HPV merupakan virus yang menginfeksi kulit (epidermis) dan membran mukosa
manusia, seperti mukosa oral, esofagus, laring, trakea, konjungtiva, genital, dan anus. Human
Papilloma Virus juga merupakan infeksi menular seksual yang paling sering terjadi di Amerika
Serikat. Hubungan antara kanker serviks dan kebiasaan seksual telah dicurigai lebih dari 100
tahun dan dibuktikan dengan studi epidemiologi pada tahun 1960. Pada awal tahun 1980, sel
kanker serviks terbukti mengandung DNA HPV. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil
atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur
yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh
di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit
dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks,
sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks
(penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan barang secara bersama).
Klasifikasi
Familia : Papovaviridae
Genus : Papillomavirus
Virus ini terdiri dari puluhan genotype, dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh
seperti jari dan tangan, telapak kaki, wajah, genital. Tipe Human papillomavirus cukup
beragam. Dari 100 tipe HPV, hanya 30 di antaranya yang berisiko kanker serviks. Adapun tipe
yang paling berisiko adalah HPV 16, 18, 31, dan 45. Sedangkan tipe 33, 35, 39, 51, 52, 56, 58,
59, dan 68 merupakan tipe berisiko sedang. Dan yang berisiko rendah adalah tipe 6,11, 26, 42,
43, 44, 53, 54, 55, dan 56. Dari tipe-tipe ini, HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 70%
kanker rahim yang terjadi, sedangkan HPV tipe 6 dan 11 merupakan penyebab 90% kandiloma
akuminata jinak dan Papilloma laring pada anak-anak. Infeksi HPV memiliki keterkaitan
dengan lebih dari 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia.
Epidemiologi
1. Transmisi
Dapat terjadi karena kontak kulit ke kulit. Trauma minor dan kerusakan pada stratum
korneum mempermudah infeksi epidermal
2. Demografi
Ketahanan tubuh yang menurun berhubungan dengan meningkatnya insiden dan
penyebaran infeksi. Misalnya pada penyakit HIV atau pada imunosupresi iatrogenic
pada transplantasi organ
3. Epidermodysplasia Verruciformis
Autosomal-recessive hereditary disorder.
Manifestasi Klinis
Berwarna seperti kulit, merah muda, merah, tan dan coklat. Tersendiri, tersebar dan
terisolasi atau berkonfluens. Pada individu dengan immunocompromised lesi dapat
menjadi besar.
Predileksi pada laki-laki : frenulum, corona, dan glans penis, preputium, batang
penis dan skrotum. Pada wanita : labia, klitoris, area periuretra, perineum, vagina
dan serviks. Pada keduanya : perineal, perianal, anal canal, rectum, meatus uretra,
uretra dan orofaring
- Papilloma laryngeal
Jarang terjadi, berhubungan dengan HPV 6 dan 11, sering timbul pada pita suara.
Anak-anak : < 5 tahun ; dewasa : > 20 tahun
Diagnosis Banding
Pemeriksaan
- Dermatopatologi
Akantosis, papillomatosis, hiperkeratosis.
- Diagnosis
Biasanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Namun pada pasien dengan ganguan
imunitas harus dilakukan biopsy lesi.
Penatalaksanaan
- Terapi inisiasi-pasien
Harga minimal, tanpa atau sedikit sakit
17 – 40% asam salisilat, digunakan setiap hari hingga 12 minggu
- Krim Imiquimod
Dapat diberikan pada daerah yang tidak berkeratin tebal. Di berikan 3 kali setiap
minggu. Lesi dengan hyperkeratosis pada telapak tangan atau telapak kaki dapat
dilakukan debridement secara rutin
- Hipertermia pada veruka plantaris
Hipertermia dengan air panas (45℃ / 113℉) selama 20 menit atau 3 kali setiap minggu
hingga 16 kali pengobatan.
- Terapi inisiasi-tenaga medis
Harga mahal dan menyakitkan
- Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan aplikator berujung kapas atau crospray dan cairan nitrogen,
kemudian lesi dibekukan dan 1-2 mm jaringan normal disekitarnya. Pengobatan ini
akan menghancurkan jaringan yang terinfeksi namun tidak membunuh HPV.
Cryosurgery biasanya diulangi setiap 3 minggu hingga lesi sembuh
- Electrosurgery
Merupakan terapi yang efektif namun dapat meninggalkan bekas luka. Krim EMLA
dapat digunakan untuk anastesi pada veruka plana. Injeksi lidokain biasanya
dibutuhkan pada lesi yang lebih tebal terutama palmar dan plantar.
- Bedah laser CO2
- Bedah
Pada lesi single, veruka vulgaris non plantar. Dapat di kuret setelah dibekukan, tidak
diindikasikan pada lesi epidermal