Anda di halaman 1dari 9

DEMAM TIFOID

Disusun Oleh :
Ina Rusliana Syamsiah
Dokter Internsip RSUD Cicalengka

Pendamping :
dr. Alvin Noor Hidayat

DPJP :
dr, Amelia Andriani, Sp.PD., M.Kes

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CICALENGKA
KABUPATEN BANDUNG – JAWA BARAT
2020
BORANG PORTOFOLIO

Nama Peserta : Ina Rusliana Syamsiah

Nama Wahana : RSUD Cicalengka

Topik : Demam Tifoid

Tanggal (kasus) : 05 Desember 2019 Presentan : Ina Rusliana Syamsiah

Nama Pasien : Ny. S No RM : 106355

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Alvin Noor Hidayat

Tempat Prsentasi : RSUD Cicalengka

Obyektif Presentasi :

 Keilmuan  keterampilan  Penyegaran  Tinjauan pustaka


 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia Bumil

Deskripsi : lansia, Perempuan, 61 Tahun, Demam Tifoid

Tujuan :

Penegakan diagnosis dan tatalaksana pasien demam tifoid di IGD

 Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit


Bahan Bahasan

 Diskusi  Presentasi  Email  Pos


Cara dan Diskusi
Membahas

Data Pasien Ny. S No RM : 106355

Nama RS : RSUD Cicalengka


Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis :


Demam Tifoid

2. Riwayat Pengobatan :
Parasetamol dan Antasid dari Puskesmas

3. Riwayat Kesehatan / penyakit


Pasien wanita 61 tahun datang dengan keluhan utama demam sejak 5 hari
SMRS. Demam dirasakan naik turun, demam paling tinggi dirasakan
pasien pada sore menuju malam hari. Keluhan disertai dengan sakit seluruh
badan, nyeri kepala, mual, penurunan nafsu makan, dan nyeri di daerah ulu
hati. Pasien juga mengeluhkan belum BAB sejak 3 hari SMRS. Pasien
sempat dibawa ke Puskesmas dan dibeikan obat Parasetamol dan Antasid
namun keluhan tidak membaik sehingga pasien dibawa ke RSUD
Cicalengka oleh keluarganya.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang
sama.

5. Riwayat Penyakit Sekitar


Tidak terdapat tetangga sekitar rumah pasien yang mengalami keluhan
yang sama.

6. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat penyakit lambung sejak 30 tahun SMRS.

7. Riwayat Ekonomi Sosial


Pasien tinggal di rumah bersama anak, menantu, dan cucunya. Sumber air
untuk mandi dan mencuci berasal dari sumur. Sumber air minum berasal
dari air sumur yang dimasak ± 15 menit. Rumah memiliki jamban sendiri
dan pembuangan ke sungai. Sampah dibuang dengan cara dibakar 3 hari
sekali. Pasien jarang mencuci tangan saat akan makan. Pasien sering
memakan sayuran mentah yang ditanam di halaman rumahnya. Tidak ada
wabah penyakit di sekitar tempat tinggal pasien.

8. Lain – lain -

Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos Mentis

Tek. Darah : 110/60 mmHg


Nadi : 84x/menit, regular, equal, isi cukup

Respirasi : 20x/menit, regular

Suhu : 38,2 OC

SpO2 : 99%

 KEPALA

Rambut : rambut berwarna hitam, tidak mudah rontok,

Mata : simetris, palpebra edema (-), konjunctiva anemis (-),


sclera icteris (-), kornea tampak jernih, pupil bulat isokor,
refleks cahaya direct dan indirect +/+

Hidung : simetris, sekret (-)

Telinga : deformitas (-), otorrhea (-)

Mulut :bibir lembab, perdarahan gusi (-), lidah kotor (+),


frenulum linguae icteric (-), faring hiperemis (-), arcus
faring simetris dengan uvula di tengah

 LEHER

JVP tidak meningkat

KGB tidak teraba

Trakea tidak deviasi

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

 THORAKS

Inspeksi:

Gerak dan bentuk simetris

Warna kulit normal

Roseolae (-)

Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi:

Kulit hangat, tidak terdapat kelainan


Iktus kordis teraba pada ICS V LMCS dan kuat angkat

Perkusi:

Batas jantung:

kanan à ICS IV LPSD

kiri à ICS V LMCS

atas à ICS III LPSS

Auskultasi:

Suara jantung S1 dan S2 normal regular, S3 (-), S4 (-), murmur (-)

 PULMO

Pulmo Depan

Palpasi:

VF (+), ka=ki

Perkusi:

Sonor (+), ka=ki

Batas paru hepar ICS VI LMCD, peranjakan 2 cm

Auskultasi:

VBS (+), ka=ki

Ronchi dan wheezing (-)

Pulmo Belakang

Palpasi:

VF (+), ka=ki

Perkusi:

Sonor (+) ka=ki,

Auskultasi:

VBS (+), ka=ki


Ronchi -/- dan wheezing -/-

 ABDOMEN

Inspeksi : Datar, Jejas/jar.parut/luka bekas operasi/caput medusae (-)

Massa abdomen (-)

Palpasi : Lembut, NT (+) pada daerah epigastric, NL (-), massa (-)

Hepar dan lien tidak teraba pembesaran

Ginjal CVA -/-

Perkusi : Tympani, Pekak samping (-), pekak pindah (-), Ruang


traube kosong

Auskultasi : BU (+) 18x/menit

 EKSTREMITAS

Lengan (kiri/kanan)

Ikterik (-/-)

Sianosis (-/-)

Edema (-/-)

Akral hangat

CRT < 2 detik

Tungkai (kiri/kanan)

Ikterik (-/-)

Sianosis (-/-)

Edema (-/-)

Akral hangat

CRT < 2 detik

Pemeriksaan Penunjang

Pengambilan spesimen tanggal 05 Desember 2019 jam 20.05


Hematologi Rutin

 Hemoglobin : 11,7 g/dl


 Hematokrot : 36 %
 Leukosit : 3900 uL
 Trombosit : 150.000 uL

Kimia Klinik

 GDS : 74 mg/dl

Imunoserologi

 Widal :
 S. Typhi O : Positif, titer 1/160
 S. Paratyphi AO : Negatif
 S. Paratyphi BO : Negatif
 S. Paratyphi CO : Negatif
 S. Typhi H : Positif, titer 1/80
 S. Paratyphi AH : Negatif
 S. Paratyphi BH : Positif, titer 1/80
 S. Paratyphi CH : Negatif

Terapi

 Penanganan awal di IGD


 Paracetamol tab 3x1 PO
 Konsul dengan dokter spesialis penyakit dalam di IGD, Advis dr. Amelia,
Sp.PD
 Infus Futrolit 1500 cc/ 24 jam
 Paracetamol tab 3x1 PO
 Cefuroxime 2x1 vial IV
 Ondancentron 2x1 ampul IV
 Sucralfate syrup 3x2 cth PO

Terapi Non-medikamentosa

 Observasi keadaan umum, dan tanda tanda vital


 Edukasi keluarga
 Tirah baring
 Diet lunak dan rendah serat

Daftar Pustaka :

1. David A, dkk. 2015. Enteric Fever in Harrison’s Principles of Internal


Medicine 19th Edition. New York : McGrawHill Education
2. IDI. 2017. Demam Tifoid dalam Panduan Praktis Klinis Dokter di FKTP.
Jakarta: IDI.
3. Widodo, Djoko. 2014 Demam Tifoid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : InternaPublishing.

Hasil Pembelajaran:

1. Definisi, etiologi, patogenesis, dan patofisiologi, manifestasi klinis demam


tifoid
2. Diagnosis demam tifoid
3. Penatalaksanaan demam tifoid

SUBJEKTIF

Pasien wanita 61 tahun datang dengan keluhan utama demam sejak 5 hari
SMRS. Demam dirasakan naik turun, demam paling tinggi dirasakan pasien pada
sore menuju malam hari. Keluhan disertai dengan sakit seluruh badan, nyeri
kepala, mual, penurunan nafsu makan, dan nyeri di daerah ulu hati. Pasien juga
mengeluhkan belum BAB sejak 3 hari SMRS. Pasien sempat dibawa ke
Puskesmas dan dibeikan obat Parasetamol dan Antasid namun keluhan tidak
membaik sehingga pasien dibawa ke RSUD Cicalengka oleh keluarganya.

OBJEKTIF

Pemeriksaan Fisik

Nadi : 84x/menit, regular, equal, isi cukup (bradikardi Relatif)

Suhu : 38,2 OC (hipertermia)

Mulut : lidah kotor (+) ( tifoid tongue)

ABDOMEN

Palpasi : NT (+) pada daerah epigastric. Hepar dan lien tidak


teraba pembesaran (Tidak ada hepatosplenomegali)

Imunoserologi

 Widal :
 S. Typhi O : Positif, titer 1/160
 S. Typhi H : Positif, titer 1/80
 S. Paratyphi BH : Positif, titer 1/80

ASSESMENT

Dalam portofolio ini, Pasien wanita 61 tahun datang dengan keluhan utama
demam sejak 5 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun, demam paling tinggi
dirasakan pasien pada sore menuju malam hari. Keluhan disertai dengan sakit
seluruh badan, nyeri kepala, mual, penurunan nafsu makan, dan nyeri di daerah
ulu hati. Pasien juga mengeluhkan belum BAB sejak 3 hari SMRS. Pasien sempat
dibawa ke Puskesmas dan dibeikan obat Parasetamol dan Antasid namun keluhan
tidak membaik sehingga pasien dibawa ke RSUD Cicalengka oleh keluarganya.
Dari keluhan pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan serologi maka tegak
diagnosis pasien yaitu demam tifoid. Dalam hal ini penting untuk menegakan
diagnosis demam tifoid secara tepat dan cepat, karena berpengaruh terhadap
tatalaksana yang akan diberikan. Kepada keluarga pasien juga dijelaskan tentang
kondisi pasien dan kepentingan pasien untuk dilakukan rawat inap, karena jika
terapinya tidak tepat dan tidak tuntas dikhawatirkan kedepannya pasien menjadi
pembawa penyakit tifoid (carier tifoid).

PLANNING

Tujuan terapi :

 mencegah komplikasi
 menghentikan dan mencegah penyebaran kuman.
 mempercepat penyembuhan.
 mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan pasien secara optimal.

Pengobatan

 Infus Futrolit 1500 cc/ 24 jam


 Paracetamol tab 3x1 PO
 Cefuroxime 2x1 vial IV
 Ondancentron 2x1 ampul IV
 Sucralfate syrup 3x2 cth PO

Pengobatan Non-medikamentosa

 Observasi keadaan umum, dan tanda tanda vital


 Edukasi keluarga
 Tirah baring
 Diet lunak dan rendah serat

Anda mungkin juga menyukai