Anda di halaman 1dari 19

DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA IBU

HAMIL

RANCANGAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN


ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN)
Dosen Pembimbing : Dr. H. Bukhori Nurdin MPd

OLEH :

DARNISAH UMALA

PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK


STIKes PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2011

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN

1. IDENTITAS MATA KULIAH


Nama instansi              : STIKes Prima Nusantara
Nama mata kuliah       : Asukan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)
Kode mata kuliah        : Bd. 304
Beban SKS                 : 5 SKS ( T : 2, P: 3 )
Penempatan                 : Semester IV ( Empat ) dan V (Lima)
Waktu                         : 100 menit
Pertemuan ke              : 3 ( tiga )
Tingkat                        : IIA dan IIB
Prasyarat                     : Mahasiswa telah lulus mata kuliah ASKEB I dan II dan sedang
  mengikuti kuliah ASKEB III
Nama dosen                : Darnisah Umala Am. Keb

2. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan kehamilan dini (Early ANC Detections),
kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu, skiring untuk
deteksi dini.
3. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil serta
mampu mendeteksi dini penyulit kehamilan.
4. INDIKATOR
         Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu ibu hamil dengan berbagai
komplikasi tanpa bantuan dosen dengan benar sehinga tercapai nilai minimal yaitu nilai C
(56-67) atau jawaban sesuai dengan kunci
         Dengan menjelaskan kepada mahasiswa, mahasiswa dapat memahamipemeriksaan
kehamilan dini (Early ANC Detections), kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC
berdasarkan kebutuhan individu, skiring untuk deteksi dini.
         Dengan mendemonstrasikan, mahasiswa mampu melaksanakanpemeriksaan kehamilan dini
(Early ANC Detections), kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC berdasarkan
kebutuhan individu, skiring untuk deteksi dini.
         Dengan mendemonstrasikan, mahasiswa mampu melaksanakan tindakanpemeriksaan
kehamilan dini (Early ANC Detections), kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC
berdasarkan kebutuhan individu, skiring untuk deteksi dini.
5.      MATERI POKOK
Pokok Bahasan         : Prinsip deteksi dini terhadap komplikasi dan penyakit yang
  terjadi pada ibu masa kehamilan,persalinan, dan nifas.
            Sub Pokok Bahasan  : a. Pemeriksaan kehamilan dini
                                                  b. kontak dini kehamilan TM I
                                                  c. pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu
                                                  d. skrining untuk deteksi dini
6. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Metode :
a.       Diskusi
b.      Ceramah
c.       Tanya jawab
d.      Demonstrasi
Media :
a.       Power Point                                
b.      Phantom
c.       White Board                               
d.      LCD

7. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah Kegiatan
Dosen Mahasiswa
Pendahuluan Persiapan : Memperhatikan dan
( 10 menit )         Salam pembuka menanggapi
        Melihat kondisi kelas

        Memastikan kelengkapan kelas dan

siswa
        Memastikan kesiapan belajar siswa

Appersepsi :
        Menanyakan tentang topik yang Menanggapi
dibahas sebelumnya
        Menghubungkan materi yang akan

disampaikan hari ini dengan


sebelumnya
        Menjelaskan kompetensi yang harus

dicapai serta manfaat dari proses Memperhatikan


pembelajaran dan pentingnya materi
pelajaran yang akan dipelajari
Inti Eksplorasi : Menanggapi
( 80 menit ) Menggali pengetahuan mahasiswa
tentang materi yang akan dibahas yaitu
asuhan kebidanan pada ibu dengan
perdarahan dan retensio plasenta
Elaborasi :
        Membagi mahasiswa menjadi Mahasiswa telah dibagi
beberapa kelompok menjadi beberapa
        Mendemonstrasikan tentang kelompok
penatalaksanaan perdarahan dan
retensio plasenta Memperhatikan
        Meminta mahasiswa untuk
mendemonstrasikan kembali yang
sudah diajarkan Mendemonstrasikan
Konfirmasi : kembali
Memberikan reward atas keaktifan
mahasiswa dan bagi mahasiswa yang Memperhatikan
mampu mendemonstrasikannya
kembali
Penutup         Meminta mahasiswa untuk mampu Menyimpulkan materi
 ( 10 menit ) menyimpulkan materi tentang yang telah dibahas
perdarahan dan retensio plasenta
        Memberi penugasan tentang materi

