Anda di halaman 1dari 6

MOLUSKUM KONTAGIOSUM

http://catatandoktermuslim.blogspot.com/2010/09/moluskumkontagiosum_5357.html?m=1

A. TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan 1

Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus pada kulit yang umum


terjadi pada anak-anak. Infeksi kulit yang terjadi berupa papul (benjolan kecil
dan sewarna kulit), tidak nyeri dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa
pengobatan dalam waktu setahun.

Penyakit ini menular, namun hanya menyerang kulit tidak menyerang organorgan dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak
langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi.

II. Definisi 1,2,3

Moluskum Kontagiosum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus pox,


klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat lekukan (delle),
berisi massa yang mengandung badan moluskum.

III. Epidemiologi

Moluskum Kontagiosum dapat ditemukan di seluruh dunia, dengan angka


kejadian paling tinggi di negara tropis. Penyakit ini menyebar dengan cepat
pada suatu komunitas yang padat, higienis kurang dan kurang mampu.4

Insiden tertinggi moluskum kontagiosum terjadi di iklim tropis dan hangat di


seluruh dunia. Terdapat sekitar 5-8% dari seluruh populasi. Tiga kelompok
besar yang terkena antara lain anak-anak, orang dewasa dengan seksual
aktif, dan orang dengan system imun yang menurun, hingga 20 % dengan
HIV aktif juga terkena moluskum kontagiosum.1

Faktor pendukung penyebaran adalah berbagi mandi, kolam renang, dan


handuk. Penyakit ini lebih banyak menyerang anak dimana laki-laki lebih
banyak dibanding perempuan dan lesi lebih menyebar dari dewasa.5

Pasien dengan dermatitis atopi sering disertai dengan terjadinya


peningkatan jumlah lesi.1,6 Pada orang dewasa, moluskum dapat disebarkan
dari aktivitas seksual dan STD yang lain dapat menyertainya.1

IV. Etiologi 1,6

Secara etiologi penyakit ini disebabkan oleh Molluscum Contagiosum Virus


(MCV), yang merupakan bagian dari virus pox. MCV ini terdiri dari 4 tipe yaitu
MCV 1, MCV 2, MCV 3, dan MCV 4. Yang terbayak adalah MCV 1. Pada anakanak biasanya disebabkan oleh MCV 1, sedangkan pada penderita HIV
disebabkan oleh MCV 2. Virus ini masuk ke kulit lewat kelenjar rambut dan
mudah menular lewat kontak langsung. Bila papul digaruk, virus ini dapat
menyebar ke kulit sekitarnya. Daerah lipatan kulit yang lembab, seperti di
ketiak, dapat mempercepat penyebaran virus.

V. Patogenesis

Patogenesis dari penyakit ini sebenarnya tidak jelas. Molluscum Contagiosum


Virus (MCV) yang merupakan bagian dari Pox virus, bereplikasi pada sel
keratin dalam sitoplasma. Sel yang terinfeksi mengalami turn over lebih
tinggi daripada yang normal. MCV menyebabkan gangguan migrasi sel
Langerhans ke lapisan epidermis sehingga pada lapisan spinosum tidak
terdapat sel Langerhans.1,5,6

VI. Gejala Klinis

Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu. Kelainan kulit


dimulai dengan papul berwarna putih seperti mutiara atau merah seperti
daging (flesh colored) yang kemudian membesar, diskrit, berbentuk kubah,
yang kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika dipijat akan
tampak keluar massa yang berwarna putih seperti nasi, yang merupakan ciri
khas untuk moluskum kontagiosum. Ukuran dari papul ini bervariasi,
biasanya antara 2-6 mm, kadang bisa mencapai 3 cm (giant molluscum).
Biasanya asimptomatis.1,2,6,7 Lokalisasi penyakit ini di daerah muka, badan
dan ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan
genitalia eksterna. Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga
timbul supurasi.2

