http://catatandoktermuslim.blogspot.com/2010/09/moluskumkontagiosum_5357.html?m=1
A. TINJAUAN PUSTAKA
I. Pendahuluan 1
Penyakit ini menular, namun hanya menyerang kulit tidak menyerang organorgan dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak
langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi.
III. Epidemiologi
V. Patogenesis
VII. Diagnosis
Ditegakkan atas dasar gejala klinis yang khas. Sebagai tambahan dapat
digunakan metode Shelley, yaitu dengan mengeluarkan inti atau biji dari
papul dan melumatkan diantara dua slide mikroskop, dan beri zat pewarna
untuk deteksi virus. Pewarna yang dipilih adalah Sedi-Stain (Clay-Adams,
Parsippany, NJ 07054: crystal violet, safranin and ammonium oxalate in 10
percent ethanol). Tekanan yang kuat pada slide tersebut akan menghasilkan
virion yang dapat dilihat dibawah mikroskop.8 Dapat juga dengan
menggunakan cat Wright akan terbaca suatu gambaran typical oval
molluscum bodies. Biopsi tidaklah selalu merupakan hal yang penting kecuali
bentukan papul tertutup oleh infeksi sekunder. Pada histopatologi daerah
epidermis didapatkan gambaran badan moluskum dengan partikel virus.2
IX. Penatalaksanaan
beku dengan CO2, N2, dan sebagainya. 1,2,3 Pada orang dewasa harus
dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya.1,2
Pada anak-anak lebih baik diberikan trichloroacetic acid 50% untuk lesi putih
beberapa detik sampai beberapa menit, sedangkan untuk krusta sampai 10
hari. Bisa juga diberikan Duofilm (Lactic acid dan Salicylic acid) untuk lesi
putih selama 2-5 hari dan untuk krusta 7-14 hari.1
X. Prognosis
Prognosis, dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak
atau jarang residif.1,2
DAFTAR PUSTAKA
2. Djuanda, Adhi, et al, editor. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,3nded.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 111-112.