Pendahuluan
Kanker di Indonesia diposisikan sebagai kelima
penyebab kematian.
Lebih dari 40% dari keganasan merupakan kanker
ginekologi.
Tumor jinak pada vulva, meskipun relatif jarang,
sering dikonsulkan ke dermatologists untuk
evaluasi dan pengobatan lebih lanjut.
Kanker vulva adalah jenis kanker yang terjadi pada
daerah permukaan luar dari alat kelamin wanita.
Lipoma
Granular Cell Tumor
Vascular Tumor
Fibroma
Endometriosis
Neurofibroma
Kista grandular
Paget’s Deasses
Tumor yang berasal dari epitel
o Kondiloma Akuminata
Disebabkan oleh kelompok papiloma virus.
Prognosis
Banyak pasien gagal terhadap respon pengobatan atau
kondiloma acuminata berulang setelah pengobatan yang
dilakukan.
Vulvar Intraepithelial Neoplasia
(VIN)
(Skuamosa) vulva atau Vulvar Intraepithelial
Neoplasia adalah lesi kulit pra-kanker dari setiap
bagian dari vulva, dan sebelumnya dikenal
sebagai penyakit Bowen pada vulva.
Ada hubungan yang kuat antara penyakit menular
seksual dengan neoplasia intraepithelial vulva
(VIN), terutama human papillomavirus (HPV),
gonore, sifilis, Gardnerella vaginalis, trikomonas,
dan human immunodeficiency virus (HIV).
Sekitar 80 % dari lesi VIN positif untuk HPV
tipe risiko tinggi, terutama HPV-16.
Lesi prakanker vulva terjadi pada kedua wanita
premenopause dan menopause, dengan usia rata-
rata yang sekitar 40 tahun.
Usia rata-rata terjadi pada wanita yang lebih
muda, dengan 75 % dari lesi yang terjadi selama
periode premenopause.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan fisik dari
daerah vulva diikuti dengan biopsi dari lesi
mencurigakan.
o Leiomioma
Leiomioma berasal dari komponen otot polos
vulva.
diketahui.
Pada labia majora, lipoma mungkin muncul sebagai
massa lunak tak bertangkai atau bertangkai bervariasi
dalam diameter dari 1 cm sampai beberapa sentimeter.
Lesi yang besar secara bertahap dapat mengalami
ulserasi.
Diagnosis klinis dan dikonfirmasi dengan biopsi
tumor ini biasanya tidak memerlukan eksisi
bedah kecuali mereka menjadi nyeri atau secara
kosmetik tidak dapat diterima oleh pasien.
Fibroma
Tumor jinak padat pada vulva yang paling sering
Fibromas, fibromyomas, dan Dermatofibroma biasanya
muncul secara tunggal, sedikit menonjol, abu-abu-
coklat, lesi dapat digerakan (diameter 3-8 mm)
berkembang sepanjang insersi ligamen rotundum ke
dalam labia mayora.
Fibromas dapat bertangkai dan jarang dapat mencapai
ukuran yang cukup besar.
Dermatofibroma: Lesi ini biasanya tidak menimbulkan
gejala sampai mereka mencapai ukuran yang lebih besar
dan / atau yang terletak di dekat introitus atau uretra
Diagnosis biasanya berdasarkan klinis dan
pemeriksaan biopsi.
Terapi dengan menghilangkan tumor ini untuk
tujuan diagnostik terdiri dari eksisi lokal.
Neurofibroma
Neurofibroma adalah tumor kulit yang terjadi 5% dari
semua lesi jinak pada vulva.
Radiasi adjuvan
Stadium III-IV
Operasi radikal (vulvectomy radikal ditambah
Kemoterapi
Stadium IV B
Kemoterapi untuk kanker vulva metastasis
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Gejala klinis
Dewasa
Dispareunia
Kelainan bentuk
Massa atau terasa penuh divagina
Masa awal kehidupan
massa genitalia eksternal
nyeri perut
Keputihan
infeksi saluran kemih berulang
Inkontinensia atau enuresis.
saleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Binsaleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14];
available from :
http://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Diagnosa Banding
Bayi baru lahir
Rabdomiosarkoma
Uretokel
Ureter ektopik
Kelenjar paravagina
Divertikulum uretra
saleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Pemeriksaan Penunjang
Penyuntikan media kontras
Biopsi
MRI
Tindakan Marsupialisasi
Tindakan sederhana
Minimal invasif
Jaringan parut minimal
Follow up tanpa komplikasi dan kekambuhan
saleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Kista Duktus Paramesonefros
Dilapisi oleh sel sekretori
Asal duktus mullerian
Ditemukan dimana saja di vagina
Kista mengandung lendir
Diagnosis ditegakkan sekaligus dengan eksisi kista
Ukuran kista besar
Timbul gejala
Telah diidentifikasi
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Kista Inklusi
Lapisan mukosa masuk ke lapisan submukosa
Prosedur episiotomi
Kolporafi
Trauma persalinan
Semakin besar timbul gejala
Kista
Dilapisi epitel skuamosa
Mengandung keratin dan debris skuamous
Tatalaksana
Pengangkatan kista utuh dan aproksimasi jaringan normal
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Kista Endometriosis Vagina
Berasal dari
Bekas operasi sebelumnya
Implantasi primer
Cul-de-sac endometriosis
Kolposkopi
Tampak biru tua atau coklat
Fibrosis tampak putih
Biopsi
Bahan berwana coklat
Tampak fibrosis
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Lesi kecil simtomatik
Eksisi atau laser vaporisasi
Lesi besar cul-de-sac yang meluas
Laparatomi & eksisi
Terapi preoperatif analog GnRH
Pasien dengan gejala dan menolak operasi
Analog GnRH
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Tumor Solid
Sifat tumor hampir sama dengan tumor vulva,
kecuali :
Granuloma
Bukan neoplasma yang sebenarnya
Jaringan granulasi berbatas-batas
Sering berbentuk polip
Timbul dari bekas operasi
Kolporafi
Histerektomi
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Etiologi dan Faktor Resiko
Usia
Infeksi HPV
Kanker serviks
Adenosis vagina
DES
Merokok
Alkohol
Iritasi kronik mekanik
Infeksi HIV
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Klasifikasi
Squamous Cell Ca
Adenocarcinoma
Melanoma
Sarcoma
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Squamous Cell Carcinoma
± 70% dari kanker serviks
Berasal dari sel skuamosa
Sering pada 1/3 atas vagina
Perkembangan bertahun-tahun
Normal lesi prakanker kanker
Lesi prakanker VAIN
VAIN 1, 2, 3
Sering terjadi setelah histerektomi atau kanker serviks
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Adenocarcinoma
Berasal dari sel kelenjar
±15% dari kanker vagina
Sering terjadi pada usia > 50 tahun
Clear cell adenocarcinoma
Usia muda
Riwayat terpapar DES in utero
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Melanoma
Berkembang dari sel penghasil pigmen
± 9% dari kanker vagina
Lokasi bagian bawah atau luar vagina
Tumor ini bervariasi
Ukuran
Warna dan pola pertumbuhannya
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Sarcoma
Berkembang dari
Jaringan otot
Jaringan ikat
Angka kejadian sekitar 4% dari kanker vagina
Lokasi didalam dinding vagina dibawah lapisan epitel.
Rhabdomiosarkoma
Paling sering
Terjadi pada usia muda
Leiomiosarkoma
Terjadi pada usia tua > 50 tahun
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Manifestasi Klinis
Stadium awal asimtomatis
Keluar darah setelah hubungan sexual
Perdarahan spontan pervaginam tidak nyeri
Nyeri pada pelvis dan vagina
Benjolan atau massa di vagina
Stadium lanjut
retensi urin
Hematuri
Enuresis
Tenesmus
Konstipasi
hematosezia
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Stadium
Stadium Kriteria
Stadium 0 Karsinoma in situ
Stadium 1 Terbatas pada dinding vagina
Stadium 2 Invasi ke jaringan sub-vagina, belum ke dinding
pelvic
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Tatalaksana
Berdasarkan stadium :
Stadium 1 biasanya dilakukan reseksi dengan atau
tanpa radioterapi dan kemoterapi
Stadium 2,3 dan 4 radioterapi dengan atau tanpa
kemoterapi, terapi operatif jarang
Sloan et al. Vaginal Cancers Treatment Protocols. Medical Journal, Jan 2013. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://emedicine.medscape.com/article/2156461-overview
Komplikasi
Metastasis paru-paru, hati dan tulang pelvis
Pneumothorax
Fistula rektovagina
Obstruksi uretra pielnefritis gagal ginjal
Trombosis vena subklavia
Infeksi
Pascaoperasi
Sepsis pelvis (10%)
Dehisensi (12%)
Bardawil, Tarek. Vaginal Cancer. Medical Journal, May 2012. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://emedicine.medscape.com/article/269188-overview#aw2aab6c27
Cervix
Anatomi cervix
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis
haid wanita.
Kista Ovarium
Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi
cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada
atau sekitar ovarium
Faktor resiko:
Pengobatan infertilitas
Tamoxifen
Kehamilan
Hypothyroidism
Gonadotropin maternal
Merokok
Patofisiologi
Folikel de Graff
Folikel rupture
Korpus luteum
Stein-Luventhal Osteochondroma
Endometrial Brener
Inclusion germinal
Tumor ovarii maligna
Kistik Solid
lalu pemeriksaan PA
Cystadenoma
mucinosum
Bentuk bulat atau bentuk tidak teratur, permukaan rata
dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan. Di beberapa
tempat dindingnya sangat tipis sehingga transparan.
Isi kista: cairan yang jernih, kadang-kadang sangat
kental, berisi mucin. Bila disertai unsur darah dapat
berwarna kecoklat-coklatan
Tatalaksana: pengangkatan tumor.
Jika tumor sudah cukup besar biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-
ooforektomi).
Cystadenoma serosum
Dinding luarnya dapat menyerupai kista
mucinosum, tetapi pada beberapa kasus terlihat
pertumbuhan yang papillomatus yang menyerupai
gambaran bloemkool
Isinya merupakan cairan encer, kadang-kadang
berwarna merah atau kecoklat-coklatan berisi
protein, darah.
Terapi pada umumnya sama seperti pada
kistadenoma musinosum
Kista dermoid
Dinding tebal berwarna keputih-putihan.
Isi: rambut, cairan kental dan licin dan kadang-
kadang ditemukan juga gigi, tulang rawan atau
butir-butir tulang pada dindingnya.
Patogenesa:
Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak
sempurna pada akhir stadium blastomer.
Berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi
dalam ovarium.
1 – 3 % dari kista dermoid dapat berubah menjadi
ganas, yaitu menjadi carcinoma epidermoid.
Terapi pada kista dermoid terdiri atas
pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium
Kista ovarium berdasarkan
lokalisasi
Kista bebas (penduculata)
Gerakan bebas
Batas jelas
Kista intraligamentair
Letaknya diantara 2 lig. Latum
Gerakan terbatas
Tampak pembuluh-pembuluh darah yang bersilangan satu sama
lain
Kista pseudo intraligamentair
Letaknya di luar lig. Latum
Gerakan terbatas, karena perlekatan (infeksi, metastase)
Gamb. Pembuluh darah biasa.
Gejala klinis
Tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama.
Pada stadium awal: gangguan haid.
Jika menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi
konstipasi atau sering berkemih.
Terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut: adanya asites, penyebaran ke omentum
(lemak perut), dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya.
Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Pemeriksaan penunjang
Laparaskopi
Ultrasonografi
Foto Rontgen
Parasintesis
Bila pada kehamilan muda ditemukan kista jinak kecil,
pengangkatannya diundur sampai setelah trimester ke-1,
setelah produksi progesterone diambil alih oleh placenta.
Bila ada keluhan akut, operasi tidak boleh ditunda.
Bila pada waktu kehamilan tua perlu diangkat atau tidak,
tergantung pada besarnya, posisinya, cepat/tidaknya
berkembang, dan pada tuanya kehamilan.
Bila ukurannya sedang dan letaknya diatas, sebaiknya operasi
ditunda sampai setelah partus. Bila ada dugaan keganasan
harus segera dioperasi.
Jika menghalangi jalan lahir, dilakukan SC dan pengangkatan
tumor sekaligus.
Tindakan operasi pada tumor ovarium
neoplastik yang tidak ganas: pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor
Jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi).
Jika terdapat keganasan operasi: histerektomi dan
salphyngoooforektomi bilateral.
Mioma uteri
Mioma uteri suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot
uterus.
Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri,
fibroid.
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita
berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma.
Hanya kira-kira 10% mioma ditemukan pada wanita setelah
menopause
Amerika Serikat : angka kejadian mioma uteri adalah 2-12,8
orang per 1000 wanita tiap tahunnya.
Penelitian Ran Ok et-al di Pusan Saint Benedict Hospital
Korea menemukan 17% kasus mioma uteri dari 4784 kasus-
kasus bedah ginekologi yang diteliti.
Di Indonesia : 2,39 – 11,7% dari kasus ginekologi
Paling sering pada wanita umur 35 – 45 tahun
(±25%)
Jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post
menopause.
Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah hamil
atau hanya hamil 1 kali
Penyebab pasti belum diketahui.
Bentuk tumor : tunggal atau multiple
umumnya tumbuh didalam otot rahim intramural
mioma
• keluhan : berupa perdarahan saat siklus dan diluar siklus
haid.
Sedangkan yang tumbuh dikulit luar rahim tipe
subserosa
• tidak ada keluhan perdarahan, keluhan ada bila tumor
membesar dengan dijumpai benjolan keras, sulit digerakkan.
Etiologi
Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos
miometrium, menurut teori onkogenik maka
patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor
yaitu inisiator dan promotor
Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen
berperan sebagai penyebab mioma, namun
diketahui estrogen berpengaruh dalam
pertumbuhan mioma
Patologi
Mioma uteri umumnya bersifat multiple, berlobus yang
tidak teratur maupun berbentuk sferis.
Berbatas jelas dengan miometrium sekitarnya, →
enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah dari
jaringan miometrium disekitarnya
Pemeriksaan makroskopis → berwarna lebih pucat
dibanding miometrium, halus, berbentuk lingkaran dan
lebih keras dibanding jaringan sekitar, dan terdapat
pseudocapsule
Mioma dapat tumbuh disetiap bagian dari dinding
uterus
Jenis Mioma Uteri :
Intra mural - 54 %
Subserosum - 48,2 %
Submukosum - 6,1 %
Intraligamenter - 4,4 %
( Benson & Pernolls, 2001 )
bentuk lain :
Pedunculated (bertangkai)
Wandering Mioma (parasit)
endokrinologi endometrium.
Tatalaksana
Tergantung pada : besar kecilnya mioma, ada
tidaknya keluhan/ komplikasi dan usia +
paritas.
Observasi : jika besarnya uterus sama atau
kurang dari ukuran uterus pada kehamilan 12
minggu tanpa disertai penyulit lain.
Pengawasan dilakukan tiap 3 bulan sekali.
Apabila terjadi pembesaran atau timbul
komplikasi dipertimbangkan tindakan operatif.
Expectant management/Watchful Waiting
Terapi Medikamentosa
Antifibrinolitik
Anti Inflamasi Non-steroid
Kontrasepsi Oral
Magnetic resonance-guided focused ultrasound
surgery
Embolisasi A. Uterina
Terapi Pembedahan
Bila disertai keluhan/ komplikasi perdarahan :
Koreksi anemia dengan transfusi sampai HB > 10 gr%
Kuretase dikerjakan bila HB > 10 gr% kecuali pada perdarahan yang
profuse.
Tujuan kuret : menghentikan perdarahan & untuk pemeriksaan patologi
anatomi guna menyingkirkan kemungkinan keganasan atau penyakit lain.
Setelah kuretase, jika tidak ada keganasan – tindakan selanjutnya
tergantung usia dan paritas pasien :
Usia < 35 th, pingin anak terapi konservatif
haid.
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen dengan barium memberikan gambaran
powder burn.
Gambaran mikroskopik pada ovarium tampak kista
Mucinous carcinoma
Squamous carcinoma
Stadium Klinik Ca Endometrium
Menurut FIGO
Stadium Pembedahan Ca Endometrium
Menurut FIGO
Penyebaran
Cara penyebaran carcinoma endometrium
Jaringan sekitarnya
rongga panggul
Dilakukan pemeriksaan rektovaginal
3. Pemeriksaan Penunjang
USG Transvaginal
Pemeriksaan sitologi
II, III
Radioterapi
Pada stadium I, II, III
eksternal
Terima kasih