Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

KEJANG DEMAM KOMPLEK +


RHINOFARINGITIS AKUT

Di susun oleh :
Wenny Octania, S.Ked (16710183)

Pembimbing :
dr. Dwi Agustin R, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


PENDAHULUAN
KEJANG DEMAM (KD) merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada anak
berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu
di atas 380C) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.

Kejang demam dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu kejang


demam sederhana dan kejang demam kompleks

Di Asia sekitar 70%-90% dari seluruh kejang demam merupakan kejang


demam sederhana dan sisanya merupakan kejang demam kompleks.

Terjadinya kejang merupakan peristiwa yang selalu menakutkan bagi orang


tua atau orang yang melihatnya, Pengetahuan tentang kejang demam di
masyarakat masih rendah. sehingga dokter dituntut untuk dapat mengatasi
kejang dengan cepat dan tepat.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana etiologi dari kejang demam?


2. Bagaimana patofisiologi dari kejang demam?
3. Apa saja faktor resiko dari kejang demam?
4. Bagaiamana klasifikasi dari kejang demam?
5. Bagaimanan manifestasi dan diagnosis dari kejang TUJUAN
demam?
6. Apa saja diagnosis banding dari kejang demam?
7. Bagaimanana tatalaksana dari kejang demam?
8. Bagaimana prognosis dan edukasi dari kejang
demam? Untuk mengetahui dan mempelajari
tentang kejang demam pada anak.
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM
BATASAN

Kejang demam bangkitan kejang yang terjadi


pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
380C, yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial
PATOFISIOLOGI

Kenaikan Suhu

Perubahan Keseimbangan
( membran sel neuron)

Difusi ion Kalium dan Natrium

Lepasnya Muatan Listrik

KEJANG
KLASIFIKASI

KEJANG DEMAM SEDERHANA KEJANG DEMAM KOMPLEKS

A. Berlangsung singkat A. Berlangsung lama


B. <15 menit B. > 15 menit
C. Bangkitan kejang tonik, C. Kejang fokal atau kejang
tonik-klonik, tanpa fokal yang didahului
gerakan fokal kejang umum
D. Tidak berulang dalam D. Kejang berulang dalam
waktu 24 jam 24 jam
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

 Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran,


dan lama kejang
 Riwayat kejang demam pada anggota
keluarga lainnya
 Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi
dalam 24 jam, interval, keadaan anak
pasca kejang, penyebab demam diluar
infeksi susunan saraf pusat
Pemeriksaan Fisik

 Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran


 Suhu tubuh : apakah terdapat demam
 Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik, reflek fisiologis,
reflek patologis. Tanda rangsang meningeal
 Tanda infeksi diluar SSP : ISPA, OMA, ISK,
Pemeriksaan Penunjang

 Pungsi Lumbal
 Elektroenselofalografi
 Pemeriksaan
Neuroimaging
DIAGNOSIS BANDING

Meningitis

 Reaksi radang yang mengenai Ensefalitis


satu/semua lapisan selaput otak
 Gejala : panas, menggigil, muntah,  Inflamasi yang terjadi pada parenkim
nyeri kepala, kejang dan gangguan otak
kesadaran  Gejala : demam, nyeri kepala, kejang,
 Tanda rangsang meningeal (+) : kaku muntah, kelemahan otot fokal.
kuduk, brudzinski & kernig
TATALAKSANA
PEMBERIAN OBAT SAAT DEMAM

Antipiretik
parasetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari

Antikonvulsan Intermiten
1. Kelainan neurologis berat
2. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
3. Usia < 6 bulan
4. Kejang terjadi pada suhu tubuh < 39 derajat Celsius
5. Pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan cepat
PEMBERIAN OBAT ANTIKONVULSI RUMAT

Indikasi pengobatan :
1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis

 Asam valproat 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis


 Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis

Pengobatan diberikan selama 1 tahun.


PROGNOSIS

Prognosis kejang demam secara umum sangat baik.

