan pola tidur  Resiko injury  Risiko
trauma fisik
 Gangguan persepsi sensorik
Neurosensori Keamanan
- Rasa ingin pingsan/pusing :  tidak  - Allergi/sensivitas : tidak ada reaksi :-
ya - Perubahan sistem imun sebelumnya: penyebab :
- Stroke (gejala sisa) : kelumpuhan pada tidak ada
tangan kiri dan kaki kanan - Riwayat penyakit hubungan seksual:
- Kejang :  tidak  ya Tipe: .... - Perilaku resiko tinggi : tidak ada
Aura : - frekuensi : - - Transfusi darah/jumlah: Tidak
Status postikal : - - kapan:
cara mengontrol : - Gambaran reaksi tidak ada
- Status mental : terorientasi/disorientasi : Riwayat cedera kecelakaan : tidak
waktu : Tempat : ............. Orang : ......... - Fraktur/dislokasi : tidak
- Kesadaran :  mengantuk  letargi  - Artritis/sendi tak stabil:-
stupor  koma  kooperatif  - Masalah punggung: Normal
delusi  halusinasi  afek : - Perubahan pada tahi lalat: tidak ada
- Pembesaran nodus: tidak ada
gambarkan : ...............
- Kekuatan umum : Normal
- Memori saat ini : Baik
- Cara berjalan : Normal
- yang lalu : Baik
- ROM : baik .
- Kaca mata : tidak, lensa kontak :tidak
- Hasil kultur,pemeriksaan sistem imun : tidak ada
- Alat bantu dengar :  tidak  ya,
di : .......
- Ukuran/refraksi pupil :ka/ki : Normal
- Facial drop : tidak  ya. Kaku kuduk 
tidak  ya
- Genggaman tangan/lepas: normal
Ka/Ki : mati rasa
- Normal postur : Kelumpuhan pada
tangan kiri dan kaki kanan
- Koordinasi : tidak terkordinasi refleks
patella Ka/Ki:Baik pada kaki kiri
- Refleks tendon dalam bisep/trisep :
kurang baik
- Kernig sign:  tidak  ya Babinski : 
tidak  ya
- Chaddock :  tidak  ya Brudinsky: 
tidak  ya
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
 Gangguan perfusi cerebral  Risiko injuri  Risti perluasan infeksi
Seksualitas
- Aktif melakukan hubungan seksual :  Pria :
tidak  ya - Rabas penis : Tidak ada gangguan prostat : tidak

- Penggunaan kondom : tidak di kaji ada

- Masalah-masalah/kesulitan - Sirkumsisi :  tidak  ya . Vasektomi :  tidak 

seksualitas :tidak dikaji Perubahan ya


terakhir dalam frekuensi/minat: tidak - Melakukan pemeriksaan sendiri : Ya
dikaji - Payudara/testis :
Wanita - Prostoskopi/pemeriksaan prostat terakhir : ...
- Usia menarke :..... - Tanda (objektif)
- , lamanya siklus: ........ - Pemeriksaan:......,payudara/penis/testis: Normal
Durasi : ...... - Kutil genetalia/lest :Normal.
- Periode menstruasi terakhir :
Menopouse: .....
- Rabas vaginal : antar periode:
- Melakukan pemeriksaan payudara
sendiri/mammogram :
Masalah keperawatan :
 Perdarahan  Gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas  Gangguan citra tubuh 
disfungsi seksual
Keseimbangan dan peningkatan Hubungan psiko serta interaksi sosial
- Lama perkawinan : 35 thn, hidup - Sosiologi : t.a.k  menarik diri  komunikasi
dengan: istri dan anak tdk lancar  afasia  amuk
- Masalah-masalah/stress :
Klien - Perubahan bicara:penggunaan alat bantu
mengatakan tidak mengetahui penyebab komunikasi: tidak ada Adanya
dari penyakitnya - laringektomi : tidak ada
- Cara mengatasi stress : Bercerita - Komunikasi verbal/non verbal dengan
kepada keluarga keluarga/orang lain: tidak
- Peran dalam struktur keluarga: ayah Spritual:  t.a.k  dibantu dalam beribadah
- Masalah yang berhubungan dengan  distres spritual
penyakit/kondisi : klien merasa - Kegiatan keagamaan: pengajian gaya hidup:
khawatir dengan penyakit yang normal perubahan terakhir : tidak ada
dialaminya saat ini - Lain-lain : Klien merasa cemas dengan
Psikologi :  t.a.k  gelisah  takut kondisinya saat ini
 sedih
 rendah diri  hiperaktif  marah 
euporia mudah tersinggung citra diri
negatif
- Keputusasaan :.......
ketidakberdayaan: .................
- Lain-lain: ............
Masalah keperawatan :
 kecemasan  ketakutan  koping individu tak efektif  isolasi sosial
 hambatan komuniasi verbal  spritual distres  resiko merusak diri  harga diri rendah
E. Penyuluhan dan Pembelajaran
1. Bahasan dominan (khusus) Buta huruf :
 ketidakmampuan belajar (khusus)  keterbatasan kognitif :
2. Informasi yang telah disampaikan :
0 pengaturan jam besuk  hak dan kewajiban klien 0 tim/petugas yang
merawat
Lain-lain : .....
3. Masalah yang ingin dijelaskan :
0 perawatan diri di RS  obat-obatan yang diberikan , lain-lain: .......
0 orientasi spesifik terhadap perawatan :
Obat yang diresepken (lingkari dosis terahir)
Obat Dosis Waktu Diminum secara
teratur
Ivfd Nacl 0,9% 30 tpm berkesina berkesinambungan
mbungan
ceftriaxone 1 gr 12 jam Inj. Tiap 12 jam
dexcetopropen 1 amp 8jam Inj. Tiap 8 jam
cetirixine 40 mg 24 jam Diminum 1 kali dalam
sehari
Riwayat pengobatan, obat tanpa resep/obat-obatan bebas: tidak obat-obatan jalanan/jamu:
tidak
Faktor resiko keluarga(tandai hubungan) :
0 DM 0 tuberkulosisi 0 penyakit jantung  stroke 0 hipertensi
0 epilepsi 0 penyakit ginjal 0 kanker 0 gangguan jiwa 0
lain-lain :.......

F. Data pemeriksaan penunjang (diagnostik/Laboratorium) : tidak ada

G. Data genogram :

KELUARGA
Genogram :

? ? ? ?
? ?

72 45 41
56

Keterangan:
= laki-laki

= Perempuan

= Meninggal dunia
= garis keturunan
? =usia tidak diketahui
= tinggal serumah
= klien
H. Masalah keperawatan :
a. Nyeri akut b/d agen pencederaan

b. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya sumber informasi

c. Kerusakan integritas kulit/ jaringan b/d kerusakan jaringan dan/atau lapisan

kulit

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH KEP


Herpes zoster Nyeri Akut
Ds: klien mengatakan nyeri
vesikel-vesikel meradang
dan kemerahan pada paha unilateral di sepanjang kulit

Kanan kulit disekitarnya mengalami


edema
Do: pasien Nampak meringis,
timbul rasa nyeri hebat/ rasa
Nyeri tekan (+) terbakar

P: saat disentuh
Dx: Nyeri Akut
Q: nyeri hilang timbul

seperti terbakar

R: Paha kanan

S: skala 5

T: lama nyeri dirasakan 3-

4 menit setiap melakukan

aktifitas
Ds: Klien mengatakan Reaksi virus varisella zosterdi Kerusakan
dalam ganglia posterior saraf
kemerahan pada paha kanan integritas kulit/
tepi
dan nampak berair jaringan
herpes zoster
Do: nampak adanya
kemerahan pada paha kanan, vesikel-vesikel meradang
unilateral di sepanjang kulit
nampak adanya vesikel berisi
cairan vesikel bisa berubah menjadi
keruh, pustule
TTV:
Td: 120/80 mmHg Dx: Gangguan integritas
kulit/jaringan
S: 36.60C
R: 22 x/m
N: 88 x/m

Ds: Klien mengatakan tidak Herpes zoster Defisit


mengetahui penyebab dari vesikel-vesikel meradang pengetahuan
penyakit yang dialami dan unilateral di sepanjang kulit
tidak pernah menderita kulit disekitarnya mengalami
penyakit seperti saat ini edema
Do: klien nampak bingung
saat pengkajian, klien tidak timbul rasa nyeri hebat/ rasa
terbakar
mengetahui penyebab herpes
Zoster ketidaktahuan perawatan dan
pengobatan
TTV:
Dx: defisit pengetahuan
Td: 120/80 mmHg
S: 36.60C
R: 22 x/m
N: 88 x/m
RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnoasa Perencanaan


keperawatan Tujuan Intervensi SIKI
berdasarkan SDKI SLKI
1. Nyeri akut b/d agen Kontrol nyeri Intervensi Utama :
pencedera fisiologis Setelah dilakukan Dukungan Nyeri Akut :
intervensi Pemberian Analgesik
keperawatan selama 3 Observasi
x 24 jam, diharapkan - Identifikasi karakteristik
tingkat nyeri menurun nyeri (mis. pencetus,
dan kontrol nyeri pereda, kualitas, lokasi,
meningkat dengan intensitas, frekuensi,
kriteri hasil : durasi)
a. Tidak mengeluh - Identifikasi riwayat alergi
nyeri obat
b. Tidak meringis - Identifikasi kesesuaian
c. Tidak bersikap jenis analgesik (mis.
protektif narkotika, nonnarkotika,
d. Tidak gelisah atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik
yang disukai untuk
mencapai analgesia
optimal, jika perlu
- Pertimbangkan
penggunaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
2. Kerusakan Integritas Kulit dan Perawatan Luka
integritas kulit/ Jaringan Observasi:
jaringan b/d Tujuan: Setelah - Monitor karakteristik luka
kerusakan jaringan dilakukan tindakan - Monitor tanda-tanda infeksi
dan/atau lapisan keperawatan 3x24 jam Terapeutik:
kulit diharapkan integritas - Bersihkan dengan cairan
kulitdan jaringan NaCl atau pembersih
meningkat nontoksik
Kriteria Hasil: - Berikans alep yang sesuai ke
- Elastisitas kulit/lesi, jikaperlu
meningkat - Pasang balutan sesuai jenisl
- Kerusakan uka
jaringan kulit - Pertahankan teknik steril saat
menurun melakukan perawatan luka
- Perdarahan Edukasi
menurun - Jelaskan tanda dan gejala
- Nyeri menurun infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antibiotik, jikaperlu

3. Defisit pengetahuan Tingkat Edukasi Kesehatan


b/d kurangnya Pengetahuan Observasi:
sumber informasi Tujuan: Setelah - Identifikasi kesiapan dan
dilakukan tindakan kemampuan menerima
keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat informasi
pengetahuan membaik - Identifikasi faktor-faktor
Kriteria Hasil: yang dapat meningkatkan
- Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
anjuran meningkat perilaku perilaku hidup
- Kemampuan bersih dan sehat
menjelaskan Terapeutik:
pengetahuan suatu - Sediaakan materi dan media
topik meningkat pendidikan kesehatan
- Pertanyaan tentang - Jadwalkan pendidikan
masalah yang kesehatan sesuai kesepakatan
dihadapi menurun - Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Umur : Dx. Medik :

NRM: Ruangan:

NDX WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)


1. Pemberian Analgesik 14:00
12/08/2022 S: Klien mengatakan masih
Observasi
merasa nyeri pada paha kanan
10:00 - Mengidentifikasi karakteristik
O: pasien Nampak meringis,
nyeri (mis. pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas, Nyeri tekan (+)
frekuensi, durasi) P: saat disentuh
H: pengkajian nyeri
Q: nyeri hilang timbul
P: saat disentuh
seperti rasa terbakar
Q: nyeri hilang timbul seperti
R: paha kanan
rasa terbakar
S: skala 5
R: paha kanan
T: lama nyeri dirasakan 3-4
S: skala 5
menit setiap melakukan
T: lama nyeri dirasakan 3-4
A: Nyeri akut belum teratasi
menit setiap melakukan
10:05 P:Masalah belum teratasi
- Mengidentifikasi riwayat alergi
lanjutkan intervensi (observasi,
obat
terapeutik)
H: klien tidak memiliki riwayat
Observasi
10:10 alergi obat
1. Mengidentifikasi
- Mengidentifikasi kesesuaian jenis
karakteristik nyeri (mis.
analgesik (mis. narkotika,
pencetus, pereda, kualitas,
nonnarkotika, atau NSAID)
lokasi, intensitas, frekuensi,
dengan tingkat keparahan nyeri
H: telah diberikan durasi)
descetopropen 1 amp/ 8 j/iv 2. Mengidentifikasi riwayat
alergi obat
10:15
Terapeutik 3. Mengidentifikasi
- Mempertimbangkan kesesuaian jenis analgesik
penggunaan infus kontinu, (mis. narkotika,
atau bolus oploid untuk nonnarkotika, atau NSAID)
mempertahankan kadar dalam dengan tingkat keparahan
serum nyeri
H: klien terpasang infus Rl 2o 4. Memonitor tanda-tanda
tpm vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Terapeutik
1. Mendiskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
2. Mempertimbangkan
penggunaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
2. Perawatan Luka 14:00

10:20 Observasi: S: Klien mengatakan


- Memonitor karakteristik luka kemerahan pada paha kanan
H: nampak kemerahan dan dan nampak berair
berisi cairan O: nampak adanya luka
- Memonitor tanda-tanda kemerahan pada paha kanan,
10:25
infeksi nampak adanya vesikel berisi
H: luka nampak kemerahan cairan
Terapeutik: TTV:
- Membersihkan dengan cairan Td: 120/80 mmHg
10:30
NaCl atau pembersih S: 36.60C
nontoksik R: 22 x/m
H: telah di bersihkan N: 88 x/m
menggunakan Nacl A: kerusakan integritas kulit/
10:35 - Memberikan salep yang jaringan
sesuai ke kulit/lesi, jikaperlu P: Masalah belum teratasi
H: saleb diberikan sesuai lanjutkan intervensi
anjuran dokter Observasi:
10:40 - Memasang balutan sesuai - Monitor karakteristik luka
jenis luka - Monitor tanda-tanda
H: luka nampak di beri infeksi
balutan yang sesuai dengan Terapeutik:
kondisi kulit klien - Bersihkan dengan cairan
10:45 - Mempertahankan teknik NaCl atau pembersih
steril saat melakukan nontoksik
perawatan luka - Berikans alep yang sesuai
H: telah dilakukan ke kulit/lesi, jikaperlu
pembersian luka sesuai SOP - Pasang balutan sesuai
Edukasi jenisl uka
10:50 - Menjelaskan tanda dan gejala - Pertahankan teknik steril
infeksi saat melakukan perawatan
H: Klien dan keluarga luka
mengerti Edukasi
10:55 - Menganjurkan - Jelaskan tanda dan gejala
mengkonsumsi makanan infeksi
tinggi kalori dan protein - Anjurkan mengkonsumsi
H: klien bersedia makanan tinggi kalori dan
Kolaborasi protein
11:00
- Mengkolaborasi pemberian Kolaborasi
antibiotik, jikaperlu - Kolaborasi pemberian
H: telah diberikan ceftriaxone antibiotik, jikaperlu
1 gr/ 12j.iv

3. Edukasi Kesehatan 14: 00


Observasi: S: Klien mengatakan tidak
11:05 - Mengidentifikasi kesiapan mengetahui penyebab dari
dan kemampuan menerima penyakit yang dialami dan
informasi tidak pernah menderita
H: klien dan keluarga penyakit seperti saat ini
bersedia O: klien nampak bingung saat
- Mengidentifikasi faktor- pengkajian, klien tidak
11:10
faktor yang dapat mengetahui penyebab herpes
meningkatkan dan Zoster
menurunkan motivasi TTV:
perilaku perilaku hidup Td: 120/80 mmHg
bersih dan sehat S: 36.60C
H: kurangnya perhatian R: 22 x/m
keluarga N: 88 x/m
Terapeutik: A: defisit pengetahuan
11:15 - Menyediaakan materi dan P: masalah belum teratasi
media pendidikan kesehatan lanjutkan intervensi
H: tersedia leaflet untuk Observasi:
materi - Identifikasi kesiapan dan
11:20 - Memberikan kesempatan kemampuan menerima
untuk bertanya informasi
H: telah diberikan - Identifikasi faktor-faktor
kesempatan pada keluarga yang dapat meningkatkan
yang ingin bertanya dan menurunkan motivasi
Edukasi perilaku perilaku hidup
- Menjelaskan faktor risiko bersih dan sehat
11:25
yang dapat mempengaruhi Terapeutik:
kesehatan - Sediaakan materi dan
H: klien dan keluarga media pendidikan
mengerti kesehatan
- Mengajarkan perilaku hidup - Jadwalkan pendidikan
11:30 bersih dan sehat kesehatan sesuai
H: keluarga dan klien kesepakatan
bersedia - Berikan kesempatan untuk
- Mengajarkan strategi yang bertanya
dapat digunakan untuk Edukasi
11:35
meningkatkan perilaku hidup - Jelaskan faktor risiko yang
bersih dan sehat dapat mempengaruhi
H: klien dan keluarga kesehatan
bersedia - Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
NDX WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
1. 13/08/2022 Pemberian Analgesik 14:00
S: Klien mengatakan nyeri
Observasi
berkurang pada paha kanan
- Mengidentifikasi karakteristik
10:00 O: Ku baik, klien nampak
nyeri (mis. pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas, rileks dan skala nyeri 2
frekuensi, durasi) A: Nyeri akut mulai teratasi
H: Nyeri berkurang, skala 2
P:Masalah mulai teratasi
10:05
- Mengidentifikasi riwayat alergi
lanjutkan intervensi (observasi,
obat
terapeutik)
H: klien tidak memiliki riwayat
Observasi
alergi obat
1. Mengidentifikasi
10:10 - Mengidentifikasi kesesuaian jenis
karakteristik nyeri (mis.
analgesik (mis. narkotika,
pencetus, pereda, kualitas,
nonnarkotika, atau NSAID)
lokasi, intensitas, frekuensi,
dengan tingkat keparahan nyeri
durasi)
H: telah diberikan
2. Mengidentifikasi riwayat
descetopropen 1 amp/ 8 j/iv
alergi obat
3. Mengidentifikasi
Terapeutik
10:15 kesesuaian jenis analgesik
- Mempertimbangkan
(mis. narkotika,
penggunaan infus kontinu,
nonnarkotika, atau NSAID)
atau bolus oploid untuk
dengan tingkat keparahan
mempertahankan kadar dalam
nyeri
serum
4. Memonitor tanda-tanda
H: klien terpasang infus Rl 20
vital sebelum dan sesudah
tpm
pemberian analgesik
Terapeutik
1. Mendiskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
2. Mempertimbangkan
penggunaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
2. Perawatan Luka 14:00

10:20 Observasi: S: Klien mengatakan


- Memonitor karakteristik luka kemerahan pada paha kanan
H: nampak luka mulai sudah mulai membaik dan
membaik, kemerahan kurang sudah tidak berisi cairan
dan sudah tidak ada cairan O: nampak luka mulai
10:25
- Memonitor tanda-tanda membaik, sudah tidak berisi
infeksi cairan
H: luka nampak membaik TTV:
Terapeutik: Td: 120/80 mmHg
10:30
- Membersihkan dengan cairan S: 36.60C
NaCl atau pembersih R: 22 x/m
nontoksik N: 88 x/m
H: telah di bersihkan A: kerusakan integritas kulit/
10:35 menggunakan Nacl jaringan mulai tertasi
- Memberikan salep yang P: Masalah mulai teratasi
sesuai ke kulit/lesi, jikaperlu lanjutkan intervensi
H: saleb diberikan sesuai Observasi:

10:40
anjuran dokter - Monitor karakteristik luka
- Memasang balutan sesuai - Monitor tanda-tanda
jenis luka infeksi
H: luka nampak di beri Terapeutik:
balutan yang sesuai dengan - Bersihkan dengan cairan

10:45 kondisi kulit klien NaCl atau pembersih


- Mempertahankan teknik nontoksik
steril saat melakukan - Berikans alep yang sesuai
perawatan luka ke kulit/lesi, jikaperlu
H: telah dilakukan - Pasang balutan sesuai
pembersian luka sesuai SOP jenisl uka

10:50 Edukasi - Pertahankan teknik steril


- Menjelaskan tanda dan gejala saat melakukan perawatan
infeksi luka
H: Klien dan keluarga Edukasi
10:55 mengerti - Jelaskan tanda dan gejala
- Menganjurkan infeksi
mengkonsumsi makanan - Anjurkan mengkonsumsi
tinggi kalori dan protein makanan tinggi kalori dan
H: klien bersedia protein
11:00 Kolaborasi Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian - Kolaborasi pemberian
antibiotik, jikaperlu antibiotik, jikaperlu
H: telah diberikan ceftriaxone
1 gr/ 12j.iv

3. Edukasi Kesehatan 14: 00


Observasi: S: Klien mengatakan
11:05 - Mengidentifikasi kesiapan mengetahui penyebab dari
dan kemampuan menerima penyakit yang dialami
informasi O: klien nampak mengerti saat
H: klien dan keluarga pengkajian, klien mengetahui
bersedia penyebab herpes Zoster
11:10 - Mengidentifikasi faktor- TTV:
faktor yang dapat Td: 120/80 mmHg
meningkatkan dan S: 36.60C
menurunkan motivasi R: 22 x/m
perilaku perilaku hidup N: 88 x/m
bersih dan sehat A: defisit pengetahuan mulai
H: keluarga bersedia terjadi
meningkatkan kepekaan P: masalah mulai teratasi
terhadap klien yang sakit lanjutkan intervensi
11:15
Terapeutik: Observasi:
- Menyediaakan materi dan - Identifikasi kesiapan dan
media pendidikan kesehatan kemampuan menerima
H: tersedia leaflet untuk informasi
11:20 materi - Identifikasi faktor-faktor
- Memberikan kesempatan yang dapat meningkatkan
untuk bertanya dan menurunkan motivasi
H: Kleuarga mengerti perilaku perilaku hidup
Edukasi bersih dan sehat
- Menjelaskan faktor risiko Terapeutik:
11:25 yang dapat mempengaruhi - Sediaakan materi dan
kesehatan media pendidikan
H: klien dan keluarga kesehatan
mengerti - Jadwalkan pendidikan
- Mengajarkan perilaku hidup kesehatan sesuai
bersih dan sehat kesepakatan
11:30
H: keluarga dan klien - Berikan kesempatan untuk
bersedia bertanya
- Mengajarkan strategi yang Edukasi
dapat digunakan untuk - Jelaskan faktor risiko yang
11:35
meningkatkan perilaku hidup dapat mempengaruhi
bersih dan sehat kesehatan
H: klien dan keluarga - Ajarkan perilaku hidup
bersedia bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

NDX WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)


1. 14/08/2022 Pemberian Analgesik 14:00
S: Klien mengatakan sudah tidak
Observasi
pada paha kanan
- Mengidentifikasi karakteristik
10:00 O: Ku baik, klien nampak
nyeri (mis. pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas, rileks dan tenang
frekuensi, durasi) TTV:
H: sudah tidak ada keluhan Td: 110/80 mmHg
nyeri S: 36.50C
10:05
- Mengidentifikasi riwayat alergi R: 22 x/m
obat N: 80 x/m
H: klien tidak memiliki riwayat A: Nyeri akut teratasi
10:10 alergi obat
P:Masalah teratasi
- Mengidentifikasi kesesuaian jenis
analgesik (mis. narkotika,
nonnarkotika, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan nyeri
H: telah diberikan santagesik 3
x1

Terapeutik
10:15
- Mempertimbangkan
penggunaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
H: klien telah app infus

2. Perawatan Luka 14:00

10:20 Observasi: S: Klien mengatakan sudah


- Memonitor karakteristik luka tidak kemerahan pada kulit dan
H: nampak luka membaik, sudah kering
ssudah tidak kemrahan dan O: nampak luka membaik,
luka kering TTV:
10:25
- Memonitor tanda-tanda Td: 110/80 mmHg
infeksi S: 36.50C
H: luka nampak membaik R: 22 x/m
Terapeutik: N: 80 x/m
10:30
- Membersihkan dengan cairan A: kerusakan integritas kulit/
NaCl atau pembersih jaringan tertasi
nontoksik P: Masalah teratasi
H: telah di bersihkan
10:35 menggunakan Nacl
- Memberikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi, jikaperlu
H: saleb diberikan sesuai

10:40
anjuran dokter
- Memasang balutan sesuai
jenis luka
H: luka nampak di beri
balutan yang sesuai dengan

10:45 kondisi kulit klien


- Mempertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
H: telah dilakukan
pembersian luka sesuai SOP
Edukasi
10:50
- Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
H: Klien dan keluarga
10:55 mengerti
- Menganjurkan
mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
H: klien bersedia
11:00 Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian
antibiotik, jikaperlu
H: telah diberikan ceftriaxone
1 gr/ 12j.iv

3. Edukasi Kesehatan 14: 00


Observasi: S: Klien mengatakan
11:05 - Mengidentifikasi kesiapan mengetahui penyebab dari
dan kemampuan menerima penyakit yang dialami
informasi O: klien nampak mengerti saat
H: klien dan keluarga pengkajian, klien mengetahui
bersedia penyebab herpes Zoster
11:10 - Mengidentifikasi faktor- TTV:
faktor yang dapat Td: 110/80 mmHg
meningkatkan dan S: 36.50C
menurunkan motivasi R: 22 x/m
perilaku perilaku hidup N: 80 x/m
bersih dan sehat A: defisit pengetahuan terjadi
H: keluarga bersedia P: masalah teratasi
meningkatkan kepekaan
terhadap klien yang sakit
11:15
Terapeutik:
- Menyediaakan materi dan
media pendidikan kesehatan
H: tersedia leaflet untuk
11:20 materi
- Memberikan kesempatan
untuk bertanya
H: Kleuarga mengerti
Edukasi
- Menjelaskan faktor risiko
11:25 yang dapat mempengaruhi
kesehatan
H: klien dan keluarga
mengerti
- Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
11:30
H: keluarga dan klien
bersedia
- Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
11:35
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
H: klien dan keluarga
bersedia

Anda mungkin juga menyukai