tentang materi yang akan di bahas Memperhatikan


selanjutnya yaitu tugas baca tentang
syok obstetri
        Menutup pertemuan

Memperhatikan

8. BAHAN AJAR         : terlampir
9. EVALUASI
a. Penilaian proses           : dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik
menyampaikan pendapat dan melemparkan pertanyaan
b. Penilaian hasil             : dilakukan dengan test tertulis dan melalui cheklist
dengan menggunakan daftar tilik
10. REFERENSI
-          Prawirohardjo, Sarwono. 2002. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
-          Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran UNPAD
-          Sinopsis Obstetri, Rustam Mukhtar
-          JPNK-KR. 2007. “APN (Asuhan Persalinan Normal). Jakarta : JNPK-KR

Bukittinggi, Desember 2011

Mengetahui

PEMBIMBING                                                                                 PAMONG

(Dr. H. Bukhori Nurdin MPd)                                                         (Darnisah Umala Am.


Keb)

MATERI
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN
PENYULIT PADA IBU HAMIL

Kehamilan melibatkan perubahan fisik  maupun emosional dari ibu serta perubahan

sosial di dalam keluarga. Seorang ahli medis menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam

memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam merencanakan penyambutan anggota

keluarga yang baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu

serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak

normal.

Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah

selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting

untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi kehamilan.

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu

sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.

Kebijakan teknis yang dilaksanakan adalah :

a.       Mengupayakan kehamilan yang sehat

b.      melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila

diperlukan

c.       persiapan persalinan yang bersih dan aman


d.       perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

A. PEMERIKSAAN KEHAMILAN DINI (EARLY ANC DETECTION)

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan / dokter sedini mungkin semenjak

ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. Ketika seorang ibu

mulai mendapatkan tanda presumtif hamil seperti :

1. amenorhe

2. mual dan muntah

3. mengidam
4. pingsan

5. pembesaran payudara dan lain-lain.

Atau ketika dia menemukan tanda mungkin hamil seperti :

1. pembesaran perut

2. tes kehamilan positif,

3. tanda hegar

4. tanda piscazek

5. tanda pembesaran uterus dan lain-lain

B.  KONTAK DINI KEHAMILAN TRIMESTER I

Kebijakan program untuk kunjungan ante natal minimal 4 kali selama kehamilan,
terdiri dari :

1. 1 kali pada trimester pertama

2. 1 kali pada trimester kedua

3. 2 kali pada trimester ketiga

Pelayanan standar minimal yang diperoleh harus mencakup “ 7 T ”

1. Timbang berat badan

2. Ukur Tekanan darah

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap


5. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan (fe 60 mg, asam folat

500 ug).

6. Tes terhadap penyakit menular seksual

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Dengan adanya kontak dini khususnya pada trimester I, maka akan memudahkan kita

dalam mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh ibu hamil

dalam kehamilannya.

C. PELAYANAN ANC BERDASARKAN KEBUTUHAN INDIVIDU

Penilaian Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan


Antenatal I II III IV

Riwayat kehamilan    

Riwayat kebidanan 

Riwayat kesehatan 

Riwayat sosial 

Pemeriksaan  Jika ada Jika ada Jika ada indikasi


keseluruhan (umum) indikasi indikasi

Pemeriksaan    
kebidanan (luar)

Pemeriksaan  Jika ada Jika ada Jika ada indikasi


kebidanan (dalam) indikasi indikasi

Pemeriksaan  Jika ada Jika ada Cek kembali Hb


laboratorium indikasi indikasi dan pemerik
saan laborato
rium lain jika
ada indikasi.

Pemberian TT TT1(0,5 cc) TT2 (0,5 cc)


Pemberian tablet Fe 90 hari

Konseling umum  Memperkuat Memperkuat Memperkuat

Konseling khusus Jika ada Jika ada Jika ada Jika ada indikasi
indikasi indikasi indikasi

Perenc. Persalinan  

Perenc. Penanganan   
komplikasi
Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.

Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko
agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk
pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan
banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil
yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam
pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih
memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya.
Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor
resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat.
Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

B.     Berbagai Macam Tanda Bahaya Kehamilan

1.      GERAKAN JANIN TIDAK TERASA


Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Yang
termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama
sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian janin dalam rahim.

a.       Pengertian gerakan janin tiak terasa


Jika janin bergerak kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam atau ibu tidak merasakan gerakan
janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

b.      Deteksi dini
-          Pengumpulan data
Jika bayi sebelum nya bergerak dan sekarang bergerak, tanyakan pada ibu kapan terkahir
bergerak
-          Pemeriksaan
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian
janin setelah 5 hari
-          USG
Merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.

c.       Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh :


-          Aktivitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak terasa
-          Kematian janin
-          Perut tegang akibat kontraksi berlebihan
-          Kepala sudah masuk panggul pada kehamilan atterm

d.      Komplikasi yang timbul adalah :


-          IUFD
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin
atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati

-          Fetal distress
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia.
Situasi ini dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
-          Nyeri perut yang hebat

e.       Penanganan umum
-          Memberikan dukungan emocional kepada ibu
-          Menilai DJJ :
a.       Bila ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
b.      Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan menggunakan stetoskop
doppler.

2.      NYERI PERUT YANG HEBAT


Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal.
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, solutio placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lainnya

a.       Pengertian nyeri perut


Nyeri perut merupakan keluhan nyeri pada daerah perut. Nyeri memiliki dampak yang
signifikan dalam kualitas hidup wanita, mengakibatkan keletihan, ketegangan atau
depresi.  Nyeri perut pada kehamilan kurang dari 22 minggu mungkin merupakan gejala
utama kehamilan ektopik atau abortus.

b.      Deteksi dini
-          Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan
mulai dirasakan.
-          pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
-          Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.

c.       Penyebab nyeri perut/panggul


-          Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak
dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut
juga ectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis.Kehamilan ektopik merupakan
penyebab kematian ibu pada umur kehamilan trimester pertama. Frekuensi
kejadiankehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
-           Apendisitis
Apendisitis atau radang usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu
(apendiks). Usus buntu adalah suatu bagian kecil usus yang terletak di daerah ujung usus
besar (perut sebelah kanan bawah), dekat tempat peralihan dari usus kecil ke usus besar.
Bentuknya seperti cacing (sering juga disebut dengan umbai cacing) dengan rongga sempit di
dalamnya. Apendisitis terjadi apabila ada makanan atau feses yang berjalan dari usus halus
masuk ke usus besar, tetapi kemudian tersangkut di dalam apendiks dan terjadi peradangan
(inflamasi) di sana. Apendisitis akut termasuk kegawatdaruratan dalam bidang kesehatan
anak, dan bila terjadi apendisitis akut, maka usus buntu perlu dibuang dengan jalan operasi
yang dinamakan apendektomi.
-          Kista  ovarium
Kista berarti kumpulan cairan. Karena sebagian besar tumor terbentuk di ovarium cenderung
mengandung cairan, yang biasa dan populer disebut sebagai "kista ovarium".
-           Sistitis
Sistitis merupakan penyakit radang kandung kemih atau saluran kencing, mungkin kita lebih
mengenalnya sebagai anyang-anyangan. Sistitis lebih banyak dialami oleh wanita daripada
pria. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada bentuk kelamin antara wanita dan pria
-           Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan olehinfeksi pada selaput rongga
perut (peritoneum). Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi
akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnyaapendisitis, salpingitis,
perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi
kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.

d.      Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut hebat antara lain :
-          Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak
dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut
jugaectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan ektopik merupakan
penyebab kematian ibu pada umur kehamilantrimester pertama. Frekuensi
kejadian kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
-          Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan
tanda -tanda oedeme (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan
darah tinggi, dan  terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine dari laboratorium (Rochjati,
2003). Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-
eklampsia berat
-          Persalinan premature
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini
atau dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian
besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
-          Solusio plasenta
Solusio Plasenta Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat
janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat
dan tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada
uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi
dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus
pervaginam).

-          Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi padakehamilan 16 minggu atau
sebelum plasenta selesai.

-          Rupture uteri imminens


Perdarahan dapat terjadi intraabdominal atau melalui vagina kecuali jika kepala janin
menutupi rongga panggul. Perdarahan dari ruktura uteri pada ligamentum latum tidak akan
menyebabkan perdarahan intraabdominal.

e.       Penangan umum
-          Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
-          Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
-          Jika ada syok segera terapi dengan baik

C.     Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan ibu menurut MNH


(Maternal and Neonatal Health Program) :
a.       Memilih tenaga kesehatan dan tempat melahirkan pada waktu periksa hamil.
b.      Mengenali persalinan yang normal dan memahami persiapan menghadapi
persalinan.
c.       Mengenali tanda-tanda bahaya dan melaksanakan persiapan menghadapi
komplikasi.
d.      Mengetahui sistem transportasi, tahu ke mana harus pergi bila terjadi
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
e.       Memiliki tabungan pribadi dan dapat mengaksesnya bila diperlukan.
D.    Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :
a.       Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b.      Dengan mendapat imunisasi TT 2x.
c.       Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
dan lebih intensif.
d.      Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang

E.     Hal-hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari terjadinya


komplikasi kehamilan:
a.       Dengan mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
b.      Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.

Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar
dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan
tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster
dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam
pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan
masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu
hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi
petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).

B.     Berbagai Macam Tanda Bahaya Kehamilan

1.      GERAKAN JANIN TIDAK TERASA


Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan
gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila
gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah
kematian janin dalam rahim.

a.       Pengertian gerakan janin tiak terasa


Jika janin bergerak kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam atau ibu tidak merasakan gerakan janin
sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

b.      Deteksi dini
-          Pengumpulan data
Jika bayi sebelum nya bergerak dan sekarang bergerak, tanyakan pada ibu kapan terkahir bergerak
-          Pemeriksaan
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian janin
setelah 5 hari
-          USG
Merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.

c.       Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh :


-          Aktivitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak terasa
-          Kematian janin
-          Perut tegang akibat kontraksi berlebihan
-          Kepala sudah masuk panggul pada kehamilan atterm

d.      Komplikasi yang timbul adalah :


-          IUFD
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau
akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati

-          Fetal distress
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia. Situasi ini
dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
-          Nyeri perut yang hebat

e.       Penanganan umum
-          Memberikan dukungan emocional kepada ibu
-          Menilai DJJ :
a.       Bila ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
b.      Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan menggunakan stetoskop
doppler.

2.      NYERI PERUT YANG HEBAT


Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang
hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu,
iritasi uterus, solutio placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya

a.       Pengertian nyeri perut


Nyeri perut merupakan keluhan nyeri pada daerah perut. Nyeri memiliki dampak yang signifikan
dalam kualitas hidup wanita, mengakibatkan keletihan, ketegangan atau depresi.  Nyeri perut pada
kehamilan kurang dari 22 minggu mungkin merupakan gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.

b.      Deteksi dini
-          Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan mulai
dirasakan.
-          pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
-          Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.

c.       Penyebab nyeri perut/panggul


-          Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak dapat
bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut juga ectopic
pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis.Kehamilan ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada
umur kehamilan trimester pertama. Frekuensi kejadiankehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari
seluruh kehamilan.
-           Apendisitis
Apendisitis atau radang usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu (apendiks). Usus
buntu adalah suatu bagian kecil usus yang terletak di daerah ujung usus besar (perut sebelah kanan
bawah), dekat tempat peralihan dari usus kecil ke usus besar. Bentuknya seperti cacing (sering juga
disebut dengan umbai cacing) dengan rongga sempit di dalamnya. Apendisitis terjadi apabila ada
makanan atau feses yang berjalan dari usus halus masuk ke usus besar, tetapi kemudian tersangkut di
dalam apendiks dan terjadi peradangan (inflamasi) di sana. Apendisitis akut termasuk
kegawatdaruratan dalam bidang kesehatan anak, dan bila terjadi apendisitis akut, maka usus buntu
perlu dibuang dengan jalan operasi yang dinamakan apendektomi.
-          Kista  ovarium
Kista berarti kumpulan cairan. Karena sebagian besar tumor terbentuk di ovarium cenderung
mengandung cairan, yang biasa dan populer disebut sebagai "kista ovarium".
-           Sistitis
Sistitis merupakan penyakit radang kandung kemih atau saluran kencing, mungkin kita lebih
mengenalnya sebagai anyang-anyangan. Sistitis lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria. Ini
disebabkan oleh adanya perbedaan pada bentuk kelamin antara wanita dan pria
-           Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan olehinfeksi pada selaput rongga perut
(peritoneum). Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnyaapendisitis, salpingitis, perforasi ulkus
gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka
tembus abdomen.

d.      Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut hebat antara lain :
-          Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak dapat
bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut jugaectopic
pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada
umur kehamilantrimester pertama. Frekuensi kejadian kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari
seluruh kehamilan.
-          Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda
-tanda oedeme (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi,
dan  terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine dari laboratorium (Rochjati, 2003). Kematian
karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
-          Persalinan premature
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh
keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian besar kasus persalinan
prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
-          Solusio plasenta
Solusio Plasenta Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500
gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat
tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat normal/
tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah
atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).

-          Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi padakehamilan 16 minggu atau
sebelum plasenta selesai.

-          Rupture uteri imminens


Perdarahan dapat terjadi intraabdominal atau melalui vagina kecuali jika kepala janin menutupi
rongga panggul. Perdarahan dari ruktura uteri pada ligamentum latum tidak akan menyebabkan
perdarahan intraabdominal.

e.       Penangan umum
-          Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
-          Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
-          Jika ada syok segera terapi dengan baik

C.     Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan ibu menurut MNH


(Maternal and Neonatal Health Program) :
a.       Memilih tenaga kesehatan dan tempat melahirkan pada waktu periksa hamil.
b.      Mengenali persalinan yang normal dan memahami persiapan menghadapi
persalinan.
c.       Mengenali tanda-tanda bahaya dan melaksanakan persiapan menghadapi
komplikasi.
d.      Mengetahui sistem transportasi, tahu ke mana harus pergi bila terjadi
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
e.       Memiliki tabungan pribadi dan dapat mengaksesnya bila diperlukan.

D.    Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :
a.       Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b.      Dengan mendapat imunisasi TT 2x.
c.       Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
dan lebih intensif.
d.      Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang

E.     Hal-hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari terjadinya


komplikasi kehamilan:
a.       Dengan mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
b.      Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut

F.      Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadap


komplikasi kehamilan:
a.              Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendukung perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah
memperoleh informasi tentang kesehatan.

b.             Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini
seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c.              Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d.             Sosial Ekonomi
e.              Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang
dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi
seseorang dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
F.      Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang
terhadap
komplikasi kehamilan:
a.              Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendukung perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah
memperoleh informasi tentang kesehatan.

b.             Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi
dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c.              Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d.             Sosial Ekonomi
e.              Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang
dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi
seseorang dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai