Anda di halaman 1dari 40

VERTIGO

APT. ELFIA NESWITA, S.FARM.


M.FARM.
Latar Belakang
• Keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktik sehari-
hari adalah vertigo yang digambarkan sebagai rasa berputar,
pening, atau tidak stabil. Vertigo merupakan ilusi gerakan,
perasaan atau sensasi tubuh yang berputar terhadap
lingkungan atau sebaliknya, lingkungan sekitar kita rasakan
berputar.

• Terdapat sekitar 80-100 penyakit yang bisa menimbulkan


keluhan vertigo. Dari total pasien yang datang ke praktik
dokter umum dengan keluhan pusing berputar sekitar 32%
kasus mengalami vertigo, dan sampai dengan 56,4% terjadi
pada populasi orang tua.
Latar Belakang
• Di Indonesia, angka kejadian vertigo sangat tinggi, pada
tahun 2010 dari usia 40-50 tahun sekitar 50% yang
merupakan keluhan nomor 3 paling sering dikeluhkan oleh
penderita
Definisi
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti
berputar dan goyang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe
dari “diz-ziness” yang secara definitif merupakan ilusi gerakan,
dan yang paling sering adalah perasaan atau sensasi tubuh yang
berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya, lingkungan sekitar
kita rasakan berputar
Klasifikasi
Vertigo vestibuler perifer Vertigo vestibuler sentral

Kejadian Episodik, Konstan


onset mendadak

Satu arah Bervariasi


Arah nistagmus (spinning)

Aksis nistagmus Horizontal atau rotatorik


Horizontal, vertikal, oblik, atau rotatorik

Tipe nistagmus Fase lambat dan cepat


Fase ireguler atau setimbang (equal)

Bisa terjadi Tidak ada


Hilang pendengaran, tinitus

Kehilangan kesadaran Tidak ada Dapat terjadi

Tidak ada
Gejala neurologis lainnya Sering disertai defisit saraf kranial serta
tanda-tanda serebelar dan piramidal
ETIOLOGI abnormalitas dari organ-
organ vestibuler, visual,
ataupun sistem
propioseptif

Infeksi Neoplasma

Tumor pada daerah


Iskemia atau Infark
serebelopontin

Proses demielinisasi
Anamnesis
Hoyong ?
Perlahan lahan ?
berputar ? Berpengaruh dengan
Hilang timbul ?
Melayang ? perubahan sikap ?
seperti naik perahu ?

Ada gangguan Ada gangguan


Riwayat trauma ?
pendengaran ? pengelihatan ?

Penggunaan obat-obat Memiliki penyakit


tertentu ? sistemik lainnya ?
PEMERIKSAAN FISIK

Uji Romberg Tandem gait Uji unterberger

Past-ponting test
Uji Babinsky-
(Uji Tunjuk Stepping Test
Weila
Barany)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Neuroimaging: CT-scan,
Neurofisiologi
arteriografi, Magnetic
Laboratorium darah Elektroensefalografi
Resonance Imaging
(EEG)
(MRI)

Brainstem Auditory
Elektronistagmografi
Evoked Potential Elektromiografi (EMG)
(ENG)
(BAEP)
Tatalaksana
Penatalaksanaan medika-mentosa vertigo mempunyai tujuan utama
sebagai berikut:
Mengeliminasi keluhan vertigo
Memperbaiki proses-proses kompensasi vestibuler
Mengurangi gejala-gejala neurovegetatif ataupun psikoafektif.

Golongan Ca-Blocker:
Flunarisin: dosis 5-10 mg (1x1)
Sinarisin: dosis 25 mg (3x1)
Golongan Antihistamin
Prometasin: dosis 25-50 mg (3x1)
Dimenhidrinat: dosis 50 mg (3x1)
Golongan Antikolinergik
Skopolamin: dosis 0,6 mg (3x1)
Atropin: dosis 0,4 mg (3x1)
Golongan Menoaminergik
Amfetamin: dosis 5-10 mg (3x1)
Efedrin: 25 mg (3x1)
Tatalaksana
Golongan Phenotiazine
Proklorperasin: dosis 3 mg (3x1)
Klorpromasin: dosis 25 mg (3x1)

Golongan Benzodiazepin
Diazepam: dosis 2-5 mg (3x1)

Golongan Butirofenon
Haloperidol: dosis 0,5-2 mg (3x1)

Golongan Histaminik
Betahistik: dosis 8 mg (3x1)

Golongan Antiepilepsi
Karbamazepin: dosis 200 mg (3x1)
Fenitoin: dosis 100 mg (3x1)
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
 Nama : Tn. EI
 Umur : 49 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Ulhee lheu
 Tanggal masuk : 31 Juli 2018
 Tanggal Pemeriksaan : 1 Agustus 2018
 Pekerjaan : Pedagang
 Status : Menikah
 Agama : Islam
 No CM : 096528
Anamnesis
Keluhan Utama:
Pusing berputar

RPS:
Pasien datang ke IGD Meuraxa dengan keluhan kepala pusing berputar
yang dirasakan sejak satu bulan terakhir diikuti pandangan yang gelap dan
pasien menjadi sempoyongan seperti mau jatuh. Keluhan tersebut juga
terjadi hilang timbul dan bertambah berat jika pasien berubah posisi dari
duduk berdiri atau sebaliknya. Sedangkan keluhan akan membaik jika
pasien merubah posisi tidur.
Lanjutan:
Kepala pusing berputar dirasakan hampir setiap hari dengan
durasi berjam-jam dan frekuensi rata-rata 4 – 5 kali tiap
minggu. Keluhan dominan dirasakan pada sore hari sampai
malam hari terutama saat beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan
menjadi mudah lelah dan pandangan kabur. Gejala seperti mual
dirasakan oleh pasien dan muntah disangkal. Untuk meredakan
keluhan-keluhan tersebut, pasien meminum obat dan istirahat.
RPD:
- Vertigo (+)
- Hipertensi (+)
- DM (-)
- Asma (-)
- Alergi (-)

RPO:
Pasien sering meminum obat pereda hoyong dibeli di apotik
Obat-obat diuretik (-)
Pemakaian Insulin (-)
Pemakaian obat-obat asma/ bronkodilator (-)
• RPK:
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan
yang sama.

 RKS:
Pasien seorang pedagang rumah makan.
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign

Kesadaran Compos Mentis

TD 146/80 mmHg
Frekuensi 88 x/menit, reguler, isi
N cukup, kuat angkat
RR 19 X/menit, abdominalthoracal

T 37,0⁰C
 Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat
(-/-), sklera ikterik (-/-)
 Telinga : tidak ada kelainan
 Hidung : tidak ada kelainan
 Mulut : tidak ada kelainan
 Leher : TVJ R-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Depan Kanan Kiri
I Simetris, retraksi dinding dada (-), bentuk dada normal
P Fremitus N Fremitus N
P Sonor Sonor
A Vesikuler Normal Vesikuler Normal
Ronchi (-) wheezing (-) Ronchi (-) wheezing (-)

Belakang Kanan Kiri


I Simetris, bentuk dada normal
P Fremitus N Fremitus N
P Sonor Sonor
A Vesikuler Normal Vesikuler Normal
Ronchi (-) wheezing (-) Ronchi (-) wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
JANTUNG
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : batas atas jantung : ICS III
batas kanan jantung : linea parasternal dextra
batas kiri jantung : 1 jari medial linea
midclavicula sinistra
 Auskultasi : HR : 88 x/menit, reguler, bising (-)

ABDOMEN
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Soepel Hepar/Lien/Renal tidak teraba
Pemeriksaan Fisik
EKSTREMITAS:
 Superior : edema (-/-), pucat (-/-)
 Inferior : edema (-/-), Pucat (-/-)
 Kelemahan kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah (-) sensorik normal.
 Reflek fisiologis (+) refleks patologis (-)

KEKUATAN OTOT:
5555 5555
5555 5555
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
A. G C S : E4 M6 V5
Pupil : Isokor (3 mm/3 mm)
Reflek Cahaya Langsung : (+/+)
Reflek Cahaya Tidak Langsung : (+/+)
Tanda Rangsang Meningeal
 Kaku kuduk : (-)
 Laseque : (-)
 Kernig : (-)
 Brudzinski I : (-)
 Brudzinski II: (-)
Pemeriksaan Fisik
Nervus Kranialis

Nervus III (otonom) Kanan Kiri


1. Ukuran pupil

2. Bentuk pupil
3 mm 3 mm
3. Refleks cahaya langsung bulat bulat
+ +
+ +
4. Refleks cahaya tidak langsung - -
- -
5. Nistagmus - -
- -
6. Strabismus
7. Eksoftalmus
8. Melihat kembar
Pemeriksaan Fisik
Nervus Kranialis
Kelompok Motorik
Nervus V (fungsi motorik)
Membuka mulut Dalam batas normal
Menggigit dan mengunyah Dalam batas normal
Nervus VII (fungsi motorik) Kanan Kiri

1. Mengerutkan dahi Dalam batas normal Dalam batas normal


2. Menutup mata Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Menggembungkan pipi Dalam batas normal Dalam batas normal
4. Memperlihatkan gigi Dalam batas normal Dalam batas normal
5. Sudut bibir Dalam batas normal Dalam batas normal

Nervus IX & X (fungsi motorik) Kanan Kiri


Bicara Dalam batas normal Dalam Dalam batas normal Dalam
Menelan batas normal batas normal
Nervus XI (fungsi motorik)
1. Mengangkat bahu Dalam batas normal Dalam batas normal
2. Memutar kepala Dalam batas normal Dalam batas normal
Nervus XII (fungsi motorik)
1. Artikulasi lingualis Dalam batas normal
2. Menjulurkan lidah Dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Nervus Kranialis

Kelompok Sensoris
Dalam batas normal
1. Nervus I (fungsi penciuman)
2. Nervus V (fungsi sensasi
Dalam batas normal
wajah)
3. Nervus VII (fungsi
Dalam batas normal
pengecapan)
4. Nervus VIII (fungsi
Tidak dilakukan pemeriksaan
pendengaran dan
keseimbangan)
Pemeriksaan fisik:

 romberg test (+),


 tandem gait (+),
 unterberger (stepping test) (+),
 past pointing (+),
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal

31 Agustus 2018 Rujukan

Hemoglobin 14,4 13,0-18,0 g/dL


Hematokrit 45,2 42-52 %
Eritrosit 6,34 4,4 – 5,9 106/uL
Leukosit 8,9 4,0-10,0 103/uL
Trombosit 438 150-450 103/uL

Eosinofil 3,0 % 2,0-4,0 %


Basofil 0,3 % 0-1%
Neutrofil 48,6 % 40,0 - 70,0 %
Limfosit 25,7% 20,0 - 40,0 %
Monosit 5,2 % 2,0 – 8,0 %

MCV 93,7 fl 80,0 – 96,0 fl


MCH 71,3 pg 28,0 – 33,0 pg
MCHC 31,9 g/dL 33,0 – 36,0 g/dL

Glukosa sewaktu 138 mg/dL <200 mg/dL


Pemeriksaan CT-Scan:

• Kesimpulan :
Infark ischemic
serebri a/r parietal
kanan
30

Diagnosa Kerja
Vertigo Sentral ec. Stroke iskemik + Hipertensi stage II
Penatalaksanaan
 IVFD RL 20 gtt/i
 Ij. Citicolin 250mg/12 jam
 Ij. Omeprazole vial/12 jam
 Betahistin 3x1 tab
 Flunarizin 2x1 tab
 Amlodipin 1x5 mg
Follow Up
Tanggal S O A P
31 Juli 18 pusing berputar Kes: CM Vertigo sentral Th/
(+), pandangan TD:142/70 dd/ perifer -IVFD RL 20 gtt/i
kabur (+), mual mmhg Ij.Omeprazole vial/12
(+) HR: 81x/i jam
RR: 18x/i Ij.Citicolin amp/12
T: 36,6 c jam
Ij. Difenhidramin 2cc
• Motorik ekstra
Kekuatan otot: Amlodipin 1x5 mg
Betahistin 3x1 tab
5555 5555 Flunarizin 2x1 tab
5555 5555 p/lab dr dan ct-scan

• Sensorik
+ +
+ +
Tanggal S O A P
1 Agustus 18 pusing berputar Kes: CM Vertigo sentral Th/
(+), pandangan TD:132/70 IVFD RL 20 gtt/i
kabur (+) mmhg Ij.Omeprazole
berkurang, HR: 81x/i vial/12 jam
mual (-) RR: 19x/i Ij.Citicolin amp/12
T: 36,7 C jam
Amlodipin 1x5 mg
• Motorik Betahistin 3x1 tab
Kekuatan otot: Flunarizin 2x1 tab
5555 5555
55555 5555
• Sensorik
+ + p/
+ +
Tanggal S O A P
2 Agustus pusing Kes: CM Vertigo Th/
18 berputar (+), TD:170/107mmh Sentral + Ht IVFD RL 20 gtt/i
pandangan g 2 Ij.Omeprazole vial/12 jam
kabur (-) HR:77x/i Ij.Citicolin amp/12 jam
berkurang, RR: 19x/i Amlodipin 1x10 mg
mual (-) T: 36,7 c Clopidogrel 1x75 mg
Valsartan 1x80 mg
• Motorik Betahistin 3x1 tab
Kekuatan otot: Flunarizin 2x1 tab

5555 5555
5555 5555
• Sensorik

+ +
+ +
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Kasus Analisa kasus
-Pasien datang dengan keluhan kepala pusing -Timbul karena terdapat gangguan alat
berputar, sempoyongan, dan pandangan buram keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
hilang timbul sejak beberapa bulan terakhir ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi
aferen) yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat
kesadaran). Respon penyesuaian otot menjadi
tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan
gejala lainnya.

-Pada pemeriksaan laboratorium pasien dalam -Pada pasien vertigo, biasanya tidak ditemukan
batas normal kelainan dari hasil pemeriksaan penunjang
kecuali jika disertai dengan keadaan lain.
Penegakkan diagnosis vertigo dapat dilakukan
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis segera
setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kasus Analisa kasus
-Dari hasil pemeriksaan fisik: romberg test (+), -Hasil pemeriksaan tersebut sesuai dengan
tandem gait (+), unterberger (+), past pointing kriteria pemeriksaan neurologis berdasarkan
(+), dan stepping test (+) Joesoef dan Wahyudi yang menunjukkan
bahwa pasien menderita gangguan vestibuler.
Kesimpulan
 Ada banyak variasi vertigo sehingga diperlukan menajemen diagnostik
yang baik agar tatalaksana yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien.

 Menghindari faktor pencetus dapat menjadi salah satu pencegahan


terhadap vertigo.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai