Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

VERTIGO

Oleh:
dr. Lendy Nusa Bika Ika

Pendamping:
dr. L. Syarif
2 LAPORAN KASUS

1. Nama : Ny. S
2. Umur : 52 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Mataram
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Tanggal pemeriksaan : 9 Oktober 2022
3 LAPORAN KASUS

1. Keluhan Utama
Pusing berputar

2. Riwayat Penyakit Sekarang


pasien datang ke IGD RSUM dengan keluhan pusing berputar yang sudah dirasakan
selama 1 minggu. Keluhan dirasakan tiba-tiba sesaat setelah pasien bangun tidur dan
bangun dari posisi duduk, dan berkurang saat pasien berbaring atau duduk. Keluhan
pusing berputar dirasakan >5 kali dalam sehari dan berlangsung singkat ±1 menit disertai
keluhan mual namun tidak sampai muntah. Riwayat telinga berdenging dan menurunnya
pendengaran disangkal. Riwayat pandangan ganda atau kabur disangkal. Riwayat jatuh
disangkal.
4 LAPORAN KASUS
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (+) 3 tahun, terkontrol
Riwayat pandangan ganda (-)
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat sakit telinga (-)
4. Riwayat Pengobatan
disangkal
5. Riwayat Alergi
Riwayat alergi terhadap makanan dan obat disangkal
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita gejala yang sama dengan pasien
5 LAPORAN KASUS
STATUS INTERNA SINGKAT
1. Keadaan umum
a) Kesadaran
Kuantitatif : GCS 4-5-6
b) Vital sign
Tekanan darah: 110/85 mmHg
Nadi : 86 x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20 x/menit, reguler
Suhu : 37,3 oC
Kepala Leher
Bentuk : normocephal KGB : tidak ada pembesaran
Rambut : hitam beruban, lurus Tiroid : tidak ada pembesaran
Mata : konjungtiva anemis (-/-)
sklera ikterik (-/-) Abdomen
edema palpebra (-/-)
reflek cahaya (+/+) Inspeksi : Rounded
Hidung : sekret (-), bleeding (-), Auskultasi : bising usus (+) normal
pernapasan cuping hidung (-) Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), nyeri ketok
Telinga : sekret (-), bleeding (-) ginjal (-)
Mulut : sianosis (-) Perkusi : timpani

Thorax Ekstremitas
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Superior : akral hangat +/+, edema-/-
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S Inferior : akral hangat +/+, edema -/-
Perkusi : redup
Auskultasi: S1S2 tunggal, regular, e/g/m -/-/-

Pulmo
Inspeksi : simetris +/+, retraksi -/-, ketertinggalan gerak
-/-
Palpasi : nyeri tekan -/-, ekspansi dada +/+
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
9 LAPORAN KASUS
STATUS NEUROLOGIS • Pemeriksaan Khusus
•Keadaan Umum
Pemeriksaan Khusus N. III : PBI, 3mm/3mm, RC
• Kesadaran: N. III/IV/VI : dalam batas normal
• Kuantitatif: GCS 4-5-6 N. VII : diam/gerak simetris
N. XII : diam/gerak simetris
• Sistem Vegetatif
•Miksi: N
•Defekasi: N
10 Motorik dan Sensorik
STATUS EKSTRIMITAS SUPERIOR EKSTRIMITAS INFERIOR
DEXTRA SINISTRA DEXTRA SINISTRA
Kekuatan 5-5-5-5 5-5-5-5 5-5-5-5 5-5-5-5
Otot
Tonus Otot Normal Normal Normal Normal
Atrofi Otot - - - -
Refleks Normal Normal Normal Normal
Fisiologis
Refleks - - - -
Patologis
Sensibilitas Normal Normal Normal Normal
11 Fungsi Koordinasi

• Sharpen Romberg Test: (+) jatuh ke sisi kanan saat menutup


mata
• Dix Hallpike Manuver: (+) muncul nistagmus vertikal pada
oculi dekstra, timbul selama <1 menit
• Stepping test: (+) beranjak lebih dari 1 meter dari tempat
semula, jatuh ke arah kanan
12 LAPORAN KASUS

• Diagnosa Klinis : vertigo perifer


• Diagnosa Topis : canalis semicircularis dekstra
• Diagnosa Etiologi : BPPV
13 LAPORAN KASUS

TERAPI
1.Terapi reposisi kanalith:
• Eppley Manuver
2.Medikamentosa:
• Betahistine mesylate sustain release 2x24mg Peroral (t1/2: 1 jam)
14 LAPORAN KASUS

PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
16

BPPV
Definisi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV) adalah gangguan vestibuler yang
paling sering ditemui, dengan gejala
utamanya adalah: serangan vertigo
sesaat, kadang serangan vertigo berputar
hebat disertai atau tanpa rasa mual
sebagai akibat gerak cepat kepala
dan/atau tubuh terhadap relatif terhadap
gravitasi.
Pencetus:
• Gerakan berbaring atau bangun dari
berbaring
• Membungkuk memasang tali sepatu
• Menengadah atau menundukkan
kepala

Sumber: Perdossi, 2014, WHO, 2018


17
Epidemiologi
• Insidensi vertigo perifer
(BPPV) beragam  10-140
kasus per 100.000 populasi
dunia
• Wanita > laki-laki  2:1
• Dapat ditemukan pada
seluruh kelompok umur
• Hanya 10-20% pasien yang
menemui dokter dan
memperoleh pengobatan
PATOFISIOLOGI
18

•Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika otolith,


terdiri dari kalsium karbonat yang berasal dari makula, lepas dan
bergerak dalam lumen dari salah satu kanal semisirkular.
•Kalsium karbonat dua kali lebih padat dibandingkan endolimfe,
sehingga bergerak sebagai respon terhadap gravitasi dan pergerakan
akseleratif lain.
•Ketika kristal kalsium karbonat bergerak dalam kanal semisirkular
(kanalitiasis), mereka menyebabkan pergerakan endolimfe yang
menstimulasi ampula pada kanal yang terkena, sehingga
menyebabkan vertigo.
ANAMNESIS
19

1. Bentuk vertigo: Berputar


2. Keadaan yang memprovokasi: perubahan posisi kepala
3. Waktu: mendadak
4. Gangguan pendengaran: iya/tidak
5. Riwayat penyakit dan pengobatan.
20
Gejala Klinis
KARAKTERISTIK VERTIGO VESTIBULAR VERTIGO NON-
VESTIBULAR
Sifat vertigo Berputar Rasa goyang,
melayang, dan
mengambang .
Waktu Episodik Konstan, Kontinu
Faktor pencetus Gerakan kepala dan Gerakan objek visual
perubahan
posisi
Gejala penyerta Mual, muntah, tuli, dan Gangguan mata dan
tinnitus gangguan
somatosensorik
21 Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Vestibular
Perifer Sentral
Onset Mendadak/cepat Perlahan/lambat
Durasi Menit-jam Minggu-bulan
Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat Ringan-Sedang
Diperparah perubahan Ya Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Pendengaran Seringkali berkurang atau Biasanya normal
dengan tinnitus
Nistagmus Nistagmus horisontal dan Nistagmus horisontal atau
rotatoar; vertikal;
Penyebab Meniere’s disease Massa Cerebellar / stroke
Labyrinithis Encephalitis/ abscess otak
BPPV Insufisiensi A. Vertebral
Sklerosis Multiple
Pemeriksaan
22

PEMERIKSAAN VERTIGO
VERTIGO PERIFER
NEUROLOGI SENTRAL
a. Mata terbuka Normal Abnormal
Mata tertutup Abnormal Abnormal

b. Ataksia Tidak ada Sering ada

c. Finger to Nose test Normal Abnormal

d. Past pointing test Abnormal kedua Abnormal, sisi lesi


tangan
e. Fukuda Stepping Penyimpangan sisi lesi Penyimpangan tak
test menentu
DIAGNOSIS
23

Manuver Diagnostik
• Manuver Dix-halpike
Pada pasien BPPV setelah
provokasi  ditemukan nistagmus
yang timbul lambat, ± 40 detik,
kemudian nistagmus menghilang
kurang dari 1 menit jika
penyebabnya kanalitiasis, pada
kupololitiasis nistagmus dapat
terjadi lebih dari 1 menit.
24
25
Supine Roll Test
26
Tatalaksana
• Canalith Positional Maneuver merupakan
tatalaksana definitif
• Observasi post manuver diperlukan untuk
memantau perbaikan kondisi/gejala sisa
• Pemberian medikamentosa tidak selalu
diberikan
• Terapi medikamentosa hanya sebagai terapi
simptomatis
• Pilihan terapi medikamentosa  antihistamin
dan/atau antidepresan (benzodiazepin)
Eppley Maneuver

27
Latihan vestibular dengan metode BrandDaroff. Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur
dengan kedua kaki bergantung dan kedua mata ditutup kemudian baringkan dengan cepat ke
salah satu sisi pertahankan hingga 30 detik. Setelah itu duduk kembali, menunggu 30 detik,
dan ulangi untuk sisi yang lainnya. Latihan dilakukan 3 kali (pagi, sore, malam) dengan
pengulangan 5 kali.
Semont Maneuver

28
29

Tatalaksana
Medikamentosa
PROGNOSIS

• Penanganan yang cepat dan tepat prognosis baik.


• BPPV kadang recurrent sehingga mengganggu
kualitas hidup pasien.
Patofisiologi Meniere

• Meningkatnya tekanan osmotik Perubahan Potensial Aksi


ruang ekstrakapiler
• Jalan keluar sakus endolimfatikus
tersumbat (jaringan parut / defek
kongenital) • Jika terjadi penumpukan
endolimfe di • Vertigo, tinnitus,
labirin,penerimaan impuls gangguan
oleh berkas rambut pada pendengaran
krista akan terganggu shg • Rasa penuh di telinga
mengganggu sinyal
keseimbangan dan
pendengaran antara telinga
bagian dalam dan otak.

Hidrops Endolimfe pada


Kokhlea dan Vestibulum
Gejala Klinis

• Dimulai 1 gejala  progresif bertambah gejala yang lain


• Trias Meniere :Vertigo, Tinnitus, Tuli Saraf Sensorineural Fluktuatif
• Serangan pertama dirasakan sangat berat; hari – minggu ; kemudian berangsur
membaik
• Serangan kedua dirasakan lebih ringan; dengan gejala vertigo periodik (mereda
pada serangan selanjutnya)

Levine SC. Penyakit Telinga Dalam. Dalam : BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6. Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta : EGC. 1997. 136-137.
Gejala Klinis

• Setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran (keadaan tidak ada
serangan pendengaran dirasakan baik kembali)
• Tinnitus (kadang menetap diluar serangan) diceritakan pasien debagai suara motor,
mesin, gemuruh, berdenging, berdengung dalam telinga
• Perasaan penuh pada telinga
• Melibatkan semua kerusakan saraf di semua frekuensi suara. Namun paling umum
pada frekuensi yang rendah. Suara yang keras mungkin menjadi tidak nyaman dan
sangat mengganggu pada telinga yang terpengaruh.

Levine SC. Penyakit Telinga Dalam. Dalam : BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6. Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta : EGC. 1997. 136-137.*
Bashiruddin J, Hadjar E, Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Editor : Soepardi EA, Iskandar N.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. **
Diagnosis
• Anamnesis
• Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada telinga
• Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
• Menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, misalnya tumor N.VIII
• Pemeriksaan Fisik
• Untuk menguatkan anamnesis
• Fungsi keseimbangan  Tes Romberg, Stepping test
• Fungsi pendengaran  Uji Rinne (+) Uji Weber (lateralisasi ke arah sehat), Uji Schwabach
(memendek)
Diagnosis

• Pemeriksaan Penunjang
• Audiometri
• MRI

Levine SC. Penyakit Telinga Dalam. Dalam : BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6. Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta : EGC. 1997. 136-137.
Tatalaksana

1.Diet dan gaya hidup


• Diet rendah garam
• Olahraga rutin
2. Farmakologi
• Mengurangi tekanan endolimfe : vasodilator perifer, antihistamin, diuretik
• Antiemetik dapat mengurangi mual dan muntah
• Neurotropik untuk memperbaiki fungsi sel saraf
3. Latihan
• Penting untuk melakukan latihan sistem vestibuler
• Latihan intensif dapat membantu penderita vertigo terkait profesi

Bashiruddin J, Hadjar E, Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Editor : Soepardi EA, Iskandar N.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.
Tatalaksana
Latihan
• Canalit Reposition Treatment

Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri (pada gangguan keseimbangan telinga kiri) Kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur,
tunggu jika terasa berputar sampai hilang, kemudian putar kepala  ke arah kanan (sebaliknya) perlahan sampai muka menghadap ke lantai, tunggu sampai hilang rasa ver -
tigo. Kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai, masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik. Da -
pat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.
Pasien melakukan gerakan-gerakan dari duduk ke samping yang dapat mencetuskan vertigo (dengan kepala menoleh ke arah
berlawanan), tahan selama 30 detik. Lalu kembali ke posisi duduk dan tahan selama 30 detik, lalu dengan cepat berbaring ke sisi
berlawanan dan tahan selama 30 detik, kemudian duduk kembali. Pasien melakukan latihan secara rutin 10-20x, 3x sehari, sampai
vertigo hilang.
4. Pembedahan (apabila serangan vertigo tidak terkontrol)
• Dekompresi Sakus Endolimfatikus
• Labirinektomi
• Neurektomi vestibuler
• Labirinektomi dengan zat kimia
• Endolimfe Shunt

Rutka JA. Evaluation of Vertigo. Blitzer A, Pillsbury HC, Jahn AF, Binder WJ, editors. Office based surgery in otolaryngology. New York : Thieme; 1998. p.71-78.
Prognosis

• Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi


tidak fatal dan banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya.
• Penyakit ini berbeda untuk tiap pasien. Beberapa pasien mengalami
remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun. Pasien lain
mengalami
perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien yang
perkembangan penyakitnya lambat
Thank You

Anda mungkin juga menyukai