Faktor risiko berulangnya kejang


demam :

 Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga


 Usia kurang dari 12 bulan
 Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
 Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya kejang.
 Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks.
EDUKASI

Meyakinkan orang tua bahwa kejang demam prognosisnya baik


Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat profilaksis untuk mencegah berulangnya kejang
memang efektif, tetapi harus diingat adanya efek samping obat.
DATA RAWAT INAP PASIEN

• Nama : An. AG

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Umur : 8 bulan

• Agama : Islam

• Suku Bangsa : Indonesia

• Alamat : Jl. Mayjend Haryono No.4

• Nama Ayah : Tn. K

• Nama Ibu : Ny. M

• Tanggal Masuk : 27 Desember 2017

• Tanggal Keluar : 01 Januari 2018


SUBYEKTIF

Keluhan Utama : Kejang

Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD pkl.14.14 wib dibawa oleh
orang tuanya dengan keluhan kejang 2x. Kejang ke I jam 13.00, kejang ke II jam
13.30, Ibu pasien mengatakan kejang kaku pada kedua tangan dan kaki, mata
melirik keatas lama setiap kejang berlangsung ±5 menit. Setelah kejang pasien
sadar dan langsung menangis. Sebelum kejang pasien demam sejak pagi
harinya saat bangun tidur. Batuk (+) berdahak tapi tidak bisa keluar, pilek (+),
batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu, BAB (+) normal, mencret (-), BAK (+)
normal. Nafsu makan menurun sejak kemarin, minum masih mau, minum ASI.
Mual (-), Muntah (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

6 minggu yang lalu pasien MRS karena kejang, kejang di dahului oleh demam tinggi,
tidak ada riwayat alergi obat-obatan maupun makanan, riwayat asma dan sesak (-)
Riwayat trauma (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga tidak ada yang sedang demam atau habis demam. Dikeluarga tidak ada yang
memiliki riwayat kejang. Riwayat diabetes mellitus (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat
alergi obat/makanan (-) Riwayat asma dan sesak (-)
RIWAYAT PENGOBATAN

Saat ini belum diobati dan langsung dibawa ke IGD

RIWAYAT IMUNISASI

Hepatitis B (+), Polio (+), BCG (+), DPT (-), Campak (-)

RIWAYAT KEHAMILAN IBU

Ibu hamil 9 bulan, tidak ada masalah dengan kehamilan ibu,


pasien merupakan anak kedua
RIWAYAT KELAHIRAN

Anak kedua, lahir secara SC karena anak pertama SC, berat


badan lahir 3100 gram

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Ayah bekerja sebagai montir di bengkel dan ibu sebagai ibu


rumah tangga.
OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax :
Keadaan Umum : Lemah - Simetris (+/+)
Kesadaran : Compos Mentis - Retraksi (-/-)
Pulmo :
Antropometri : - Suara napas paru vesikuler (+/+)
Berat badan : 8,2 kg - Rhonki (-/-)
Panjang badan : 67 cm - Wheezing (-/-)
Berat badan ideal : 7,7 kg Cor :
Status Gizi : Med s/d 1 SD (Normal) - S1S2 tunggal regular
- Murmur (-), Gallop (-)
Tanda vital : Abdomen :
Nadi : 140 x/menit - Supel (+)
Suhu : 38,9C - Bising usus normal
Respirasi : 26 x/menit - Turgor kulit normal
Meteorismus (-)
Kepala / Leher : Nyeri tekan (-)
A/I/C/D : -/-/-/- Ginjal/hepar/lien tidak teraba pembesaran
Mata Cowong (-) Ekstremitas :
PCH (-) Akral hangat kedua tangan dan kaki
Stomatits (-), mukosa lembab, f CRT <2 detik
aring hiperemis (+), tonsil T1T1 Edema (-)
Pembesaran KGB (-) Status Neurologi : Meningeal sign (-)
ASSESMENT
KEJANG DEMAM KOMPLEK +
RHINOFARINGITIS AKUT

PLANNING :

Dx :

Cek Laboratorium: DL, GDA


Hasil Lab 27 Desember 2017
TERAPI :
IVFD D5½NS 820 cc/ 24 jam Pemeriksaan Hasil Harga Normal
Inj Sanmol 4 x 100 mg iv DARAH LENGKAP
Inj Diazepam 2,7 mg bolus iv (bila kejang) Hemoglobin 11,2g/dl L:13-18, P:12-16g/dl
Inj Ceftriaxon 2x400 mg iv Leukosit 23.450/mm3 4000-11000/mm3
Po : Ambroxol 4 mg / Salbutamol 0,8 mg 3x I pulv Trombosit 264.000/mm3 150.000-350000/mm3
FOLLOW UP
Tanggal 28 Desember 2017
Sakit hari ke 2
Panas naik turun (+), kejang (+) 1x selama 1 menit, batuk(+), dahak(+), pilek (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri telan (-),
S nyeri perut (-), makan (+) hanya 2-3 sendok, minum (+) banyak, BAB (+) normal, tidak cair, BAK (+) banyak, mual (-), muntah (-
)
KU: Cukup Jantung: S1 S2 tunggal regular, murmur (-),
Kesadaran: Compos Mentis Paru-paru: vesikules (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Nadi: 140 x/menit Abdomen: tampak datar, BU (+), Supel, nyeri tekan (-), tugor
RR: 26 x/menit baik (<2 detik), hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, timpani
O Suhu: 37,20C Genitalia: laki-laki belum di khitan, kedua testis ada, fimosis (-)
K/L : a/i/c/d: -/-/-/-, PCH (-), faring hiperemi (+), Pembesaran Extremitas: oedem , Akral hangat +/+ , nadi kuat reguler,
KGB (-), CTR ≤ 2 detik, nadi kuat
Dada : Simetris (+), retraksi (-), Status Neurologis: Refleks pupil (+/+), pupil isokor (+), meningeal
sign (-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA


IVFD D5 ¼ NS 820 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2 x 400 mg iv
Inj. Diazepam 3 mg (jika kejang)
P
Inj Sanmol 4 x 100 mg iv
Inj. Phenytoin 2 x 20 mg iv
Po: sirup ikalep 2x2 cth
Ambroxol 4 mg/ Salbutamol 0,8 mg 3xI pulv
Tanggal 29 Desember 2017
Sakit hari ke 3
Panas naik turun(+), kejang (-), batuk(+) dahak (+), pilek (+), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri telan (-), nyeri perut (-),
S makan sudah mulai mau (+), minum ASI (+) banyak, BAB (+), tidak cair, BAK (+) banyak

KU: Cukup Jantung: S1 S2 tunggal regular, murmur (-),


Kesadaran: Compos Mentis Paru-paru: vesikules (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Nadi:128 x/menit RR: 28 x/menit Abdomen: tampak datar, BU (+), Supel, nyeri tekan (-), tugor
Suhu: 36,50C baik (<2 detik), hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, timpani
O K/L : a/i/c/d: -/-/-/-, PCH (-), faring hiperemi(+), Pembesaran Genitalia: laki-laki belum di khitan, kedua testis ada, fimosis (-)
KGB (-), Extremitas: oedem , Akral hangat , nadi kuat reguler,
Dada : Simetris (+), retraksi (-), CTR ≤ 2 detik, nadi kuat
Status Neurologis: Refleks pupil (+/+), pupil isokor (+), meningeal
sign (-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA


Inf. D5 ¼ NS 820 cc/24 jam
Inj Ceftriaxon 2 x 400 mg iv
Inj Diazepam 3 mg (jika kejang)
P
Inj. Phenytoin 2 x 20 mg iv
Inf Sanmol 4 x 100mg iv
Po: Ikalep Syrup 2 x cth 2
Ambroxol 4 mg/ Salbutamol 0,8 mg 3xI pulv.
Tanggal 30 Desember 2017
Sakit hari ke 4
Panas naik turun (+), kejang (-), batuk(+), dahak(+) berkurang, pilek (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri telan (-), nyeri
S perut (-), makan sudah mau, minum ASI (+) banyak, BAB (+) normal, tidak cair, BAK (+) banyak, mual (-), muntah (-)

KU: Cukup Paru-paru: vesikules (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)


Kesadaran: Compos Mentis Abdomen: tampak datar, BU (+), Supel, nyeri tekan (-), tugor
Nadi: 124x/menit baik (<2 detik), hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, timpani
RR: 28 x/menit Genitalia: laki-laki belum di khitan, kedua testis ada, fimosis (-)
O Suhu: 37,20C Extremitas: oedem , Akral hangat +/+ , nadi kuat reguler, CTR ≤
K/L : a/i/c/d: -/-/-/-, PCH (-), faring hiperemi (+), Pembesaran 2 detik, nadi kuat
KGB (-), Status Neurologis: Refleks pupil (+/+), pupil isokor (+), meningeal
Dada : Simetris (+), retraksi (-), sign (-)
Jantung: S1 S2 tunggal regular, murmur (-),

A Kejang Demam Kompleks +RFA


P: cek DL
IVFD D5 ¼ NS 820 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2 x 400 mg iv
P
Inj. Diazepam 3 mg (jika kejang)
Inj Sanmol 4 x 100 mg iv
Po: ikalep 2x2 cth
Ambroxol 4 mg/ Salbutamol 0,8 mg 3xI pulv
HASIL LAB
Tgl 30 Desember 2017

Diff Count 1/0/57/33/9


Eritrosit 4.9 jt/cmm
Hemoglobin 9.4 g/dl
Lekosit 10.350/ cmm
PVC (Hematokrit) 29 %
Trombosit 258.000/cmm
Tanggal 31 Desember 2017
Sakit hari ke 5
Panas naik turun(+), kejang (-), batuk(+) berkurang, dahak (+), pilek (+), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri telan (-), nyeri
S perut (-), makan sudah mulai mau (+), minum ASI (+) banyak, BAB (+), tidak cair, BAK (+) banyak

KU: Cukup Paru-paru: vesikules (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)


Kesadaran: Compos Mentis Abdomen: tampak datar, BU (+), Supel, nyeri tekan (-), tugor
Nadi:120 x/menit RR: 26 x/menit baik (<2 detik), hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, timpani
Suhu: 36,50C Genitalia: laki-laki belum di khitan, kedua testis ada, fimosis (-)
O K/L : a/i/c/d: -/-/-/-, PCH (-), faring hiperemi(+), Pembesaran Extremitas: oedem , Akral hangat , nadi kuat reguler, CTR ≤ 2
KGB (-), detik, nadi kuat
Dada : Simetris (+), retraksi (-), Status Neurologis: Refleks pupil (+/+), pupil isokor (+), meningeal
Jantung: S1 S2 tunggal regular, murmur (-), sign (-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA


Inf. D5 ¼ NS 820 cc/24 jam
Inj Ceftriaxon 2 x 400 mg iv
Inj Diazepam 3 mg (jika kejang)
P
Inf Sanmol 4 x 100mg iv
Po: Ikalep Syrup 2 x cth 2
Ambroxol 4 mg/ Salbutamol 0,8 mg 3xI pulv.
Tanggal 01 januari 2018
Sakit hari ke 6
demam (-), kejang (-), batuk(+) berkurang, dahak (+), pilek (+), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri telan (-), nyeri perut (-),
S makan sudah mau (+), minum ASI (+) banyak, BAB (+), tidak cair, BAK (+) banyak

KU: Cukup Paru-paru: vesikules (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)


Kesadaran: Compos Mentis menangis Abdomen: tampak datar, BU (+), Supel, nyeri tekan (-), tugor
Nadi:114 x/menit RR: 28x/menit baik (<2 detik), hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, timpani
Suhu: 36,50C Genitalia: laki-laki belum di khitan, kedua testis ada, fimosis (-)
O K/L : a/i/c/d: -/-/-/-, PCH (-), faring hiperemi (-), Pembesaran Extremitas: oedem , Akral hangat , nadi kuat reguler, CTR ≤ 2
KGB (-), detik, nadi kuat
Dada : Simetris (+), retraksi (-), Status Neurologis: Refleks pupil (+/+), pupil isokor (+), meningeal
Jantung: S1 S2 tunggal regular, murmur (-), sign (-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA

Inf. D5 ¼ NS 820 cc/24 jam


Inj Ceftriaxon 2 x 400 mg iv
P
Inj Diazepam 3 mg (jika kejang)
Inf Sanmol 4 x 100mg iv
Po: Ikalep Syrup 2 x cth 2
Ambroxol 4 mg/ Salbutamol 0,8 mg 3xI pulv.

Pasien PP
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
 Penegakan Diagnosa Kejang Demam Komplek perlu Anamnesa, Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang

 Anamnesa : Kejang 2 kali, kejang kaku pd kedua tangan dan kaki, kejang berlangsung ± 5 menit, setelah
kejang px sadar menangis, & sebelumnya pasien demam, batuk pilek (+) sejak 1 minggu yang lalu.

 RPD : 6 minggu yang lalu pasien MRS di Ruang Mawar dengan keluhan kejang, Alergi (-), Asma (-).

 Pem. Fisik : suhu 38,9oC dan faring hiperemi.

 Pem. Penunjang : leukosit 23.450/mm3

KEJANG DEMAM KOMPLEK


RHINOFARINGITIS AKUT

Kriteria Kejang Demam Kompleks :


1. Kejang dapat terjadi berulang dalam waktu 24 jam
2. Adanya kejang fokal atau parsial
3. Adanya kejang lebih dari 15 menit
LANJUTAN
Px datang ke IGD dalam keadaan tidak kejang  pemberian antikonvulsan tidak disarankan
Bila terjadi kejang lagi  diberikan Diazepam IV (0,2-0,5 mg/kgBB)

Indikasi Tx rumatan :
1. Kejang fokal
2. Kejang lama > 15 menit
3. Kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang misalnya palsi serebral,
hidrosefalus, hemiparesis.

Tx rumatan : asam valproat dö 15-40 mg/kgBB/hari


dibagi 2 dosis (selama 1 tahun)
LANJUTAN
Tx : antipiretik  untuk gx hipertermi.
Meski tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi resiko
terjadinya kejang demam, namun dokter neurologi anak di Indonnesia sepakat bahwa
antipiretik tetap diberikan.

Tx : Antibiotik (ceftriaxon)  krn terjadi leukosit


Antibiotik ceftriaxon  gol. cephalosporin yg memiliki aktifitas broads pectrum luas
terhadap kuman gram negatif dan gram positif. Lama pemberian antibiotik secara
intravena dapat diberikan 2-3 hari, paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti dengan oral.

Tx : Lapifed Expectorant diberikan untuk mengatasi gejala batuk pilek


LANJUTAN

Hari-5 MRS kondisi An. AG demam masih naik turun, namun selama MRS anak tidak mengalami
kejang lagi, dan pada tanggal 1 Januari 2017 orang tua pasien meminta KRS.

Pasien dipulangkan dan memberikan edukasi terhadap orang tua untuk segera memberi obat
penurun panas jika anak demam dan segera membawa anak ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat jika anak mengalami kejang lagi.
KESIMPULAN

 KD : kejang yg terjadi pada anak usia 6 bln - 5 th yang


mengalami kenaikan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh
proses intrakranial.

 Kejang pada An. AG terjadi 2x dalam periode kurang dari 24


jam, dan sebelumnya pernah kejang yang didahului oleh
demam, jadi dapat diklasifikasikan ke dalam kejang demam
kompleks.

 Pada Ax ditemukan adanya batuk dan pilek dimana salah satu


kemungkinan penyebab timbulnya demam. Pada pemeriksaan
faring tampak hiperemi.

 Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik An AG didiagnosa


mengalami kejang demam kompleks dan rhinofaringitis akut.
LANJUTAN

Tx : infus D5 ¼ NS maintenanc, Inj Ceftriaxon , Inj Diazepam (bila perlu),


Inf Sanmol (bila perlu), Ikalep, dan Ambroxol / Salbutamol 3x1 pulv.

Pada follow up pasien, An AG menunjukkan adanya demam yang masih naik


turun dihari ke 5. Orang tua pasien ingin KRS dihari ke 6 MRS. Anak
dipulangkan dengan edukasi terhadap orang tua untuk segera memberi obat
penurun panas jika anak demam dan segera membawa anak ke pusat
pelayanan kesehatan terdekat jika anak mengalami kejang lagi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai