Anda di halaman 1dari 52

dNama : An.

By ( Done sudah dikirim)

Umur : 12 Bulan

Alamat : Krajan

Tanggal : 08 April 2022

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar oleh orang tuanya ke IGD Puskesmas Rengasdengklok dengan keluhan
BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Ibu pasien menuturkan BAB cair sehari sebanyak 4 kali,
bewarna kuning, berbau asam, tidak terdapat lendir dan ataupun darah. Ibuk pasien mengatakan
muntah sebanyak 3 kali . Ibu pasien mengatakn anak masih mau makan hanya sedikit dan
banyak minum.

Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit sedikit
melambat, bising usus meningkat, dan nyeri tekan di seluruh lapang abdomen.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien belum pernah mengalami hal serupa (Alloanamnesis)

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada yang mengalami hal yang serupa

Riwayat Sosial ekonomi & kebiasaan: Pasien sering memasukan mainan kemulutnya, susu ASI
sampai usia 6 bulan, setelah itu sampai usia sekarang diberikan susu formula

Riwayat Pengobatan : Belum pernah diobati

Pemeriksaan Fisik dan tanda vital

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

o Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

o Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.


o Suhu : 36,9oC

• Status Antroprometri

o Umur : 12 bulan

o Berat Badan : 12 kg

o Tinggi Badan : 80 cm

Kesan : Gizi baik.

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok, ubun-ubun besar sudah menutup, ubun-ubun tidak
cekung.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung +/+, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung
(+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), sekret (-/-), konka terlihat membesar (-/-).

o Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-)

o Telinga : normotia, tidak terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak.

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,


tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus meningkat.

 Palpasi : turgor kulit kembali melambat (-), defans muskular (-), terdapat nyeri tekan di
seluruh lapang abdomen, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Genitalia : tidak terdapat kelainan seperti fimosis, anus tidak

terdapat kemerahan.

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-


Kesan: berdasarkan status generalis terdapat tanda-tanda dehidrasi ringan sedang.

Diagnosis Klinis

Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang ec viral infection.

Rencana Pemeriksaan Penunjang

• Hematologi rutin.

• Kultur feses.

Penatalaksanaan

Khusus : Sistemik

• Oralit sach 10 diberikan ¼-½ gelas tiap BAB

• Zinc (bila sudah tidak muntah) 20 mg 1x1

• Lacto B 1x1 sachet

• Ambroxol syr (dosis 1,2-1,6 mg/kgBB/hari 3x1)

1 cth / hari = ½ cth / kali

 Umum

• Pemberian makanan yang bergizi, dan tetap diberikan susu formula

• Terapkan Pola hidup bersih dan sehat

• Edukasi ibu pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

• Edukasi untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah BAK dan BAB

• Memasak air hingga matang untuk menyeduh susu

• Jaga kebersihan tangan dan mulut anak


Nama : Tn. Jy (Done dikirim)

Umur : 50 th

Alamat : Bojong Karya

Tanggal : 7 Maret 2022

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien bapak Jy datang ke Poli Umum Puskesmas Rengasdengklok dengan keluhan nyeri
telinga kanan sejak tiga hari yang lalu dan nyeri dirasa semakin memberat. Telinga terasa penuh.
Telinga kurang mendengar, pasien juga merasa pusing. Nyeri pada telinga kiri disangkal. tidak
ada cairan yang keluar dari telinga kiri ataupun telinga kanan. Saat ini pasien selain
mengeluhkan telinga kanan sangat nyeri juga disertai demam. Demam dirasakan bersamaan
dengan nyeri telinga. Pasien mengatakan satu minggu sebelumnya batuk pilek tapi tidak diobati
hanya minum obat warung.

Riwayat penyakit dahulu : Sering batuk pilek tapi tidak di obati, hanya minum obat warung

Riwayat Ispa berulang (+)

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada yang mengalami hal yang serupa

Riwayat Sosial ekonomi & kebiasaan: Pasien perokok aktif (1 bungkus/hari)

Riwayat Pengobatan : Belum pernah diobati

Pemeriksaan Fisik dan Tanda Vital

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 110/90 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.


• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,9 oC

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), sekret (-/-), konka terlihat membesar (-/-).

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-)

o Telinga : normotia, sekret(-) , serumen (+)

membran timpani intak ADS, reflek cahaya AS (-), perforasi (-), hiperemis AD (+), nyeri tekan
tragus telinga kanan (+)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan


 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), tidak nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Diagnosis Klinis

Otitis Media Akut Aurikula dextra stadium Hiperemis

Penatalaksanaan

 Khusus: Sistemik

a. Amoxicillin 3 x 500 mg
b. Paracetamol 3x 500mg

c. Dexametason 3x1 tab

d. CTM 2x1 tab

 Umum

a. Jangan mengorek-ngorek telinga

b. Hindari telinga dari kemasukan air.

c. Edukasi jika BAPIL harus diobati guna mencegah infeksi saluran pernapasan atas.

d. Menjaga kebersihan telinga

e. Istirahat yang cukup dan makan makanan sehat dan bergizi

Nama : Tn. AR (Done dikirim)

Usia : 21 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Warudoyong Rengasdengklok

Tanggal : 17 mei 2022

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sering bersin-bersin, pilek disertai mata berair
selama dua hari. Pasien mengatakan bersin-bersin lebih sering kambuh di pagi hari dan
memberat jika diruangan ber ac atau kondisi dingin. Pasien mengaku sering bersin dan pilek
sejak 1 tahun yang lalu dan hilang timbul. Bersin-bersin disertai dengan sekret berwarna bening
dan cair, setiap kambuh hidung terasa tersumbat. Tidak ada demam ataupun batuk. Pasien
mengaku juga memiliki alergi dingin, jika dalam udara yang dingin badannya merah-merah dan
bersin-bersin.

Riwayat penyakit dahulu : Sering Ispa berulang (+)

Riwayat penyakit keluarga : Ibuk mengalami hal yang serupa (+)

Riwayat Sosial ekonomi & kebiasaan: Pasien bekerja di PT ruangan berAC

Riwayat Pengobatan : Hanya minum obat warung

Pemeriksaan Fisik dan tanda vital

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 120/70 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,2 oC

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung


(-/-), , konka terlihat membesar (-/-). massa (-/-), mukosa pucat (+/+) Hipertrofi konka (-/-),
permukaan licin (+/+) polip (-/-) sekret (+/+)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-)

o Telinga : normotia, terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak ADS, perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka


 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), tidak nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Diagnosis Kerja :

• Rhinitis Alergika

Saran Pemeriksaan

• Hitung eosinofil sekret hidung

• Tes alergi (skin test)

Penatalaksanaan khusus :

Ctm 2x1 tab

Paracetamol 3x500mg

Vit Bcom 1x1 tab

UMUM

ü Hindari Alergen
ü Makan-makanan sehat dan bergizi

ü Olahraga teratur guna menjaga stamina dan kesehatan

Nama : Tn. R done kirim

Usia : 50 Tahun

Alamat : Cikelor

Riwayat Penyakit Sekarang

Tn. R datang ke Puskesmas Rengasdengklok dengan keluhan ada benjolan berupa bisul dibagian
kaki kanan yang berisi nanah sejak 6 hari yang lalu. Pasien merasa badannya terasa greges atau
meriang. Pasien mengatakan awalanya ada benjolan kecil kemudian kemerahan , kemudian
benjolan kecil yang kemerahan itu lama-kelamaan berisi nanah.Awalnya hanya kemerahan saja,
setelah ada nanahnya badannyapun menjadi meriang atau greges.Benjolan atau bisul itu munul
tiba-tiba. Saat ditanya habis digigit serangga pasien menyangkalnya. Pasien tidak ada riwayat
alergi ataupun riwayat sehabis jatuh.

Pasien sehari-hari bekerja sebagai tukang bengkel motor dan mobil yang sering kotor-
kotoran, tiduran dibawah kolong mobil, badannya penuh dengan oli. Pasien belum pernah
mengalami hal serupa dan tidak dalam pengobatan penyakit tertentu.

Pemeriksaan Klinik dan Vital sign

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6
• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 120/70 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,2 o C

Status Antroprometri

o Umur : 2 tahun

o Berat Badan : 11 kg

o Tinggi Badan : 89 cm

Kesan : Gizi baik.

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), konka terlihat membesar (-/-). massa (-/-), mukosa pucat (+/+) Hipertrofi konka (+/+),
permukaan licin (+/+) polip (-/-) sekret (+/+), gangguan penciuman (+)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-), nyeri dan sulit menelan (+)

o Telinga : normotia, terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak ADS, perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)
o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), tidak nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-


 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Status Dermatologi

Distribusi : Regional, unilateral

Ad region : 1/3 Tungkai bawah dextra

Karakteristik lesi

o Jumlah : single

o Bentuk : bulat, reguler

o Ukuran lesi : 0,3x0,3x1cm sampai 0,5x0,5x1cm

o Batas : berbatas tegas menimbul dari permukaan kulit normal sebagian lesi terlihat
basah dan sebagian lesi terlihat kering kulit berwarna kemerahan, massa berisi nanah dan serosa.

Efloresensi

Lesi berupa makula eritematosa dengan nodula numular, regional 1/3 tungkai bawah dextra,
Bentuk teratur. Pada lesi tampak fistula mengeluarkan sekret putih/kental.

Diagnosis Klinis

Abses Pedis region genu dextra

DD Impetigo Bulosa

Detail Diagnosa

Abses Pedis dextra

Pentalaksanaan

Penatalaksanaan Farmakologi : Sistemik

Eritromisin tab 3x500 (Habiskan)

Salep Gentamisin oles 2 kali sehari pada lesi

Paracetamol tab 3x500 mg

Penatalaksanaan Umum
 Jaga kebersihan, sering-sering mengelap badan jika sehabis terkena oli
 Jika lesi matang jangan lakukan insisi dan aspirasi mandiri
 Jika sudah pecah jangan dipegang-pegang dengan tangan yang kotor
 Jika sudah pecah bias dibersihkan terlebih daulu sebelum menggunakan salep

Nama : An. AS

Usia : 2 Tahun

Alamat : Bojong

Objektif
Pasien An. AS dating ke poli MTBS Puskesmas rengasdengklok di antar kedua orangtuanya.
Menurut ibu pasien batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan dahak. Jumlah
dahak sedikit, dahak kental. Pilek dengan ingus encer dan selalu mengalir keluar. Sesak nafas
(+), Bersin-bersin (+), Demam (-) Mencret-mencret tidak ada, Mual tidak ada, Muntah tidak
ada, nyeri kepala (-), Nafsu makan menurun (+), Makan dan menyusu sedikit malas sejak sakit,
BAK jumlah dan warna biasa, BAB warna dan konsistensi biasa.

Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti
ini sebelumnya. Keadaan sekitar rumah cukup bersih dan tidak terlalu sempit. Pasien tinggal
dilingkungan yang cukup padat penduduk. Lingkungan sekitar cukup bersih dan tertata dengan
rapi. Imunisasi wajib dan tambahan lengkap.

Objective

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 110/90 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,9 oC

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung


(-/-), konka terlihat membesar (+/+). massa (-/-), mukosa pucat (+/+) Hipertrofi konka (+/+),
permukaan licin (+/+) polip (-/-) sekret (+/+), gangguan penciuman (+)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-), nyeri dan sulit menelan (+)

o Telinga : normotia, tidak terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak ADS, reflek cahaya (+/+), perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka


 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), tidak nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium

Diagnosa Klinis : Infeksi Saluran Nafas Akut ( Nasofaringitis Akut )

Diagnosa Banding : Rhinitis Alergika

Tatalaksana

1. Medika Mentosa

Amoxicillin Syr 3x1

CTM- GG- Vit C - B comp mf pulv 3x1

2. Non Medikamentosa

a. Hindari pasien kontak dengan orang-orang yang berpotensi untuk terkena infeksi

b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan memberi makanan yang mengandung


karbohidrat dan protein tinggi

c. Lengkapi imunisasi dasar yang belum lengkap

d. Lingkungan jaga agar tetap bersih


Nama : Ny. R

Usia : 30 th

Alamat : Jati

Subjektif

Ny. R 30 th datang ke poli umum puskesmas Rengadengklok, untuk kontrol asma,


sebelumnya pasien sesak napas yang mengganggu aktivitas sejak 1 hari SMRS disertai batuk
berdahak dan nafas berbunyi, pasien lebih nyaman duduk dibandingkan berbaring, pasien masih
bisa menceritakan keluhannya dengan penggalan kalimat. Sebelumnya pasien telah merasakan
batuk, pilek, serta demam sejak 2 hari SMRS. Nyeri dada, sakit perut, mual, muntah disangkal.
BAB dan BAK dalam batas normal.

Pasien pertama kali mengalami asma sejak usia remaja, biasanya sesak nafas kambuh ketika
batuk pilek atau kelelahan. Terakhir kambuh 2 bulan yang lalu. Dalam keluarga ayah pasien
mengalami asma. Alergi dan riwayat kejang disangkal. Pasien telah diberikan obat beberapa kali
dan keluhan membaik

Objective

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 120/70 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,6 oC

• Status Generalis
o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), konka terlihat membesar (-/-). massa (-/-), mukosa pucat (+/+), Hipertrofi konka (-/-),
permukaan licin (+/+) polip (-/-), sekret (+/+)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (+)

o Telinga : normotia, terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak ADS, perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, terdapat retraksi (+/+)

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (+/+), ronkhi (-/-)

 Jantung
 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), tidak nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Diagnosis Klinis : Asma Bronkiale derajat sedang e.c ISPA

Diagnosis Banding : ISPA, Rhinitis Vasomotor

Rencana Pemeriksaan

1. Laboratorium darah (Leukositosis)

Tatalaksana

1. Medika mentosa

• Salbutamol 3x4 mg

• Dexa metason 2x 0,5 mg


• CTM 3x4 mg

• Paracetamol 3x1

2. Non Medikamentosa

• Hindari pasien kontak dengan orang-orang yang berpotensi untuk terkena infeksi

• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan memberi makanan yang mengandung


karbohidrat dan protein tinggi

• Hindari pencetus asma.

• Lingkungan jaga agar tetap bersih.

• Istirahat cukup dan banyak minum air putih

Nama : An. SF

Usia : 10 th

Alamat : Warudoyong

Subjectif

An. SF, perempuan usia 10 tahun dating ke Poli MTBS PKM Rengasdengklok di antar
ibunya, dengan keluhan sakit perut pada bagian bawah pusar dan nyeri saat kencing sejak 5 hari
SM PKM. Keluhan dirasakan memberat sejak 1 hari SMRS sampai menggangu aktifitas.
Keluhan disertai dengan demam dan nafsu makan menurun. Pasien mengaku jarang minum air
putih karena takut nyeri saat BAK. Bila BAK pasien merasa tidak tuntas dan frekuensi BAK
bertambah. Pasien tidak pernah mendapat pengobatan jangka panjang. Menurut ibunya tidak ada
alergi obat, makanan, debu, cuaca.

Pasien merupakan anak kedua, ia diasuh dan tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakak
kandungnya, kesan lingkungan sosial, ekonomi dan lingkungan cukup baik. Pasien sudah
dilakukan imunisasi lengkap. Kualitas dan kuantitas pola makan cukup.

Objective
• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

o Tekanan Darah : Tidak dilakukan

o Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

o Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

o Suhu : 37,8 oC

• Status Antroprometri

o Umur : 10 tahun

o Berat Badan : 38 kg

o Tinggi Badan : 140 cm

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok, ubun-ubun besar sudah menutup, ubun-ubun tidak
cekung.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-, mata
cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung (-/-), sekret


(-/-), konka terlihat membesar (-/-).

o Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-)

o Telinga : normotia, tidak terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak.


o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin, tidak


hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

• Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada yang
tertinggal, tidak terdapat retraksi.

• Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

• Perkusi : sonor di kedua lapang paru

• Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

• Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

• Palpasi : iktus cordis teraba

• Perkusi : redup

• Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal.

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), terdapat nyeri tekan di perut bawah
abdomen dan suprapubik, hepar dan spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

 Genitalia : tidak terdapat kelainan seperti fimosis, anus tidak terdapat


kemerahan.

Ekstremitas
• Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

• Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Diagnosis Klinis : Infeksi Saluran Kencing Bawah (Uretritis)

Diagnosa banding : Sistitis

Rencana Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium darah (leukosit)

2. Urinalisis

Tatalaksana

1. Medika mentosa

• Ciprofloxaxin 2x500 mg

• Paracetamol syr 3 x 1 ½ cth prn

2. Non Medikamentosa

• Hiegenitas di tingkatkan, seperti ganti celana dalam minimal 2-3x

• Minum air mineral yang banyak

• Kebersihan daerah genital terutama arah membasuh genital dari depan ke belakang

• Hindari pakaian dalam terlalu ketat

• Hindari kebiasaan menahan buang air kecil

Nama : Ny. E

Usia : 61 tahun

Alamat : Bengle

Subjective
Ny. E datang ke IGD Puskesmas Rengasdengklok di antar oleh anaknya dengan keluhan muntah
> 7 kali dan lemas sejak 1 hari SMPKM. Keluhan lain disertai mual, nyeri ulu hati, jari tangan
dan kaki terasa dingin. Lemas pada seluruh tubuh dikatakan muncul perlahan dan dirasakan
memberat sejak 1 hari SMPKM. Lemas dikatakan sampai membuat pasien mau pingsan dan
dirasakan sepanjang hari sehingga menyebabkan pasien tidak mampu beraktivitas sehari-hari.
Lemas tidak menghilang walaupun pasien sudah beristirahat. Keluhan disertai dengan nyeri
kepala namun tidak demam.

Pasien juga mengeluh sering kencing pada malam hari dan memiliki riwayat diabetes melitus
sejak 1 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol. Frekuensi buang air kecil meningkat terutama
pada malam hari. Pada saat tidur malam, pasien mengatakan sering terbangun untuk buang air
kecil sebanyak 3 sampai 4 kali. Kencing dikatakan berwarna kuning dengan volume kurang lebih
½ gelas untuk sekali buang air kecil. Tidak ada darah atau rasa nyeri sebelum saat dan sesudah
buang air kecil.

Pasien juga mengeluh sering merasa haus. Pasien juga mengatakan suka mengkonsumsi
makanan manis dan makan yang meningkat, namun tidak disertai dengan peningkatan berat
badan. Pasien justru merasa berat badannya turun sekitar 2 sampai 3 kilogram dalam 1 bulan
terakhir. Keluhan lain kesemutan dan kebas sebelum masuk rumah sakit tidak ada. Riwayat sakit
jantung, hipertensi, sakit ginjal tidak ada. Pasien seorang ibu rumah tangga dan tidak bekerja,
mengaku aktifitas kurang dan jarang berolahraga.

Objective

• Keadaan : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 130/80 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,6 oC

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun


sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), konka terlihat membesar (-/-). massa (-/-), mukosa pucat (-/-), Hipertrofi konka (-/-),
permukaan licin (+/+) polip (-/-), sekret (-/-)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-)

o Telinga : normotia, terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak (-/-), perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat


 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), nyeri tekan epigastrium (+) , hepar dan
spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral dingin +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral dingin +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Hasil pemeriksaan laboratorium :

GDS : 335 mg/dL (Tinggi)

Diagnosis Klinis : Dispepsia dengan DM Tipe 2

Diagnosis Banding : Ulkus peptikum, DM tipe 1

Rencana Pemeriksaan

1. Laboratorium Kimia Darah (GD2PP, HbA1c)

Tatalaksana

1. Medikamentosa
• Infus RL 10 tpm

• Inj. Ketorolac 1 x 30 mg

• Inj. Cefixime 2 x 100 mg

• Inj. Ranitidine 2 x 1 amp

• Inj. Ondanserton 3x4 mg

• Parasetamol 500 mg 3x1

• Omperazole 1x1

• Metformin 3x500 mg p.c

2. Non Medikamentosa

• Diet DM dan rendah garam

• Hindari makanan yang pedas dan asam yg dapat merangsang peningkatan asam lambung.

• Mengatur pola makan yang baik

• Menghindari makanan yang mengandung lemak dan gula tinggi.

• Hindari stress yang berlebihan


Nama : Tn. A

Usia : 55 tahun

Alamat : Kerajan

Subjektif

Tn. A, 55 tahun mengeluh adanya bercak kemerahan di kedua tungkai bawah, terutama
pergelangan kaki kiri dan kanan yang dirasakan sangat gatal sejak 2 bulan SMRS. Bercak
awalnya muncul berukuran sebesar biji jagung. Gatal dirasakan hilang timbul. Gatal memberat
terutama saat lembab dan memakai kaus kaki. Gatal juga dirasakan pada saat malam hari
sehingga pasien sulit tidur. Pasien mengaku sering menggaruk bercak tersebut, karena tidak
tahan terasa sangat gatal. Sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke poli umum pkm
rengasdengklok. Sejak 1 minggu SMPKM, pasien kembali mengeluh hal serupa, adanya bercak
berwarna kehitaman di kedua tungkai bawah dan pergelangan kaki kiri dan kanan, dirasakan
sangat gatal. Gatal dirasakan hilang timbul, dan kadang terasa gatal pada malam hari, sehingga
pasien sering terbangun dari tidur. Pasien mengaku sering menggaruk menggunakan sisir, karena
tidak tahan. Gatal tersebut sangat menganggu aktivitas pasien.

Pasien merupakan seorang karyawan swasta yang berkegiatan sehari-hari sebagian besar di
tempat kerja. Pasien bekerja 6 hari per minggu, maksimal 10 jam kerja perhari. Pasien bekerja di
tempat tertutup dari sinar matahari. Pasien mengaku sedang banyak tekanan dari pekerjaannya,
sehingga pasien kurang beristirahat.

Objective

• Keadaan : Tampak sakit ringan

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital
• Tekanan Darah : 160/80 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,2 oC

• Status Generalis

o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun

sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), konka terlihat membesar (-/-). massa (-/-), mukosa pucat (-/-), Hipertrofi konka (-/-),
permukaan licin (+/+) polip (-/-), sekret (-/-)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-)

o Telinga : normotia, terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak (-/-), perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada


yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), nyeri tekan epigastrium (-) , hepar dan
spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

o Efloresensi :

Pada status dermatologikus, pada regio tibialis dekstra ditemukan efloresensi multiple plak
hiperpigmentasi berukuran lentikular sebagian numular, batas sirkumskrip, bentuk ireguler,
sebagian disertai erosi, skuama putih kasar dan likenifikasi diatasnya. Pada regio tibialis sinistra
ditemukan eflorensensi multiple plak hiperpigmentasi berukuran miliar sebagian lentikular, batas
sirkumskrip, bentuk ireguler, sebagian disertai erosi, skuama putih kasar dan likenifikasi
diatasnya.
Diagnosis Klinis : Lichen Simpleks Kronikus

Diagnosis Banding : Prurigo

Rencana Pemeriksaan Penunjang

1. Histopatologi

Tatalaksana

1. Medikamentosa

• Dexa metasone 2x0,5 mg

• Ctm 3x4 mg

• Cetirizine 3x1

• Betametasone salep 3x1 u.e

2. Non medikamentosa

1. Siklus gatal-garuk harus diputus, pasien harus menahan untuk tidak menggaruk atau
menggosok.

2. Identifikasi riwayat psikologis yang ada sehingga pasien dapat mengurangi stres yang
dialaminya.

3. Kuku sebaiknya pendek.

4. Hindari stress psikis.


Nama : Nn. L

Usia :18 tahun

Alamat : Bojong

Subjective

Nn. L , 18 tahun dengan keluhan kedua mata merah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengatakan keluhan ini sudah berulang sebanyak kurang lebih 3x. Awal pasien
mengalami keluhan ini adalah sejak 1 tahun yang lalu dan pada umumnya, dan terakhir
mengeluh hal yang sama 1 bulan yang lalu, keluhan ini berlangsung selama kurang lebih satu
minggu dan hilang dengan sendirinya. Pasien juga mengeluh kedua mata dirasakan perih, gatal,
terasa mengganjal, nyeri, dan silau apabila melihat cahaya, ketika keluhan mata merah ini
muncul. Perih dirasakan terutama pada pinggir kedua bola mata dan bertambah parah apabila
pasien sedang berkendara. Pasien memiliki kebiasaan menggunakan motor tanpa helm ketika
berkendara dengan motor yang tidak menutupi mata. Pasien tidak pernah menggunakan kaca
mata sebelumnya.

Objective

• Keadaan : Tampak sakit ringan

• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4M5V6

• Tanda-Tanda Vital

• Tekanan Darah : 160/80 mmHg

• Nadi : 100x/menit, nadi teraba kuat angkat, irama regular.

• Pernapasan : 22x/menit, tampak simetris, irama regular.

• Suhu : 37,2 oC

• Status Generalis
o Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat luka ataupun sianosis.

o Kepala : normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut

merata dan lurus, rambut tidak mudah rontok.

o Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema

palpebra -/-, mata cekung -/-, pupil bulat isokor (Ø 3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pergerakan bola mata normal ke segala arah. Injeksi pada
episklera berwarna merah sedikit ungu ODS (+/+) , yang berbatas tegas dengan tepi injeksi
berjarak 0,5-1 mm dari limbus.

o Hidung : normonasi, epitaksis (-/-), pernafasan cuping hidung

(-/-), konka terlihat membesar (-/-). massa (-/-), mukosa pucat (-/-), Hipertrofi konka (-/-),
permukaan licin (+/+) polip (-/-), sekret (-/-)

o Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-),

stomatitis (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-)

o Telinga : normotia, terdapat sekret ataupun serumen,

membran timpani intak (-/-), perforasi (-), hiperemis (-), nyeri tragus (-)

o Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening dan

kelenjar tiroid.

o Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) permukaan licin,

tidak hiperemis.

o Thoraks

 Paru-paru

 Inspeksi : gerak dada tampak simetris, tidak ada dinding dada

yang tertinggal, tidak terdapat retraksi.

 Palpasi : vokal fremitus teraba sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung
 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

 Palpasi : iktus cordis teraba

 Perkusi : redup

 Auskultasi : BJ I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen

 Inspeksi : datar (+), distensi (-), tidak terdapat luka

 Auskultasi : bising usus normal

 Palpasi : turgor kulit baik, defans muskular (-), nyeri tekan epigastrium (-) , hepar dan
spleen tidak teraba.

 Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

o Ekstremitas

 Atas : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

 Bawah : akral hangat +/+, CRT <2 detik, edema -/-

Diagnosis Kerja : Episkleritis Nodular Okulus Dextra et Sinistra

Diagnosis Banding : Skleritis

Rencana tatalaksana

1. Medikamentosa

• Dexamethasone 0,1% ditetes 6x/hari.

• Gentamicin tetes 3-4 x 2 gtt ODS

2. Non medikamentosa

• Kompres dingin pada kelopak mata untuk meredakan ketidaknyamanan.


• Mata merah akan hilang rata-rata dalam waktu 2 hari – 1 minggu, keluhan dapat berulang
kembali.

IDENTITAS (Corpal)

Nama : An. Ay

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 7 tahun

Alamat : Krajan

Tanggal Pemeriksaan :

Riwayat Penyakit sekarang

Keluhan Utama :

Kemasukan kapas cotton bud pada telinga kanan sejak satu hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

Telinga kanan kemasukan kapas cotton bud sejak satu hari yang lalu.

Sebelumnya pasien sedang mengorek telinga menggunakan cotton bud, tiba-tiba

pasien melapor ke ibunya ada sesuatu yang menyumbat telinganya. Ibu pasien

berusaha mengeluarkan dengan cotton bud, namun tidak berhasil. Pasien merasa

telinga kanan kurang mendengar Keluhan keluar darah dari liang telinga (-), nyeri

pada telinga (-), batuk pilek saat ini (-), Riwayat telinga berair (-)

HIPERTENSI 1 WORD DONE


ISPA (DONE TINGGAL KIRIM)

Nama : NY. Rs

Umur : 30 tahun

Alamat : Balong jambe

Keluhan Utama : Batuk pilek

Riwayat Penyakit Sekarang

➢ Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan batuk pilek kurang lebih sudah 5 hari yang
lalu, batuknya batuk kering, hidung terasa meler, dan disertai meriang. Hidung pasien terasa
mampet kadang keluar cairan bening dari hidung. Penciuman masih bisa mengidu, pengecap rasa
juga masih normal, masih bisa mengecap rasa makanan. Pasien juga mengeluhkan pusing
disertai demam. Pasien selama sakit hanya minum obat warung dan belum kunjung membaik.
Dirumah tidak ada yang sakit serupa, satu hari sabelumnya pasien habis kehujanan karna habis
dari pasar.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien pernah batuk pilek dua bulan yang lalu

Riwayat Alergi disangkal

Punya riwayat Magh

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada yang mengalami hal yang serupa

Riwayat Sosial ekonomi & kebiasaan: Pasien Habis kehujanan satu hari sebelum sakit

Riwayat Pengobatan : Minum ultraflu diwarung


Pemeriksaan Fisik dan tanda Vital

• Pasien sadar, tampak sakit ringan, status gizi baik

• Kesadaran: GCS = E4 M5 V6 = 15; compos mentis

• Tanda vital

• TD : 120/80 mmHg

• Nadi : 92 kali/menit, reguler, kuat, isi cukup

• Pernafasan : 24 kali/menit, reguler, dalam

• Suhu : subfebris (37°8C)

 Status Generalis

 Kepala

 Rambut : Warna hitam, tebal, tidak mudah rontok, distribusi merata

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

 Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-/-)

 Telinga : Normotia, sekret (-/-)

 Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-)

 Kulit Kepala : Tidak terdapat lesi

 Kulit Wajah : Tidak terdapat lesi

 Leher

 KGB : Tidak teraba pembesaran KGB

 Tiroid : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid

 Thoraks
 Inspeksi : Simetris

 Palpasi : Vokal Fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-).

 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru (+/+)

 Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-),

Bunyi jantung SI dan SII reguler murni, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen

 Inspeksi : Perut datar, distensi (-), massa (-)

 Auskultasi: Bising usus (+) dalam batas normal

 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, shiftingdullness (-)

 Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-), splenomegaly (-).

 Kulit abdomen: Tidak terdapat lesi

 Ekstremitas

 Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2”/<2”

 Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2”/<2”

Pemeriksaan laboratorium dan tambahan

Belum dilakukan

Penatalaksanaan Umum :

 Istirahat yang cukup


 Makan-makanan yang sehat dan bergizi
 Jangan buang ingus sembarangan
 Jangan batuk sembarangan, tutup jika batuk

Penatalaksanaan Sistemik :
• Paracetamol 500mg 3x1 tablet

• CTM 2X1 tab

• Ambroxol 3x1 tab

• AMOXICILIN 500mg 3x1 (Habsikan)

Detail diagnose ISPA

Diagnosa Chepalgia etcausa ISPA

DM TIPE 2(DONE TINGGAL KIRIM)

Nama : NY. CT

Umur : 50 tahun

Alamat : Waru doyong

Keluhan Utama : Lemas


Riwayat Penyakit Sekarang

➢ Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan lemas sejak 1 minggu yang lalu, keluhan
disertai pusing dan terasa kesemutan. Pasien menuturkan sering kencing dimalam hari, kencing
bisa sampai 5 kali. Pasien mengatakan sering merasa haus, dan sering merasa lapar. Pasien baru
merasakan keluhan ini akhir-akhir ini. Pasien sering sekali sehabis makan tidur dan sering
minum es sirup. Pasien mengatakan tidak ada demam, batuk maupun pilek. Pasien menuturkan
jarang berolah raga, bahkan hamper tidak pernah. Pekerjaan pasien adalah ibuk rumah tangga,
sehari-harinya mengurusi rumah. Pasien datang kepuskesmas berniat untuk melakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu. Pasien mengatakan jika ibuknya punya riwayat diabetes
milletus atau penyakit gula.

Riwayat penyakit dahulu : Pernah mengalami hal serupa (-)

Riwayat Hipertensi (-)

Punya Diabetes Milletus (-)

Riwayat penyakit keluarga : Ibuk pasien Punya DM (+)

Ibuk pasien punya Hipertesi (+)

Riwayat Sosial ekonomi & kebiasaan: Pasien suka makan-makanan manis dan suka tidur sehabis
makan

Riwayat Pengobatan : Belum diobati hanya minum obat pusing diwarung.

Pemeriksaan Fisik dan tanda Vital

• Pasien sadar, tampak sakit ringan, status gizi baik

• Kesadaran: GCS = E4 M5 V6 = 15; compos mentis

• Tanda vital

• TD : 120/80 mmHg

• Nadi : 92 kali/menit, reguler, kuat, isi cukup


• Pernafasan : 24 kali/menit, reguler, dalam

• Suhu : subfebris (37°8C)

 Status Generalis

 Kepala

 Rambut : Warna hitam, tebal, tidak mudah rontok, distribusi merata

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

 Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-/-)

 Telinga : Normotia, sekret (-/-)

 Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-)

 Kulit Kepala : Tidak terdapat lesi

 Kulit Wajah : Tidak terdapat lesi

 Leher

 KGB : Tidak teraba pembesaran KGB

 Tiroid : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid

 Thoraks

 Inspeksi : Simetris

 Palpasi : Vokal Fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-).

 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru (+/+)

 Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-),

Bunyi jantung SI dan SII reguler murni, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen
 Inspeksi : Perut datar, distensi (-), massa (-)

 Auskultasi: Bising usus (+) dalam batas normal

 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, shiftingdullness (-)

 Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-), splenomegaly (-).

 Kulit abdomen: Tidak terdapat lesi

 Ekstremitas

 Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2”/<2”

 Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2”/<2”

Pemeriksaan laboratorium dan tambahan

Cek GDS = 289

Penatalaksanaan Umum :

• Hindari makan-makanan manis

•Makan-makanan yang sehat dan bergizi

• Kontrol gula secara Berkala

• Minum obat teratur dan jika ada gejala hipoglikemi seperti puisng, gemetar atau lemas
sehabis minum obat segera lapor kepetugas kesehatan.

•Diet tinggi serat

• TNM atau terapi gizi medisPada penyandang diabetes perlu ditekankan

pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan

jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin.

Penatalaksanaan Khusus : Sistemik

• Metformin 500mg 2x1 tab bersamaan dengan makan

• Paracetamol 500mg 3x1 tab


• Vitamin bcom 2x1 tab

Detail diagnose DM tipe 2

Diagnosa Chepalgia etcausa DM tipe 2

Osteoartritis(DONE TINGGAL KIRIM)

Nama : Tn. Bm

Umur : 60 tahun

Alamat : Blok kraton

Keluhan Utama : Nyeri lutut

Riwayat Penyakit Sekarang


➢ Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan utama nyeri pada lutut kiri. Pasien datang
dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 6 bulan yang lalu namun semakin memberat sejak
adanya bengkak dilututnya 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Nyeri dirasakan pasien di
tempat lututnya mengalami pembengkakan. Nyerinya seperti berdenyut dan ditusuk – tusuk.
Nyeri tersebut juga tidak menghilang setelah lutut pasien dikompres, nyeri makin memberat saat
pasien melipat lututnya dan menggerakkan kakinya namun sedikit berkurang dengan istirahat.
Bengkak di lutut pasien muncul sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Bengkak
dirasakannya pada lutut kiri. Bengkak juga tampak di kedua kaki pasien. Pasien mengatakan
baru menyadari munculnya bengkak tersebut. Bengkak tersebut menyebabkan pasien susah
menggerakkan kakinya, dan menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari-hari pasien. Pasien
masih bisa berjalan namun harus secara pelan-pelan. Di daerah lutut yang bengkak tersebut
terasa hangat. Pasien mengatakan bengkaknya tidak mengecil setelah dikompres dengan air
dingin ataupun setelah pasien beristirahat. Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah
pasien bangun tidur dan menetap sekitar setengah jam.

Saat kaku ini muncul, pasien tidak bisa menggerakkan kaki kirinya sama sekali, pasien
hanya bisa diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan oleh orang lain, kaki kiri pasien hanya
bisa bergeser ke kanan ataupun kiri, tidak bisa ditekuk dan kadang pasien juga merasakan
gemertak ketika coba lututnya coba digerakkan. Sebelumnya pasien juga sering merasakan nyeri
pada sendi jempol kaki. Nyeri dikatakan pasien hilang timbul dan dirasakan memberat setelah
mengkonsumsi kacang – kacangan dan melinjo. Nyeri dirasakan seperti tertusuk – tusuk dan
biasanya hilang dengan sendirinya.

Nyeri juga biasanya disertai dengan kemerahan pada sendi, bengkak dan kaku Pasien
mengaku mengkonsumsi obat yang dibeli di apotek untuk meredakan keluhan bengkak dan nyeri
pada lututnya, hanya saja pasien lupa nama obatnya. Pasien mengatakan dulunya sejak muda
pasien terbiasa berolahraga, akan tetapi beberapa tahun belakangan pasien jarang berolahraga.
Pasien biasa melakukan pekerjaannya dengan bersepeda ataupun berjalan kaki.

Riwayat penyakit dahulu : Pernah mengalami hal serupa (+) 6 bulan yang lalu

Riwayat Hipertensi (-)

Punya Diabetes Milletus (-)

Penyakit jantung (-)

Riwayat penyakit keluarga : Ibuk Punya DM (-)

Ayah punya Hipertesi (+)

Ayah dan ibuk pernah mengalami hal yang sama


Riwayat Sosial ekonomi & kebiasaan: Pasien jarang berolah raga dan sering makan kacang
kacangan.

Riwayat Pengobatan : Pernah beli obat di apotik namun pasien lupa nama obatnya dan sedikit
berkurang jika meminum obatnya

Pemeriksaan Fisik dan tanda Vital

• Pasien sadar, tampak sakit ringan, status gizi baik

• Kesadaran: GCS = E4 M5 V6 = 15; compos mentis

• Tanda vital

• TD : 120/80 mmHg

• Nadi : 92 kali/menit, reguler, kuat, isi cukup

• Pernafasan : 24 kali/menit, reguler, dalam

• Suhu : subfebris (37°8C)

 Status Generalis

 Kepala

 Rambut : Warna hitam, tebal, tidak mudah rontok, distribusi merata

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

 Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-/-)

 Telinga : Normotia, sekret (-/-)

 Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-)

 Kulit Kepala : Tidak terdapat lesi

 Kulit Wajah : Tidak terdapat lesi


 Leher

 KGB : Tidak teraba pembesaran KGB

 Tiroid : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid

 Thoraks

 Inspeksi : Simetris

 Palpasi : Vokal Fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-).

 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru (+/+)

 Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-),

Bunyi jantung SI dan SII reguler murni, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen

 Inspeksi : Perut datar, distensi (-), massa (-)

 Auskultasi: Bising usus (+) dalam batas normal

 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, shiftingdullness (-)

 Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-), splenomegaly (-).

 Kulit abdomen: Tidak terdapat lesi

 Ekstremitas

 Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2”/<2”

 Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2”/<2”

Status lokalis
Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan edema pada genu sinistra, pitting (+), kemerahan
(+), tofus lateral ankle dextra (+), massa pada suprapatella sinistra (+) ukuran 3 cm x 2 cm,
benjolan mobile, permukan rata, undulasi (+), nyeri tekan (+) pada inspeksi. Dari palpasi
didapatkan teraba hangat pada genu S (+), nyeri tekan genu sinistra (+), nyeri tekan pada massa
pada suprapatella sinistra (+), ukuran 3x4, permukaan rata, mobile.

Pemeriksaan laboratorium dan tambahan

Belum dilakukan, sran dilakukan cek asam urat dan kolesterol

Pemeriksaan radiologis foto genu untuk mengetahui adanya osteofit atau tidak

Detail diagnose osteoartritis genu sinistra functional

Diagnosa Suspect osteoartritis genu sinistra functional

Penatalaksanaan Umum :

• Peregangan otot

•Makan-makanan yang sehat dan bergizi

• Olah raga rutin untuk melatih kekuatan otot kaki

• Perbanyak minum air putih minimap sehari 2 liter unutk memenuhi kebutahan cairan
tubuh

Penatalaksanaan Khusus : Sistemik

• Allupurinol 100 mg 1x1 tab

• Paracetamol 500mg 3x1 tab

• Vitamin bcom 2x1 tab

Anda mungkin juga menyukai