Anda di halaman 1dari 35

Vertigo

Disusun oleh:
Badriah

Pembimbing:
dr. Hj. Eliza Qhadri

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


UPTD PUSKESMAS RENGASDENGKLOK
KABUPATEN KARAWANG
2022
Identitas Pasien

• Nama : Ny. R
• Jenis Kelamin : Peremupan
• Umur : 30 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Krajan, Rengasdengklok
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status : Menikah
Anamnesis
• Keluhan utama: Pusing berputar
• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Puskesmas dengan
keluhan kepala terasa pusing berputar sejak 3 hari yang lalu. Pusing
dirasakan selama kurang lebih <1 menit yang lalu. terutama bila
pasien menggerakan kepala ataupun berubah posisi. Pasien lebih
nyaman bila menutup mata dan pusing merasa berkurang jika dibawa
tidur.Pasien merasa dirinya melayang , terasa berputar saat dibawa
jalan seperti mau jatuh, terutama jika bangun tidur. Telinga penuh dan
telinga berdenging disangkal. Penurunan pendengaran (-), gangguan
penglihatan (-), mual (+), muntah (-). Pasien mengatakan tidak ada
demam ataupun batuk pilek.
• Riwayat penyakit dahulu: Vertigo (+) sekitar 1 bulan yg lalu, cedera
kepala (-). Infeksi telinga (-)
• Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada keluhan serupa dalam keluarga
• Riwayat alergi: Tidak ada alergi obat ataupun makanan
• Obat yg dikonsumsi: Obat warung
Pemeriksaan fisik
• Kesadaran : Compos Mentis. GCS : 15 (E4M6V5)

Tanda Vital
• Tekanan darah : 120/80 mmhg
• Nadi : 89 x / menit
• Suhu : 36,20C afebris
• Respitrasi : 20x/menit
• SpO2 : 99%

Status Gizi
• BB : 60 kg
• TB : 162 cm
• BMI : 22,86 kg/m2 (normal)
Pemeriksaan fisik
Kepala :
• Mata: conjuctiva anemis -/- sklera ikterik -/-
• Mulut: mukosa mulut basah
• Leher : KGB tak teraba membesar, trakea letak sentral
Thorax :
• Pulmo : Pergerakan dinding dada simetris saat inspirasi dan
ekspirasi, retraksi (-), sonor seluruh lapang paru, VBS +/+ ka=ki, Rh DBN
-/-, Wh -/-
• Cor : Batas jantung normal, Bunyi jantung S1 dan S2 murni, reguler,
tidak ada murmur
Abdomen : datar , soepel, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak
teraba, perkusi timpani diseluruh lapang abdomen
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, oedem (-)
Pemeriksaan neurologi
a. Penampilan :
- Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
- Columna vertebralis : tidak tampak kelainan
b. Tanda rangsang meningen:
- Kaku kuduk :-
DBN
- Kernig : -
- Laseque : -
- Brudzinski I :-
- Brudzinski II :-
Saraf kranial  DBN
• N. I (olfaktorius) : Tidak dinilai • N. VIII vestibulo koklearis: Pendengaran tidak
• N. II (optikus) : Tidak dinilai dinilai
• N. III/IV/VI : Pupil: bulat, isokor, 3 mm/3 mm • N. IX/X(glosofaringeal, fagus) : Suara : baik
(okulamotor, toklear,abdusen) Refleks cahaya: direk +/+ indirek
+/+ Menelan : baik
Posisi mata: sentral/sentral Arkus farinks: simetris
Gerak bola mata : Baik Uvula : pergerakan normal
• N. V (N. trigeminal) : Sensorik : reflex kornea baik Refleks farinks : tidak dinilai
Maksilaris : Baik
Rasa kecap 1/3: tidak dinilai
Mandibularis: Baik
Motorik : Baik • N. XI (aksesori tulang belakang): Angkat bahu :
• N. VII (Fascialis) Angkat alis : tidak ada kelaianan
simetris sama kuat
Memejamkan mata : tidak ada kelainan Menengok ke kanan dan kiri : simetris sama
Plika nasolabialis : tidak ada kelainan kuat
Gerakan wajah : tidak ada kelainan • N. XII (Hipoglosus): Gerakan lidah : normal
Rasa kecap 2/3 lidah : tidak dinilai Atrofi : tidak ada
Tremor/fasikulasi: tidak ada
Motorik : Tidak ada kelemahan
Anggota gerak Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi

Lengan kanan 5 N - -

Lengan kiri 5 N - -

Tungkai kanan 5 N - -

Tungkai kiri 5 N - -

Gerakan involunter : -
Sensorik
• Anggota badan atas: baik
• Batang tubuh: baik
• Anggota badan bawah : baik
Refleks fisiologis: +/+
Refleks patologis: tidak ditemukan
Pemeriksaan tambahan
• Dix- hallpike: Nistagmus (+) kanan, torsional, latensi (+), fatigue (+)

• KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN


• Tes romberg : Badan menjauh dari garis tengah saat
mata menutup
• Tes Tandem : Jalan menyimpang
Pemeriksaan penunjang  Tidak dilakukan

Saran pemeriksaan

 Lab. Darah Lengkap → mengetahui keadaan pasien secara umum,


mencari komplikasi, faktor penyulit dan untuk melihat ada
leukositosis
 Foto Rontgen kepala dan leher → mencari adanya kelainan pada
daerah servikal
 Audiometri → dikonsulkan ke bagian tht, untuk mencari apakah
penurunan fungsi pendengaran yang bersifat kuantitatif
 CT-Scan kepala→ mencari adanya tanda-tanda kelainan yang
mungkin ada pada otak.
PENATALAKSANAAN
•Khusus sistemik :
• Betahistin mesylat 12mg 3x1tab
• Vit Bcom 2x1 tab
• Ranitidin 2x1 tab

•Penatalaksanaan Umum :
 Olahraga untuk melatih koordinasi tubuh
 Terapi rehabilitative brand daroft
 Kelola stress
 Hidrasi yg cukup
 Istirahat
Diagnosa

Vertigo vestibuler ec BPPV canal posterior


Definisi

• Vertigo :Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu “vertere” yang berarti
berputar, dan “igo” yang mempunyai arti kondisi. ilusi gerakan berupa
perasaan berputar dari tubuh atau lingkungan.
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV): gangguan keseimbangan
yang terjadi pada perubahan posisi kepala akibat adanya disfungsi
vestibular perifer.
Anatomi dan fisiologi
ETIOLOGI
Diagnosis Kerja: Vertigo -
-
Rasa goyang, melayang, mengambang
Kontinu/ konstan
Non Vestibuler: - Mual/ muntah (-)
- Diabetes melitus - Gangguan pendengaran (-)
- Jantung - Gerakan pencetus (-)
- Hipertensi - Situasi pencetus: gerakan obyek visual
Pusing Berputar - Psikogenik keramaian, lalu lintas
- Gangguan - Gejala penyerta: pucat, kesemutan,
penglihatan sinkop, palpitasi

- Pusing berputar
Vestibuler - Episodik
- Mual/ muntah (+)
- Gerakan pencetus: gerakan
kepala
- Gangguan pendengaran (+/-)
- Defisit neurologis (+/-)
Perifer Central
Gangguan perifer Gangguan sentral
Periode laten sebelum awitan 2-20 detik Tidak ada
nystagmus
Durasi nystagmus < 1 menit > 1 menit
Fatigue (+) dengan repetisi (-)
Arah nystagmus 1 arah Berubah arah dengan perubahan
posisi kepala
Intensitas vertigo Berat Lebih ringan
Onset Mendadak Gradual
Dipengaruhi posisi kepala (+) (-)
Mual muntah Lebih sering dan berat Lebih jarang
Defisit neurologis (-) (+)
Gangguan pendengaran (+)/(-) (-)
History Durasi Penyebab Pemeriksaan Tatalaksana
BPPV Dipicu Detik, < 1 Debris pada - Manuver
perubahan menit canalis Betahistine
posisi semicircualris
Meniere Dipicu makanan Beberapa Hydrops Penala dan Antagonis H1 (dimenhidrinat,
asin jam sampai endolymphatic audiometri difenhidramin)
24 jam (sensorineural) Benzodiazepin, antiemetic, diuretic,
steroid

Vestibular Episode tunggal Bebetapa Infeksi telinga Penala dan Antiemetik, antihistamin,
neuritis dan panjang hari sampai tengah ataupun audiometri benzodiazepine, kortikosteroid,
minggu saluran nafas (sensorineural antibiotic, hidrasi cukup dan tirah baring
atas bila terdapat
labirinitis)

Vestibular Onset tiba-tiba, Beberapa Kompresi n. VIII MRI Carbamazepine, phenytoin, gabapentin
paroxysmia dapat dipicu detik Dekompresi
secara spontan
ataupun
perubahan
posisi
Patofisiologi

Otolith terlepas Bergerak dalam kanal Pergerakan


semisirkular endolimfe

Menstimulasi
Vertigo ampula
Manuver diagnosa
Tatalaksana non medikamentosa

30 “ 30 “

1 set 5 kali pengulangan (10


menit) 30 “
Lakukan 3 x sehari (pagi, siang,
malam)
ANALISIS KASUS
RPS : Pusing berputar disertai mual dan tidak
ada tinitus demam ataupun pun trauma
kepala, onsetnya mendadak dan epsiodik
kurang lebih 1 menit yang lalu

Diagnosa ditentukan berdasrkan


Anamnesa
Pemeriksaan fisik yang didapat
+
Pemeriksaan penunjang yang disarankan

PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi dan rehabilitatif
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

• WASSALAMUALAIKUM W’ WARAHMATULLOHI WABAROKTATUH


Tatalaksana medikamentosa
• Pasien dapat diberikan obat analog histamin yaitu betahistine (Betahistine HCL PO 3x8-
24 mg/ hari atau Betahistine mesylate PO 3x12 mg/hari). fungsinya melebarkan
sfingter prekapiler sehingga meningkatkan aliran darah ke telingga dalam hingga
menghilangkan endolymphatic hydrops dan memperbaiki sirkulasi darah serebral

• vitamin Bcomplex diperlukan dalam sintesis asam nukleat, dan mielin, dangan
demikian mempengaruhi pematangan sel dan memelihara keutuhan jaringan saraf.
• Ranitidin untuk membantu mengurangi rasa mual.

• Pemberian benzodiazepine tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko jatuh.


Edukasi dan pencegahan
• Olahraga untuk melatih koordinasi tubuh
• Terapi rehabilitatif Brand daroft untuk mealtih keseimbangan dan
mencegah kekambuhan
• Kelola stress
• Hidrasi yg cukup
• Istirahat
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai