Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat, pelebaran (-)
Palpasi : ictus cordis teraba kuat
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, teratur, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
9. Penatalaksanaan :
IVFD Ringer Lactat 10 gtt/m
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Betahistin Mesilat tab 3x1
Lansoprazole tab 2x1
Neurodex tab 1x1
Fisioterapi vertigo
10. Planning :
Otoskop : untuk menyingkirkan adanya penyebab patologis yang muncul dari organ
telinga kiri kanan
Pemeriksaan hematologi dan kimia darah : untuk menilai marker infeksi
11. Prognosis :
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Qou ad sanactionam : Bonam
1. SUBJEKTIF
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar-putar, pasien
jika membuka mata terasa benda-benda disekitarnya berputar-putar sejak 30 menit
SMRS. Mual (+), muntah 3 kali berisi makanan. Pusing awalnya hanya sedikit,
namun sejak beberapa minggu terakhir pasien mengeluh pusingnya semakin
memberat, dan keluhan memberat jika pasien berubah posisi. Pusing terjadi
terutama saat pasien bangun dari tempat tidur dan saat pasien ingin bangun dari
tempat duduk untuk berdiri. Pasien juga mengeluh riwayat nyeri kepala sebelah
kanan sejak ± 2 tahun yang lalu, nyeri terasa hilang timbul, dan nyeri sering
kambuh saat pasien terlalu banyak beraktivitas.
2. OBJEKTIF
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan
bahwa pasien ini dapat didiagnosis dengan susp. Vertigo perifer dengan
pertimbangan :
a. Gejala klinis yang khas yaitu pusing berputar-putar, pasien jika
membuka mata terasa benda-benda disekitarnya berputar-putar. Mual
(+), muntah 3 kali berisi makanan, keluhan memberat jika pasien
berubah posisi
b. Pemeriksaan fisik dix-halpike test ditemukan nistagmus, dan
pendengaran kedua telinga normal.
3. ASSESMENT
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar-putar 30 menit
SMRS, pasien jika membuka mata terasa benda-benda disekitarnya berputar-putar
kemungkinan disebabkan oleh vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem
keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik,
vaskuler atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi dua yaitu
sistem vestibuler (pusat dan perifer) dan non vestibuler (visual : retina, otot bola
mata, dan somatokinetik : kulit, sendi, dan otot). Sistem vestibuler sentral terletak
pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya sistem vestibuler perifer
meliputi labirin dan saraf vestibular, dan “ Keluhan memberat jika pasien berubah
posisi, pusing terjadi terutama saat pasien bangun dari tempat tidur dan saat pasien
ingin bangun dari tempat duduk untuk berdiri, sebagaimana kita ketahui bahwa
Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut juga Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering
dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba- tiba pada
perubahan posisi kepala. Beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat posisi
tertentu yang menimbulkan keluhan vertigo. Biasanya vertigo dirasakan sangat
berat, berlangsung singkat hanya beberapa detik saja. Keluhan dapat disertai mual
bahkan sampai muntah, sehingga penderita merasa khawatir akan timbul serangan
lagi. Hal ini yang menyebabkan penderita sangat berhati- hati dalam posisi
tidurnya. Vertigo jenis ini sering berulang kadang-kadang dapat sembuh dengan
sendirinya. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena kelainannya
terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis. Dari vertigo yang
berasal dari kelainan perifer maka BPPV ini yang paling sering dijumpai sekitar
30%. BPPV pertama kali dikemukakan oleh Barany pada tahun 1921.
Karakteristik nistagmus dan vertigo berhubungan dengan posisi dan menduga
bahwa kondisi ini terjadi akibat gangguan otolit.1,2,4
b. Pengobatan
BPPV dengan mudah diobati. Partikel dengan sederhana perlu dikeluarkan
dari kanal semisirkular posterior dan mengembalikannya ke mana mereka berasal.
Beberapa manuver yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley manuver :
CRP adalah pengobatan non-invasif untuk penyebab paling umum dari
vertigo, terutama BPPV, CRP pertama kali digambarkan sebagai pengobatan untuk
BPPV di tahun 1992. Saat ini CRP atau maneuver Epley telah digunakan sebagai
terapi BPPV karena dapat mengurangi gejala BPPV pada 88% kasus. CRP
membimbing pasien melalui serangkaian posisi yang menyebabkan pergerakan
canalit dari daerah di mana dapat menyebabkan gejala (yaitu, saluran setengah
lingkaran dalam ruang cairan telinga dalam) ke daerah telinga bagian dalam dimana
canalit tidak menyebabkan gejala (yaitu, ruang depan). Canalit biasanya berada pada
organ telinga bagian dalam yang disebut organ otolith, partikel kristal ini dapat
bebas dari organ otolith dan kemudian menjadi mengambang bebas di dalam ruang
telinga dalam. 2
Dalam kebanyakan kasus BPPV canalit bergerak di kanal ketika posisi
kepala berubah sehubungan dengan gravitasi, dan gerakan dalam kanal
menyebabkan defleksi dari saraf berakhir dalam kanal (cupula itu). Ketika saraf
berhenti dirangsang, pasien mengalami serangan tiba-tiba vertigo.3,4
Berdasarkan penelitian meta analisis acak terkendali CRP memiliki tingkat
efektivitas yang sangat tinggi. 2
2. Latihan Semont Liberatory :
a. Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala
menoleh ke kiri.
b. Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2)
dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-60 detik)
c. Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu
30-60 detik, baru kembali ke posisi semula.
Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.1 Latihan ini
dikontraindikasikan pada pasien ortopedi dengan kasus fraktur tulang panggul
ataupun replacement panggul.
3. Latihan Brandt Daroff
Latihan Brand Daroff merupakan suatu metode untuk mengobati BPPV,
biasanya digunakan jika penanganan di praktek dokter gagal. Latihan ini 95% lebih
berhasil dari pada penatalaksanaan di tempat praktek. Latihan ini dilakukan dalam 3
set perhari selama 2 minggu. Pada tiap-tiap set, sekali melakukan manuver dibuat
dalam 5 kali. Satu pengulangan yaitu manuver dilakukan pada masing-masing sisi
berbeda (membutuhkan waktu 2 menit). 2,3
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda,
pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,
kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi
kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang
kali, pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah. 3
4. Manuver Rolling / Barbeque
Lima sampai 10% BPPV disebabkan oleh varian semisirkular horizontal.
Manuver ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk BPPV. Untuk
Rolling/Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360o, mula-
mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke
kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu
tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai
akhirnya kembali ke posisi semula. 1,4
c. Pendidikan
Edukasi dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk
mengenal faktor resiko terjadinya vertigo dan bagaimana proses
perjalanan penyakit yang diderita pasien ini dengan harapan pasien bisa
memodifikasi gaya hidup menjadi gaya hidup yang sehat.
d. Konsultasi
Dijelaskan perlunya konsultasi ke dokter spesialis saraf,
konsultasi ini merupakan upaya untuk mengetahui apakah tindak lanjut
penangganan kasus vertigo perifer ini dengan mengetahui diagnosis
pasti terhadap pasien ini.
Mengetahui,
Pendamping Pendamping