HAMIL
OLEH :
DARNISAH UMALA
2. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan kehamilan dini (Early ANC Detections),
kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu, skiring untuk
deteksi dini.
3. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil serta
mampu mendeteksi dini penyulit kehamilan.
4. INDIKATOR
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu ibu hamil dengan berbagai
komplikasi tanpa bantuan dosen dengan benar sehinga tercapai nilai minimal yaitu nilai C
(56-67) atau jawaban sesuai dengan kunci
Dengan menjelaskan kepada mahasiswa, mahasiswa dapat memahamipemeriksaan
kehamilan dini (Early ANC Detections), kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC
berdasarkan kebutuhan individu, skiring untuk deteksi dini.
Dengan mendemonstrasikan, mahasiswa mampu melaksanakanpemeriksaan kehamilan dini
(Early ANC Detections), kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC berdasarkan
kebutuhan individu, skiring untuk deteksi dini.
Dengan mendemonstrasikan, mahasiswa mampu melaksanakan tindakanpemeriksaan
kehamilan dini (Early ANC Detections), kontak dini kehamilan TM I, Pelayanan ANC
berdasarkan kebutuhan individu, skiring untuk deteksi dini.
5. MATERI POKOK
Pokok Bahasan : Prinsip deteksi dini terhadap komplikasi dan penyakit yang
terjadi pada ibu masa kehamilan,persalinan, dan nifas.
Sub Pokok Bahasan : a. Pemeriksaan kehamilan dini
b. kontak dini kehamilan TM I
c. pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu
d. skrining untuk deteksi dini
6. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Metode :
a. Diskusi
b. Ceramah
c. Tanya jawab
d. Demonstrasi
Media :
a. Power Point
b. Phantom
c. White Board
d. LCD
7. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah Kegiatan
Dosen Mahasiswa
Pendahuluan Persiapan : Memperhatikan dan
( 10 menit ) Salam pembuka menanggapi
Melihat kondisi kelas
siswa
Memastikan kesiapan belajar siswa
Appersepsi :
Menanyakan tentang topik yang Menanggapi
dibahas sebelumnya
Menghubungkan materi yang akan
Memperhatikan
8. BAHAN AJAR : terlampir
9. EVALUASI
a. Penilaian proses : dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik
menyampaikan pendapat dan melemparkan pertanyaan
b. Penilaian hasil : dilakukan dengan test tertulis dan melalui cheklist
dengan menggunakan daftar tilik
10. REFERENSI
- Prawirohardjo, Sarwono. 2002. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
- Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran UNPAD
- Sinopsis Obstetri, Rustam Mukhtar
- JPNK-KR. 2007. “APN (Asuhan Persalinan Normal). Jakarta : JNPK-KR
Mengetahui
PEMBIMBING PAMONG
MATERI
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN
PENYULIT PADA IBU HAMIL
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan
sosial di dalam keluarga. Seorang ahli medis menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam
memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam merencanakan penyambutan anggota
keluarga yang baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu
serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak
normal.
Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah
selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi kehamilan.
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
b. melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan / dokter sedini mungkin semenjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. Ketika seorang ibu
1. amenorhe
3. mengidam
4. pingsan
1. pembesaran perut
3. tanda hegar
4. tanda piscazek
Kebijakan program untuk kunjungan ante natal minimal 4 kali selama kehamilan,
terdiri dari :
2. Ukur Tekanan darah
500 ug).
Dengan adanya kontak dini khususnya pada trimester I, maka akan memudahkan kita
dalam mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh ibu hamil
dalam kehamilannya.
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Riwayat sosial
Pemeriksaan
kebidanan (luar)
Konseling khusus Jika ada Jika ada Jika ada Jika ada indikasi
indikasi indikasi indikasi
Perenc. Persalinan
Perenc. Penanganan
komplikasi
Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko
agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk
pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan
banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil
yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam
pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih
memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya.
Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor
resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat.
Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
b. Deteksi dini
- Pengumpulan data
Jika bayi sebelum nya bergerak dan sekarang bergerak, tanyakan pada ibu kapan terkahir
bergerak
- Pemeriksaan
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian
janin setelah 5 hari
- USG
Merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.
- Fetal distress
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia.
Situasi ini dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
- Nyeri perut yang hebat
e. Penanganan umum
- Memberikan dukungan emocional kepada ibu
- Menilai DJJ :
a. Bila ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
b. Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan menggunakan stetoskop
doppler.
b. Deteksi dini
- Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan
mulai dirasakan.
- pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
- Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.
d. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut hebat antara lain :
- Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak
dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut
jugaectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan ektopik merupakan
penyebab kematian ibu pada umur kehamilantrimester pertama. Frekuensi
kejadian kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
- Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan
tanda -tanda oedeme (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan
darah tinggi, dan terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine dari laboratorium (Rochjati,
2003). Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-
eklampsia berat
- Persalinan premature
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini
atau dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian
besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
- Solusio plasenta
Solusio Plasenta Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat
janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat
dan tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada
uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi
dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus
pervaginam).
- Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi padakehamilan 16 minggu atau
sebelum plasenta selesai.
e. Penangan umum
- Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
- Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
- Jika ada syok segera terapi dengan baik
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar
dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan
tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster
dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam
pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan
masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu
hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi
petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).
b. Deteksi dini
- Pengumpulan data
Jika bayi sebelum nya bergerak dan sekarang bergerak, tanyakan pada ibu kapan terkahir bergerak
- Pemeriksaan
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian janin
setelah 5 hari
- USG
Merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.
- Fetal distress
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia. Situasi ini
dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
- Nyeri perut yang hebat
e. Penanganan umum
- Memberikan dukungan emocional kepada ibu
- Menilai DJJ :
a. Bila ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang
b. Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan menggunakan stetoskop
doppler.
b. Deteksi dini
- Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan mulai
dirasakan.
- pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
- Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.
d. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut hebat antara lain :
- Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak dapat
bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut jugaectopic
pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada
umur kehamilantrimester pertama. Frekuensi kejadian kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari
seluruh kehamilan.
- Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda
-tanda oedeme (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi,
dan terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine dari laboratorium (Rochjati, 2003). Kematian
karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
- Persalinan premature
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh
keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian besar kasus persalinan
prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
- Solusio plasenta
Solusio Plasenta Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500
gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat
tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat normal/
tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah
atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
- Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi padakehamilan 16 minggu atau
sebelum plasenta selesai.
e. Penangan umum
- Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
- Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
- Jika ada syok segera terapi dengan baik
D. Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :
a. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b. Dengan mendapat imunisasi TT 2x.
c. Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
dan lebih intensif.
d. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang
b. Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini
seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c. Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial Ekonomi
e. Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang
dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi
seseorang dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang
terhadap
komplikasi kehamilan:
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendukung perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah
memperoleh informasi tentang kesehatan.
b. Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi
dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c. Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial Ekonomi
e. Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang
dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi
seseorang dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan.