Anda di halaman 1dari 31

Case Report

Kejang Demam Kompleks

dr. Herry Yanto

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA RSUD PAMENGPEUK


2022-2023
IDENTITAS PASIEN

Nama: Anak NA
Usia: 2 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Berat Badan : 13 kg
Alamat: Kp. Depok,Desa Depok
No.RM: 105463
Tanggal Masuk IGD : 17-01-2023
Tanggal Pulang : 19-01-2023
ANAMNESIS

Keluhan • Kejang 8 jam


utama SMRS

Keluhan • Demam dan pilek


tambahan 1 hari SMRS
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan kejang yang terjadi sejak 8
jam sebelum masuk rumah sakit. Menurut ibu pasien Kejang terjadi
kurang lebih selama 10 menit. Saat kejang terjadi, tubuh pasien
kelonjotan, mata mendelik ke atas. Setelah kejang pasien sadar mau
makan dan minum namun masih lemas. Pasien segera dibawa ke
puskesmas terdekat dan diberi obat penurun panas kemudian
pulang.

Kemudian 2 jam sebelum dibawa ke Igd RSUD


Pamengpeuk pasien mengalami kejang lagi selama 5
menit,kejang terjadi pada seluruh tubuh, kemudian pasien
muntah 1 x dan langsung menangis. Muntah berisi kue yang
dimakan pasien saat pagi. Ibu pasien mengatakan 1 hari sebelum
masuk rumah sakit pasien mengalami batuk dan flu yang
kemudian diikuti dengan demam. Awalnya demam yang dialami
tidak begitu tinggi, dan demam turun setelah pemberian obat
penurun demam.
ANAMNESIS
Kemudian dimalam harinya pasien kembali demam dan
demam tidak turun setelah pemberian obat penurun demam. Ibu
pasien mengatakan demam yang dialami demam tinggi, saat diukur
suhu tubuh pasien mencapai 39,40C. Riwayat kejang sebelum
demam tidak ada
Anamnesis

Riwayat • Riwayat kejang


penyakit saat demam
tidak ada
dahulu
Anamnesis

• Tidak ada riw.kejang di


Riwayat
keluarga
penyakit
keluarga

• Lahir melalui persalinan


Riwayat
normal, cukup bulan,
persalinan langsung menangis, BBL
dan kehamilan 3200gr, PBL 48 cm
Anamnesis
• Imunisasi dasar lengkap
Riwayat di puskesmas
imunisasi

Riwayat • 0-6 bulan asi


• 6 bulan – 2 tahun :
makan dan MPASI + makanan
minum keluarga
Data Antropometri
BB: 13 Kg
TB : 90 Cm
BB/U : - 2 SD s/d + 2 SD
PB/U : -2 SD s/d + 2 SD
BB/PB : -2 SD s/d + 2 SD
Status Gizi : normal
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign :
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi :109 x/menit
Respirasi :26x/m
Suhu : 39,4
Keadaan Gizi : Baik
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : normocephal
• Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil bulat isokor, diameter 3cm/3cm,
refleks cahaya langsung/tak langsung (+/+)
• Mulut : faring hiperemis +, tonsil T2/T2
Pemeriksaan Fisik
• Thorax : SN vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-), BJ I/II
murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : cembung, supel, BU (+) normal,
nyeri tekan (-), turgor kulit baik
• Extremitas : akral hangat, CRT <3 detik, refleks
fisiologis (+), refleks patologis (-)
• Genitalia dan anus: t.a.k
• Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk (-),
laseq (-), kernig (-)
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin 17-01-2023
• Hemoglobin : 10,9 mg/dl
– Hematokrit : 28 %
– Eritrosit :6,2 /mm3
– Trombosit : 423.000 /mm3
– Leukosit : 11.000 /mm3
Diagnosis Banding
1. Kejang demam kompleks e.c
Tonsilofaringitis akut
2. Kejang demam sederhana e.c
Tonsilofaringitis akut
Diagnosis Kerja
Kejang demam kompleks e.c Tonsilofaringitis akut
Dasar diagnosis:
 Anamnesis: Kejang berulang /> 1 kali dalam 24 jam,
lama kejang 10 menit, kelojotan seluruh tubuh,
sadar di antara waktu kejang
 PF: Suhu : 39,4oC, kaku kuduk (-)
Penatalaksanaan
• D5% ¼ NS 1300 cc/24 jam
• Paracetamol 150 mg/6 jam iv
• Fenobarbital MD 35 mg/12 jam iv
• Cefotaxime 350 mg/8 jam iv
• Cetirizine syr 3x3 ml
Prognosis
• Ad vitam : Ad Bonam
• Ad functionam : Ad Bonam
• Ad sanationam : Ad Bonam
DEFINISI

 Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi


pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal ≥380C)
yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium .
 terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5
tahun.
 Dibagi menjadi 2 yaitu :
kejang demam sederhana
kejang demam kompleks
Klasifikasi kejang
• Kejang Parsial (fokal, lokal)
1. Kejang fokal sederhana
2. Kejang parsial kompleks
3. Kejang parsial yang menjadi umum
• Kejang Umum
1. Absens
2. Mioklonik
3. Klonik
4. Tonik
5. Tonik-Klonik
6. Atonik
DEFINISI

Kejang demam sederhana Kejang demam kompleks


• berlangsung singkat, kurang • Kejang lama > 15 menit
dari 15 menit, dan umumnya • Kejang fokal atau parsial satu
akan berhenti sendiri sisi, atau kejang umum
• Kejang umum tonik dan atau didahului kejang parsial
klonik, tanpa gerakan fokal. • Berulang atau lebih dari 1
• Kejang tidak berulang dalam kali dalam 24 jam
waktu 24 jam.
• Merupakan 80% di antara
seluruh kejang demam.
FAKTOR RESIKO
1. Faktor DEMAM
 Perubahan kenaikan temperatur tubuh
berpengaruh thd nilai ambang kejang
dan eksitabilitas neural
 Demam tinggi akan menyebabkan
hipoksia jaringan termasuk jaringan
otak.

2. Faktor Usia
 Tahap perkembangan otak : neurulasi,
perkembangan prosensefali, proliferasi
neuron, migrasi seural, organisasi, dan
mielinisasi
 CRH Corticotropin releasing hormon
berfungsi untuk prokonvulsan
FAKTOR RESIKO
3. Faktor Genetik
 Jika salah satu orangtua ada riwayat
kejang demam ke anak beresiko 20-22
%
 Jika kedua orangtua ada riwayat
beresiko menjadi 59-64%

4.Usia kehamilan ibu


 Usia < 20 th atau > 35 th akan
menyebabkan berbagai komplikasi
dalam kehamilan diantaranya :
prematuritas, BBLR,
 Keadaan tsb memicu janin asfiksia :
hipoksia dan iskemi memicu
peningkatan nueron eksitasi. Mudah
tjd kejang jika ada rangsangan
PATOFISIOLOGI

Mekanisme terjadinya kejang ada beberapa teori:


1. Gangguan pembentukan ATP akibat kegagalan pompa Na – K,
misalnya pada hipoksemia, iskemia, dan hipoglikemia. Sedangkan
pada kejang sendiri dapat terjadi pengurangan ATP dan terjadi
hipoksemia.
2. Perubahan permeabilitas membrane sel saraf, misalnya
hipokalsemia dan hipomagnesemia.
3. Perubahan relatif neurotransmitter yang bersifat eksitasi
dibandingkan dengan neurotransmitter inhibisi dapat
menyebabkan depolarisasi yang berlebihan. Misalnya
ketidakseimbangan antara GABA atau glutamate akan
menimbulkan kejang.
Kemungkinan berulangnya kejang demam
• Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

• Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang


demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10%-15%.

• Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada


tahun pertama.
Faktor risiko
• Faktor risiko menjadi epilepsi adalah :
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas
sebelum kejang demam pertama.
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
• Masing-masing faktor risiko -> 4%-6%, kombinasi
dari faktor risiko ->10%-49%
• Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah
dengan pemberian obat rumat pada kejang demam
Tatalaksana saat kejang
Pengobatan rumatan
• Indikasi pemberian obat rumat
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu):
1. Kejang lama > 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy,
retardasi mental, hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
• Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
• Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan.
• kejang demam > 4 kali per tahun
Pengobatan rumatan
• Jenis antikonvulsan untuk rumatan
– pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari
efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang.
– Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus.
– Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian
kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun
asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.
– Dosis asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan
fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
Pengobatan rumatan
• Lama terapi rumatan
• Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan
Thank you..
1. Indikasi pemberian asam valproate

Anda mungkin juga menyukai