Oleh:
Aqmarina Ajrina 2015730013
Pembimbing:
dr. Tutwuri Handayani Sp.S, M.KES
Anatomi Tulang Punggung
• Vertebra lumbalis terdiri dari 5 ruas
Tumor ganas seperti kanker paru-paru, lambung, payudara, dan prostat, dapat
bermetastasis ke tulang lumbal sebagai lesi multipel yang berbercak-bercak
sehingga dapat berkembang pada daerah lumbal dan menimbulkan nyeri yang
hebat.
Low Back Pain Proses
Degenerative
Osteoporosis: terjadi deformitas tulang
belakang disertai fraktur yang menyebabkan
nyeri di berbagai tingkat. Di lain pihak,
osteoporosis kadang kadang tidak disertai
fraktur dan deformitas, tetapi tetap ada nyeri.
Hal ini disebabkan oleh hipersensitivitas nyeri
terkait dengan menopaus.
Hernia Nukelus Pulposus: Kehilangan
proteoglikan dan disorganisasi matriks
sehingga menimbulkan stress pada anulus
fibrosus. Perubahan ini mengakibatkan diskus
intervertebralis rentan terhadap cedera dengan
menimbulkan perubahan osteoarthritik. Kondisi
ini dapat menyebabkan herniasi nukelus
pulposus, yaitu prolapsnya diskus
intervertebralis akibat robeknya anulus fibrosus.
Patofisiologi LBP
Gejala dan Klinis LBP
Pasien NPB datang biasanya dengan keluhan utama nyeri. Selain nyeri
keluhan lain yang dapat timbul adalah rasa kaku, pegal, kesulitan
bergerak, atau perubahan bentuk punggung (deformitas). Terdapat 4 tipe
nyeri pada NPB
Nyeri pada LBP
Nyeri lokal, disebabkan oleh proses patologis yang mengenai struktur peka
nyeri di tulang belakang: periosteum, korpus vertebra, kapsul sendi apofisial,
anulus fibrosus, dan ligamentum-ligamentum. Nyeri ini memiliki intensitas
stabil, tetapi kadang-kadang nyeri terasa lebih berat dan tajam. Batasan nyeri
tidak terlalu tegas, dirasakan di sekitar struktur peka nyeri yang terkena.
Penyebabnya adalah cedera minor. Otot-otot sakrospinalis dan punggung
bawah menjadi kaku, sehingga nyeri bertambah berat bila pasien melakukan
pergerakan punggung.
Nyeri pada LBP
Nyeri alih berupa nyeri vertebra yang merujuk ke organ dalam abdomen dan
pelvis, atau sebaliknya. intensitas nyerinya tidak berubah dengan pergerakan
punggung. proses patologis yang terjadi pada bagian bawah vertebra lumbal
dapat memiliki nyeri alih ke bagian bawah bokong dan paha bagian posterior
akibat iritasi nervus spinalis L4-L5. Nervus spinalis ini mengaktivasi
sekumpulan neuron intraspinal yang sama dengan nervus yang menginervasi
paha bagian posterior. Nyeri alih tersebut biasanya difus, tidak lokal, dan
terasa dalam. Intensitas nyeri alih sama dengan nyeri lokal, setiap gerakan
yang memperberat atau meringankan intensitas nyeri lokal juga dapat
memengaruhi nyeri alih.
Nyeri pada LBP
Nyeri radicular, berasal dari dari struktur radiks spinalis yang mengalami
proses tarikan, iritasi, atau kompresi. Karakteristik nyeri radikular memiliki
intensitas yang lebih berat, penjalaran hingga ke tungkai bawah sesuai
perjalanan sarafnya, dengan batas yang lebih tegas, Nyeri terasa tajam dan
kadang-kadang tumpang tindih dengan nyeri bersifat tumpul. Batuk bersin, atau
mengedan dapat memperberat nyeri radicular. Defisit neurologis pada nyeri
radikular seperti parestesia, hipestesia, monoparesis, hiporefleks, dan atrofi
otot.
Nyeri yang bersumber dari struktur yang membentuk tulang belakang seperti
otot, ligamentum, sendi faset, dan diskus dapat beralih ke paha bawah
namun jaran ke area bawah lutut. Adanya iritasi, benturan, atau kompresi
saraf lumbalis akan menyebabkan nyeri yang lebih dirasakan pada tungkai
dibandingkan pada punggung bawah. Nyeri yang berasal dari radiks atau
saraf spinal L1-L3 akan beradiasi ke panggul dan atau paha bawah,
sedangkan nyeri yang berasal dari L4-L1 akan beradiasi kebawah lutut
Diagnosis LBP
• Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi: Gaya berjalan yang khas yaitu sedikit membungkuk dan miring ke
sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut serta kaki
yang berjingkat (sciatica scoliosis). Inspeksi daerah punggung : deformitas
pada tulang belakang, gibbus.
- Palpasi: sepanjang corpus vertebrae : nyeri ketok pada corpus vertebrae,
nyeri tekan pada salah satu procesus spinosus, gibbus/deformitas kecil
dapat teraba pada palpasi, spasme otot para vertebral
• Straight leg raise test: dilakukan dengan
posisi terlentang, kedua tungkai diangkat
dengan kedua lutut dalam posisi
ekstensi. Hasil tes (+) jika terdapat nyeri
menjalar kebawah lutut, sumber nyeri
dari L4-S1
• Reverse straight leg raise test:
dikerjakan dalam posisi pasien
tengkurap, dilakukan ekstensi pnggul
dan fleksi lutut. Hasil (+) bila nyeri
mejalar ke anterior paha bawah, sumber
radiks atau saraf spinal L3.
• Stiffness test: ulurkan ujung jari untuk
menyentuh lantai
• Pemeriksaan otot gluteus maksimus: (L4, L5, S1, S2, saraf gluteus inferior)
pasien tengkurap, tungkai bawah berada dalam keadaan fleksi pada sendi lutut,
kemudian pasien mengangkat lututnya sambil ditahan oleh pemeriksa.
Tatalaksana LBP
Medikamentosa LBP
• Terapi kuratif dengan antibiotik, antifungal, atau obat anti
tuberkulosis untuk kasus-kasus infeksi
• Terapi simtomatik dengan obat-obatan antiinflamasi dan analgetik
• Menghilangkan nyeri dengan blok lokal atau blok saraf