VII. Diagnosis

Ditegakkan atas dasar gejala klinis yang khas. Sebagai tambahan dapat
digunakan metode Shelley, yaitu dengan mengeluarkan inti atau biji dari
papul dan melumatkan diantara dua slide mikroskop, dan beri zat pewarna
untuk deteksi virus. Pewarna yang dipilih adalah Sedi-Stain (Clay-Adams,
Parsippany, NJ 07054: crystal violet, safranin and ammonium oxalate in 10
percent ethanol). Tekanan yang kuat pada slide tersebut akan menghasilkan
virion yang dapat dilihat dibawah mikroskop.8 Dapat juga dengan
menggunakan cat Wright akan terbaca suatu gambaran typical oval
molluscum bodies. Biopsi tidaklah selalu merupakan hal yang penting kecuali
bentukan papul tertutup oleh infeksi sekunder. Pada histopatologi daerah
epidermis didapatkan gambaran badan moluskum dengan partikel virus.2

VIII. Diagnosis banding9

a. Karsinoma sel basal : pada orang tua sering mengalami ulserasi.

b. Veruka vulgaris : vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, warna


keabu-abuan, kulit di sekitarnya tidak meradang.

c. Keratoakantoma : biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah


didapati sumbatan keratin. Biasanya ditemukan di daerah wajah, telinga, dan
punggung tangan.

IX. Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan


moluskum. Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik, atau
kuret. Cara lain dapat digunakan ekskholeasi, elektrokauterisasi atau bedah

beku dengan CO2, N2, dan sebagainya. 1,2,3 Pada orang dewasa harus
dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya.1,2

Pada anak-anak lebih baik diberikan trichloroacetic acid 50% untuk lesi putih
beberapa detik sampai beberapa menit, sedangkan untuk krusta sampai 10
hari. Bisa juga diberikan Duofilm (Lactic acid dan Salicylic acid) untuk lesi
putih selama 2-5 hari dan untuk krusta 7-14 hari.1

Walaupun penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gatal, pada beberapa


orang dapat timbul dermatitis di sekitar papul sehingga dapat menimbulkan
rasa gatal. Pengobatan untuk gatal karena dermatitis dapat menggunakan
krim atau salep hidrokortison (kortikosteroid). Namun krim atau salep ini
dioleskan hanya di daerah dermatitis dan tidak pada papul moluskum
kontagiosum.1

X. Prognosis

Prognosis, dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak
atau jarang residif.1,2

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Benny, dr.Sp.KK. 2009. Kasus-kasus lain : Dermatologi


Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit. Surabaya : Airlangga
Universty Press. Hal 166-168.

2. Djuanda, Adhi, et al, editor. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,3nded.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 111-112.

3. Barakbah, dkk. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya :


Airlangga Universty Press. Hal 21.

4. http:// klikdokter.com/Indeks Penyakit/Moluskum kontagiosum. Diakses


tanggal 20 Agustus 2010.

5. Gonzales E. Molluscum Contangiosum and Other Viruses. In : Moschella SL,


Hurley HJ.eds.3nd ed. Phil : WB Saunders Co.p 807-808.

6. Fritzpatric.2003. Dermatology in general medicin, 7th ed. New York : Mc


Graw Hill Medical. p 1911-1913.

7. Epstein, E. 1988. Molluscum Contangiosum. In : Common Skin Disorders


2nded. New Jersey : Medical Economic Book. p 125-126.

8. James, W.D, Timothy, G.B, Dirk, M.E. 2006. Molluscum Contangiosum. In :


Andrews Disease of the Skin : Clinical Dermatology. 10thed. Canada :
Saunders Elsevier. P 394-396.

9. Siregar RS. Moluskum kontagiosum, Acne, Milia : Atlas Berwarna Saripati


Penyakit Kulit edisi 2. Jakarta : EGC. 2005. Hal 79.

Anda mungkin juga menyukai