Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL

VERTIGO (BPPV)

REFERAT

Pembimbing:
dr. R. Abimanyu Soeriawidjaya

Penyusun:
dr. Karen Afian
Nama : Tn. F
Umur : 68 tahun
Alamat : Pejagalan, Penjaringan
Identitas Agama : Islam

Pasien Pekerjaan : Pensiun


Status : Menikah
Tanggal Berobat : 30 September 2021 jam 10.03
Keluhan utama : pusing berputar
Riwayat penyakit sekarang
Anamnesis Pasien datang dengan keluhan pusing berputar. Pusing
berputar dirasakan sejak 1 hari yang lalu saat pasien bangun
tidur. Pusing dirasakan hilang timbul setiap perubahan posisi
hingga pasien tidak dapat beraktivitas. Pusing bertambah
berat saat perubahan posisi tubuh dari tidur ke duduk dan saat
kepala pasien miring ke kanan atau ke kiri, serta saat melihat
cahaya yang terang. Pusing berkurang saat pasien tidur
dengan posisi telentang dan memejamkan mata. Mual (+),
muntah (-), penglihatan kabur (-), telinga berdenging (-),
kelemahan anggota gerak (-).
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit dahulu Riwayat keluhan serupa: disangkal
 Riwayat keluhan serupa : diakui, Riwayat HT :disangkal
2 bulan yang lalu Riwayat DM :disangkal
 Riwayat HT: disangkal Riwayat alergi :disangkal

 Riwayat DM:disangkal
 Riwayat kolesterol
:disangkal
 Riwayat asam urat: disangkal
Riwayat sosial ekonomi
 Riwayat sakit telinga: disangkal
Pasien merupakan seorang
 Riwayat trauma kepala: disangkal pensiunan. Pasien tinggal dengan
 Riwayat alergi: disangkal kedua anaknya. Biaya pengobatan
dengan BPJS. Kesan ekonomi
cukup.
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, GCS: 15
Tanda vital
TD : 128/83 mmHg
HR : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan suhu : 36,7oC
Fisik Status Gizi
BB : 56 kg
TB : 160 cm
BMI : 21,88 kg/m2 (normoweight)
Kepala : normochepal
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebra
Hidung : normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah
tremor (-),
faring hiperemis (-), tonsil T1-T1,

Status Telinga : normotia, sekret (-)


Leher   : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
Generalis Thorax
Jantung : ictus cordis teraba. BJ I-II murni reguler, murmur (-),
gallop (-)
Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

6
Abdomen
Inspeksi: bentuk datar
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), organomegali (-), nyeri
epigastrium (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Status
Generalis Ekstremitas
Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)

7
 Status Neurologi
Kesadaran Kualitatif : compos mentis
Kesadaran Kuantitatif GCS : E4M6V5
Orientasi : tempat, waktu dan situasi baik
Daya ingat
Baru : baik
Lama : baik
Gerakan abnormal : tidak ditemukan
Gangguan berbahasa : tidak ditemukan
 Nervus kranialis : dalam batas normal
Koordinasi dan Keseimbangan
 Nistagmus : tidak ada
 Past-Pointing Test : penyimpangan kearah kiri
 Tes telunjuk hidung : penyimpangan kearah kiri
 Disdiadokokinesia : tangkas, cepat
 Romberg test : (+)
 Romberg test dipertajam: (+)
 Tandem gait test : tidak dilakukan
 Unterberger test : tidak dilakukan
 Babinsky-weil test : tidak dilakukan
 Dix-hallpike manuever : tidak dilakukan
Fungsi Vegetatif
 Miksi : BAK (+) normal
 Defekasi : BAB (+) normal
 Flatus : (+)

Fungsi Sensorik : dalam batas normal


• Motorik  5555 5555normal, atrofi (-)
tonus

5555 5555

 R.fisiologis
Bisep +/+
Patella +/+
Trisep +/+
Achiles +/+

 R. Patologis
Babinski -/-
Chaddock -/-
Gordon -/-
Oppenheim -/-
Schaffer -/-
11
Hoffman Trommer -/-
Pemeriksaan  Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Penunjang
 Pasien 68 tahun datang dengan keluhan pusing berputar. Pusing
berputar dirasakan sejak 1 hari yang lalu saat pasien bangun tidur.
Hilang timbul (+). Pusing bertambah berat saat perubahan posisi
tubuh dari tidur ke duduk dan saat kepala pasien miring ke kanan
atau ke kiri, serta saat melihat cahaya yang terang. Pusing
berkurang saat pasien tidur dengan posisi telentang dan
memejamkan mata. Mual (+), Muntah (-)
Resume  Pada pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal,
status neurologi dalam batas normal, pada pemeriksaan
koordinasi dan keseimbangan pada tes Past-Pointing Test dan tes
telunjuk hidung terdapat penyimpangan kearah kiri dan Tes
Romberg positif.
 Diagnosis Klinis : Vertigo perifer
 Diagnosis Topis : Sistem vestibuler
 Diagnosis Etiologi : Idiopatik

Diagnosis  Diagnosis Banding :

Penyakit meniere
Vestibular neuritis
Ranitidin 2x150mg
Betahistine 3x6 mg
Tatalaksana Vitamin B12 2x50mcg
 Ad vitam : dubia ad bonam
Prognosis  Ad sanam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
 BPPV (Benign Paroxyxmal Potitional Vertigo) adalah gangguan
keseimbangan perifer yang sering dijumpai. BPPV merupakan
Definisi penyakit degeneratif yang idiopatik yang sering ditemukan,
kebanyakan diderita di usia dewasa muda dan usia lanjut
 BBPV sering ditemukan, kebanyakan diderita pada usia dewasa
muda dan usia lanjut. Pada umumnya BPPV timbul pada kanalis
posterior dari hasil penelitian Herdman terhadap 77 pasien BPPV.
Mendapatkan 49 pasien (64%) dengan kelainan pada kanalis
Epidemiologi posterior, 9 pasien (12%) pada kanalis anterior, dan 18 pasien
(23%) tidak dapat ditentukan jenis kanal mana yang terlibat serta
didapatkan satu pasien dengan keterlibatan pada kanalis
horizontal
 Penyebab BPPV di bagi menjadi dua yaitu penyebab primer dan
sekunder.
 Primer atau idiopatik
Etiologi  Penyebab sekunder:
Yaitu trauma kepala, labirinitis virus, penyakit meniere, migrain dan
pembedahan telinga dalam
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang
batang otak atau cerebellum.
2. Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga
dalam atau nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII).

Klasifikasi Perifer Sentral


Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan (+) (-)
kepala
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)
 Pusing berputar  Pucat
 Kepala terasa ringan  Sempoyongan waktu berdiri
 Rasa terapung atau terayun atau berjalan
Gejala Klinis  Kesulitan berkonsentrasi
 Nistagmus
 Gejala yang timbul
 Mual
berhubungan dengan
 Berkeringat dingin perubahan posisi kepala
 Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Neurologik
 Anamnesis
2. Gait test :
 Bentuk vertigo  Romberg’s sign
 Keadaan yang  Uji berjalan (stepping
memprovokasi timbulnya test)
vertigo
Diagnosis  Profil waktu
 Past-pointing test (uji
Tunjuk Barany)
 Gangguan pendengaran 3. Test Fungsi Vestibuler
sebelumnya dengan
 Obat-obatan Dix-Hallpike manoeuver

 Penyakit sistemik 4. Test hiperventilasi


5. Tes Kalori
6. Test Fungsi Pendengaran
 Pengobatan untuk vertigo yang disebut juga pengobatan suppresant
Penatalaksanaan vestibular yang digunakan adalah golongan benzodiazepine (diazepam,
clonazepam) dan antihistamine (Betahistine, dipenhidramin).
 Benzodiazepines dapat mengurangi sensasi berputar namun dapat
mengganggu kompensasi sentral pada kondisi vestibular perifer.
Medikamentosa  Antihistamine mempunyai efek supresif pada pusat muntah sehingga
dapat mengurangi mual dan muntah karena motion sickness.
 Prognosis:
 Penderita BPPV mempunyai
prognosis yang baik. BPPV
dapat hilang dengan
sendirinya setelah beberapa
 Komplikasi:
waktu, walaupun kadang
Komplikasi  Kekakuan pada leher dapat kambuh kembali.
Selain itu juga telah terbukti
dan prognosis  Spasme otot bahwa 90% penderita BPPV
akan sembuh setelah
menjalani manuver. Namun 5
% penderita BPPV dapat
menjadi kronis karena
penyebab idiopatik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai