Anda di halaman 1dari 27

Low Back Pain

Oleh:
Aqmarina Ajrina 2015730013
Pembimbing:
dr. Tutwuri Handayani Sp.S, M.KES
Anatomi Tulang Punggung
• Vertebra lumbalis terdiri dari 5 ruas

Thoracolumbal Junction: merupakan


daerah perbatasan antara lumbal
dengan spina torakal dimana th12
arah superior facet geraknya
terbatas, sedangkan arah inferior
facet gerakan utamanya flexion-
extension.
Lumbal Spine Vertebra: lumbalis lebih
besar dan tebal membentuk kurva
lordosis dengan puncak L3.
Lumbosacral Joint: sebesar 2–4 cm,
menerima beban sangat besar dalam
bentuk kompresi maupun gerakan.
Anatomi Tulang Punggung
Diskus Intervertebralis: Diantara dua
corpus vertebra dihubungkan oleh diskus
intervertebralis, merupakan fibrocartilago
compleks yang membentuk articulasio
antara corpus vertebra, dikenal sebagai
symphisis joint.
-Nukleus pulposus tidak mempunyai
pembuluh darah dan saraf. Nukleus
pulposus mempunyai kandungan cairan
yang sangat tinggi maka dia dapat
menahan beban kompresi serta berfungsi
untuk mentransmisikan beberapa gaya ke
annulus
-Annulus fibrosus: tersusun oleh sekitar
90 serabut konsentrik jaringan collagen,
serabutnya saling menyilang secara
vertikal sekitar 30o.
Anatomi Tulang Punggung
Facet Joint: Sendi facet dibentuk oleh
processus articularis superior dari
vertebra bawah dengan processus
articularis inferior dari vertebra atas.
Gerakan yang terjadi pada sendi facet
adalah gliding yang cukup kecil. Sendi
facet dan diskus memberikan sekitar 80%
kemampuan spine untuk menahan gaya
rotasi torsion dan shear, dimana ½-nya
diberikan oleh sendi facet. Sendi facet
juga menopang sekitar 30% beban
kompresi pada spine, terutama pada saat
spine hiperekstensi.
Anatomi Tulang Punggung
Ligamen: ligamen utama dari tulang
lumbal (lumbar spine) sama seperti
yang ada pada servikal bawah dan
tulang torakal, yaitu ligamentum
longitudinale anterior merupakan
ligamen yang tebal dan kuat, dan
berperan sebagai stabilisator pasif
saat ektensi lumbal, ligamentum
longitudinal posterior ligamen ini
sangat sensitif karena banyak
mengandung serabut saraf afferent
nyeri (A delta dan tipe C) dan
memiliki sirkulasi darah yang
banyak..
Anatomi Tulang Punggung
Otot erector spine, merupakan
group otot yang luas dan terletak
dalam pada facia lumbodorsal. Otot
terdiri atas: m.longissimus,
m.iliocostalis, m.spinalis. Group otot
ini merupakan penggerak utama
pada gerakan extensi lumbal dan
sebagai stabilisator vertebra lumbal
saat tubuh dalam keadaan tegak.
Deep lateral muscle, merupakan
group otot intrinstik pada bagian
lateral lumbal yang terdiri dari
m.quadratus lumborum, m. psoas,
Group otot ini berperan pada
gerakan lateral fleksi dan rotasi
lumbal.
Anatomi Tulang Punggung
Otot abdominal, merupakan group
otot extrinsik yang membentuk dan
memperkuat dinding abdominal.
Pada group otot ini ada 4 otot
abdominal yang penting dalam
fungsi spine, yaitu: m.rectus
abdominis, m.obliqus external,
m.obliqus internal dan
m.transversalis abdominis. Group
otot ini merupakan fleksor trunk
yang sangat kuat dan berperan
dalam mendatarkan kurva lumbal. Di
samping itu m.obliqus internal dan
external berperan pada rotasi trunk.
Definisi Low Back Pain
• Low back pain (LBP) adalah gangguan musculoskeletal berupa rasa
nyeri yang terjadi pada daerah punggung bawah yang disebabkan
oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik.

• Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan nyeri, ketegangan otot,


atau kekakuan yang terlokalisir di antara batas iga bagian bawah
dan lipatan gluteus inferior, dengan atau tanpa penjalaran ke paha
dan/atau tungkai. NPB dapat terjadi dengan/tanpa nyeri radikuler
atau nyeri alih yang menandakan adanya kerusakan pada jaringan
organ lain.
Sumber nyeri
– Viserogenik: nyeri bersumber oleh kelainan pada organ dalam
(viseral) seperti gangguan ginjal, usus, mag dan lain-lain.
– Neurogenik: nyeri bersumber dari adanya penekanan pada
saraf punggung bawah.
– Vaskulogenik nyeri bersumber dari adanya gangguan vaskuler
disekitar punggung bawah.
– Spondilogenik: nyeri yang bersumber dari adanya gangguan
pada struktur tulang maupun persendian tulang punggung
bawah.
– Psikogenik: nyeri yang bersumber dari adanya gangguan
psikologis pasien.
Etiologi Low Back Pain
Low Pada Trauma
NPB muskular akut atau sprain terjadi
saat punggung bawah terpapar trauma
eksternal, seperti terbentur orang lain atau
mengangkat benda berat, sehingga terjadi
kerusakan otot dan fasia. Trauma tersebut
juga dapat menimbulkan diskus
intervertebralis lumbalis dan mengkompresi
saraf.
NPB muskular kronik terjadi akibat
penggunaan otot berulang secara terus
menerus.
Traumatic vertebral body fractures terjadi
saat korpus intervertebralis kolaps akibat
jatuh dan sebagainya.
Fragile vertebral body fractures biasanya
menimbulkan NPB terkait osteoporosis
meskipun tidak terpapar trauma yang hebat.
Low Back Pain Infeksi
Spondilitis tuberkulosis  disebabkan
oleh infeksi terdapat riwayat penyakit
tuberkulosis dapat membantu diagnosis
penyakit ini. Pada MRI terlihat gambaran
destruksi tulang, abses, serta keterlibatan
jaringan lunak sekitar tulang dan medula
spinalis.

Ankylosing spondilitis  salah satu penyakit rematik dengan faktor rematoid


yang menyebabkan tulang vertebra menyambung seperti bambu (bamboo
spine), osifikasi ligamentum supraspinosus dan interspinosus (dagger sign),
dan fusi sendi sakroiliaka. Penyatuan tersebut menyebabkan elastisitasnya
berkurang dan postur tubuh membungkuk kedepan.
Low Back Pain Neoplasma

Tumor ganas seperti kanker paru-paru, lambung, payudara, dan prostat, dapat
bermetastasis ke tulang lumbal sebagai lesi multipel yang berbercak-bercak
sehingga dapat berkembang pada daerah lumbal dan menimbulkan nyeri yang
hebat.
Low Back Pain Proses
Degenerative
Osteoporosis: terjadi deformitas tulang
belakang disertai fraktur yang menyebabkan
nyeri di berbagai tingkat. Di lain pihak,
osteoporosis kadang kadang tidak disertai
fraktur dan deformitas, tetapi tetap ada nyeri.
Hal ini disebabkan oleh hipersensitivitas nyeri
terkait dengan menopaus.
Hernia Nukelus Pulposus: Kehilangan
proteoglikan dan disorganisasi matriks
sehingga menimbulkan stress pada anulus
fibrosus. Perubahan ini mengakibatkan diskus
intervertebralis rentan terhadap cedera dengan
menimbulkan perubahan osteoarthritik. Kondisi
ini dapat menyebabkan herniasi nukelus
pulposus, yaitu prolapsnya diskus
intervertebralis akibat robeknya anulus fibrosus.
Patofisiologi LBP
Gejala dan Klinis LBP

Pasien NPB datang biasanya dengan keluhan utama nyeri. Selain nyeri
keluhan lain yang dapat timbul adalah rasa kaku, pegal, kesulitan
bergerak, atau perubahan bentuk punggung (deformitas). Terdapat 4 tipe
nyeri pada NPB
Nyeri pada LBP
Nyeri lokal, disebabkan oleh proses patologis yang mengenai struktur peka
nyeri di tulang belakang: periosteum, korpus vertebra, kapsul sendi apofisial,
anulus fibrosus, dan ligamentum-ligamentum. Nyeri ini memiliki intensitas
stabil, tetapi kadang-kadang nyeri terasa lebih berat dan tajam. Batasan nyeri
tidak terlalu tegas, dirasakan di sekitar struktur peka nyeri yang terkena.
Penyebabnya adalah cedera minor. Otot-otot sakrospinalis dan punggung
bawah menjadi kaku, sehingga nyeri bertambah berat bila pasien melakukan
pergerakan punggung.
Nyeri pada LBP
Nyeri alih berupa nyeri vertebra yang merujuk ke organ dalam abdomen dan
pelvis, atau sebaliknya. intensitas nyerinya tidak berubah dengan pergerakan
punggung. proses patologis yang terjadi pada bagian bawah vertebra lumbal
dapat memiliki nyeri alih ke bagian bawah bokong dan paha bagian posterior
akibat iritasi nervus spinalis L4-L5. Nervus spinalis ini mengaktivasi
sekumpulan neuron intraspinal yang sama dengan nervus yang menginervasi
paha bagian posterior. Nyeri alih tersebut biasanya difus, tidak lokal, dan
terasa dalam. Intensitas nyeri alih sama dengan nyeri lokal, setiap gerakan
yang memperberat atau meringankan intensitas nyeri lokal juga dapat
memengaruhi nyeri alih.
Nyeri pada LBP
Nyeri radicular, berasal dari dari struktur radiks spinalis yang mengalami
proses tarikan, iritasi, atau kompresi. Karakteristik nyeri radikular memiliki
intensitas yang lebih berat, penjalaran hingga ke tungkai bawah sesuai
perjalanan sarafnya, dengan batas yang lebih tegas, Nyeri terasa tajam dan
kadang-kadang tumpang tindih dengan nyeri bersifat tumpul. Batuk bersin, atau
mengedan dapat memperberat nyeri radicular. Defisit neurologis pada nyeri
radikular seperti parestesia, hipestesia, monoparesis, hiporefleks, dan atrofi
otot.

Spasme otot sekunder, karena kontraksi otot yang berkepanjangan dapat


menimbulkan nyeri tumpul dan terasa keram spasme di otot.
Diagnosis LBP
• Anamnesis
Nyeri: lokasi, onset, durasi, kualitas
Pemicu terjadinya nyeri: membungkuk, memutar, mengangkat beban, istirahat.
Apakah nyeri pertama kali atau berulang

Nyeri yang bersumber dari struktur yang membentuk tulang belakang seperti
otot, ligamentum, sendi faset, dan diskus dapat beralih ke paha bawah
namun jaran ke area bawah lutut. Adanya iritasi, benturan, atau kompresi
saraf lumbalis akan menyebabkan nyeri yang lebih dirasakan pada tungkai
dibandingkan pada punggung bawah. Nyeri yang berasal dari radiks atau
saraf spinal L1-L3 akan beradiasi ke panggul dan atau paha bawah,
sedangkan nyeri yang berasal dari L4-L1 akan beradiasi kebawah lutut
Diagnosis LBP
• Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi: Gaya berjalan yang khas yaitu sedikit membungkuk dan miring ke
sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut serta kaki
yang berjingkat (sciatica scoliosis). Inspeksi daerah punggung : deformitas
pada tulang belakang, gibbus.
- Palpasi: sepanjang corpus vertebrae : nyeri ketok pada corpus vertebrae,
nyeri tekan pada salah satu procesus spinosus, gibbus/deformitas kecil
dapat teraba pada palpasi, spasme otot para vertebral
• Straight leg raise test: dilakukan dengan
posisi terlentang, kedua tungkai diangkat
dengan kedua lutut dalam posisi
ekstensi. Hasil tes (+) jika terdapat nyeri
menjalar kebawah lutut, sumber nyeri
dari L4-S1
• Reverse straight leg raise test:
dikerjakan dalam posisi pasien
tengkurap, dilakukan ekstensi pnggul
dan fleksi lutut. Hasil (+) bila nyeri
mejalar ke anterior paha bawah, sumber
radiks atau saraf spinal L3.
• Stiffness test: ulurkan ujung jari untuk
menyentuh lantai

• Pemeriksaan otot gluteus maksimus: (L4, L5, S1, S2, saraf gluteus inferior)
pasien tengkurap, tungkai bawah berada dalam keadaan fleksi pada sendi lutut,
kemudian pasien mengangkat lututnya sambil ditahan oleh pemeriksa.
Tatalaksana LBP
Medikamentosa LBP
• Terapi kuratif dengan antibiotik, antifungal, atau obat anti
tuberkulosis untuk kasus-kasus infeksi
• Terapi simtomatik dengan obat-obatan antiinflamasi dan analgetik
• Menghilangkan nyeri dengan blok lokal atau blok saraf

Anda mungkin juga menyukai